Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Shantiago
"Pengamatan lerhadap hebempa gempa bumi yang telah keljadi di masa yang lalu telah membuka mata pikiran kita bahwa kerusakan yang lerjadi pada unsur-unsur non-slruktur akibat gempa bumi temyata menimbulkan kerugian yang lidak kalah besamya jika dibandingkan dengan kerugian akibat kerusakan pada struktur bangunan. Kelaiaian ini mungkin disebabkan oleh kurangnya penekanan dan pengetahuarl akan pentingnya unsur-unsur non-strukiur tersebut. lnformasi dan data-data kuaniitatif merlgenai kerusakan yang terjadi pada unsur-unsur non-struktur akibat gempa bumi serta kerugian yang ditimbulkannya masih sangat Iangka, sehingga masyarakal umum dan para perencana khususnya sering kali kurang memperhatikan hal ini dan mengabaikan usaha-usaha unluk memperkuat bagian-bagian yang kite sebut ?non-struktuf' ini. Semua ini bertujuan untuk memberikan sualu gambaran mengenai unsur~unsur non-struktur yang sering mengalami kerusakan-kerusakan polensial sewaklu lerjadi gempa bumi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Winarto
"Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia memiliki kota-kota besar yang sedang gencar dalam pembangunan dan investasi. Salah satu bentuk investasinya adalah dengan membangun gedung-gedung tinggi baik untuk perkantoran; hunian maupun fungsi komersial lainnya.
Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam darah yang rawan terkena gempa, karena memang berada pada garis lintasan gempa. Dengan demikian perlu adanya pemikiran bahwa dalam perencanaan pembangunan gedung-gedung tinggi, faktor keamanan pada saat gempa menjadi sangat penting, peristiwa gempa Kobe tahun 1995 harusiah menjadi pelajaran, dimana kerugian yang ditimbulkan sangatlah besar.
Di negara-negara seperti Amerika dan Jepang sebenamya teknologi bangunan tahan gempa sudah dikembangkan. Bahkan peraturan tentang persyaratan bangunan tahan gempa sudah dibuat. Perkembangan yang terjadi di Indonesia mulai menuju ke arah Sana.
Hal utama yang menjadi perhatian terhadap masalah ini adalah bagaimana merencanakan suatu bangunan yang bila terjadi pembebanan gempa hanya mengalami kerusakan struktural seminimal mungkin, yang berarti bahwa bangunan masih dapat berdiri pada saat penghuninya diselamatkan.
Penulis tertarik untuk studi terhadap penyelesaian arsitektur yang dapat dilakukan untuk mencegah kerugian yang besar akibat kerusakan bangunan karena gempa. Masalah konfigurasi bangunan secara keseluruhan tampaknya menjadi point yang bisa dipecahkan oleh seorang arsitek dalam kaitannya dengan perancangan bangunan tinggi tahan gempa.
Dalam studi ini akan dilihat beberapa kasus yang terjadi pada bangunan-bangunan tinggi di Jakarta. Analisis yang diadakan akan berdasarkan teori-teori umum tentang gempa dan struktur bangunan tinggi dan karakteristik gempa di Jakarta. Sehingga dapat diperoleh hasil perbandingan yang dapat menjadi salah satu acuan dalam perancangan bangunan tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sastro Achmad Apriyanto
"Dari berbagai sumber media massa, dikatakan bahwa gempa yang sering terjadi di Indonesia mengakibatkan rumah-rumah roboh, penduduk kehilangan harta benda dan bahkan nyawa. Seringnya, korban yang tewas dikarenakan tertimpa oleh bangunan rumahnya yang roboh saat mereka berada didalamnya. Robohnya rumah- rumah disebabkan kurangnya prasyarat teknis bangunan dalam menghadapi guncangan gempa bumi. Ini menjadi sebuah indikasi bahwa di Indonesia, pengetahuan tentang gempa bumi masih minim. Peraturan-peraturan pemerintah tentang syarat pembangunan gedung yang tahan gempa juga tidak kuat mengikat, apalagi untuk daerah pedesaan. Kondisi ini terus mengancam penduduk yang berada di daerah-daerah rawan gempa dan tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana seharusnya menghadapi gempa yang terjadi, baik preventif maupun progresif.
Lemahnya perekonomian rata-rata penduduk bukan berarti tidak bisa menggunakan struktur tahan gempa pada bangunan rumah tinggalnya. Karena struktur tahan gempa tidak harus mahal dan menggunakan teknologi mutakhir. Struktur ini pun masih dapat dibuat dari material lokal. Dengan penerapan material murah meriah dan banyak terdapat di tanah Indonesia, diharapkan dapat mereduksi bahaya gempa, khususnya untuk daerah-daerah rawan gempa.
Hal utama yang menjadi perhatian terhadap masalah ini adalah bagaimana merancang suatu bangunan yang bila terjadi gempa, tidak mengalami kerusakan struktural yang berarti. Ini berarti bahwa bangunan masih dapat berdiri dan keselamatan penghuninya masih tetap terjaga.
Saya tertarik untuk melakukan suatu studi terhadap penyelesaian desain struktur tahan gempa. Masalah konfigurasi struktur secara keseluruhan tampaknya menjadi poin yang bisa dipecahkan oleh seorang arsitek secara prinsipil.
Dalam studi ini ini akan dilihat beberapa kasus kerusakan bangunan yang terjadi akibat gempa. Analisa yang diadakan akan berdasarkan teori-teori umum tentang gempa dan perilaku struktur bangunan ringan. Sehingga dapat diperoleh hasil perbandingan yang dapat menjadi salah satu acuan dalam desain arsitektur bangunan ringan yang tahan gempa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Khairil Sube
"Sejak dimulainya peradaban diatas muka bumi ini manusia sebagai mahluk yang dikaruniai akal dan pikiran terus-menerus berusaha menemukan cara-cara baru untuk bertahan hidup, berusaha menciptakan cara-cara baru yang dapat mempermudah kehidupan mereka dan berusaha menjawab segala macam tantangan alam, baik itu berupa cuaca, keadaan tanah, maupun bencana alam yang kerap menimpa mereka. Untuk melindungi tubuhnya dari panas dan dingin manusia membuat pakaian, untuk menghindari derasnya hujan dan teriknya matahari manusia membuat naungan. Untuk menyuburkan tanaman manusia membuat pupuk, saat hama menyerang tanaman manusia mulai menciptakan obat-obatan anti hama.
Sebagai mahluk yang selalu belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya manusia juga menemukan cara-cara untuk menghadapi bencana alam yang terjadi. Ketika banjir mengancam manusia membuat bendungan untuk mencegah banjir melanda lingkungan mereka. Ketika angin topan menyerang manusia berlindung didalam bunker-bunker yang telah mereka buat. Didaerah-daerah yang rawan gempa manusia membuat bangunan-bangunan yang dapat mengurangi risiko yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Memang tidak ada cara yang sempurna di dunia ini dalam menghadapi tantangan alam, yang terbaik yang dapat dilakukan adalah mengurangi risiko dari tantangan tersebut semaksimal mungkin dan mencoba mencari cara yang lebih baik lagi, terus dan terus.
Bicara mengenai bencana alam, gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang belakangan ini cukup populer dibicarakan dimedia massa, selain karena kasusnya yang cukup banyak terjadi dan menelan korban dan kerugian yang cukup banyak baik oleh bencana gempa itu sendiri maupun oleh bencana susulan yang terjadi sesudahnya, dan memang jika berbicara tentang gempa maka tidak akan pernah ada habisnya, mulai dari teknologi-teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi kerugian akibat gempa sampai tentang sejarah bencana gempa bumi yang pernah terjadi di dunia dan membawa dampak yang cukup besar pada masa selanjutnya. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Tsabitah
"Bangunan Kura dari Jepang, seperti bangunan vernakular pada umumnya, memiliki rekam jejak performa yang baik dalam ketahanan terhadap gempa. Selain itu, bangunan Kura juga memiliki kelebihan tahan api, yang merupakan salah satu aspek penting dari bangunan tahan gempa. Namun, bangunan vernakular tidak dibangun oleh ahli bangunan dan belum teruji ketahanan gempanya dibanding kemajuan teknologi anti gempa sekarang, sehingga istilah bangunan vernakular tahan gempa masih banyak diragukan. Standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini dapat menentukan apakah bangunan Kura dapat dikategorikan bangunan tahan gempa.
Pada penulisan ini, dilakukan pembahasan mengenai ketahanan gempa bangunan Kura dengan mengkomparasi aspek-aspek bangunan Kura dengan poin-poin penilaian yang disusun dari beberapa standar bangunan tahan gempa. Standar yang digunakan adalah standar bangunan tahan gempa untuk bangunan dengan sistem struktur yang relevan dengan bangunan Kura yaitu struktur frame kayu dengan konstruksi dinding lumpur, serta standar bangunan tahan gempa untuk bangunan non-engineered, karena bangunan vernakular termasuk dalam kelompok bangunan ini yaitu bangunan yang tidak dibangun oleh ahli bangunan.
Penulisan ini menggunakan metode kuantitatif dan penulisan deskriptif. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa bangunan Kura memenuhi sebagian besar poin-poin standar bangunan tahan gempa, sehingga bangunan Kura dapat dikategorikan sebagai bangunan tahan gempa menurut standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini.

Kura building from Japan, like other vernacular buildings in general, has good records of performance on its resistance against an earthquake. In addition, the Kura also has fire retardant advantage which is an important aspect of earthquake-resistant building. However, vernacular buildings were not built by engineer and had not been tested on their earthquake-resistance compared with current earthquake-resistant technology advances, so the term ?earthquake-resistant vernacular buildings? is still largely doubted. Current earthquake-resistant building codes can determine whether the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building.
This thesis discussed about Kura's earthquake-resistance by comparing the building aspects with assessment points compiled from several earthquake-resistant building codes. The standards used were earthquake-resistant building codes for buildings with structural system that are relevant to the Kura, which is wooden frame structure with earthen walls construction, and also earthquake-resistant building codes for non-engineered buildings, since vernacular buildings are included in non-engineered buildings which is buildings that were not built by engineer.
This thesis used quantitative method and descriptive writing. Result of the analysis showed that the Kura met most of the standards, that way the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building according to earthquake-resistant building codes applied in the present.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cillius Adrianto
"ABSTRAK
Isolasi seismik adalah merupakan salah satu cara dari banyak cara yang
digunakan untuk mengurangi pengaruh gaya gempa pada bangunan. Prinsip utama dan
bekerjanya isolasi seismik adalah menggeser periode bangunan daerah yang gaya
gempanya dominan ke daerah yang gaya gempanya kecil sehingga mengurangi
kerusakan yang dapat terjadi pada bangunan tersebut.
Sistem isolasi seismik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sistem
elastomeric bearings, sliding dan hybrid. Sistem elastomeric bearings terdiri dan
komponen-komponen yang bahannya sebagian besar terbuat dari karet clan sisanya
logam. Sistem mi mengisolasi struktur dari lendutan horizontal yang diakibatkan oleh
pergerakan tanah dengan cara membuat kekakuan yang rendah antara elemen-elemen
struktur atas dan pondasi. Sistem sliding bekerja berdasarkan asumsi bahwa tingkat
friksi yang rendah akan membatasi transfer gaya lintang melalui isolator, semakin
rendah koefisien friksi, semakin kecil gaya lintang yang ditransfer. Sistem mi dapat
dibentuk dari bermacam-macam bahan antara lain stainless steel dan teflon.
Sistem isolasi seismik mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain:
kelebihan:
1. memperkecil besarnya simpangan antar lantai (interstorey drift)
2. mengurangi percepatan maximum yang terjadi pada struktur
3. mencegah perambatan gaya gempa yang terjadi kepada struktur atas bangunan
sehingga dapat mengurangi persyaratan kekuatan elastis yang dibutuhkan oleh
elemen-elemen struktur bangunan
kekurangan:
1. lendutan yang tei:jadi besar
2. kemampuan struktur untuk menahan momen guling terutama akibat angin kecil
Dalam tesis mi dibahäs MrJ canaan baniiiah tahan gempa secara non-linier.
Non-linier dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bahan dan geometri. Non-linier
geometri dapat dibagi dua yaitu lendutan besar-regangan kecil dan lendutan besarregangan besar. Metode penyelesaian dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
analitik, pertubasi dan numerik.
Untuk melakukan perencanaan perlu ditentukan modelisasi yang akan
digunakan. Dalam tesis mi dibahas modelisasi bangunan dan isolator secara tiga
dimensi dan non-linier dengan mengasumsikan hanya 3 DOF yang terdapat pada
modelisasi mi.
Studi banding terhadap perencanaan bangünan dengan isolasi seismik dilakukan
berdasarkan referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku serta cara-cara perencanaan
bangunan tahan gempa secara konvensional. Analisa respon bangunan dilakukan
dengan menggunakan program 3D-Basis Tabs sehingga perbandingan respon bangunan
konvensional dan isolasi seismik dapat dilakukan.
Hasil dari output program memperlihatkan bahwa lendutan, gaya geser,
percepatan, gaya dalam pada balok, dan gaya dalam pada kolom dapat dikurangi secara
berarti. Pengurangan yang paling besar teijadi pada lendutan yaitu kurang lebih 42%
sampai dengan 45%.
Pemakaian sistem isolasi seismik pada perencanaan bangunan tahan gempa
sesuai dengan trend yang sedang dikembangkan yaitu perencanaan bangunan tahan
gempa yang berdasarkan kinerja bangunan (performance base design).
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinrizky Arintia
"Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana gema bumi yang tinggi. Banyak kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, seperti kerugian materi dan korban jiwa. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Pada penelitian ini dikaji tentang respon struktur dengan menggunakan base isolation. Untuk mengetahui respon struktur suatu bangunan digunakan persamaan diferensial dari persamaan gerak. Program yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Julia. Perbandingan hasil dari bangunan yang diberi base isolation menunjukan bahwa frekuensi dan kecepatan yang dialami struktur berkurang dibandingkan yang tidak dipasang base isolation. Perubahan tersebut dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang terjadi.

Indonesia is a country with a high level of earthquake disaster. Many losses occur due to earthquakes, such as material losses and fatalities. There are several methods to reduce the impact of damage caused by earthquakes. In this study, the structure response is based on base isolation. To find out the structural response of a building, a differential equation of motion equation is used. The program used is by using Julias programming language. Comparison of results from buildings given base isolation shows that the frequency and speed experienced by the structure is reduced compared to those without base isolation. These changes can reduce the impact caused by the earthquake that occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Amir
"Pelaksanaan pembangunan gedung-gedung bertingkat banyak merupakan salah satu altematif di dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ruang untuk hunian maupun untuk layanan kegiatan bisnis. Hal ini berkaitan erat dengan keterbatasan lahan yang ada dan sejalan dengan kemajuan teknologi di bidang bahan konstruksi dan rekayasa struktur bangunan.
Di dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat banyak ini, perlu perlu diperhatikan besamya simpangan pada bangunan tinggi akibat gaya-gaya lateral yang belcerja. Simpangan yang terjadi dapat menyebahkan efek P-Delta yang dapat menimbulkan lcetidakstabilan pada struktur bangunan yang telah direncanakan.
Efek P-Delta adalah pembesaran pengaruh gaya al-zsial (P) yang belcerja clalam kolom-kolom akibat membesarnya eksentrisitas gaya-gaya aksial tersebut karena adanya simpangan sejauh delta pada struktun Pembesaran pengaruh ini berupa pertambahan momen pada ujung kolom.
Peraturan gempa yang berlaku di Indonesia yaitu Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (PPKGURG) 1987 memberikan batasan simpangan antar tingkat dan perbandingan antara simpangan antar tingkat dengan ketinggian tingkat yang maksimum dengan maksud untuk membatasi pertambahan momen tersebut.
Di dalam penulisan Skripsi ini akan dianalisa persentase pertambahan mornen dan pertambahan simpangan antar tingkat akibat efek P-Delta karena pengaruh pembebanan gaya lateral gempa yang terjadi pada enam buah model stmlctur portal bertingkat banyak dengan batasan simpangan maksimum yang diber1kan_ Perhitungan yang digunakan adalah analisa dua dimensi dengan metode iterasi dengan menggunakan alat bantu komputer dan perangkat lunak program SAP90 versi 5.4.
Dari hasil perhitungan ini kita dapat melihat apakah pembatasan simpangan lateral ini berpengaruh pada pendimensian kolom dan dapat disimpulkan apakah efek P-delta harus diperhitungkan di dalam perencanaan struktur gedung beningkat banyak mengacu pada hasil yang didapat dari empat buah model tersebut sebagai masukan untuk penyempurnaan peraturan gempa yang berlaku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nugraha Hafiiz
"Sistem struktur Special Moment Resisting Frame (SMRF) beton bertulang umum diterapkan karena komponennya lebih sederhana dan memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang cukup besar melalui mekanisme pembentukan sendi plastis. Namun, karena beban lateral (beban angin dan beban gempa) ditahan dengan mengandalkan kekuatan dan kekakuan portal utama, dibutuhkan dimensi struktur yang besar sehingga kurang ekonomis. Untuk meningkatkan kekakuan lateral struktur dan memperkecil dimensi portal utama struktur, SMRF kemudian dilengkapi pengaku berupa bresing konsentris. Namun, bresing pada Concentric Braced Frame (CBF) hanya mampu mencapai kondisi plastis pada pembebanan tank dan akan mengalami kegagalan tekuk pada pembebanan tekan. Kegagalan ini menyebabkan buruknya disipasi energi gempa dan menjadi pemicu keruntuhan struktur karena menurunnya kekakuan struktur secara tiba-tiba. Buckling-Restrained Braces (BRB) yang terdiri atas baja inti yang diselimuti casing baja berisi beton mampu mencapai kondisi plastis baik akibat tarik maupun tekan. Hal ini memungkinkan struktur memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang besar. Terpisahnya bresing -tempat terbentuknya sendi plastis- dari struktur utama memberikan fleksibilitas dalam perbaikan akibat gempa sedang/besar. Selain itu, BRB juga dapat ditambahkan pada gedung existing untuk meningkatkan kinerjanya (retrofit) terhadap beban gempa.
Studi ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas penggunaan BRB pada struktur gedung beton bertulang dengan cara membandingkan kinerja SMRF dan BRBF yang didesain sesuai ketentuan perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung di Jakarta. Struktur yang dianalisis adalah struktur portal geser dua dimensi ekivalen dengan variasi 5,10, dan 20 tingkat. Berdasarkan hasil studi, penggunaan elemen BRB dapat dinilai efektif dalam mereduksi massa struktur, mereduksi periods alami fundamental, serta mereduksi simpangan puncak dan drift antartingkat. BRB juga efektif dalam meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa besar yang melampaui kekuatan gempa rencana. Namun demikian, elemen BRB kurang efektif dalam menyediakan kapasitas disipasi energi gempa yang besar akibat beban gempa rencana. Elemen ini belum dapat berperilaku plastis seperti yang diharapkan sehingga pada kondisi ini disipasi energi gempa justru lebih dominan dihasilkan oleh redaman modal. Elemen BRB baru dapat dinilai efektif dalam mendisipasi energi gempa pada kondisi gempa besar.

Reinforced concrete Special Moment Resisting Frame (SMRF) is commonly used because the components are simpler and it can provide big capacity of seismic energy dissipation trough plastic hinge formation. However, because the lateral loads are supported by relying on primary frame's strength and stiffness, large dimension of structure is required and it makes the structure less economical. In order to increase lateral stiffness and to reduce dimension of the primary frame, SMRF then equipped with concentric braces. But, the conventional concentric brace is only capable to achieve plastic 'condition in tension loading and it will be buckled in compression loading. This failure causes poor seismic energy dissipation and trigger structure collapse caused by sudden stiffness degradation. Buckling-Restrained Brace (BRB) which consists of steel core covered by concrete-filled steel tube is able to achieve plastic condition either in tension or in compression loading. This enables structure to have bigger capacity of seismic energy dissipation. BRB -where plastic hinge is formed- is separated from the primary structural frame, there for it gives more flexibility in repairs due to severe earthquake. Beside that, this element also can be applied in existing structure in order to gain better seismic performances.
This study evaluated the effectiveness of BRB in reinforced concrete building structure by comparing seismic performances of SMRF and BRBF which were seismically designed in Jakarta. The structures analyzed were two dimensional shear frames with 5,10, and 20 stories. Based on the results, BRB application is effective in reducing structure mass, reducing fundamental natural period, and reducing roof displacement and interstory drift. BRB is also effective in increasing structure's endurance concerning earthquake exceed seismic design. Nevertheless, BRB element is less effective in providing a great portion of seismic energy dissipation caused by designed earthquake. This element has not been able yet to have plastic behavior as expected, so in this condition modal damping precisely provides dominant seismic energy dissipation. BRB element is just able to provide greater portion of seismic energy dissipation in severe earthquake.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ihsan
"Sejak terjadinya gempa besar yang terjadi pada 26 Desember 2004 di Provinsi Nangro Aceh Darusalam (NAD) menyadarkan banyak pihak bahwa daerah Indonesia bagian selatan yang termasuk kedalam jalur gempa merupakan daerah rawan gempa. Pulau Sumatra merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia karena terdapatnya pertemuan dua lempengan benua. Di Pulau Sumatra masih banyak Rumah Tradisional baik yang difungsikan sebagai tempat tinggal maupun sebagai Rumah Adat yang mempunyai nilai budaya dan historis dan seringkali berfungsi sebagi balai pertemuan masyarakat. Sebagian besar Rumah Tradisional di daerah Sumatra berupa rumah panggung dengan tiang-tiang yang besar dengan matrial dari kayu, hal ini disebabkan masih banyak dan mudahnya untuk mendapatkan material kayu.
Para leluhur juga telah banyak belajar dengan kejadian alam yang pernah mereka alami sehingga mereka dapat membuat struktur tahan gempa dan jika terjadi gempa besar Rumah Tradisional masih dapat berdiri kokoh. Pada makalah ini struktur Rumah Tradisional Sumatra dimodelisasi dengan mengguakan program komputer dan dianalisa dinamik dari strukturnya. Hasil analisa mengungkapkan rahasia struktur tahan gempa Rumah Tradisional Sumatra dari teknologi tradisional nenek moyang.

Since the huge earthquake happened at December 26th 2004 in Aceh made people reliazed that South Indonesia are in earthquake belt and unsave place to living in. In Sumatra island, there are some traditional house that function as residential places and also for custom houses that has cultural and historical value. Sumatra's traditional house is a level house with big wood columns. This structure makes the house resistance to earthquake.
The ancients had learned from the nature fenomenon, so that they could made the resistance earthquake structure. In this paper, the structure of Sumatra's traditional house modelized with computer program dynamic analysis. The analysis will result the secret of ancient traditional house technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50567
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>