Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149175 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Helmawan
"Karbon berukumn antara 0,063 mm dan 0,125 mm terbuat dari tempurung kelapa, diaktifkarn dengan Iarutan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1,2,3,4,5,6,9, 12,24 dan 43 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik selama 5-6 jam.
Karbon aktif dengan aktivator MgCl2 merupakan adsorben terbaik untuk memucatkan dan meningkatkan kualitas minyak goreng curah (Crude Palm Oil-CPO, tradisional).
Hasil-hasil yang diperoleh adalah:
1. Kejernihan minyak sebesar 3 NTU (sebelumnya 10 NTU), dengan pembanding minyak Delima (DEPKES No : 231309026037) sebesar 2 NTU menjadikan minyak lebih jernih.
2. Kandungan asam Iemak bebas adalah 0,17 % (sebelumnya 0,474 %), pembanding 0,125 %. Batas rnaksimum untuk kandungan asam lemak bebas menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah 5 %.
3. Berkurangnya kandungan asam lemak bebas dalam minyak menyebabkan berkurangnya gejala batuk, dan tidak terdapatnya lapisan tipis pada lidah sewaktu dikonsumsi.
4. Bilangan Peroksida yang menurun, dari sebesar 2,41 % menjadi 0,97 %, pembanding 0,68% dengan batas maksimal yang keluarkan oleh BSN sebesar 6 %, menyebabkan minyak tidak mudah rusak walaupun mengalami kontak Iangsung dengan oksigen di udara.
5. Bilangan asam dan derajat asam yang semula sebesar 0,223 dan 0,398 berkurang menjadi 0,05 dan 0,09, dengan besar pembanding yaitu 0,045 dan 0,079.
6. Perbandingan luas permukaan, volume, pori dan ukuran pori karbon sebelum/karbon sesudah aktivasi adalah 9.39/256.6 m2/gram, 0.003239/0.1225 cc/gram dan 6.581/10.12 A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Karbon aktif dari limbah tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk meningkatkan mutu minyak goreng curah. Kualitas karbon aktif tergantung pada jenis aktivator yang dihasilkan dan waktu perendaman pada proses aktivasi. Pada penelitian ini digunakan MgC12 dan NaCl sebagai aktivator arang dengan memvariasikan waktu perendamannya. Kualitas karbon aktif yang dihasilkan diuji dengan menggunakan karbon aktif tersebut sebagai adsorben untuk meningkatkan mutu minyak goreng curah. Minyak goreng yang telah melalui proses adsorpsi tersebut dibandingkan dengan minyak goreng kemasan yang diolah dengan cara modern. Analisis terhadap minyak goreng yang dilakukan adalah pengujian nilai kekeruhan, pengujian bilangan peroksida, pengujian bilangan asam dan derajat asam, dan pengujian kadar asam lemak bebas.
Setelah dilakukan aktivasi secara kimia, luas permukaan, volume pori dan ukuran pori dari karbon meningkat, dari sebelumnya sebesar 9,39 m2/gram; 3,239x10-3 cc/gram dan 6,581 A menjadi 220,1 m2/gram; 1x10"i cc/gram dan 9,477 A untuk aktivator NaCl; dan 256,6 m2/gram; 1,225x10-' cc/gram dan 10,12 A untuk aktivator MgC12. Aktivator MgC12 memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan aktivator NaCl terhadap mutu karbon aktif yang dihasilkan dengan waktu perendaman terbaik 5-6 jam. Persentase kenaikan mutu minyak berdasarkan nilai kekeruhannya masing-masing adalah sebesar 87,5 %. Persentase kenaikan mutu minyak berdasarkan bilangan peroksidanya, untuk NaCl dan MgC12 masing-masing adalah 68,2 % dan 83,2 %. Persentase kenaikan mutu minyak ditinjau dari bilangan asam dan derajat asam masing-masing untuk NaCl adalah 30,4 % dan 91,6 % dan untuk MgC12 adalah 87,1 % dan 97,2 %. Persentase kenaikan mutu minyak ditinjau dari kadar asam lemak bebas yang mampu diadsorb yaitu 93,4 % untuk NaCl dan 96,6 % untuk MgC12."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiyanto
"Saat ini Indonesia mengalami masalah pasokan energi yang sangat serius. Disamping cadangan minyak yang semakin menurun, juga harga minyak mentah dunia yang cenderung terus menerus meroket dan menguras keuangan negara untuk keperluan subsidi. Hal ini mengakibatkan kebijakan pemerintah yang berubah dalam arah komposisi pemakaian energi nasional didalam perencanaannya yang akan menurunkan pemakaian bahan bakar minyak dan akan semakin dominan ke arah jenis energi yang lebih ramah lingkungan serta jenis sumber energi baru dan terbarukan. Sumber energi hidrogen dan metana dari Coalbed Methane (CBM) termasuk dalam kategori ini. Meskipun hidrogen adalah sumber energi yang dapat diregenerasi dan methana dari CBM cukup banyak persediaannya di Indonesia, namun transportasi dan storage masih menjadi kendala dalam pemanfaatan sumber energi ini, oleh karena itu, pengembangan teknologi di bidang transportasi dan storage sumber energi hidrogen dan methana merupakan tugas yang sangat penting untuk masa depan kehidupan manusia.
Salah satu cara yang sangat menjanjikan dalam teknologi storage gas adalah dengan methoda 'adsorptive storage', dimana gas-gas tersebut disimpan dalam keadaan teradsorpsi pada suatu 'adsorbent' tertentu. Molekul 'gas' yang dalam keadaan teradsorpsi mempunyai densitas yang mendekati dengan densitas cairnya. Dengan demikian, secara teoritis dapat diperkirakan bahwa cara penyimpanan gas dengan methoda ini dapat meningkatkan kapasitas penyimpanannya bahkan sampai dua kali lipat dengan tekanan yang hanya 1/10 nya Kemampuan ini bisa lebih meningkat lagi, tergantung jenis adsorbent dan luas permukaannya. Karbon aktif adalah merupakan kandidat adsorbent yang sangat baik untuk keperluan penyimpanan gas ini.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan karbon aktif super dengan luas permukaan lebih besar dari 3000 m2/gram dengan bahan baku batubara bitumenous Ombilin dan tempurung kelapa. Batubara Ombilin dipilih sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif karena ketersediaannnya yang cukup banyak di Indonesia, sedangkan tempurung kelapa dipilih sebagai representatif dari sumber daya alam yang dapat terbarukan. Perlakuan dengan larutan KOH pada suasana gas nitrogen diharapkan dapat mengontrol terjadinya oksidasi karbon pada tahap aktivasi sehingga jumlah pori yang terbentuk di dalam karbon aktif cukup banyak sehingga menambah luas permukaannya. Hasil karbon aktif yang terbaik pada penelitian ini adalah hasil karbon aktif pada KOH/batu bara (4/1) 1882 m2/gram dengan Temperatur aktivasi 900°C sedangkan untuk karbon aktif KOH/arang tempurung kelapa (4/1) didapatkan hasil 684 m2/gram dengan Temperatur aktivasi 700°C. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan belum mencapai karbon aktif super.

Currently Indonesia has experienced problems of energy supply is very serious. In addition to diminishing oil reserves, as well as world crude oil prices are likely to continue to skyrocket, and financial drain for the purposes of state subsidies. This resulted in a change in government policy toward the composition of national energy use in its planning that will reduce fuel consumption and will be increasingly dominant in the direction of more environmentally friendly energy and other types of new and renewable energy sources. Energy source of hydrogen and methane from the Coalbed Methane (CBM) falls into this category. Although hydrogen is an energy source that can be regenerated and methane from CBM quite a lot of stock in Indonesia, but the transportation and storage is still a constraint in exploiting this energy source, therefore, technological development in transportation and storage of hydrogen and methane energy sources is a task very important for the future of human life.
One way that is very promising in the gas storage technology is a method of "adsorptive storage", where the gases are stored in the adsorbed condition on an "adsorbent" certain. Molecule "gas" which in the adsorbed state has a density which approximates the density of the liquid. Thus, theoretically can be expected that with the method of gas storage method can increase storage capacity even up to twice the pressure that only a tenth of his ability can be improved again, depending on the type of adsorbent and the surface area. Activated carbon adsorbent is an excellent candidate for gas storage purposes.
In this research aims to produce a super activated carbon with surface area greater than 3000 m2/gram with raw coal bitumenous Ombilin and coconut shell. Ombilin selected coal as raw material for manufacture of activated carbon enough availability in Indonesia, while the coconut shell was chosen as a representative of the natural resources which can be renewable. Treatment with aqueous KOH in an atmosphere of nitrogen gas is expected to control the oxidation of carbon on the activation phase, so as the number of pores formed in the activated carbon enough, so that adds quite a lot of surface area. The best results of activated carbon in this study is the result of active carbon on the KOH / coal (4 /1) 1882 m2/gram with activation temperature to 900°C, while the KOH activated carbon/charcoal (4/1) found that the result 684 m2/gram with the activation temperature 700°C. From these results we can conclude that the activated carbon produced was not achieved super activated carbon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27522
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sumantri
"Arang tempurung kelapa (coconut shelI charcoal) merupakan salah satu sumber dari karbon aktif yang dewasa ini sering digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya sebagai adsorben pada sektor industri pangan, maupun non pangan. Dalam penelitian ini karbon dari tempurung kelapa berukuran antara 0,063 mm dan 0,125 mm, diaktifkan dengan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 12, 24 dan 48 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik adalah 9 jam. Larutan aktivator MgCl2 adalah aktivator terbaik sebagai adsorben untuk meningkatkan kualitas minyak kelapa (crude coconur oil).
Dari basil karakterisasi karbon aktif dengan metode BET - Autosorb, pada luas permukaan karbon aktif terjadi peningkatan Sant sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi, yaitu dari semula 249.1 mzfgr, untuk karbon aktif MgCl2 menjadi 325.9 ml/gr, kemudian menurun setelah proses adsorpsi, yaitu menjadi sebesar 302.7 m2/gr. Untuk karbon aktif NaCl setelah aktivasi adalah 271.5 mllgr, kemudian menurun setelah proses adsorpsi, yaitu sebesar 253.1 m2/gr.
Badan Standardisasi Nasional (SNI No. 01 - 3555) dan Standar Industri Indonesia (SII) telah mengeluarkan ketetapan tentang kandungan maksimum yang diperbolehkan pada minyak kelapa untuk Bilangan Peroksida adalah 5,00 (mL Na3S;O3 0,001 N/g sampel), Asam Lemak Bebas: 5,00 (mL KOH/g sampel), Derajat Asam : 9,00 (mL KOH I N/g sampel). Bilangan Asam: 5,00 (mL KOH/g Sampel). Dari hasil pcnelitian ini, dengan hasil yang Lerbaik adalah dari adsorpsi kurbon aktif MgCl2, yaitu dengan perincian 1 Bilangan Peroksida 0,83 (mL Na2S2O3 0,001 N/g sampel), Asam Lemak Bebas : 0,158 (mL KOH/g sampel), Bilangan Asam 3 0,045 (mL KOH/g sampel), Derajat Asam 1 0,03 (mL KOH 1 N/g sampel). Sedangkan untuk minyak pembanding, minyak goreng Barco (berasal dari buah kelapa) masih Iebih baik dibandingkan dengan perolehan hasil yang diteliti.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan aktivator terbaik MgCl2 pada karbon aktif mampu meningkatkan kualitas minyak kelapa, dan masih jauh lebih baik dari persyaratan kondisi standar yang telah ditetapkan. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Nazif
"Tempurung kelapa dipilih menjadi bahan dasar adsorben pada masker dalam menyerap gas CO2 karen memiliki kandungan selulosa sebesar 26,60 , kandungan hemiselulosa 27,70 dan kandungan lignin sebesar 29,40 serta produksinya yang tinggi 61 juta ton atau 33,94 dari produksi dunia. Metode aktivasi tempurung kelapa dilakukan secara fisika menggunakan CO2 pada suhu 850 0C, dan secara kimia dengan ZnCl2 pada suhu 80 0C dilanjutkan dengan pirolisis menggunakan N2 pada suhu 650 0C. Karakterisasi yang digunakan adalah BET untuk mengetahui luas permukaan karbon aktif.
Melalui uji BET didapatkan luas permukaan karbon teraktivasi kimia sebesar 432,26 m2/g dan yang teraktivasi fisika sebesar 323,57 m2/g. Selanjutnya kapasitas adsorpsi masker karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran gas CO2 dan udara selama satu jam, lalu mengukur perbedaan konsentrasi CO2 masukan dan keluaran dengan CO2 detector.
Berdasarkan hasil uji adsorpsi polutan, didapatkan bahwa variasi terbaik adalah masker dengan massa karbon aktif 6 gram, teraktivasi kimia, dan dengan menggunakan perekat TEOS yang mampu mengadsorpsi polutan CO2 sebesar 76,52 . Masker yang dibuat pada penelitian ini memliki waktu jenuh selama empat jam pada kondisi konsentrasi CO2 yang tinggi.

Adsorbent in mask to absorb CO2 gas because it has cellulose content of 26.60 , hemicellulose content 27.70 and lignin content of 29.40 and its production is 61 million ton or 33.94 of world production. The method of coconut shell activation was done physically using CO2 at 850 0C, and chemically with ZnCl2 at 80 0C followed by pyrolysis using N2 at 650 0C. The characterization used is BET to measure surface area of activated carbon.
Through BET test, it was found that the chemical activated carbon surface area is 432.26 m2 g and the physical activation is 323.57 m2 g. Furthermore, the adsorption capacity of the activated carbon mask is tested in the compartment chamber by flowing a mixture of CO2 and air for an hour, then measuring the CO2 input and output CO2 difference using CO2 detector.
Based on the results of adsorption test, it was found that the best variation is a mask with 6 gram active carbon mass, chemical activated, and by using TEOS as adhesive capable of adsorbing CO2 pollutant by 76.52 . Mask made in this research has saturated time for four hours under high CO2 concentration conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Raihannisa Aurora
"Optimasi adalah disiplin ilmu yang digunakan untuk mencari nilai optimal dalam suatu fungsi. Ilmu ini banyak digunakan untuk mengurangi biaya dan waktu dalam meneliti suatu eksperimen agar diperoleh hasil yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi proses optimal untuk memaksimalkan luas permukaan dan yield. Bahan baku yang digunakan adalah ampas kopi, tempurung kelapa, dan polyethylene terephthalate (PET). Metode aktivasi yang digunakan adalah aktivasi fisika-kimia dengan senyawa aktivasi KOH, NaOH, H3PO4, dan K2CO3. Penentuan kondisi optimal dilakukan dengan metode respons permukaan (RSM) tipe Box-Behnken Design (BBD). Model yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji residual. Hasil RSM berupa plot kontur dan permukaan yang digunakan untuk megetahui wilayah kondisi optimum serta analisa pengaruh faktor terhadap respons. Nilai kondisi optimum ditentukan menggunakan Response Optimizer dan diperoleh hasil bahwa sintesis karbon aktif dari ampas kopi dengan senyawa KOH, NaOH, H3PO4, dan K2CO3 terjadi ketika rasio impregnasi 1,00-1,37, suhu aktivasi 600-800°C, dan waktu aktivasi 60-120 menit. Sintesis optimal dari tempurung kelapa terjadi ketika rasio impregnasi 1,00-3,00, suhu aktivasi 647-808°C, dan waktu aktivasi 70-120 menit. Sintesis optimal dari PET terjadi ketika rasio impregnasi 1,00-2,80, suhu aktivasi 700-800°C, dan waktu aktivasi 109-120 menit.

Optimization is a discipline to obtain the best value of a function. This study is used to minimize research cost and time. This research is done to achieve the optimum condition of process conditions for maximum surface area and yield of activated carbon. The precursors used in this research are waste coffee, coconut shell, and polyethylene terephthalate (PET). The type of activation method used is physical-chemical activation with KOH, NaOH, H3PO4, and K2CO3 as activating agents. To determine the optimum condition, this research use Response Surface Method (RSM) with Box-Behnken Design (BBD). The resulting model is tested using ANOVA analysis and the residual test. When the model passes the test, plot contours and surfaces achieved can be analyzed to determine the optimum area and the behavior of factors and responses. Response Optimizer option is used to determine the optimum value. Results show that synthesis of activated carbon using waste coffee and activating agents KOH, NaOH, H3PO4, and K2CO3 are optimized when impregnation ratio is 1.00-1.37, temperature is 600-800°C, and activation time 60-120 minutes. Synthesis from coconut shell is optimized when impregnation ratio is 1.00-3.00, temperature is 647-808°C, and activation time 70-120 minutes. Synthesis from PET is optimized when impregnation ratio is 1.00-2.80, temperature is 700-800°C, and activation time 109-120 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Anggriany
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa sawit dengan bahan pengaktif ZnCl2 terhadap penurunan konsentrasi gas CO serta penjernihan asap kebakaran. Proses aktivasi dilakukan secara kimia dan fisika. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400oC selama 2 jam lalu dilanjutkan dengan aktivasi kimia dengan ZnCl2 dengan konsentrasi 25%. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC dan dilanjutkan dengan mengaliri gas CO2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC.
Penelitian ini menghasilkan karbon aktif yang memenuhi Standar Industri Indonesia dengan luas permukaan sebesar 743 m2/gram, kadar air 14,5%, dan kadar abu total 9,0%. Selain itu karbon aktif yang dihasilkan juga dapat diaplikasikan untuk mengadsorpsi gas CO dari hasil kebakaran dengan persen adsorpsi gas CO sebesar 11,3% pada ukuran partikel 50-37 μm.

This research was conducted to determine the effect of activated carbon made from coconut palm with ZnCl2 as activating agent to decrease the concentration of CO gas and fire fumes purification. The activation process is done chemically and physically. Carbonization was carried out at 400oC for 2 hours and then followed by chemical activation with ZnCl2 at concentrations of 25%. Physical activation is done by flowing N2 gas for 1 hour at 850ºC and followed by flowing CO2 gas for 1 hour at 850ºC.
This research produces activated carbon which follows Indonesian Industry Standard with surface area 743 m2/gram, water content 14.5%, and total ash content 9.0%. The activated carbon produced can also be applied to adsorb CO gas from the fire with the percent adsorption of CO gas by 11.3% in the particle size of 50-37 μm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Dea Muliawan
"Permintaan yang semakin tinggi terhadap kelapa sawit sebagai tanaman industri di Indonesia telah mengakibatkan peningkatan volume limbah kelapa sawit. Limbah padat kelapa sawit, khususnya tempurung kelapa sawit, merupakan salah satu limbah dengan jumlah yang signifikan. Dalam penelitian ini mengedepankan green-recycle oleh karena itu dilakukan pengolahan limbah tempurung kelapa sawit untuk menguragi kadar limbah dengan cara memperoleh karbon aktif yang diaktivasi dengan menggunakan NaOH, yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis grafena oksida. Proses sintesis grafena oksida dilakukan melalui perlakuan oksidasi menggunakan metode Hummers Modifikasi. Selanjutnya, grafena oksida tereduksi (rGO) diperoleh melalui proses reduksi dengan menggunakan laser engraver. Dilakukan pengujian berupa SEM, FTIR, UV-Visible, dan XRD. Hasil karakterisasi SEM-EDS karbon aktif menunjukkan adanya pori yang besar dan tidak beraturan dengan kandungan karbon, oksigen, natrium, aluminium dan silikon, grafena oksida yang ditunjukkan dengan bentuk flakes yang cukup tebal dengan kandungan karbon dan oksigen, serta rGO terlihat berbentuk flakes seperti grafena oksida namun lebih tipis dan berkerut dan memiliki jarak interlayer. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan karbon aktif memiliki gugus fungsi di karbonil, hidroksil, dan alkana sedangkan grafena oksida memiliki pita serapan di karboksil, karbonil, dan hidroksil sedangkan spektrum yang dihasilkan oleh rGO menunjukkan hilangnya gugus fungsi oksigen yang menandakan proses reduksi telah berhasil. Pengujian UV-Visible menunjukkan waktu reduksi dengan durasi waktu 3 jam merupakan waktu paling efektif untuk mereduksi laser yang dilihat dengan munculnya puncak wavelength di 255 nm. Hasil pengujian XRD yang ditunjukkan dengan berubahnya puncak peak dari 2? = 26,53o (karbon aktif) menjadi 2? = 11,43 o (grafena oksida), dan diakhiri dengan 2? = 25,04o (rGO).

The growing demand for palm oil as an industrial crop in Indonesia has resulted into the increase in the volume of palm oil waste. Oil palm solid waste, especially oil palm kneel shell, is one of the significant amounts of waste. This study focuses on green recycling and aims to process palm kneel shell waste to reduce waste levels by obtaining activated carbon through NaOH activation, which can be used as raw material for graphene oxide synthesis. The graphene oxide synthesis process was carried out through oxidation treatment using the Modified Hummers method. Furthermore, reduced graphene oxide (rGO) was obtained through a reduction process using a laser engraver. SEM, FTIR, UV-Visible, and XRD tests were conducted. The results of SEM-EDS characterization of activated carbon show the presence of large and irregular pores with carbon, oxygen, natrium, aluminium, and silicon content, graphene oxide, which is indicated by the shape of flakes that are quite thick with carbon and oxygen content, and rGO looks like flakes like graphene oxide but thinner and wrinkled and has interlayer distance. FTIR characterization results show that activated carbon has functional groups in carbonyl, hydroxyl, and alkanes, while graphene oxide has absorption bands in carboxyl, carbonyl, and hydroxyl, while the spectrum produced by rGO shows the loss of oxygen functional groups indicating the reduction process has been successful. UV-Visible testing shows that the laser induced-reduction time of 3 hours is the most effective time to reduce graphene oxide, as seen by the appearance of the peak wavelength at 255 nm. It is strongly indicated by XRD results, 2? shifting from 26.53 ° (active carbon) to 11.43 ° (graphene oxide) and ends with 25.04 °(rGO)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denni Mulia Noventianus
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh putaran autoclave pada proses pembuatan
karbon aktif dari ampas kopi Indonesia, yaitu dari kopi Lampung jenis Robusta.
Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya
dengan melakukan proses karbonisasi dan aktifasi. Pembuatan karbon aktif
dilakukan dengan proses karbonisasi pada temperatur 700 oC dan proses aktifasi
secara fisika pada temperatur 800 oC dengan laju aliran N2 dan CO2 100 ml/mnt
konstan untuk setiap putaran autoclave. Variasi putaran autoclave yang dilakukan
adalah 9 rpm, 12 rpm dan 20 rpm.
Pada penelitian ini, kita dapat mengetahui hasil burn off dan iodine number dari
variasi putaran autoclave pada proses karbonisasi dan aktifasi fisika. Dan hasilnya
didapat nilai burn off tertinggi 79,78 % pada putaran motor 9 rpm dan nilai iodine
number tertinggi 83,50 mg/g pada putaran 9 rpm.

ABSTRACT
This final project studied about the effect of autoclave speed in making activated
carbon from Indonesian coffee grounds, which location from Lampung. Activated
carbon is a carbon compound that has been increased its adsorption capability by
doing carbonization and activation process. The making of activated carbon was
done by doing carbonization process at temperature of 700 oC and physical
activation process at temperature of 800 oC with N2 and CO2 flow of 100 ml/mnt
constant for each autoclave speed. Variation of autoclave speed are 9 rpm, 12 rpm
and 20 rpm.
In this research, we can find out the burn off point and iodine number with the
variation of autoclave speed on carbonization and physical activation process. The
result is the highest 79.78 % of burn off point at 9 rpm and the highest value 83.50
mg/g of iodine number at 9 rpm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anyi Salim
"Pencemaran udara dalam ruang (indoor air polution) dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polutan utama dalam indoor air polution adalah gas formaldehida. Adsorpsi dengan karbon aktif efektif dapat digunakan untuk mengurangi kadar formaldehida dalam ruangan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan menggunakan bambu petung Indonesia untuk dikarbonasi dan selanjutnya diaktivasi kimia dengan KOH. Hasil karbon aktif lalu ditempelkan dengan partikel nano Ag.
Dari hasil uji luas permukaan untuk karbon dengan aktivasi fisika (KAF) diperoleh 205 m2/g dan aktivasi kimia sebesar (KAK) 698,8 m2/g. Selanjutnya Penambahan partikel nano Ag pada karbon aktif juga meningkatkan luas permukaan sebesar 12,3% yaitu pada karbon aktif dengan aktivasi kimia yang telah ditambahkan partikel nano Ag (KAK-Ag) menjadi 784,5 m2/g.
Uji adsorpsi menunjukkan bahwa pada konsentrasi kesetimbangan sekitar 20 ppm, karbon aktif dengan aktivasi kimia dan penambahan partikel nano Ag (KAK-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0335 mg/g, karbon aktif dengan aktivasi fisika dan penambahan partikel nano Ag (KAF-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0254 mg/g dan karbon aktif dengan aktivasi fisika (KAF) mengadsorpsi sebesar 0,0181 mg/g sehingga adanya penambahan nano partikel Ag meningkatkan kapasitas adsorpsi sebesar 40%.

Indoor air polution can give harmful effects to human health. The main pollutans in indoor air pollution is formaldehyde gas. Adsorption by activated carbon can be effectively used to reduce indoor formaldehyde levels. In this research, the manufacture of activated carbon using bamboo petung Indonesia to carbonation and then chemically activated with KOH. The results of the activated carbon then added with Ag nano particles.
From the test results the surface area for activated carbon by activation of physics (KAF) obtained 205 m2/g and chemical activation (KAK) of 698,8 m2/g. Further addition of Ag nano particles on activated carbon also increases the surface area 12,3% for activated carbon with chemical activation added Ag nano particles (KAK-Ag) to 784,5 m2/g.
Adsorption test showed that the equilibrium concentration of about 20 ppm, Activated Carbon with chemical activation and addition of nano Ag particle (KAK-Ag) adsorbs at 0,0335 mg/g, Activated Carbon with physical activation and addition of nano Ag particle (KAF-Ag) adsorbs at 0,0254 mg/g and Activated Carbon with Physical activation (KAF) adsorbs at 0,0181 mg/g, so with addition of nano Ag particle can increases adsorption capacity by 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>