Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salah satu cara untuk menangani limbah cair yang mengandung logam berat
dan amonia agar memenuhi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah adalah dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki oleh zeolit
alam asal Lampung melalui proses adsorpsi dan pertukaran ion. Penggunaan zeolit
didasarkan pada pertimbangan jumlah cadangannya yang melimpah di Indonesia
dan dari biaya yang lebih ekonomis.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kemampuan zeolit alam
asal Lampung yang telah mengalami proses pengolahan sedemikian rupa oleh
pabriknya, dalam menyisihkan logam berat kadmium, seng, tembaga dan amonia
dalam Iimbah cair, (2) Mendapatkan rasio cairan limbah terhadap zeolit (c/p) yang
optimum, (3) Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mencapai baku mutu
limbah yang berlaku. (4) Mengetahui besaran kapasitas tukar kation yang dimiliki
oleh zeolit alam Lampung. .
Penelitian ini bersifat eksperimental komparatif dengan menerapkan beberapa
kondisi operasi yang telah digunakan oleh para peneliti lain. Secara garis besar
penelitian ini meliputi beberapa tahap: (1) Persiapan awal berupa penseleksian
ukuran partikel zeolit, perlakuan awal terhadap zeolit, pembuatan limbah buatan
logam kadmium, seng, tembaga dan amonia, (2) Pengujian kapasitas tukar kation
yang dimiliki oIeh zeolit dengan metode perkolasi menggunakan amonium asetat
I N pH 7 dan analisis menggunakan metode distilasi-titrasi dan metode
penjumlahan secara kuantitatif ion-ion yang tertukar. (3) Proses penyisihan logam
berat kadmium, seng, tembaga dan amonia dalam limbah cair buatan dengan
sistem batch berpengaduk. (4) Analisa sampel logam menggunakan metode
spektroskopi absorpsi atom dan analisa sampel amonia dengan menggunakan
metode titrasi
Kondisi operasi yang diterapkan adalah temperalur dan tekanan kamar (25°C, I
atm), putaran pengaduk ditetapkan sebesar 30 rpm, distribusi ukuran partikel
zeolit 5 20 mesh, lama kontak antara larutan limbah dengan zeolit adalah 240
menit."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
06 Sak p-2
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Birul Andini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngalu, Vincentius Maruli
"Air merupakan salah satu unsur penunjang kehidupan yang keadaannya seringkali diabaikan. Seringkali terjadi pencemaran air yang disebabkan oleh buangan limbah baik dari industri maupun rumah tangga. Pencemaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap manusia, terutama masalah kesehatan. Oleh karena itu periu diadakan pengolahan iimbah, baik dari industri maupun rumah tangga, agar tidak mencemari air. Beberapa parameter tercemamya air antara lain adalah kandungan amonia dalam air dan nilai COD dari air. COD mengukur jumlah senyawa organik dalam air. Semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kanduugan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air. Sedangkan amonia pada kadar tertentu dapat membahayakan manusia.
Untuk mengatasi hal di atas, maka perlu dilakukan suatu usaha untuk mengolah limbah yang nantinya akan dibuang ke badan air, supaya tidak mencemari lingkungan. Proses yang relatif mudah untuk pengolahan limbah adaiah dengan cara adsorpsi. Proses ini dikatakan mudah karena banyaknya media penyerap alam untuk dijadikan adsorben dalam proses adsorpsi. Penelilian ini menggunakan zeolit alam sebagai adsorben, untuk menyerap kandungan amonia dalam limbah. Penelitian terdahulu telah menghasiikan alat adsorpsi berikut dengan pola siklus adsorpsinya.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang memakai larutan amonia teknis sebagai adsorbat, penelitian sekarang menggunakan limbah asli, yaitu air danau UI yang kadar amonianya telah ditingkatkan. Ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh bahan-bahan lain dalam proses adsorpsi amonia. Proses adorpsi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti pola siklus adsorpsi yang dihasilkan dari penelitian terdahulu.
Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa limbah yang diolah dengan mengikuli polar siklus yang ada, tidak semuanya mencapai baku mutu kandungan amonia. Limbah yang mengikuti proses adsorpsi pada seri A, B, C, yang menggunakan 14, dan 5 buah batch ZAL, belum mencapai baku mutu, sedangkan limbah yang diolah pada seri adsorpsi D dan E , yang menggunakan 6 buah batch ZAL telah mencapai baku mum. Untuk limbah yang diolah pada seri adsorpsi A, yang semua batch-nya berisi ZAL barn, kemungkinan dibutuhkan jumlah batch bam sebanyak 4 buah umuk menoapai baku mum amonia. Hal ini menandakan perlunya diadakan penyempurnaan umuk pola siklus adsorpsi yang ada.
Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa zeolit juga dapat menyerap senyawa organik dalam limbah. Ini digambarkan dengan lebih sedikitnya jumlah amonia teradsorp pada batch pertama dibandingkan dengan batch kedua dari proses adsorpsi pada seri A dan C, yang mempunyai kandungan senyawa organik relatif tinggi. Pada batch pertama ini, penurunan senyawa organik terjadi dengan jumlah penurunan cukup besar. Pada batch kedua, hal yang sebaliknya terjadi, dimana penurunan COD kurang signifikan, akan tetapi penurunan konsentrasi amonia terjadi dengan cukup drastis. Fenomena ini menggambarkan bahwa pada saat konsentrasi senyawa organik dalam larutan tinggi, proses adsorpsi amonia menjadi terhalang, dan zeolit lebih cenderung menyerap senyawa organik. Pada saat konsentrasi senyawa organik telah mengalami penurunan, zeolit dapat mengadsorp amonia dengan lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuklindana Darma Kusumah
"Limbah cair laboratorium terdiri dari limbah pekat dan limbah encer. Air buangan yang keluar melalui saluran pembuangan akhir merupakan saiah satu bentuk Iimbah encer yang dihasilkan oleh lab.DPK Walaupun konsentrasinya kecil tetapi karena adanya fluktuasi konsentrasi, maka kemungkinan konsentrasi logam berat dapat melampaui baku mutu pada air buangan Lab.DPK, sehingga perlu dipikirkan altematif penanganannya.
Air buangan Lab-DPK ditampung dari hasil cucian alat selama praktikum Kimia Dasar. Untuk mengamisipasi flukluasi konsentrasi logam berat, maka dalam melakukan peniiekatan terhadap konsentrasi air buangan Lab.DPK, dilakukan pula pengenceran terhadap limbah pekat Lab.DPK. Pengenceran didasarkan pada komposisi volume limbah cair Lab.DPK yang telah disegregasi. Air buangan Lab.DPK dan hasil pengenceran dianalisa kandungan logam beratnya. Ternyata pada beberapa sampel konsentrasi Cu dan Fe masih di aras baku mutu.
Air cucian alat Lab.DPK masuk ke dalam kolom adsorpsi dengan laju aiiran dari bawah keatas dengan kecepatan 0,1834 L/menit. Adsorpsi dilakukan selama 90 menit. Dengan wakm pengambilan sampel pada menit ke-5,l5,30,60 dan 90. Limbah cair hasil pengenceran masuk ke dalam kolom adsorpsi dengan laju aliran dari bawah keatas dengan kecepatan 0,1834 L/mcnit. Adsorpsi berlangsung seiama 240 menit. Dengan pengambilan sampel etiuent pada menit ke 2,5;1S;30;60;l20 dan 240.
Untuk mengadsorpsi logam berat secara batch, maka diiakukan perendaman zeolit dalam Iarutan biner Fe dan Cu, dengan konsentrasi sesuai dengan pengenceran limbah pckat pada berbagai variasi rasio padatan dengan cairan, yakni :3 ml../g, 5 mL/g, 10 mL/g dan 25 mL/g. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara mengambil larutan sebanyak 10 mL masing-masing pada periode waklu 10, 30, 60 dan 120 menit. Pada adsorpsi kontinu maupun batch dilakukan regenerasi dengan NaCl secara batch. Rasio cairan dan padatan (C/P) 6,5 mL/g dengan konsentrasi NaCl 11 g/L. Suhu regenerasi pada penelitian ini adalah 25° C (suhu kamar).
Pada adsorpsi kontinu, rentang waktu adsorpsi yang efektifnya sangat pendek sekitar 2,5- 77 menit, sehingga tidak efisien jika diterapkan. Sedangkan pada adsorpsi batch, waktu adsorpsi yang optimum adalah 60 menit dengan rasio cairan cairan-padaian (C/P) 5 mL/g. Adsorpsi batch menunjukkan kinerja yang Iebih baik dalam mengadsorpsi Cu dan Fc daripadu ndsorpsi konlinu pada konsenuasi influen yang beragam. Baik pada adsorpsi kontinu dan batch siklus adsorpsi yang efektif adalah sebanyak 1 % siklus (2 kali adsorpsi dan I kali regenerasi). Untuk diterapkan dalam penanganan Iogam beral pada Lab.DPK, penerapan sistem adsorpsi-regenermi kurang efisien karena ada potensi masalah dalam pembuangan regeneén NaCl hasil adsorpsi, yang memiliki bcban limbah yang cukup signifikan.
Jika sistem adsorpsi-regenerasi ingin diterapkan maka sehelum masuk ke dalam aliran yang menuju unggun zcolit, sebaiknya adsorbat melewati suatu bak pengendapan. Hal ini karena pada air buangan Lab.DPK yang keluar dari saluran pembuangan maslh keruh, sehingga dengan adanya bak pengendapan, TDS (Toral Dissolved Solid) dapat diendapkan.
Untuk mengatasi kandungan logam berat dalam air buangan Lab.DPK, yang kebanyakan berasal dari air cucian, harus dilakukan segregasi yang baik. Artinya limbah pekat hasil praktikum hams dipisahkan secara ketat yang nantinya akan dilakukan pengolahan lebih lanjut. Dan dalam pencucian alat hams dikontrol, sehingga tidak terdapat lagi limbah pekat yang dibuang Iangsung ke saluran pembuangan akhir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S29964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah Isky Farida
"Penelitian ini memanfaatkan kemampuan Zeolit Alam Lampung sebagai bonding agent (bahan pengikat) dalam proses flotasi udara dengan menentukan perlakuan awal zeolit alam yang tepat agar pengikatan amonia dengan metode flotasi yang terjadi optimal, serta menentukan ukuran dan dosis zeolit alam yang tepat untuk memperoleh hasil flotasi yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai jenis variasi aktivasi yang dilakukan pada Zeolit Alam Lampung diperoleh hasil bahwa luas permukaan pori terbesar dimiliki oleh ZAL yaitu 82,36mm.
Hasil flotasi udara menggunakan berbagai jenis variasi zeolit diperoleh data hasil analisis % pemisahan amonia terbesar dimiliki oleh ZAL yaitu 93,817, begitu pula dengan hasil analisa parameter-parameter kimia dan fisika lainnya sebagai parameter pendukung pada baku mutu limbah cair seperti (COD,DO dan pH) diperoleh data pengukuran dengan hasil terbaik dimiliki oleh ZAL.
Dari hasil variasi ukuran diperoleh hasil % pemisahan amonia terbesar oleh ZAL yaitu pada ukuran partikel 1,7mm juga untuk uji parameter lainnya untuk baku mutu limbah cair. Hasil variasi Dosis diperoleh hasil % pemisahan amonia terbesar oleh ZAL pada dosis 6gr/L juga untuk uji parameter lainnya untuk baku mutu limbah cair.pengaruh penambahan SLS dengan dosis 0,4gr/L terbukti dapat meningkatkan persentasi pemisahan amonia yang dihasilkan.

The focus of this study is the ability of Natural Zeolite Lampung as a bonding agent in air flotation process which determine the right preparation to optimize ammonia bonding using flotation method, and determine the size and dosage of natural zeolite to get the optimal result of flotation. Refer to the earlier research of some activation variant for Natural Zeolite Lampung that the biggest pore surface area of Natural Zeolite Lampung was 82,3mm.
The analysis result of air flotation using some variant of zeolite is the Natural Zeolite Lampung highest percentage of separation was 93,817, and also the result of other chemical and physical variable as variable support for the waste liquid standard like COD, DO, and pH, the best analysis result is Natural Zeolite Lampung.
For the size variant, highest percentage result of ammonia separation by using Natural Zeolite Lampung is for the particle size of 1,7mm and the same result also for the other variable test of waste liquid standard. The highest percentage result for dosage variant of ammonia separation using Natural Zeolite Lampung is at dosage 6gr/L and the same result also for the other variable test of waste liquid standard. Adding 0,4 gr/L SLS could raise the percentage of ammonia separation result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52000
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nirmala Sari
"Flotasi-filtrasi merupakan metode penyisihan limbah logam berat dan anorganik, yang sangat potensial untuk digunakan pada proses industri ataupun pada industri pengolahan limbah cair. Metode ini merupakan gabungan antara proses flotasi dan filtrasi. Proses flotasi-filtrasi saat ini telah digunakan dalam berbagai industri pada proses pengolahan limbah logam berat dan anorganik. Namun, proses yang ada masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah kebutuhan akan bahan pengikat yang dapat dengan efektif mengikat partikel-partikel limbah. Oleh karena itu, sebagai solusi yang ditawarkan, dalam penelitian ke depan akan dilakukan proses flotasifiltrasi menggunakan zeolit alam sebagai bahan pengikat untuk mengurangi kadar limbah logam berat (Fe, Cu, dan Ni) dalam campuran limbah logam berat dan limbah anorganik (NH3). Zeolit alam dipilih sebagai bahan pengikat karena distribusi diameter dari pori-pori medianya cukup selektif untuk melakukan proses penyisihan berdasarkan perbedaan ukuran, bentuk, dan polaritas dari molekul yang disaring. Keuntungan lainnya adalah zeolit alam tersedia dalam jumlah yang berlimpah di Indonesia, sehingga harganya lebih murah.
Dalam penelitian ini telah dilakukan preparasi bahan pengikat, uji produktivitas ozonator, pembuatan limbah sintetik, penambahan bahan-bahan kimia, dan proses flotasi-filtrasi. Untuk proses flotasi-filtrasi variasi yang telah dilakukan adalah variasi pH awal limbah logam berat, variasi konsentrasi awal amonia dalam limbah campuran logam berat dan anorganik dan variasi pH awal limbah campuran logam berat dan amonia. Dari hasil analisa sampel diketahui bahwa, pH awal optimum dalam pengolahan limbah logam berat adalah 8, konsentrasi awal optimum amonia dalam pengolahan campuran limbah logam berat dan amonia adalah 40 mg/L, dan pH awal optimum dalam pengolahan campuran limbah logam berat dengan amonia adalah 9.

Flotation-filtration is a method to separate heavy metals and anorganic on wastewater. This method combines the advantages of both flotation and membrane separation. Nowadays, flotation-filtration process has been used in many industrial process, especially in wastewater treatment section. But, it still need alternative bonding agent that can improve the effectiveness of this process. Hence, this research used natural Lampung zeolite as alternative bonding agent, to eliminates heavy metals (Fe, Cu, and Ni) in wastewater that contains heavy metal (Fe, Cu, Ni) and anorganic (NH3) compounds. The pores of natural lampung zeolite are selective to bond with waste molecules, based on size and polarity of waste molecules. It is also easy to get, because the amount of natural lampung zeolite are abundant.
This research consist of zeolite preparation, ozonator productivity test, make synthetic waste, chemical add, and flotation-filtration process. There 3 variation made in flotation-filtration process. First, variation of pH in processing heavy metals waste. Second, variation of ammonia concentration in processing mixed heavy metals and ammonia waste. And third, variation of pH in processing mixed heavy metals and ammonia waste. In result, the optimum pH in processing heavy metals waste is 8. The optimum concentration of ammonia in processing mixed heavy metals and ammonia waste is 40 mg/L. And the optimum pH in in processing mixed heavy metals and ammonia waste is 9.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"Modifikasi zeolit alam Lampung (ZAL) dengan fotokatalis TiO2 melalui metode sol gel telah dilakukan dan diuji kinerjanya untuk penyisihan fenol. ZAL yang sudah mengalami pemurnian awal dilapisi dengan sol TiO2 yang dibuat dari prekursor titanium isopropoxide bis acetil acetonate [Ti(OPr)4 AcAc], sehingga diperoleh material adsorben-fotokatalis terintegrasi (AFT). Uji kinerja material AFT dalam menyisihkan fenol dilakukan dalam fotoreaktor batch yang dilengkapi dengan 6 lampu UV jenis black light (@ 10 watt) dan pengaduk mekanik. Perubahan konsentrasi fenol dianalisis menggunakan UV-Vis Spectrophotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi TiO2 dalam AFT yang optimum sebesar 15 % berat, yang dapat menyisihkan fenol 10 ppm hingga 88% pada konsentrasi AFT (dalam limbah fenol) optimum sebesar 5 g/l. Dengan menggunakan adsorben (zeolit) sebagai penyangga fotokatalis (AFT), maka diperoleh penyisihan fenol yang lebih besar daripada penyisihan fenol oleh zeolit saja, TiO2 saja dan penyangga fotokatalis yang tidak memiliki daya adsorpsi (quartz-TiO2). Laju reaksi fotodegradasi meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi awal fenol, yang dapat dimodelkan menggunakan kinetika Langmuir Hinselwood.

Lampung`s natural zeolite (ZAL) has been modified with TiO2 photocatalyst through sol-gel method to produce the integrated adsorbent-photocatalyst material (AFT), and then evaluated to remove phenol.Pre-treated ZAL was coated with TiO2 sol that prepared using the solution of titanium isopropoxide bisacetyl acetonate [Ti(OPr)4AcAc] as precursor. Performance tests of the AFT in phenol removal were carried out using a batch photo-reactor equipped with 6 UV black light lamps (@ 10 watt) and mechanic stirrer. Phenol concentrations were analyzed with UV-Vis spectrophotometer. The experimental results show that the optimum TiO2 loading in AFT is 15 %wt, which can remove 88% of 10 ppm phenol in the optimum AFT concentration of 5g/l. By using zeolite adsorbent as photocatalyst support (AFT), the elimination of phenol is more effective than zeolite, bare-TiO2 and inert quartz-TiO2. The reaction rate of phenol degradation increases with increasing the phenol initial concentration, which can be formulated by Langmuir-Hinselwood kinetic model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akam
"Usaha untuk meminimisasi limbah buangan industri yang mengandung amonia agar mencapai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-51/MENLH/10/1995 yang diperbolehkan dalam buangan limbah ke air pemukaan tanah adalah 50 mg/L (50 ppm) dan beban pencemaran maksimum sebesar 0.75 kg amonia/ton limbah. Minimisasi limbah pada industri mensaratkan penggunaan proses operasi seefisien mungkin dan kontinyu serta hasil yang optimal.
Dalam penelitian ini kolom adsorpsi-regenerasi sistem tertutup dibuat agar dua buah kolom dapat digunakan secara simultan sehingga mendekati kondisi yang diharapkan dalam industri. Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam lampung yang telah mengalami pencucian dan pemanasan pada 150 °C. Garam NaCl yang digunakan sebagai regeneran adalah garam yang dijual dipasar (Refina) dan keluaran dari kolom regenerasi dikembalikan lagi kedalam bak penampung regeneran sehingga penggunaan bahan regeneran lebih ekonomis. Konsentrasi regeneran yang digunakan 5 g/L, laju alir fluida 0.3 ml/dtk serta dilakukan variasi suhu regeneran yaitu: 30 °C, 40 °C dan 60. Limbah amonia yang digunakan adalah Iimbah buatan mengandung amonia teknis 1 g/L; larutan amonia teknis 2 g/L dan urea 1 g/L, serta limbah yang sesungguhnya yang mengandung limbah amonia industri 2 g/L. Konsentrasi amonia keluaran reaktor dianalisis dengan metode destilasi-titrasi, sedangkan zeolitnya dikarakterisasi dengan FTIR.
Dari hasil penelitian diperoleh penggunanaan kolom adsorpsi-regenerasi sistem tertutup belum Iayak untuk dikembangkan dalam skala industri pada pemakaian konsentrasi amonia 2 g/L. Peningkatan suhu regenerasi dapat memperkecil penurunan kapasitas adsorpsi amonia. Umur dari zeolit untuk mencapai baku mutu bervariasi untuk masing-masing suhu regenerasi namun semuanya pada tahap adsorpsi 2. Untuk suhu regenerasi 30 °C, 40 °C dan 60 °C penurunan kapasitas adsorpsi (5 siklus) rata-rata berturut-turut 5.61 %, 4.85 % dan 3.178 %. Penggunaan limbah amonia sesungguhnya memperkecil penurunan kapasitas adsorpsi namun lebih cepat melewati baku mutu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>