Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudif Akmal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S48779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Subagio
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karyadi Gunawan
"ABSTRAK
Terdapat perbedaan antara jenis regulator yang beredar di pasaran, yaitu
diameter keluaran pada regulator menuju selang. Dari tiga jenis regulator yang
berbeda, didapati bahwa ketiga diameter keluarannya yaitu 3 mm, 3,25 mm, dan
3,5 mm. Dari perbedaan diameter tersebut, pastinya akan terjadi perbedaan
terhadap laju perubahan massa apabila dilakukan pembakaran. Pada saat fluida
mengalir di sepanjang pipa akan terjadi kerugian tekanan/pressure drop. Pada
tahun 1883 Osborne Reynolds menunjukan bahwa penurunan tekanan tergantung
pada parameter: kerapatan (ρ),kecepatan (U), diameter (D) dan viskositas dinamis
(μ) yang selanjutnya disebut dengan bilangan Reynolds. Oleh karena itu,
dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh dari laju perubahan
massa yang berbeda, terhadap karakteristik aliran yang ada di sepanjang selang
sebelum menuju proses pembakaran. Karakteristik aliran gas LPG yang ingin
diamati yaitu perubahan tekanan, temperatur, kecepatan, densitas, dan laju
perubahan massa di sepanjang pipa akrilik. Analisa yang digunakan juga akan
dilakukan perbandingan yaitu analisa eksperimental yang akan dilakukan
perhitungan dan analisa pada simulasi. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin
jauh jarak pipa pada aliran fluida, maka tekanan, densitas, dan laju perubahan
massa semakin menurun serta temperatur dan volume spesifik semakin
meningkat.

ABSTRACT
There are differences between types of regulator on the market, the
diameter of the output on the regulator to the hose. Of the three different types of
regulators, it was found that the three different diameters in the output that is also
3 mm, 3,25 mm and 3,5 mm. Of the diameter difference, certainly will happen to
the rate of change of the mass difference when done burning. At the time of the
fluid flowing along the pipeline will be a pressure drop. In 1883 Osborne
Reynolds showed that the pressure drop depends on the parameters: density (ρ),
velocity (U), diameter (D) and dynamic viscosity (μ), hereinafter referred to as the
Reynolds number. Therefore, do some research to see how the influence of
different rates of mass change, against the flow characteristics that exist along the
hose prior to the combustion process. LPG gas flow characteristics to be observed
that the changes in pressure, temperature, velocity, density, mass and rate of
change along the acrylic pipe. Analysis will also be used to compare the
experimental analysis to be performed calculations and analysis on the simulation.
The results show that the greater the distance the pipe in fluid flow, pressure,
density, and decreasing the rate of change of mass and temperature and specific
volume increases."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42183
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sofiandi
"ABSTRAK
Didalam perancangan ruang bakar turbin gas yang dihadapi adalah
rumitnya perhitungan desain dan begitu kompleksnya variabel-variabel yang
mempengaruhinya sehingga kadang bisa disebut sebagai suatu karya seni.
Untuk itu sebagai suatu bagian dari perancangan, penggunaan komputer sangat
memungkinkan untuk mensimulasikan rancangan tanpa adanya biaya besar
untuk pembuatan model dan punya Iebih banyak waktu pengujian.
Paket CFD yang digunakan berupa software FIuent/UNS ver 4.1.9.
Dengan data yang didapat dari eksperimen yang kemudian digunakan untuk
input simulasi diharapkan visualisasi pembakaran dapat berlangsung. Visualisasi
yang dihasilkan dari simulasi memberikan gambaran proses terjadinya
pembakaran dalam ruang bakar turbin gas secara matematis yang
divisualisasikan dengan distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan aliran
fluida serta fraksi massa dalam ruang bakar.
Hasil simulasi belum memuaskan karena setelah dicoba beberapa kali
dengan input berbeda hasilnya cenderung divergen yang arlinya simulasi tidak
berjalan. Untuk itu masih perlu dikaji ulang dalam pembuatan grid dan boundary condition-nya.

"
2001
S37641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfah
"ABSTRAK
Tesis ini membahas audit energi pada peralatan utama pemanfaat gas sebagai bahan bakar pada industri minyak dan gas dengan mengambil studi kasus di lapangan Y, Kalimantan Timur. Audit energi perlu dilakukan untuk mengetahui efisiensi serta intensitas energi pada proses produksi di lapangan minyak dan gas bumi serta mengidentifikasi ruang-ruang perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi tersebut. Perhitungan efisiensi dan intensitas energi dilakukan pada peralatan utama pemanfaat gas berupa generator dan turbokompresor dengan pengambilan data untuk perhitungan dilakukan pada periode 2015 hingga 2017. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa nilai efisiensi termal generator berkisar antara 13.54% - 17.45%. Nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh load power generator, sehingga efisiensi generator akan semakin baik jika load power meningkat. Sementara itu, efisiensi termal kompresor berkisar antara 28,36% - 33,79%. Nilai efisiensi ini bergantung pada variabel proses serta volume gas yang dikompresi. Adapun nilai intensitas energi berkisar antara 64,554 - 71,064 dan emisi GRK yang dihasilkan berkisar antara 160,48-208,17 kt CO2 eq. Ruang-ruang perbaikan yang diidentifikasi untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan intensitas energi yaitu dengan mengoperasikan satu generator dan satu kompresor.

ABSTRACT
This thesis discusses about energy audit on main equipment consuming fuel gas in oil and gas by taking a case study at Field Y, East Kalimantan. Audit energy is essential to be carried out to understand the efficiency and energy intensity on oil and gas production facility and to identify room for improvement that is potential to be done to increase the said efficiency. Calculation on efficiency and energy intensity has been carried out on main equipment consuming fuel gas, which are generators and turbocompressors. Data from 2015-2017 were collected to perform the calculation. Calculation results showed that generator thermal efficiency range from 13,54% - 17,45% which was affected by generator load power itself. The efficiency will be improved if the load power is increased. Meanwhile, compressor thermal efficiency ranged from 28,36% - 33,79% depending on process variables and compressed gas volume. Energy intensity calculation result showed the value of 64,554 - 71,064 and greenhouse gas emission ranged from 160,48-208,17 kt CO2 eq. Room for improvements identified to increase efficiency and to reduce energy intensity are to operate one generator and one compressor in normal operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.Hari Prabowo
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26976
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniswara Azka Surjaatmadja
"Saat ini, upaya untuk menemukan bahan bakar alternatif dalam industri penerbangan semakin meningkat. Berbagai sumber bahan bakar alternatif seperti biofuel, hidrogen, dan campuran bahan bakar lainnya membutuhkan pengembangan luas agar dapat disetujui untuk operasi dalam waktu dekat. Penelitian mengenai penggunaan bahan bakar alternatif pada mesin turbojet skala mikro yang digunakan dalam pesawat nirawak (UAV) relevan karena tren penggunaannya yang semakin meningkat di berbagai industri. Studi ini bertujuan menguji kinerja mesin turbojet skala mikro JetCat P20SX dengan menggunakan variasi bahan bakar, yaitu Shell V-Power Diesel, Pertamina Dex, dan Biodiesel B35. Pengujian dilakukan pada rentang RPM 85.000 hingga 225.000 dengan data yang diambil setiap kelipatan 10.000 RPM. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai EGT untuk Biodiesel B35 sebanding dengan bahan bakar lainnya, dengan variasi kecil pada berbagai tingkat RPM. Dalam hal thrust, Biodiesel B35 sedikit lebih rendah dibandingkan Shell V-Power Diesel dan Pertamina Dex, terutama pada RPM tinggi. Pada RPM 225.000, Shell V-Power Diesel menghasilkan thrust 2,71% lebih tinggi dibandingkan Biodiesel B35, sedangkan Pertamina Dex menghasilkan thrust 3,56% lebih tinggi. Biodiesel B35 menunjukkan emisi CO dan HC yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar diesel konvensional, mengurangi dampak lingkungan negatif dari mesin turbojet. Tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh Biodiesel B35 relatif sama dengan Shell V-Power Diesel dan Pertamina Dex pada berbagai tingkat RPM. Kecepatan udara masuk untuk Biodiesel B35 hampir setara dengan Shell V-Power Diesel dan Pertamina Dex, dengan rata-rata hanya 0,04% lebih rendah dibandingkan Shell V-Power Diesel dan 0,17% lebih rendah dibandingkan Pertamina Dex. Laju aliran massa udara untuk Biodiesel B35 hampir identik dengan bahan bakar lainnya, dengan perbedaan rata-rata 0,02% dibandingkan Shell V-Power Diesel dan 0,1% dibandingkan Pertamina Dex. TSFC dari Biodiesel B35 lebih tinggi dibandingkan kedua bahan bakar diesel lainnya, dengan perbedaan rata-rata 9,52% dibandingkan Shell V-Power Diesel dan 10,67% dibandingkan Pertamina Dex. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Biodiesel B35 dapat menjadi alternatif bahan bakar yang layak untuk mesin turbojet skala mikro, dengan peningkatan efisiensi yang diperlukan untuk aplikasi praktis di masa mendatang.

Currently, efforts to find alternative fuels in the aviation industry are increasing. Various sources of alternative fuels such as biofuels, hydrogen, and fuel blends require extensive development to be approved for operation in the near future. Research on the use of alternative fuels in micro-scale turbojet engines used in unmanned aerial vehicles (UAVs) is relevant due to the increasing trend of their use across various industries. This study aims to test the performance of the JetCat P20SX micro turbojet engine using different fuels: Shell V-Power Diesel, Pertamina Dex, and Biodiesel B35. The tests were conducted over an RPM range of 85,000 to 225,000, with data collected at 10,000 RPM intervals. The experimental results showed that the EGT values for Biodiesel B35 were comparable to the other fuels, with slight variations at different RPM levels. In terms of thrust, Biodiesel B35 was slightly lower compared to Shell V-Power Diesel and Pertamina Dex, especially at high RPMs. At 225,000 RPM, Shell V-Power Diesel produced 2.71% higher thrust compared to Biodiesel B35, while Pertamina Dex produced 3.56% higher thrust. Biodiesel B35 showed lower CO and HC emissions compared to conventional diesel fuels, reducing the negative environmental impact of the turbojet engine. The noise levels produced by Biodiesel B35 were relatively similar to Shell V-Power Diesel and Pertamina Dex at various RPM levels. The inlet air velocity for Biodiesel B35 was almost equivalent to Shell V-Power Diesel and Pertamina Dex, with averages only 0.04% lower than Shell V-Power Diesel and 0.17% lower than Pertamina Dex. The air mass flow rate for Biodiesel B35 was nearly identical to the other fuels, with an average difference of 0.02% compared to Shell V-Power Diesel and 0.1% compared to Pertamina Dex. The TSFC of Biodiesel B35 was higher than the other two diesel fuels, with average differences of 9.52% compared to Shell V-Power Diesel and 10.67% compared to Pertamina Dex. The results of this study indicate that Biodiesel B35 can be a viable alternative fuel for micro turbojet engines, with necessary efficiency improvements for future practical applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Barri
"PT. KIA Serpih Mas Karawang memproduksi keramik lantai yang proses pembakarannya menggunakan bahan bakar gas alam. Gas alam ini dipasok oleh PT. Perusahaan Gas Negara Jakarta. Namun sejak terjadinya krisis moneter harga bahan bakar gas alam terus meningkat akibat kenaikan kurs mata uang asing, yang mengakibatkan biaya produksi keramik lantai semakin naik. Untuk mengatasi hal ini maka perlu pemikiran untuk mencari bahan bakar alternatif dan cadangannya yang cukup untuk digunakan dalam jangka waktu lama. Salah satu bahan bakar yang mungkin dapat digunakan dalam industri keramik lantai adalah batubara.
Dalam tugas akhir ini disajikan proses pembakaran batubara secara tidak langsung yaitu batubara diubah dulu menjadi produk gas sebelum dipakai menjadi bahan bakar alternatif. Teknologi proses ini disebut gasifikasi batubara. Batubara digasifikasi dalam reaetor Lurgi menjadi produk gas. Produk gas tersebut mempunyai komposisi (dalam % mol) yaitu H2 = 23,8 %, CO = 16,5%, CHi = 4,1%, CO2 = 13,5 % dan pengotor seperti H2S dan COS sejumlah 0,8 %. Gas yang dihasilkan kemudian dimurnikan dari kandungan asam atau pengotor sehingga memenuhi standar kesehatan, keamanan, dan memproteksi peralatan proses.
Kebutuhan kalor gas alam sebesar 26.870.400 Btu/jam kemudian dibandingkan dengan nilai kalor hasil gasifikasi batubara, dengan jumlah batubara sebanyak 2400 Ib/jam untuk memproduksi 10.000.000 m2 keramik lantai per tahun. Dari hasil perhitungan didapat biaya proses produksi gas batubara sebesar 1.695.853,018 USS per tahun. Biaya ini lebih murah dibandingkan dengan pemakaian gas alam sebesar 1.994.642,207 USS per tahun. Namun ada tambahan biaya modal peralatan proses gasifikasi batubara sebesar 13.039.262 USS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
WPP 23:3(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>