Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Octo Adhi Widodo Pryhanto
"ABSTRAK
Pencemaran oleh limbah cair industri yang mengandung senyawa fenolik
memerlukan penanganan khusus sebelum aman dibuang ke lingkungan Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi senyawa fenolik dalam limbah
cair tersebut adalah pengolahan dengan metode ?oksidasi cepat dan intensif?
menggunakan oksidator kuat, yaitu ozon. Senyawa-senyawa fenolik tersebut akan
teroksidasi oleh ozon menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak berbahaya bagi
lingkungan seperti karbondioksida, asam asetat, asam oksalat dan asam-asam
organik lainnya.
Dalam penelitian ini, dilakukan penyisihan senyawa fenolik dengan teknik
ozonasi dalam kolom sistem injeksi ozon berganda (multi injection ozonarion
column, MOC). Senyawa-senyawa fenolik yang digunakan adalah fenol dan 4-
klorofenol dengan konsentrasi sekitar 20 mg/L yang diharapkan dapat mewakili
kondisi limbah cair yang sebenamya dan industri. Kondisi urnpan senyawa fenolik
tersebut dibuat pada suasana basa (pH 9-10 dan 10-I I) sesuai dengan kondisi pH
optimal untuk reaksi oksidasi senyawa fenolik yaitu pada pH 3-11 (Tomiyasu er al.
Langlais el a1.,l991; Ledon @m_ Sawyer & Martell, 1992; Freshour er al.
1996). Larutan yang mengandung senyawa fenolik dialirkan 560313 kontinyu dalam
reaktor kolom selama 12 jam dengan laju alir 12 L/hari atau 0,5 L/jam. Konsentrasi
senyawa fenolik keluaran reaktor kolom dianalisis menggunakan metode
aminoantipirin dengan spektofotometer.
Hasil uji reaksi penyisihan senyawa-senyawa fenolik selama 12 jam, baik
untuk fenol atau 4-klorofenol didapatkan penunman konsentrasi, yaitu dari
konsentrasi I8-23 mgL pada awal percobaan menjadi sekitar 0,13-0,26 mg,/L pada
aknir peraobaan. Penurunan konsentrasi senyawa fenolik diikuti oleh penurunan pH
larutan sebagai akibat terbentuknya senyawa-senyawa antara yang bersifat asam,
selain itu diikuti pula kenaikan kadar oksigen terlarut. Percobaan penyisihan 4-
klorofenol menggunakan ozon menghasilkan besar % penyisihan pada akhir
percobaan yang relatif lebih kecil dibandingkan pada penyisihan fenol. Untuk dua
variasi pH 9-10 dan pH 10-ll didapatkan penyisihan fenol masing-masing sebesar
99,252 % dan 99,28l% sedangkan larutan 4-klorofenol didapatkan masing-masing
sebesar 98,786 % dan 98,998%_"
2000
S50816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto Kurniawan
"ABSTRAK
Dari keseluruhan aktivitas manusia, kegiatan industri dan pertambangan memberikan kontribusi yang paling besar dalam proses pencemaran. Salah satu diantara senyawa buangan industri yang berbahaya adalah fenol, yang memiliki sifat toksisitas tinggi baik terhadap manusia maupun biota akuatik. Mengingat bahaya yang ditimbulkannya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air buangan yang mengandung fenol dapat dilepas ke lingkungan.
Salah satu alternatif proses pengolahan limbah fenol adalah teknik ozonasi, yaitu oksidasi senyawa fenol dengan menggunakan ozon. Pemakaian teknik ini kini telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pengolahan air minum dan air limbah. Pesatnya perkembangan ini disebabkan karena sifat oksidator ozon yang kuat, sehingga mampu mensterilkan mikroorganisme, menghilangkan warna dan bau, serta mengoksidasi limbah baik organik maupun anorganik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kinerja penyisihan senyawa fenol dengan teknik ozonasi menggunakan kontaktor kolom sistem injeksi berganda secara kontinu. Pengamatan dititikberatkan pada suasana basa, dengan variasi konsentrasi fenol awal (5 dan 10 ppm) serta pH awal (9-10 dan 10-11). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyisihan limbah fenol pada suasana ini berjalan cepat dengan tingkat penyisihan fenol berkisar diantara 95,01% sampai 99,22%."
2000
S49171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Ninatirta Ayu
"ABSTRAK
Pencemaran air oleh senyawa-senyawa fenolik (fenol dan turunannya)
memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan biota perairan, karena fenol merupakan senyawa yang sangat berbahaya dan bersifat racun terhadap organisme akuatik. Akibat sifat toksik yang ditimbulkannya itu, maka konsentrasi senyawa fenolik di dalam limbah cair perlu ditekan serendah mungkin sebelum dibuang ke perairan.
Teknik ozonisasi merupakan salah satu cara alternatif yang dipilih untuk melakukan penyisihan senyawa fenolik. Teknik ini menggunakan ozon sebagai oksidatornya karena ozon merupakan oksidator yang sangat kuat dan bersifat reaktif di dalam air. Ozon yang digunakan pada penelitian ini dihasilkan dari ozonator yang bekerja pada tegangan 12 - 16 kilovolt dan tekanan atmosferik.
Selain menggunakan teknik ozonisasi, dalam penelitian ini juga menggunakan radiasi lampu UV-C (λ= 254 nm) yang diletakkan di dalam kolam aerasi injeksi berganda untuk mengetahui sejauh mana penyisihan senyawa fenolik yang dapat dilakukan jika menggabungkan ozonator dengan Iampu UV-C tersebut.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ozonator menghasilkan ozon sebesar 0.6745 gram/jam dengan udara sebagai umpan pada laju alir umpan 600 L/jam dengan suhu kerja ozonator sekitar 26-30°C dan tekanan atmosferik.
Di samping itu, oksidasi senyawa fenol dan 4-klorofenol oleh ozon dan sinar lampu UV-C yang dilakukan dalam suatu kolam aerasi dengan injeksi ozon berganda (multi injection ozonation rank, MIOT), memberikan informasi awal yang menarik bahwa penyisihan senyawa fenol dengan ozon dan UV-C akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan ssnyawa 4-klorofenol, Pada Senyawa fenol 10 ppm, besar penyisihannya sekitar 86.5106%, dan pada fenol 20 ppm diperoleh hasil sekitar 87.1744%. Sedangkan pada senyawa 4-klorofenol yang mengandung 10 ppm diperoleh besar penyisihan hanya sekitar 74.6346% dan pada 20 ppm besar penyisiharmya adalah 79,0366%.

"
2001
S49160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Letti Annasari
"Ozonasi merupakan proses yang sudah banyak digunakan dalam pengolahan air. Proses ini memanfaatkan sifat ozon sebagai oksidator kuat dan kemampuan ozon dalam melakukan disinfeksi. Kekurangan dari penggunaan ozon adalah kelarutan dan stabilitasnya di air yang relatif rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan kelaruran ozon dalam air adalah dengan kavitasi. Kavitasi merupakan teknik pembangkitan gelembung berukuran mikro.
Pada penelitian ini dilakukan studi perpindahan massa pada proses gabungan ozonasi dan kavitasi atau selanjutnya disebut dengan ozonasi gelembung mikro, dengan menggunakan kolom gelembung pada aliran searah. Dari penelitian yang dilakukan, harga pada penggunaan gelembung mikro 2,45 kali lebih besar dari penggunaan gelembung konvensional.

Ozonation has widely used in water treatment process. This process using ozone characteristic as a strong oxidator and ozone ability as a disinfectant agent. The weaknesses of this process were about its solubility and stability in water. Cavitation, a technique to generate micro-bubbles, can be used to increase ozone solubility in water.
Mass transfer study in this ozonation−cavitation hybrid process, or in the following will be called as micro-bubbles ozonation was done, using bubble column on co-current mode. The result showed that value if micro-bubbles used was 2,45 times higher than conventional bubbles.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52217
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jupiter Eresta Jaya
"Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kinerja metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan injektor venturi untuk mengolah limbah fenol sintetik. Fenol merupakan senyawa alkohol yang memiliki stabilitas tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh strukturnya yang memiliki cincin aromatis sehingga sulit disisihkan. Proses penyisihan fenol pada penelitian ini akan membandingkan penyisihan fenol untuk tiga kofigurasi proses, yaitu metode ozonasi, kavitasi venturi, dan gabungan dari kedua metode tersebut. Variasi untuk setiap konfigurasi proses yang dilakukan adalah variasi pH (4, 7, dan 11), Laju alir (2, 4, dan 6 L/menit) dan dosis ozon (63,77 mg/jam dan 118,48 mg/jam).
Limbah Fenol yang digunakan pada penelitian ini adalah fenol sintetik dengan konsentrasi 10 ppm. Pada penelitian ini didapatkan penggunaan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi menggunakan injektor venturi pada kondisi pH 11, laju alir 6 L/menit, dan dosis ozon 118,48 mg/jam akan menghasilkan presentase penyisihan fenol tertinggi dengan nilai sebesar 85% dibandingkan dengan penggunan hanya metode kavitasi hidrodinamika ataupun ozononasi.

n this research, performance evaluation of combination method of ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector to process syntethic phenol are done. Phenol is an alcoholic substance with high stability because of the aromatic ring that it has that makes it hard to be degraded. In this research, the performance of three process configuration, which are the ozonation technique, hydrodynamic cavitation with venturi injector, dan the combination of both method, are be compared to perform phenol degradation. Variation used in each process configuration are pH (4, 7, and 11), Flowrate (2, 4, and 6 L/min), and ozon dosage (63,77 mg/hr and 118,48 mg/hr).
The phenol concentration used in this process is synthetic phenol with 10 ppm concentration. In this research it is found out that the combination method of ozonation technique and hydrodynamic with venturi injector in base condition (pH of 11), 6 L/min circulation flowrate, and 118,48 mg/hr ozone dosage will result in the highest phenol degradation rate (85% of phenol degradation rate and TOC removal of 4,5 mg/L) compared to doing the ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector separately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Qotrun Nada Salsabila
"Kejibeling (Strobilanthes crispus) merupakan salah satu tanaman obat karena mengandung senyawa aktif, seperti senyawa fenolat, sehingga perlu dilakukan ekstraksi untuk mendapatkannya. Salah satu metode ekstraksi hijau yang memiliki banyak kelebihan dan dipilih untuk diterapkan pada penelitian ini adalah Ultrasound Assisted Enzymatic-Aqueous Two-Phase Extraction (UAE-ATPE). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dua parameter penting yang mampu menghasilkan nilai Total Phenolic Content (TPC) tertinggi pada ekstraksi daun kejibeling dengan metode UAE-ATPE. Parameter tersebut, yaitu suhu dengan variasi 30oC, 40oC, 50oC, dan 60oC serta konsentrasi enzim dengan variasi 3%-m/m, 5%-m/m, dan 7%-m/m. Metode analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis dipilih untuk menguji nilai TPC secara kuantitatif dengan asam galat sebagai larutan standarnya. Penelitian ini menghasilkan konsentrasi enzim terbaik, yaitu 7%-m/m, dan suhu terbaik, yaitu 60oC, dengan nilai TPC sebesar 8,03 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g sampel.

Kejibeling (Strobilanthes crispus) is one of the medicinal plants because it contains active compounds, such as phenolic compounds, then it needs to be extracted so that it can be utilized. One of green extraction method that has many advantages and was chosen to be applied to this study is Ultrasound Assisted Enzymatic-Aqueous Two-Phase Extraction (UAE-ATPE). This research was carried out to obtain two important parameters that were able to produce the highest Total Phenolic Content (TPC) values in kejibeling leaf extraction using the UAE-ATPE method. These parameters are temperature with variations of 30oC, 40oC, 50oC, and 60oC and enzyme concentrations with variations of 3%-m/m, 5%-m/m, and 7%-m/m. An analytical method using spectrophotometry UV-Vis was selected to quantitatively test TPC values with gallic acid as the standard solution. This study produced the best enzyme concentration, which is 7%-m/m, and the best temperature, which is 60oC, with a TPC value of 8.03 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhenovita Salsabila
"Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) dapat digunakan sebagai alternatif suplemen minuman herbal. Pendugaan umur simpan suplemen herbal jus daun sambung nyawa diperlukan agar diketahui durasi produk hingga mencapai kadaluarsa. Penelitian ini menggunakan variasi pengawet berupa natrium benzoat dan agen penstabil CMC (Carboxyl Methyl Cellulose). Untuk memperoleh umur simpan, penelitian ini meliputi uji kandungan fenolik, uji organoleptik, dan uji angka lempeng total. Pendugaan umur simpan jus daun sambung nyawa dilakukan dengan metode ASLT (Accelerated Shelf-Life Test). Hasil penelitian diperoleh bahwa pendugaan umur simpan diidentifikasi berdasarkan parameter kritis kandungan fenolik pada jus. Jus daun sambung nyawa murni memiliki pendugaan umur simpan 1; 1; 2 hari dengan suhu simpan senilai 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan pengawet natrium benzoat memiliki umur simpan 3; 4; 4; dengan suhu simpan senilai 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan agen penstabil CMC memiliki umur simpan 2; 3; 3 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan pengawet natrium benzoat dan agen penstabil CMC memiliki umur simpan 7; 6; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Berdasarkan uji angka lempeng total, jus daun sambung nyawa murni memiliki tingkat cemaran mikroba di bawah standar terdapat pada umur simpan 2; 2; 2 dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat memiliki umur simpan 6; 6; 6 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan CMC memiliki umur simpan 6; 6; 6 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat dan CMC memiliki umur simpan 8; 8; 6 dengan suhu simpan 38, 25, 7. Berdasarkan uji organoleptik yang meliput parameter rasa, aroma, dan tektur, jus daun sambung nyawa murni memiliki umur simpan rata-rata 2; 1; 1 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat memiliki umur simpan 9; 8; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan CMC memiliki umur simpan 9; 8; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat dan CMC memiliki umur simpan 18; 14; 12 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7.

Herbal plants with Longevity Spinach (Gynura procumbens) are high in antioxidants. Longevity spinach can be added to beverages as an alternative herbal supplement. To enable their commercialization, it is necessary to estimate the shelf life of longevity spinach juice-based herbal supplements. Sodium benzoate and CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) stabilizing compounds were employed as preservative variants in this research. In this study, the phenolic content, organoleptic tests, and bacterial colony counts (Total Plate Count) were used to assess the composition of nutrients contents of the juice. Using the ASLT (Accelerated Shelf-Life Test) method, the estimated shelf life of longevity spinach juice was calculated. The research demonstrated that the important characteristics of the juice's phenolic component concentration were used to estimate shelf life. Pure longevity spinach juice has an estimated shelf life of 1; 1; 2 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with preservative sodium benzoate has a shelf life of 3; 4; 4 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with CMC as stabilizing agent has a shelf life of 2; 3; 3 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with sodium benzoate and CMC has a shelf life of 7; 6; 7 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Based on the total plate count test, pure longevity spinach juice has below standard microbial contamination levels at shelf life 2; 2; 2 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of sodium benzoate have a shelf life of 6; 6; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of CMC have a shelf life of 6; 6; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juice with the addition of sodium benzoate and CMC has a shelf life of 8; 8; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Based on organoleptic tests covering taste, aroma, and texture parameters, pure longevity spinach juice has an average shelf life of 2; 1; 1 with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of sodium benzoate have a shelf life of 9; 8; 7 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of CMC have a shelf life of 9; 8; 7 with a storage temperature of 38, 25, 7. The juice with the addition of sodium benzoate and CMC has a shelf life of 18; 14; 12 with a storage temperature of 38, 25, 7."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>