Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Andayani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Novitri
"Mitos merupakan salah satu bentuk tradisi lisan dan merupakan manifestasi dari kebudayaan. Mitos tercipta ketika masyarakat masih memegang kepercayaan terhadap kejayaan atau kesaktian seseorang di masa lampau. Kepercayaan tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam suatu ritual yang secara tidak langsung semakin mempertegas keberadaan mitos. Ketika mitos masuk ke dalam suatu karya arsitektur, maka terciptalah jiwa di dalam karya arsitektur yang akan mempengaruhi pandangan dan perlakuan manusia terhadapnya.
Salah satu karya arsitektur yang erat kaitannya dengan mitos, khususnya di Tanah Jawa, adalah makam. Dengan melihat kekuatan mitos pada suatu makam maka diharapkan dapat mengetahui bagaimana suatu jiwa di dalam karya arsitektur tercipta. Dalam melihat pengaruh mitos pada arsitektur makam tersebut, saya mengacu kepada makam-makam wali yang sering disebut dengan makam keramat yang terletak di Kabupaten kudus, serta memilih studi kasus berupa makam keramat yang mengacu pada penamaannya maupun bentuk fisiknya. Ternyata dari studi kasus tersebut diketahui bahwa keberadaan mitos pada awalnya dipengaruhi oleh siapa tokoh yang dimakamkan di sana dan kesaktian yang dimilikinya. Semakin besar kesaktian yang dimilikinya, maka semakin besar pengaruh mitos tersebut pada arsitektur makam.

Myth is one form of oral tradition, which is a manifestation of culture. Myth was created when people still continue their belief in the glory and the supernatural power of someone in the past. Then their belief is generated into a ritual which people do as a statement of existence of the myth. When myth present on a work of architecture, so the work will have a soul that can affect people's views and treatment of this work.
One of architecture's works that is closely related to myth, especially at Java, is tomb. By seeing a power of myth in a tomb, so we can to know how a soul in the architecture is created. In looking at the influence of myth on the architecture tombs, I focus to the tombs of Wali which are often called as sacred tomb, where are placed at Kudus , and choosing sacred tomb as cased studies that refer to their naming and physical form. From these case studies known that firstly the presence of myth was influenced by who is buried there and what supernatural power when they were alive. The greater supernatural power that he has, so it increasing significantly of myth's influenced on the architecture of tomb.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52294
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Yulia Vonny
"Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia sehingga tak jarang diselenggarakan sebuah perayaan untuk mengenang peristiwa tersebut. Indonesia kaya akan beragam suku dengan ritual adatnya masing-masing, termasuk dalam upacara pernikahan tradisional. Bagaimana ritual adat berlangsung tentu tak terlepas dari ruang yang mengakomodasi proses pelaksanaannya. Di sinilah ritual adat berperan dalam menciptakan setting dan desain khusus pada interior ruang pernikahan. Setting dan kualitas ruang yang terbentuk pun akhirnya mempengaruhi kualitas ritualnya. Batak Toba sebagai salah satu suku di Indonesia memiliki ritual adat pernikahan yang unik dan berbeda. Bagaimana perbedaan dan keunikan ritual adat pernikahan suku Batak Toba mempengaruhi ruang pernikahannya akan dibahas pada skripsi ini.

Marriage is one of important things in human life, so made some ceremony to commemorate marriage is not uncommon nowadays. Indonesia has many tribes with their special ritual, including in traditional wedding ceremony. How do the ritual take place would not be separated from the place which accomodate the process. This is where the traditional ritual play a role in creating the special setting and design of the interior of place. Setting and quality of place that is formed also affect the quality of ritual. Batak Toba as one tribe in Indonesia has unique and different wedding ritual. How do the uniqueness and differences of the wedding ritual affect the place will be discussed in this thesis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haikal Milleza
"Kenyamanan termal merupakan aspek yang krusial bagi manusia dan menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi sebuah arsitektur. Yang mana sebagai arsitektur yang memanfaatkan ventilasi alami, semestinya arsitektur vernakular dapat menjadi rujukan bagi arsitektur modern dalam menghadirkan kenyamanan termal di dalam ruang. Sehingga tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana kondisi kenyamanan termal pada sebuah arsitektur vernakular dan bagaimana performanya jika dibandingkan dengan bangunan berkonstruksi modern. Metode yang dipilih pada pengkajian ini adalah simulasi menggunakan program Rhinoceros dan Grasshopper dengan plugin Ladybug Honeybee untuk dapat menghitung Adaptive Thermal Comfort pada arsitektur vernakular yang dipilih. Simulasi ini dilakukan dengan mengukur 5 kondisi pada Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang masing masing kondisi memiliki parameter berupa pemilihan material, konstruksi yang diterapkan, serta rasio bukaan yang diaplikasikan. Secara umum, data yang dihasilkan menunjukkan bahwa baik Rumah Batak Toba dan Rumah Batak Karo yang menggunakan material, konstruksi, dan rasio bukaan aslinya memiliki tingkat kenyamanan termal terbaik. Hal ini terlihat setelah dibandingkan dengan kondisi lainnya yang menerapkan material, konstruksi, serta rasio bukaan pada arsitektur modern. 

Thermal comfort is a crucial aspect for humans and is a very important consideration for architecture. As an architecture that utilizes natural ventilation, vernacular architecture should be a reference for modern architecture in providing thermal comfort in an interior space. Thus, the purpose of this writing is to examine how the thermal comfort conditions in vernacular architecture and how its performance when compared to modern construction buildings. The method chosen in this study is a simulation using the Rhinoceros and Grasshopper programs with the Ladybug plugin and honeybee to be able to calculate the adaptive thermal comfort in the selected vernacular architecture. This simulation is carried out by measuring 5 conditions in the Toba Batak house and Karo Batak House, in which each condition has a parameter in the form of material selection, construction applied, and the ratio of the opening. In general, the resulting data shows that both Toba Batak Houses and Karo Batak Houses that use materials, construction, and original opening ratios have the best thermal comfort levels. This can be seen after being compared with other conditions that apply materials, construction, and opening ratios of modern architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan "Mengapa
suku bangsa Batak Tuba lebih berhasil di bidang pendidikan
daripada suku bangaa Melayu?". Upaya untuk mengungkapkannya
adalah dengan mempelajari gambaran motivasi berprestasi,
dan keterkaitan antara pola pengasuhan dan motivasi
berprestasi pada kedua suku bangsa tersebut.
Motivasi berprestasi adalah kecenderungan dari diri
individu untuk mencapai prestasi secara optimal yang tampak
dari usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan dalam
segala aktifitas kehidupan dengan menggunakan suatu ukuran
keunggulan yaitu perbandingan dengan prestasi orang lain
atau standart tertentu. (McClelland, dalam Zimbardo,1985).
Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh pola asuh yaitu
seperangkat sikap dan perilaku yang tertata, yang
diterapkan oleh orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya
(Baumrind, dalam Achir,1990). Sementara itu pola pengasuhan
anak dipengaruhi oleh latar belakang etnografis yaitu
lingkungan hidup yang berupa habitat, pola menetap,
lingkungan sosial, sejarah, sistem mata pencaharian, sistem
kekerabatan, sistem kemasyaratan, sistem kepercayaan,
upacara keagamaan dan sebagainya. Karena itu, cara
pengasuhan anakpun berbeda-beda di berbagai masyarakat dan
kebudayaan. (Danandjaja,19B8).
Untuk menjawab permasalahan di atas, dilakukan
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara
mendalam dan observasi tidak terlibat sebagai metode utama
dalam pengumpulan data. Subyek penelitian adalah orangtua
dan anak suku bangsa Batak Toba dan MeIayu, yang bertempat
tinggal di desa asalnya, yaitu suku bangsa Melayu di desa
Bogak, dan suku bangsa Batak Toba, di desa Parparean II.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bangsa
Batak Toba di desa Parparean II memiliki lingkungan
geografis berstruktur tanah gersang, sehingga tingkat
kesuburannya tergantung pada curah hujan, membuat
masyarakatnya tidak termanjakan oleh alam. Bermata
pencaharian sebagai petani, menariknya, penggarap sawah
mayoritas adalah perempuan.
Suku bangsa Batak Toba meletakkan nilai pendidikan
sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka. Hal ini
dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba,
bahwa jalan menuju tercapainya kegayaan (hamoraon) dan
kehormatan ( hasangapon) adalah melalui pendidikan.
Dalam hal pola pengasuhan, cenderung bergaya
authoritative. Sekalipun demikian, gaya authoritarian tetap
masih ada berkaitan dengan keinginan agar anak bersikap
taat pada aturan agama dan orangtua. Pola pengasuhan ini
diikuti juga oleh sikap orangtua yang mendorong pencapaian
pendidikan anak berupa dukungan, kontrol dan kekuasaan.
Hal yang juga menarik, ternyata nilai kerja yang tinggi
dimiliki oleh Orangtua Batak Toba Berhasil dan Anak Batak
Toba Berhasil yang secara nyata diaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari guna merealisasikan pencapaian
keberhasilan pendidikan.
Sedangkan suku bangsa Melayu di desa Bogak, yaitu
sebuah desa pantai, mayoritas tinggal di rumah-rumah
panggung yang non permanen, berdinding kayu dan beratap
daun nipah atau seng. Mata pencaharian penduduk yang utama
adalah nelayan. Hal yang menonjol adalah banyaknya sarana
hiburan di desa ini.
Berbeda dengan daerah di tempat suku Batak Toba tinggal,
di daerah ini, pada pagi dan siang hari saat jam pelajaran
sekolah berlangsung, tampak banyak anak usia sekolah yang
tidak bersekolah dan. memilih bekerja sebagai "anak. itik"
yang berpenghasilan minimal sebesar Rp 20.000, dan
adakalanya mendapatkan Rp 100.000,- per harinya. Tergambar
bahwa anak mempunyai "nilai .ekonomis", dalam arti untuk
membantu penghasilan keluarga. Dengan demikian, dapat
dimaklumi bila pada akhirnya nilai pendidikan bukan menjadi
hal yang utama dalam. pandangan suku ini. Nilai kerjalah
yang dominan bagi suku bangsa Melayu."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afryna Veronica
"ABSTRAK
Penelitian tesis ini menganalisis tentang strategi preservasi dan diseminasi Upacara Marunjuk pada perkawinan Suku Batak Toba di Kota Depok Jawa Barat. Penelitian ini berfokus pada preservasi dan diseminasi kearifan lokal yaitu Upacara Marunjuk yang dimiliki oleh Masyarakat Batak Toba khususnya yang ada di Kota Depok Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif, dimana pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil dari penelitian ini adalah strategi preservasi dan diseminasi kearifan lokal menggunakan SECI Model melalui empat proses yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Ke empat proses tersebut sudah berjalan dengan baik. Dalam preservasi dan diseminasi Upacara Marunjuk ditemui beberapa kendala yakni banyaknya Masyarakat Batak Toba di perkotaan berpendapat bahwa pelaksanaan Upacara Marunjuk tidaklah penting, biaya yang mahal, serta kurangnya perhatian dari pemerintah setempat terhadap keberadaan kearifan lokal. Kendala ini yang menyebabkan banyak dari masyarakat Batak Toba di kota Depok lebih memilih untuk tidak menjaga dan mewariskan kearifan lokal ini kepada generasi berikutnya. Hal yang sangat disayangkan karena Upacara Marunjuk merupakan representasi dari kehidupanMasyarakat Batak Toba.

ABSTRACT
This thesis research analyzes the strategy of preservation and dissemination of Upacara Marunjuk at Batak Toba rsquo s marriage in Depok, West Java. This research focuses on the preservation and dissemination of IK that is the Upacara Marunjuk held by Batak Toba rsquo s Society especially in Depok. The method used in this research is qualitativeresearch method, where the data collection using observation, interview, and document analysis. The result of this research is the strategy of preservation and dissemination of IK using SECI Model through four processes are socialization, externalization, combination, and internalization. All four processes have run well. In preservation and dissemination Upacara Marunjuk encountered several obstacles that the number of Batak Toba rsquo s community in urban areas argue that the implementation of the ceremony is not important, need substantial costs and lack of attention from local government to the existence of IK. This constraint that causes many of the Batak Toba rsquo s Society in Depok prefer not to keep and transmit this IK to the next generation. It is very unfortunate because this ceremony is a representation of the life of the Batak Toba rsquo s Society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T51370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Kristian
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lubis, Debby Sonita F.
"ABSTRAK
Adat Batak Toba yang didasarkan pada sistem kekerabatan patrilineal mempengaruhi perlakuan orangtua dan masyarakat terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Perlakuan tersebut memiliki kaitan dengan konsep diri yang terbentuk pada diri mereka^ terutama pada perempuan yang menjadi tokoh inferior dalam adat Batak Toba. Dengan alasan tersebut. penelitian ini berusaha menggali bagaimana gambaran konsep diri yang terbentuk pada perempuan Batak Toba dewasa muda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner dan wawancara. Dari hasil pemerolehan data dengan menggunakan kuesioner, ditemukan bahwa subyek dengan konsep diri positif cenderung memiliki kemantapan dan keyakinan dalam memandang dan menilai diri sendiri, memiliki konsep diri yang terintegrasi dengan baik, namun cenderung untuk tidak terbuka sehingga melakukan kecurangan tfaking). sedangkan subyek dengan konsep diri negatif cenderung memiliki keraguan dalam memandang dan menilai diri sendiri, memiliki konsep diri yang juga terintegrasi dengan baik, dan cenderung terbuka. Dari hasil pemerolehan data melalui wawancara, ditemukan bahwa semua subyek (2 orang) mengakui bahwa adat Batak Toba memberi pengaruh paling besar pada subdimensi kepuasan (internal) dan subdimensi keluarga (eksternal) konsep diri mereka. Seluruh subyek juga mengaku bangga dan bersyukur telah dilahirkan sebagai perempuan Batak Toba. 'l Selama ini, penelitian mengenai pengaruh adat Batak Toba terhadap konsep diri lebih terfokus pada laki-laki yang menjadi tokoh superior dan esensial dalam masyarakat Batak Toba. Padahal, pada kenyataannya adat Batak Toba juga berpengaruh terhadap konsep diri perempuan."
2005
S3488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>