Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Air sadah, yaitu air yang banyak mengandung ion Mg dan Ca merupakan
masalah yan cukup serius bagi pabrik-pabrik yang menggunakan alat pemanas
(ketel). Air sadah menyebahkan berkurangnya efisiensi alat pemanas karena ion
Ca dan Mg terpresipitasi membentuk kerak pada alat pemanas tersebut sehingga
perpindahan panas tidak berlangsung maksimal.
Untuk mengurangi kesadahan air, maka pada penelitian ini digunakan
karbon aktif untuk mengadsorpsi ion Mg". Air sadah dilewatkan melalui unggun
karbon aktif dengan aliran vertikal ke atas. Variasi yang dilakukan pada penelitian
ini adalah variasi tinggi unggun, yaitu 5, 7,5 , 10, 15 cm dan variasi jenis karbon
aktif, yaitu karbon aktif dari tempurung kelapa dan karbon aktif dari residu minyak
bumi.
Dari hasil variasi tinggi unggun, temyata semakin tinggi uggun maka daya
adsorpsinya terhadap ion Mg” semakin besar. Unggun karbon aktif dengan
ketinggian 5 cm dapat mereduksi ion Mg” sampai 30,37 % dan sudah jenuh pada
menit ke-120, unggun dengan ketinggian 7,5 cm sampai 94,49% dan menit ke-180,
unggun dengan kctinggian 10 cm sampai 93,19 % dan menit ke-240, unggun
dengan ketinggian 15 cm sampai 98,3 1% dan setelah 300 menit masih belum jenuh.
Sedangkan dari variasi jenis karbon aktif yang digunakan, temyata karbon
aktif dari residu minyak bumi memiliki daya adsorpsi yang jauh Iebih besar
daripada karbon aktif dari tempurung kelapa. Hal ini terbukti dari kemampuan
unggun karbon aktif dad residu minyak bumi untuk mereduksi ion Mg” sampai
mencapai 88,3 % dan setelah 180 menit masih belum jenuh, sedangkan karbon aktif
dari tempurung kelapa hanya sampai 80,3 7% dan telah jenuh pada menit ke-120."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halida Nurwastuti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rianti Wulandari
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audiya Dewi Rachmawati
"Telah dilakukan sintesis katoda LiFePO4/V berlapis karbon dari karbon aktif tempurung kelapa untuk katoda baterai lithium ion. Prekursor yang digunakan adalah LiOH, NH4H2PO4, dan FeSO4.7H2O dibuat melalui proses hidrotermal. Selanjutnya, dilakukan pencampuran karbon dari karbon aktif tempurung kelapa sebanyak 4 dan variasi vanadium serbuk yang bersumber dari H4NO3V. Campuran LiFePO4/V/C dikarakterisasi menggunakan analisis termal STA untuk menentukan temperatur sintering. Hasilnya sintesis terjadi pada temperatur di atas 681,950C dan serbuk berwarna abu-abu gelap sebagai karakteristik dari LiFePO4. Kemudian proses sintering dilakukan pada temperatur 8500C selama 4 jam. Serbuk LiFePO4 sintesis dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X XRD, mikroskop elektron dan pendeteksi unsur SEM-EDS serta sifat listrik melalui spektroskopi impedansi EIS.
Hasil XRD menunjukkan LiFePO4/V/C telah terbentuk dengan struktur berbasis olivin. Hasil SEM-EDS menggambarkan partikel yang teraglomerasi dan LiFePO4/V telah terlapisi karbon. Hasil EIS menunjukkan konduktivitas sebesar 5,33 x 10-5 S/cm untuk LiFePO4/C tanpa vanadium dan 6 x 10-6 S/cm untuk LiFePO4/C dengan doping vanadium 5.

Activated carbon from coconut shell has been used as an additive to form LiFePO4 V C composite for lithium ion battery cathode. Lithium iron phosphate LFP was synthesized from the precursors of LiOH, NH4H2PO4, and FeSO4.7H2O via hydrothermal method. The LiFePO4 V C composite was formed by adding various vanadium concentration 0, 3, 5, 7 at. and a fix concentration of carbon 4 wt. Thermal analysis STA was used to characterize the formation of LFP and the transition temperature of the composite from which a transition temperature of 681.950C was obtained. X ray diffraction XRD was used to characterize the crystal structure, whereas scanning electron microscope SEM equipped with energy dispersive X ray spectroscopy EDX was used to characterize the morphology and composition of the composite. The conductivity of the composite was examined using electrical impendance spectroscopy EIS.
The XRD results showed that LiFePO4 V C has an olivine structure with Pnmb space group. The SEM EDX results depicted aglomerate particles but most LiFePO4 V has been coated by carbon. EIS test results showed a conductivity of 5.33 x 10 5 S cm for LiFePO4 C with no vanadium and 6.0 x 10 6 S cm for 5 wt. vanadium doped LiFePO4 V C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monfitriani
"Tanaman kacang tanah banyak tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Produksi dan penggunaannya cukup banyak, biasanya
digunakan sebagal bahan baku minyak dan pangan bahkan bungkil hasii
dari sisa pembuatan minyaknya digunakan untuk makanan ternak. Kulit
kacang tanahnya sendirl belum banyak dimanfaatkan bahkan hanya sebagal
llmbah hasli pertanlan saja. Oleh karena Itu pada penelltlan Inl dicarl
alternatif pemanfaatan kullt kacang tanah yaltu sebagal karbon aktlf.
*
Penggunaan llmbah pertanlan sebagal karbon aktlf telah banyak dllakukan
seperti tempurung kelapa , tempurung bijl pala, sekam, bonggol jagung, kayu
dan sebagalnya. Pembuatah karbon aktif kulit kacang tanah ini berdasarkan metode
yang umum digunakan dalam pemanfaatan limbah pertanian sebagai karbon
aktif yaitu dengan destilasi kering menggunakan aktivasi kimia dengan
aktivator ZnCl2. Pada penelltlan ini digunakan konsentrasi ZnCb 10 %
dengan perbandingan 1:10. Suhu aktivasi yang digunakan bervariasi yaitu
300°C, 400°C, 500°C selama Ijam dan variasi waktu aktivasi pada suhu
optimum yaitu 2 jam dan 3 jam.
Pada percobaan ini suhu yang menghasilkan penyerapan paling baik
adalah 500°C dengan nilai penyerapan iod 568,8 mg/g dan nilai penyerapan
methylen blue 1100 ml/g sedangkan waktu aktivasi yaitu pada waktu 3 jam
dengan 647,2 mg/g dan 1300 ml/g. Nilai penyerapan iod masih di bawah
standar SNI tetapi nilai penyerapan methylen blue telah melewati SNI. Pada
aplikasinya yaitu penyerapan zat warna menyerap sekitar 12% dibandingkan
Merck sekitar 24% , untuk penyerapan logam Pb^"" sekitar 10% sedangkan
Merck 26,6%, untuk penyerapan minyak di mana hanya dilihat secara
kualitatif karbon aktif kulit kacang tidak memberikan perubahan warna
sedangkan Merck memberikan perubahan warna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisda Filtra P
"ABSTRAK
Tangki septik Bio-Filter (ST Bio-Filter) dikembangkan sebagai suatu produk ramah lingkungan dimana diharapkan efnuen yang dihasilkan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. ST Bio-Filter ini merupakan pengembangan dari septik tank konvensional, tanpa bidang resapan, dengan menambahkan satu kompartemen sebagai unit pengolahan biologis yang memanfaatkan media yang terbuat dari plastik, yaitu bioball sebagai tempat melekatnya mikroorganisme pengurai limbah (attached growth). Dalam pengembangan tahap awal, kinerja ST Bio-Filter tersebut masih belum optimal sehingga perlu dilakukan suatu upaya agar kualitas effluen yang dihasilkan dapat meningkat. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan karbon aktif granular yang biasa digunakan sebagai unit pengolahan tersier, dimana proses pengolahan yang terjadi merupakan proses fisika-kimia yaitu adsorpsi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan karbon aktif granular dalam menurunkan konsentrasi COD dan kekeruhan yang terdapat pada air limbah domestik, dibandingkan dengan pasir aktir. Penelitian dilakukan dalam skala laboratoriurn dengan menggunakan satu buali kolom reaktor berbentuk silinder. Air limbah domestik yang dijadikan sampel adalah limbah cair yang berasal dari tangki septik sebuah asrama putri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif granular yang dipergunakan kurang begitu efektif dalam menurunkan COD dengan prosentase pi nurunan optimal yang terjadi adalah 42,86%. Sedangkan pasir aktif mampu menurunkan kekerulian lebih baik dibandingkan karhon aktif', dcngan proscniasc pcmirunan 95,34% untnk pasir aktif dan 90,9% untuk karbon aktif.
Penambahan unit saringan karbon aktif sebagai unit pengolah pelengkap pada ST Bio-Filter perlu dipertimbangkan kembali karena selain memerlukan biaya dan areal tambahan, juga dirasakan kurang efektif untuk menurunkan kandungan COD dalam air limbah.

"
2001
S34802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chodijah
"ABSTRAK
Material karbon aktif berukuran mikro (mikro-karbon aktif) dikembangkan untuk
memperoleh material penyimpan hidrogen. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari efektivitas penggunaan penggilingan bola planetari dengan
parameter, ratio sampel terhadap bola 1:5 selama 30 jam, kecepatan 200
putaran/menit dalam kondisi penggilingan non-inert. Karbon aktifasi hasil
pemilingan kemudian dibentuk pelet dengan penambahan gula cair sebagai
pengikat dan KOH sebagai larutan aktifasi. Material karbon aktif berukuran 36,41
mikron meningkat setelah penggilingan bola sebanyak 13,6 % untuk batok kelapa
dan 0,74 % untuk batubara. Pelet karbon aktif (batok kelapa) memiliki nilai
penyerapan yang lebih tinggi jika dibandingkan serbuk karbon aktif. Kapasitas
penyerapan pelet karbon aktif meningkat hingga ± 75,87% pada temperatur
rendah -5oC dan ± 78 % pada temperatur ruang 25oC.

ABSTRACT
Micro-activated carbons have been developed for hydrogen storage materials. The
research was conducted to observe the effect of planetary ball milling with the
ratio sample to ball 1:5 for 30 hours, 200 rev / min in non-inert conditions. Ball
milled activated carbon material were then formed as pellet with addition of liquid
sugar as binder and KOH as activated reagents. The pellet was reactivated at 550o
C for 1 hour. Fraction of activated carbon material with the size of less than 36.41
microns increased after ball milled as mucs as 13.6% for coconut shell and 0.74
for coal. Pellet activated carbon has higher adsorption capacity than powdered
activated carbon. Adsorption capacity of pellet activated carbon up to ± 75.87% in
low temperature -5oC and 78% in room temperatur 25oC."
2011
T30032
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifahny Intan Satria Akhmad
"Ion tripolifosfat (P3O10-5) merupakan salah satu bentuk fosfat yang umumnya ditemukan pada limbah deterjen. Apabila tidak diolah dapat menyebabkan eutrofikasi (blooming alga). Karbon aktif yang dimodifikasi dengan besi oksida dapat digunakan untuk mengurangi jumlah ion tripolifosfat. Karbon aktif dibuat dengan memanfaatkan limbah lindi hitam hasil samping produksi bioetanol. Preparasi komposit karbon aktif/besi oksida dilakukan dengan menambahkan larutan besi dari FeSO4.7H2O ke dalam karbon aktif.
Hasil karakterisasi menggunakan difraksi sinar-X menunjukan bahwa besi oksida yang terbentuk pada komposit karbon aktif/besi oksida merupakan fase goethite (α-FeOOH) dan berdasarkan data EDX jumlah kandungan besi yang terdapat pada kompossit karbon aktif/besi oksida adalah 17%. Kinerja komposit karbon aktif/besi oksida terhadap adsorpsi ion tripolifosfat dievaluasi berdasarkan uji variasi konsentrasi larutan awal tripolifosfat, pH, kecepatan agitasi dan waktu kontak. Persentase efisiensi maksimum ion tripolifosfat mencapai 96,87% dengan kapasitas adsorpsinya 1,5992 mg/g pada pH 3, konsentrasi awal larutan tripolifosfat 3 mg/L dan dosis adsorben 0,1 g.
Hasil tersebut menunjukan bahwa karbon aktif yang dikompositkan dengan besi oksida memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi untuk menurunkan ion tripolifosfat. Pada penelitian ini juga dilakukan desorpsi fosfat menggunakan medium asam sulfat, asam sitrat dan akuades. Jumlah fosfat yang terdesorpsi lebih besar dalam medium asam sulfat dengan persentase desorpsinya sebesar 87,71% selama 9 jam.

Tripolyphosphate ion, known as P3O10-5, is one of phosphate forms which mostly recognized in the laundry wastewater. The abundant quantities of trpolyphosphate ions in the water resources potentially lead eutrophication or algae blooming therefore it damaged the inside-living organisms. To mitigate excess ion, activated carbon was modified with iron oxide can be used to remove the amount of tripolyphosphate ions. Activated carbon was made by utilizing black liquor waste water from bioethanol side-production. Activated carbon/iron oxide composites were prepared by introducing activated carbon into iron solution made from FeSO4.7H2.
The result from X-ray diffraction characterization showed the main iron oxide actually present in the composites was goethite (α-FeOOH) and based on the result of SEM-EDX measurement it contained 17% of iron element. The performance of activated carbon/iron oxide composites on the adsorption of tripolyphosphate ions was evaluated by various initial concentrations of tripolyphosphate solutions, which were adsorbent dose, pH, mixing speed, and contact time. The maximum efficiency percentage of tripolyphosphate ions reached 96.87% with adsorption capacity of 1,5992 mg/g at an initial tripolyphosphate concentration of 3 mg/L, solution pH of 3 and 0,1 g of adsorbent dose.
The results indicated that activated carbon/iron oxide were more effective to decrease tripolyphosphate ions than only activated carbons. This study also conducts desorption experiments of phosphate on sulfuric acid, citric acid, and aquades solutions. Amount of phosphate desorption in sulfuric acid medium was the highest desorption percentage around 87,717% within 9 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo Abraham
"Optimalisasi kinerja untuk anoda baterai lithium-ion (LIBs) dapat dilakukan dengan mencampur ZnO-nanorods dengan ketentuan Karbon Aktif. Dalam penelitian ini, ZnO-nanorods di sintesis melalui suatu proses yang menggunakan bahan dasar HMTA dan Zinc Oxide. Untuk mengatasi masalah ini karbon telah diaktifkan karena memiliki sifat konduktivitas yang baik dan dapat mempengaruhi volume yang terjadi. Variasi dalam persentase nanorods ZnO yang 4wt%, 7wt%, dan 10wt%. Karakterisasi sampel diperiksa menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), dan Brunauer-Emmett-Teller (BET). Kinerja baterai sampel diperoleh dengan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Cyclic Voltammetry (CV), dan Charge-Discharge (CD) pengujian setelah dirangkai menjadi baterai sel berbentuk koin.
Penelitian ini membahas tentang pengaruh penambahan karbon aktif terhadap komposit nanorod ZnO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanorod AC-10%/ZnO-7% memiliki kapasitas spesifik tertinggi 270,9 mAh/g. Menurut tes Brunner-Emmet-Teller (BET), luas permukaan terbesar adalah 631.685 m2/g. Kinerja elektrokimia paling baik diperoleh oleh nanorods AC-10%/ZnO-7%.

Performance optimization for lithium-ion battery anodes (LIBs) can be done by mixing ZnO-nanorods with the provisions of Active Carbon. In this study, ZnO-nanorods synthesized a process that uses basic ingredients HMTA and Zinc Oxide, in addition. To solve this problem, carbon has been activated because it has good conductivity properties and can affect the volume that occurs. Variations in the percentage of ZnO nanorods which are 4wt%, 7wt%, and 10wt%. Characterization of the samples was examined using X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), and Brunauer-Emmett-Teller (BET). The battery performance of the samples was obtained by Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Cyclic Voltammetry (CV), and Charge-Discharge (CD) testing after being assembled into coin cell batteries.
This study discusses the effect of adding activated carbon to ZnO nanorods composites. The results showed that the AC-10%/ZnO-7% nanorods have the highest specific capacity of 270.9 mAh/g. According to Brunner-Emmet-Teller (BET) test, the largest surface area was 631.685 m2/g. Electrochemical performance is best obtained by AC-10% / ZnO-7% nanorods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>