Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sistem membran kini mulai banyak digunakan untuk menggantikan berbagai teknologi separasi lainnya karena biayanya Iebih murah dan fleksibilitasnya lebih tinggi.
Pada penelitian yang mendasari tulisan ini, akan dilihat pengaruh tekanan dan temperatur terhadap koetisien permeabilitas, selektititas dan entalpi permeasi gas CO2, O2 dan N2 yang dilewatkan pada membran selulosa tri asetat (CTA). Membran CTA ditempatkan pada sel permasi dan Iaju alir volumetrik gas permeat dicatat pada temperatur 25°C - 50°C dan tekanan 5 bar - 20 bar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permeabilitas gas CO2, O2 dan N2 meningkat dengan meningkatnya temperatur. Permeabilitas gas CO2 meningkat dengan meningkatnya tékanan kecuali pada tekanan rendah.
Permeabilitas gas O2 dan N2 hampir tidak bergantung pada tekanan.
Selektifitas CO2 terhadap O2 lebih rendah dibandingkan dengan selektititas CO2 terhadap N2. Entalpi permeasi (energi aktivasi) rata-rata gas CO2, O2 dan N2 masing-masing sebesar 2218555 Jlmol, 25985,'/92 Jlmol dan 34741,541 J/mol."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses pemisahan, khususnya pemisahan gas erat kaitannya dengan industri kimia di Indonesia maupun di dunia. Membran sebagai salah satu proses pemisahan gas telah berkembang selama 2 dekade terakhir ini. Keberadaannya bersaing dengan proses-proses pemisahan yang telah berkembang terlebih dahulu, namun untuk kasus-kasus tertentu, membran memberikan keuntungan ekonomis yang lebih baik [Spi1lman,1989].
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tekanan dan temperatur operasi terhadap permeabilitas gas CO2, O2 dan N2 pada membran Nylon Film dari PT. Emblem Asia. Dengan menggunakan sel permeasi dapat diukur laju permeasi dan permeabilitas gas pada berbagai tekanan dan temperatur.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa permeabilifas gas CO2 meningkat dengan naiknya beda tekanan dan temperatur, disebabkan oleh adanya efek plastisisasi. Permeabilitas gas O2 dan N2 juga terlihat meningkat dengan naiknya beda tekanan dan tempesatur, namun kenaikannya tidak begitu besar. Dari hasil tersebut, maka membran Nylon Film dapat dikatakan bersifat rubbery. Jenis membran rubbery ini kurang disukai untuk proses pemisahan gas. Akan lebih baik jika digunakan membran jenis glassy, karena memiliki ketahanan terhadap tekanan yang baik. Permeabilitas ketiga gas membentuk urutan : permeabilitas CO2 > permeabilitas O2 > permeabilitas N2.
Selektivitas CO2/O2 tertinggi diperoleh pada temperatur 25°C dan tekanan 8 bar sebesar 9,087. Sedangkan selektivitas CO2/N2 tertinggi diperoleh pada tcmperatur 25°C dan tekanan 12 bar, yaitu sebesar 26,381.
Energi aktivasi rata-rata untuk permeasi gas CO2, O2 dan N2 adalah masing-masing sebesar 44975,354 kJ/mol, 36023,313 kJ/mol dan 49772,502 kJ/mol."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agusta Indahing Tyas
"ABSTRAK
Karbon dioksida merupakan gas yang diproduksi oleh aktivitas respirasi manusia dan akan terakumulasi di dalam ruangan. Batas maksimal paparan CO2 yang diperkenankan oleh OSHA adalah sekitar 5000 ppm. Konsentrasi CO2 di atas nilai tersebut dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terganggunya konsentrasi, kantuk, gangguan pengelihatan, dan penurunan produktivitas individu. Penggunaan organisme fotosintetik mulai dipertimbangkan untuk mengatasi tingginya konsentrasi CO2 di dalam ruangan. Mikroalga merupakan salah satu organisme yang menjanjikan sebagai agen fiksasi CO2. Seperti halnya tanaman, mikroalga melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya, sehingga CO2 berkurang dan oksigen terbentuk sebagai produk samping. Mikroalga memiliki kelebihan sebagai agen fiksasi CO2 dibandingkan dengan tanaman tingkat tinggi karena pertumbuhannya yang dapat mencapai 50 kali lebih cepat dan parameter pertumbuhannya dapat diprediksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil pertumbuhan, profil fiksasi CO2, dan profil produksi O2 dari mikroalga N. oculata pada berbagai densitas inokulum dengan umpan CO2 0,03 ; 5 ; dan 15 . Metode pengambilan data pertumbuhan, fiksasi CO2, dan konsentrasi O2 masing-masing dilakukan dengan instrumentasi spektrofotometer, Gas Chroatography TCD, dan Oxygen Meter. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pertumbuhan dan fiksasi CO2 terbaik terjadi saat N. oculata diberikan umpan CO2 sebanyak 5 pada densitas inokulum 0,15 g L-1. Produktivitas biomassa dan fraksi CO2 terfiksasi pada densitas 0,15 g L-1 pada umpan 5 CO2 masing-masing sebesar 0,1003 g L-1 hari-1 dan 31,5 Sementara itu, perolehan nilai oksigen tertinggi, 8,3 mg L-1 oksigen terlarut, ditunjukkan pada kultur dengan densitas inokulum sebesar 0,06 g L-1 pada pengaliran 5 CO2.

ABSTRACT
Carbon dioxide is a gas produced by human respiration activity and it will be accumulated in the room. The maximum limit of CO2 exposure allowed by OSHA is about 5000 ppm. CO2 concentration above that value can cause breathing difficulties, distraction concentration, drowsiness, visual impairment, and decreasing individual productivity. The use of photosynthetic organisms began to be considered to cope with the high concentrations of CO2 indoors. Microalgae is one of the promising organisms as a CO2 fixation agent. Like terrestrial plants, microalgae have the ability to do photosynthesis with the aid of light, so that CO2 is reduced and oxygen is produced as a by product. Microalgae have the advantage of being a CO2 fixation agent compared to terrestrial plants because its growth is about 50 times faster and the growth parameters can be predicted. The aim of this study was to obtain growth profile, CO2 fixation profile, and O2 production profile from microalgae N. oculata at various inoculum densities aerated with 0,03 , 5 and 15 CO2. Methods used to determine the growth, CO2 fixated fraction, and O2 produced were Spectrophotometer, Gas Chromatography, and Oxygen Meter respectively. The results show that the best growth and fixation of CO2 occurs when N. oculata is fed 5 CO2 at an inoculum density of 0.15 g L 1. The productivity of biomass and CO2 fixated fraction respectively was 0.1003 g L 1 day 1 and 31.5 . Meanwhile, the highest oxygen value produced was 8.3 mg L 1 of dissolved oxygen, shown in culture with inoculum density of 0.06 g L 1 aerated with 5 CO2. "
2017
S67003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Teknologi membran telah menjadi salah satu unit operasi yang cukup penting dalam proses pemisahan gas. Berbagai jenis membran dikembangkan, khususnya untuk pemisahan gas CO2 dari gas CH4 pada kilang gas alam ataupun pemisahan gas CO2 dari gas Iainnya seperti pada gas buangan pabrik. Keunggulan utama yang dimiliki adalah konsumsi energi yang relatif rendah dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap Iingkungan.
Dalam makalah ini hendak dibahas pengaruh kondisi operasi terhadap permeabilitas gas CO2 , 02, N2 pada membran polietersulfon.
Penelitian dilakukan dengan melakukan pengujian membran menggunakan sel permteasi untuk mengetahui laju permeasi gas CO2, sehingga permeabilitas dapat dihitung, pada berbagai kondisi operasi.
Permeabilitas gas dipengaruhi oleh kondisi operasi proses.
Didapatkan bahwa untuk gas CO2, permeabilitas sedikit menurun sejalan dengan kenaikan tekanan operasi dan kemudian konstan pada tekanan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk gas O2 dan N2 diperoleh bahwa permeabilitas cenderung konstan terhadap kenaikan temperatur. Hai tersebut merupakan ciri-ciri yang dijumpai pada gas yang melewati membran glassy. Gas CO2 mempunyai nilai permeabilitas paling tinggi, disusui gas O2 dan baru kemudian gas N2. Untuk kenaikan temperatur pada tekanan yang sama menyebabkan kenaikan permeabilitas gas."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrasno Kartohardjono
"Pemanasan global yang disebabkan oleh efek rumah kaca merupakan masalah yang penting untuk dibicarakan pada saat ini dan gas CO2 merupakan salah satu penyebabnya. Industri merupakan salah satu penghasil gas CO2 dalam jumlah cukup besar setiap harinya.
Proses pemisahan dengan menggunakan membran merupakan teknologi alternatif dalam pemisahan gas C02. Teknologi pemisahan gas dengan menggunakan membran pada kasus-kasus tertentu memberikan keuntungan-keuntungan yang lebih baik daripada dengan teknologi pemisahan lainnya.
Dalam penelitian ini akan digunakan Nylon Film (Oriented Nylon) sebagai membran untuk pemisahan gas CO2 dari campurannya dengan udara. Nylon Film yang digunakan berbentuk lembaran (flat) dari PT. EMBLEM ASIA.
Pengujian dilakukan dalam dua tahap yaitu pengujian pada kondisi ideal dan pengujian pada kondisi aktual. Pengujian pada kondisi ideal untuk mengetahui pengaruh tekanan, umpan terhadap permeabilitas gas-gas murni dan selektivitas gas C02/02 dan C02/N2. Sedangkan pengujian pada kondisi ideal adalah untuk memisahkan campuran gas yang mengandung 63,045% N2, 16,91% 02 dan 20,045 % CO2 dengan variasi stage cut.
Hasil pengujian pada kondisi ideal menunjukkan bahwa permeabilitas gas CO2 murni meningkat dengan naiknya tekanan umpan. Permeabilitas gas 02 dan N2 pada rentang 0,5 MPa sampai 0,8 MPa relatif konstan, sehingga selektivitas ideal C02/02 dan C02/N2 juga bertambah. Sedangkan pada rentang 0,8 MPa sampai 1,5 MPa, permeabilitas gas 02 dan N2 meningkat dengan naiknya tekanan umpan yang mengakibatkan turunnya selektivitas gas 002102 dan C02/N2. Selektivitas tertinggi yang diperoleh dari pengujian pada kondisi ideal yaitu pada tekanan umpan 0,8 MPa dengan selektivitas C02/02 sebesar 11,618 dan CO2/N2 sebesar 16,604.
Dengan menggunakan selektivitas ideal pada tekanan umpan 0,8 MPa dilakukan pemodelan maternatis untuk memperkirakan komposisi di sisi permeat dan di sisi tertolak pada kondisi aktual.
Hasil pengujian pada kondisi aktual dan pemodelan menunjukkan bahwa stage cut turut berpengaruh terhadap komposisi gas. Reaksi CO2 di sisi permeat hasil pemodelan dan pengujian pada kondisi aktual menurun dengan naiknya stage cut dan fraksi udara di sisi tertolak menurun dengan bertambahnya stage cut.
Dari hasil penelitian pada kondisi aktual didapat kondisi operasi optimum adalah pada stage cut sebesar 0,21. Umpan yang mengandung udara 79,95% dapat ditingkatkan kandungannya menjadi 83,1% di sisi tertolak."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 35
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrasno Kartohardjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Dian S. Dewi
"Dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak industri yang menggunakan membran-membran polimer pennselektif untuk sistem pemisahan gas, antara lain pemisahan C02 dari udara (02 dan Nz). Untuk mempelajari kinerja proses permeasi gas melalui membran, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan membran poli-imida dari Nitto Denko, Jepang, dan sel penneasi sebagai alat pengujinya. Membran poli-imida ini adalah membran asimetrik dari polimer glassy yang memiliki stabilitas termal, kimia dan mekanis yang sangat baik. Selain itu sebagai polimer glassy, poli-imida memperlihatkan permeabilitas dan selektivitas gas yang lebih tinggi daripada polimer lain (Matsumoto, 1993).
Dalam tugas akhir ini dilakukan penelitian dengan menguji pengaruh kondisi operasi terhadap permeabilitas gas CO2, O2 dan N2 pada membran poli-imida. Dengan menggunakan sel permeasi dapat diukur Iaju permeasi dan permeabilitas gas dengan berbagai variasi tekanan dan temperatur pada kondisi ideal.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan kenaikan permeabilitas gas CO2 sebanding dengan kenaikan tekanan dan temperatur operasi, karena adanya efek plastisisasi sehingga membran menjadi bersifat rubbery. Sedangkan untuk O2 dan N2, permeabilitas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Sementara itu permeabilitas ketiga gas meningkat sejalan dengan kenaikan temperatur. Permeabilitas gas-gas tersebut membentuk urutan Pco2 > Po2 > PN2; sesuai dengan peningkatan ukuran diameter kinetik molekulnya.
Kenaikan tekanan menyebabkan naiknya nilai selektivitas ideal gas CO2/O2 maupun CO2/N2, tetapi pengaruh temperatur terhadap selektivitas tidak dapat diperkirakan. Selektivitas gas-gas tersebut membentuk urutan αCO2/O2 < αCO2/N2. Dari hasil penelitian juga diperoleh energi aktivasi rata-rata untuk permeasi CO2, O2 dan N2 masing-masing sebesar 25.747 kJ/mol, 17.624 kJ/mol, dan 18.153 kJ/mol, serta permeabilitas standar masing-masing sebesar 3.17E-13 m3(STP).m/m2.det.Pa, 1.06E-15 m3(STP).m/m2.det.Pa, dan 1.21E-15 m3(STP).m/m2.der.Pa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak industri yang menggunakan membran polimer permselektif untuk sistem pemisahan gas, antara lain pemisahan CO2 dari udara (O2 dan N2). Untuk mempelajari kinerja proses permeasi gas melalui membran, dilakukan penelitian dengan menggunakan membran Poli-etilen Tereptalat dari Bakrie Kasei, Co. dan sel pemleasi sebagai alat pengujinya. Membran ini adalah membran asimetrik dari polimer glassy yang memiliki stabilitas termal, kimia, dan mekanis yang baik. Selain itu sebagai polimer glassy, Polli-etilen Tereptalat memperlihatkan permeabilitas seletivitas yang lebih baik dari membran Iain [Billmeyer,1994].
Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh kondisi operasi terhadap permeabilitas gas CO2, O2, dan N2 pada membran Poli-etilen Tereptalat. Dengan menggunakan sel permeasi dapat diukur laju permeasi dan permeabilitas gas dengan berbagai variasi temperatur dan tekanan pada kondisi ideal.
Dari penelitian ini diperoleh hasil yang menyatakan kenaikan permeabilitas gas CO2 sebanding dengan kenaikan tekanan, hal ini disebabkan oleh adanya efek plastisisasi sehingga membran menjadi bersifat rubbery. Sedangkan untuk gas og dan N2 permeabiljtas gas tidak dipengaruhi oleh kenaikan tekanan. Permeabilitas ketiga gas tersebut meningkat sejalan dengan kenaikan temperatur. Harga permeabilitas gas-gas tersebut membentuk urutan PCO2 >> PO2 >> PN2. Hal ini disebabkan oleh diameter kinetik molekul N2 yang paling besar dibandlngkan dengan O2 dan CO2.
Kenaikan tekanan mengakibatkan harga selektivitas gas, baik CO2/O2 maupun CO2/N2, meningkat mengikuti pola permeabilitas CO2 Dengan mengacu pada harga permeabilitas gas, dapat diketahui bahwa selektivitas CO2/O2 lebih kecil daripada selektivitas CO2/N2.
Dari hasil penelitian juga diperoleh energi aktivasi rata-rata untuk permeasi CO2, 02, dan N2 sebesar 29,883 kJ/mol, 21,926 kJ/mol, dan 27,822 kJ/mol.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>