Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
A. Sadili Somaatmadja
"Kualitas lingkungan hidup saat ini cenderung semakin menurun dan mengkhawatirkan. Penyebab utamanya adalah pemanfaatan sumberdaya alam yang sangat berlebihan dan terlalu berorientasi kepada kepentingan manusia itu sendiri (antroposentris). Sikap hidup seperti itu cenderung eksploitatif dan tidak memikirkan nasib generasi yang akan datang, sehingga sumberdaya alam yang sangat terbatas itu akan semakin habis dan akhirnya alam akan menjadi ancaman bagi manusia.
Mengingat sumberdaya alam yang semakin berkurang, maka pembangunan sekarang harus lebih berorientasi ke alam (ekosentris), sebagaimana masyarakat tradisional melakukannya sampai sekarang. Masyarakat tradisional harus mempertahankan keadaan ekosistemnya dengan susah payah karena dampak arus globalisasi yang melanda dunia, dan kondisi ekonomi, sosial, dan politik nasional yang tidak menguntungkan.
Kampung Naga di Tasikmalaya Jawa Barat adalah salah satu lingkungan permukiman tradisional yang mengalami benturan antara nilai-nilai baru yang modem dengan nilainilai lama warisan para leluhur mereka yang tradisional. Untuk mengatasi permasaiahan tersebut, perlu dilakukan kebijakan pembangunan lingkungan yang arif, komprehensif; dan kondusif agar lingkungan permukiman tradisional tersebut dapat dilestarikan.
Permukiman yang dihuni oleh 325 penduduk atau 104 KK ini, dan menempati luas lahan yang relatif kecil, yaitu sekitar 11,5 hektar, terbagi atas 1,5 hektar untuk lahan perumahan, sedangkan sisanya digunakan untuk lahan persawahan, kolam ikan, kebun atau hutan (diluar hutan lindung milik pemerintah yang berada dibawah pengawasan masyarakat tradisional Kampung Naga, dan dijadikan sebagai hutan larangan). Disamping itu, mereka juga memiliki sawah dan kebun lain yang ada di luar lingkungan Kampung Naga yang secara ekonomis menunjang kehidupan sehari-hari masyarakatnya,
Perkembangan penduduk, kehidupan sosial-ekonomi, pariwisata, dan teknologi yang terjadi di sekitar lingkungan Kampung Naga menimbulkan gesekan antara nilai-nilai baru yang modern dengan nilai-nilai lama yang tradisional, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun bertindak masyarakatnya. Perkembangan ini mungkin akan menimbulkan perubahan dalam bentuk penyesuaian (adaptasi) terhadap perubahan tersebut. Kami meperkirakan (hipotesis) bahwa nilai-nilai baru tersebut tidak akan menimbulkan perubahan yang berarti (signifikan) di dalam kehidupan Mau kebudayaan masyarakat tradisional Kampung Naga, karena masih kuatnya memegang adat.
Tesis ini mencoba meneliti apa yang terjadi di dalam masyarakat, khususnya terhadap lingkungan permukiman Kampung Naga yang merupakan wujud kebudayaan fisik. Tujuannya adalah: (1) untuk mengetahui perubahan yang terjadi serta faktor-faktor penting apa saja yang mempengaruhi perubahan tersebut, dan (2) untuk mendapatkan sebuah model atau konsep perencanaan pelestarian lingkungan permukiman Kampung Naga yang adaptif terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi. Metoda penelitian yang kami gunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Data diperoleh berdasarkan survai lapangan dan pengamatan melalui wawancara secara mendalam (in-depth interview), pengukuran, dan perekaman. Data dianalisis dengan melihat kecenderungannya serta penifsiran terhadap aspek budaya dan lingkungan dalam persoalan pelestarian.
Dari hasil wawancara, pengamatan, perekaman, serta pengukuran langsung di lapangan, dapat di-identifikasi beberapa gambaran/permasalahan lingkungan permukiman sebagai berikut:
1. Berkurangnya hutan dan kebun yang menghasilkan bahan-bahan dasar untuk pembuatan rumah.
2. Meningkatnya daya dukung lingkungan pertanian akibat penggunaan pupuk buatan.
3. Meningkatnya kegiatan pembuatan barang-barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
4. Meningkatnya wisatawan mancanegara (Wisman) dari wisatawan nusantara (Wisnu) yang dapat memicu perkembangan sosial-ekonomi dan budaya penduduknya.
5. Penggunaan alat komunikasi (hiburan) radio dan televisi yang dapat membuka kesempatan lebih besar masuknya pengaruh luar.
6. Perkembangan penduduk yang terus meningkat dikaitkan dengan daya tampung lingkungan perumahannya.
Atas pertimbangan tersebut diatas, maka model atau konsep perencanaan pelestarian lingkungan permukiman tradisional Kampung Naga harus mencakup pelestarian lingkungan alam, sosial, dan, binaan, yang meliputi aspek-aspek: (1) pelestarian lahan untuk perkebunan dan hutan, (2) sistem pertanian, (3) adat-istiadat, (4) pendidikan, (5) Hasil kerajinan, (6) perumahan, (7) kolam ikan.

Study on Traditional Community Adaptation to the Environment (Factors that Affect the Environmental Conservation Planning Pattern of a Traditional Settlement at Kampung Naga in Tasikmalaya, West Java)Nowadays, the quality of the livelihood in living environment tend to be decrease and very anxious. It's caused by human activities using natural resources that are more strengthen on the human being orientation (anthropocentric). This attitude to life brings them to have an exploitative thinking, and didn't think the generation afterwards; so the limitation of natural resources will end and finally it will threaten human being.
The orientation of the environmental development should be change from anthropocentric to eco-centric views like the Kampung Naga traditional community do. But, they are having difficulties to preserve the living environment because of the globalization and unprofitable conditions of economy, social, and politic in Indonesia today.
Kampung Naga is one of the traditional living environments that had been influenced by external factors like technology, social, and economy. To solve these problems, it should be doing by making development policy which is having wisely, comprehensiveness, and conduciveness.
Kampung Naga which is inhabited about 325 people or 104 families approximately occupied 11,5 hectares, divided to 1,5 hectares for housing area, and the rest are utilizing for another functions such as rise-fields, fish ponds, plantations or forestry (excluding the government forest which is under Kampung Naga community supervision, and it has to become prohibited forest or "hutan larangan"). Besides these properties, they also have the rise-field and plantation area outside the Kampung Naga environment which economically supporting their livelihood.
The development of inhabitant, social economy, recreation activities, and technology can touch each other between present or modern values and traditional values in all of the Kampung Naga community cultural activities. The adaptation of them maybe happened for this condition. The hypothesis of this research is that the present values significantly couldn't change in this livelihood or their cultural traditional communities.
This research tries to identify the Kampung Naga traditional living environmental problems. The objectives of this research are: (1) to know all the changes and what significant factors are affecting those changes, (2) to get the model or the concept of the Kampung Naga conservation planning pattern that is adapted to the changes. This research using the "description method" of qualitative approach. The data are obtained by field survey and supervision through in-depth interview, measuring, and photo taking. The data are analyzed by using the "trend analyses" and by interpreting the cultural aspect and environmental conservation.
From the result of these surveying activities, it can be identified some environmental community problems, such as:
1. The decreasing of forest and plantation that produced the basic materials for building the traditional house.
2. The increasing of agricultural carrying capacity because of using artificial tenure.
3. The increasing of making bamboo handicraft which economically has high value.
4. The increasing of tourism that stimulate the development of social, economy, and cultural aspects.
5. Utilization of radio and television set has broaden the walk view of the community.
6. The population increases which affect to the living facilities.
Base on all the problems above, therefore the model or concept of Kampung Naga conservation planning pattern covered the natural, social, and built environment aspects, such as: (1) conservation for the plantation and forest, (2) agricultural system, (3) custom and tradition, (4) education, (5) home industry, (6) housing, (7) fish-pond.
Number of References: 60 (1961 -- 2001)
"
2003
T11502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Gunawijaya
"Manusia dan lingkungan alam saling terkait dan saling mempengaruhi. Budaya memainkan peran penting dalam adaptasi manusia terhadap lingkungan, dan komunitas adat seperti Kampung Naga bertindak sebagai penjaga budaya dan warisan leluhur. Dalam mengatur aktivitas mereka, masyarakat Kampung Naga mengikuti aturan leluhur dan adat istiadat yang masih kental hingga saat ini. Pola permukiman mereka didasarkan pada nilai-nilai budaya Sunda yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam pengelolaan lingkungan, mereka mempraktikkan pola permukiman terpusat dengan pengaruh budaya dan spiritual yang kuat. Wilayah profan dan wilayah lindung dikelola sesuai dengan ketentuan adat dan falsafah hidup Sunda. Selain itu, mereka memiliki siklus yang berkelanjutan dalam mengolah limbah-limbah dari aktivitas manusia, sejalan dengan falsafah Sunda dan menciptakan lingkungan yang lestari tanpa terpengaruh oleh modernisasi. Dengan demikian, masyarakat Kampung Naga berperan sebagai pusat kontrol dalam menjaga keseimbangan lingkungan mereka. Penelitian ini mengungkapkan bahwa budaya memainkan peran penting dalam mengatur aktivitas masyarakat Kampung Naga dan mempertahankan keseimbangan dengan lingkungan alam

Humans and the natural environment are interconnected and mutually influential. Culture plays a crucial role in human adaptation to the environment, and indigenous communities like Kampung Naga act as custodians of culture and ancestral heritage. In organizing their activities, the people of Kampung Naga adhere to ancestral rules and customs that still hold strong today. Their settlement patterns are based on the inherited cultural values of the Sundanese. In environmental management, they practice a centralized settlement pattern with a strong influence of culture and spirituality. The exploitation and protected areas are managed in accordance with customary regulations and the Sundanese way of life. Additionally, they have a sustainable waste processing cycle for human activities, in alignment with the Sundanese philosophy, creating an environment that remains sustainable and unaf ected by modernization. Thus, the community of Kampung Naga serves as a control center in maintaining the balance of their environment. This research reveals that culture plays a significant role in organizing the activities of the Kampung Naga community and preserving the balance with the natural environment"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dinamikan mayarakat Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya terkontrol oleh adat istiadat. Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika masyarakat tradisional Kampung Naga yang bertujuanuntuk: 1) Mengidentifikasi adat istiadat masyarakat Kampung Naga, 2) mengidentifikasi dinamika masyarakat, 3) merekomendasikan strategi pemberdayaan masyarakat . Desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Peneliti menggunakan alat instrumen uatam (human instrument) dengan alat bantu pedoman wawancara, observasi dan field note dengan subjek 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Adat istiadat terdiri dari tradisi wasiat, amanat, pentangan dan akibat; 2) Dinamika masyarakat terdiri atas perubahan teknologi, mata pencaharian, pendapatan dan kepemilikan fasilitas hidup; 3) strategi pemberdayaan direkomendasikan melalui inovasi yang bersifat adaptif terhadap adat istiadat."
MIMBAR 28:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zaimah
"ABSTRAK
Masyarakat adat adalah kelompok yang paling rentan terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang tidak terkendali yang terjadi selama ini di Indonesia, pada hal Indonesia memiliki kearifan lingkungan yang tersebar pada hampir seluruh suku-suku bangsa yang ada di daerah. Kearifan lingkungan atau sering juga disebut kearifan tradisional/lokal telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang bangsa Indonesia, seperti yang dimiliki masyarakat Kampung Kuta, Kebupaten Ciamis, ]awa Barat. Mat istiadat dan kearifan lingkungannya masyarakat Kuta dalam menjaga SDA dan lingkungan menjadi daya tarik bagi pendatang (wisatawan budaya dan pendidikan) sehingga dapat menjadi ancaman dan peluang yang dihadapi masyarakat Kuta untuk melestarikan nilai-nilai kearifan ingkungan mereka. Tekanan dad pihak !liar tersebut cenderung akan mengakibatkan terjadi degradasi SDA dan nilai kearifan lingkungan yang selama ini telah dilestarikan masyarakat Kuta, apalagi setelah terbukanya akses transportasi dan informasi. Tujuan penelitian adalah untuk: menganalisis nilainifai kearifan yang dimiliki masyarakat Kuta dalam mengelola SDA; menganalisis ancaman dan peluang yang dihadapi; menganalisis upaya dan peran pemerintah daerah; dan mengevaluasi keberhasilan masyarakat Kuta dalam mengelola SDA.
Kearifan lingkungan Kampung Kuta terlihat dart kepatuhan dan ketaatan rnasyarakatnya dalam menjalankan tradisi leluhur, yaitu: menjaga/melestarikan hutan adat dan mata air, budidaya tanaman di kebun dan pekarangan rumah, pelarangan menggali tanah untuk pembuatan sumur dan penguburan jenaxah, aturan pembuatan rumah panggung (tidak boleh rumah batu), dan meneruskan tradisi gotong royong. Kearifan lingkungan masyarakat Kuta yang didasarkan kepatuhan pada tradisi leluhur, kepercayaan pada kekuatan gaib, dan ketakutan pada sangsi, yang telah ditetapkan menjadi aturan-aturan adat, menyebabkan kelestarian (SDA) dapat dipertahankan sampai saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa nenek moyang Kampung Kuta mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap gejala alam dan kondisi lingkungannya. Kearifan ingkungan tersebut menunjukkan bahwa sistem pengelolaan SDA yang mereka akukan, secara ekonomi, sosial budaya, dan ekologi telah berlangsung secara seimbang, tanpa merugikan kepentingan generasi mendatang. Masyarakat Kuta telah melakukan pengamanan kekayaan dan keindahan bumi, melindungi keanekaragaman hayati, mencegah kerusakan SDA, dengan tetap melaksanakan kearifan lingkungan yang mereka miliki."
2007
T20490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Made Adhi Gunadi
"Community-based tourism (CBT) as an approach in the development of tourism can be viewed as an alternative to the development of tourism which have so far has been widely acknowledged. As a relatively new approach to tourism development, it's interesting the to study and analyze its application in a research aimed to identifying values of local wisdom of Kampung naga, and then review it using the qualitive approaches, with data collection through observation, interviews and literature review. The especially the value of togetherness, simplicity, independent, and specific pattern on spacial and agriculture, are able to encourage implementation of CBT principles in Kampung Naga."
Universitas Pancasila, 2016
790 JTDA 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Muliati Harun
"Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) berjumlah 17.500 pulau dengan 555 suku bangsa dan spesifikasi pengetahuan tradisional penunjang kehidupannya, sehingga tercermin dalam keanekaragaman budayanya. Indonesia diapit oleh lempeng bumi Asia Australia dan Pasifik yang masih bergerak dinamis sehingga dikelilingi oleh cincin api. Indonesia juga diapit 2 samudera Lautan Hindia dan Lautan Pasifik serta 2 benua Asia dan Australia dan negeri ini terletak di khatulistiwa dengan dua musin hujan dan kemarau dan bermandi sinar matahari sepanjang tahun. Indonesia memiliki Iahan yang subur dari perut bumi dan Iautan tropis yang Iuas menghasilkan keanekaragaman ekosistem beserta sumberdaya alam yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Pengetahuan dan kebudayaannya merupakan hasil interaksi yang dlperoleh dalam kurun waktu yang sangat Iama diwariskan turun temurun sangat jarang terdokumentasi dalam bentuk tertufns. Kearifan lingkungan merupakan bagian dari kebudayaan yang merupakan perpaduan sumber daya alam dan kulturnya. Kulmr merupakan kesatuan sistem antara: norma - kelembagaan - artefak.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah kearifan lingkungan yang dimiliki masyarakat tradisional daerah Bali. Sikap dan perilaku masyarakat yang menerapkan kearifan lingkungan dalam bentuk rasa hormat pada alam dan penciptaNya telah mendorong terwujudnya keselarasan hubungan manusia dengan lingkungannya yang tercermin dalam Elsafatnya Tri Hita Karavia.
Penelitian bertujuan untuk mengkaji keberlanjutan subak yang tetap bertahan sampai saat ini dan mengetahui kelenturan nilai-nilai kearifan lingkungan yang berkelanjutan. Kelenturan dalam pengertian adaptasi terhadap perubahan-perubahan kelembagaan subak karena pengaruh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi. Memperoleh konsep baru dalam menyusun sirategi pembangunan pertanian berkelanjutan masyarakat tradisional.
Metode penelitian adalah kualitatif yaitu melalui pengamatan lapangan, penelaahan dokumen, wawancara dan diskusi kelompok. Metode bertujuan unmk memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok atas nilai-nilai kearifan lingkungan berupa subak dan pengaruh modernisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memahami nilai-nilai kearifan lingkungan sistem subak dan tetap mempertahankannya sesuai dengan dinamika masyarakat. Masyarakat Bali telah memiliki nilai-nilai kearifan lingkungan yang menyatu dalam berbagai aspek kehidupan sehingga pemanfaatannya brsifat berkelanjutan. Pemerintah diharapkan mendukung keberlanjutan nilai-nilai tersebut melalui berbagai kebijakan melalui instansi terkait.

Indonesia is an archipelago of 17,500 islands and 555 ethnic groups with traditional knowledge to support their life reflecting diverse local cultures. Knowledge is transfer from generation to another, and is rarely recorded in the form of written documents. Traditional knowledge are immanent in maintaining livelihoods and adapting their flexibility to using eflicient simple technologies. The environmental wisdom of Bali's irrigation system of subak survive a millennium as it as based on the philosophy of life of Toi Hita Karana. For the past two decades the roles of subak has been degrading because of increasing shihs of land use and other causes.
Understanding the environmental wisdom held by traditional communities is expected to enable us to formulate strategies for integrating natural, social and building environmenus One particular issues sturned in the research was the traditional community's environmental wisdom- attitude and behavior of peoples in applying the wisdom of protecting the environment by paying respect to the nature and Creator to promote a harmonized relation between human and the environment.
The research aimed at studying the still existing subak and identifying its flexibility of sustainable environmental wisdom values. What it means by flexibility is the people s ability to adapt to subak institutional changes resulting from the rapid progress of science and technology, particularly those relating to information. It also aimed finding out a new concept of fomrulating traditional community s sustainable environmental wisdom Strategies.
The research was conducted using qualitative method; i.e. through field observation, documents studies, interviews and group discussions in other to understand the attitude, insight, perception and behavior of individuals or groups.
The research results indicated that the community understand the values of the environmental wisdom of subak, and maintain them to meet beyond going dynamics of urbanization. The community expected the govemment to play a role in sustaining the values by making a number of policies on related institutions.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
D861
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>