Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halida Nurwastuti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Krishna Arinaldi
"Pencemaran air adalah hal yang patut menjadi perhatian salah satu unsur yang menyebabkan tercemamya air adalah kandungan logam berat yang melebihi kadar yang diperbolehkan, contohnya pada logam besi dan kadmium. Aplikasi karbon aktif untuk mereduksi kandungan logam tersebut adalah salah satu solusi yang diupayakan.
Penelitian yang dilakukan kali ini adalah untuk mengurangi kandungan logam Fe dan Cd dari larutannya dengan menggunakan karbon aklif sebagai adsorben. Adsorpsi yang dilakukan merupakan sistem kontinu aliran vertikal keatas. Karbon aktif diletakan dalam kolom adsorpsi sebagai unggun tetap (fred bed). Ada beberapa kondisi operasi yang mempengaruhi proses adsorpsi kontinu seperti volume bed, konsentrasi Iimbah awal serta laju alir limbah.
Pada penelitian ini dilakukan variasi laju alir Iimbah yang digunakan. Laju alir yang digunakan pada penelitian ini adalah 1 mL/s, 0.55 mL/s dan 0,22 mL/s. Sampel yang didapat merupakan effluent yang diambil selama kondisi operasi 12 jam. Sampel ini kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan AAS untuk dihitung kandungan logamnya.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semakin rendah laju alir yang digunakan maka proses adsorpsi akan semakin baik. Hal ini ditunjukan dengan semakin meningkatnya persen tereduksi logam pada laju alir yang semakin kecil. Untuk laju alir 1 mL/s persen tereduksi yang dapat dicapai sebesar 02363, untuk laju 0.55 mL/s sebesar 0.9017 sementara untuk laju alir sebesar 0.22 mL/s persen tereduksi yang dapat dicapai sebesar 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Purwanto
"Ion Ca2+ merupakan sumber kesadahan dalam air. Kesadahan air mengakibatkan sabun sukar untuk membuih sehingga pakaian sulit untuk menjadi bersih. Kesadahan juga mengakibatkan timbulnya kerak dalam ketel. Kerak ini akan menghalangi transfer panas yang pada akhirnya akan memboroskan bahan bakar. Karena itulah ion Ca2+ harus dikurangi hingga ambang batas yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu maksimal 500 ppm.
Pada penelitlan ini digunakan zeolit alam Lampung sebagai adsorben untuk menyerap ion Ca2+. Ukuran zeolit yang digunakan adalah 20-10 mesh dan 30-20 mesh. Sebelum digunakan zeolit terlebih dahulu direndam dalam larutan NH4Cl 1,5M selama 50 jam. Selanjutnya dipanaskan dalam tungku dengan suhu 200°C selama lebih kurang 2 jam. Pemanasan ini akan melepaskan NH dan terbentuk H-zeolit. H-zeolit digunakan sebagai unggun dalam tangki filtrasi dengan variasi tinggi 5 cm, 7,5 cm, dan 10 cm.
Tangki filtrasi yang digunakan terbuat dari kaleng cat yang berdiameter 28,5 cm dan tinggi 37,5 cm. Air baku yang telah dimasukkan garam CaCl2 masuk melalui bagian bawah tangki filtrasi dan keluar melalui saluran keluar di bagian atas tangki. Lamanya waktu sejak keran masuk dibuka hingga air filtrat keluar pertama kali kurang lebih 20 menit. Menit tersebut adalah menit ke-0. Sampel diambil setiap 1 menit kemudian diuji dengan AAS di laboratorium AAS di Jurusan Fisika FMIPA UI.
Dari hasi pengujian dengan AAS, diperoleh grafik konsentrasi ion Ca2+ terhadap waktu. Grafik tidak menunjukkan kondisi ideal adsorpsi di mana pada grafik hasil pengujian konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent terlihat fluktuatif. Idealnya pada beberapa waktu pertama konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent relatif konstan dalam jumlah di bawah konsentrasi awal. Kemudian setelah adsorben mulai jenuh, konsentrasi ion Ca2+ mulai naik mencapai konsentrasi awal. Kemungkinan hal ini disebabkan adanya ion-ion lain sehingga terjadi interferensi dalam embacaan AAS dan adanya ion Ca2+ dalam zeolit yang ikut terlepas masuk dalam filtrat.
Namun secara garis besar H-zeolit dengan ukuran 30-20 mesh jelas memiliki luas permukaan lebih besar daripada yang berukuran 20-10 mesh. H-zeolit dengan ukuran 30-20 mesh mampu menurunkan konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent dengan lebih baik. Hingga menit ke-60, unggun zeolit dengan tinggi 5 cm bisa menurunkan sampai 689 ppm, ketinggian 7,5 cm bisa menurunkan sampai 496 ppm, dan ketinggian 10 cm bisa mengurangi sampai 522 ppm. Konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent cenderung terus turun. Jika waktu operasi diperpanjang kemungkinan konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent bisa mencapai ambang batas yang telah ditetapkan yaitu sebesar 500 ppm bahkan bisa kurang dari itu.
Sedangkan zeolit alam Lampung ukuran 20-10 mesh dengan tinggi unggun 5 cm hanya mampu mengadsorp sampai menit ke-40 saja (kandungan ion Ca2+ dalam effluent berkurang hingga 634 ppm), ketinggian unggun 7,5 cm bisa mengadsorp sampai menit ke-50 (kandungan ion Ca2+ dalam effluent berkurang hingga 574 ppm), dan ketinggian unggun 10 cm bisa mengadsorp juga sampai menit ke-50 (kandungan ion Ca2+ dalam effluent berkurang hingga 412 ppm)."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S50844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Air sadah, yaitu air yang banyak mengandung ion Mg dan Ca merupakan
masalah yan cukup serius bagi pabrik-pabrik yang menggunakan alat pemanas
(ketel). Air sadah menyebahkan berkurangnya efisiensi alat pemanas karena ion
Ca dan Mg terpresipitasi membentuk kerak pada alat pemanas tersebut sehingga
perpindahan panas tidak berlangsung maksimal.
Untuk mengurangi kesadahan air, maka pada penelitian ini digunakan
karbon aktif untuk mengadsorpsi ion Mg". Air sadah dilewatkan melalui unggun
karbon aktif dengan aliran vertikal ke atas. Variasi yang dilakukan pada penelitian
ini adalah variasi tinggi unggun, yaitu 5, 7,5 , 10, 15 cm dan variasi jenis karbon
aktif, yaitu karbon aktif dari tempurung kelapa dan karbon aktif dari residu minyak
bumi.
Dari hasil variasi tinggi unggun, temyata semakin tinggi uggun maka daya
adsorpsinya terhadap ion Mg” semakin besar. Unggun karbon aktif dengan
ketinggian 5 cm dapat mereduksi ion Mg” sampai 30,37 % dan sudah jenuh pada
menit ke-120, unggun dengan ketinggian 7,5 cm sampai 94,49% dan menit ke-180,
unggun dengan kctinggian 10 cm sampai 93,19 % dan menit ke-240, unggun
dengan ketinggian 15 cm sampai 98,3 1% dan setelah 300 menit masih belum jenuh.
Sedangkan dari variasi jenis karbon aktif yang digunakan, temyata karbon
aktif dari residu minyak bumi memiliki daya adsorpsi yang jauh Iebih besar
daripada karbon aktif dari tempurung kelapa. Hal ini terbukti dari kemampuan
unggun karbon aktif dad residu minyak bumi untuk mereduksi ion Mg” sampai
mencapai 88,3 % dan setelah 180 menit masih belum jenuh, sedangkan karbon aktif
dari tempurung kelapa hanya sampai 80,3 7% dan telah jenuh pada menit ke-120."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praswasti Pembangun Dyah Kencana Wulan
Depok: Universitas Indonesia, 2005
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Firdaus
"ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang dikenal sebagai bahan adsorben untuk digunakan pada sektor industri pangan maupun non pangan. Selain itu, penggunaan karbon alctif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan.
Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan ini maka pemakaian karbon aktifsemakin meningkat.
DK1 Jakarta telah mengeluarkan ketetapan baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan logam kadmium maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/L. Sedangkan air yang tersedia rnemiliki kandungan kadmium sebesar 363.6 mg/L. Menyadari hal tersebut maka dimulailah penelitian mengurangi kadar kadmium dalam air dengan karbon aktif granular ukuran 0.8-1.0 mm melalui sistem kontinu.
Karbon aktif yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 100°C selama 24 jam, perlalcuan ini dimaksud untuk memperluas permukaan karbon aktif. Dengan menggunakan Autosorb BET, karakterisasi luas permukaan karbon aktif diukur pada saat sebelum dan sesudah aktivasi, hasilnya mengalami kenaikan yaitu dari 555.5 m2/gr menjadi 597.6 m2/gr.
Pada proses adsorpsi dengan variasi waktu kontak diperoleh kondisi jenuh pada waktu kontak 10 menit disaatjam ke-14 dan pada waktu kontak 20 menit pada jam ke-18. Dengan permodelan Freundlich diperoleh konstanta kesetimbangan adsorpsi (Kr) untuk waktu kontak 10 menit sebesar 4.62l66, sedangkan untuk waktu kontak 20 menit diperoleh konstanta kesetimbangan adsorpsi (Kf) sebesar 6.53l45.
Penurunan konsentrasi air dari 363.6 mg/L menjadi air dengan kandungan kadmium 0.01 mg/L (sesuai ketentuan baku mutu) maka diperlukan karbon aktif sebesar 630.49 gram untuk waktu kontak 10 menit dengan laju alir sebesar 49.06 cm3/menit dan sebesar 548.55 gram untuk waklu kontak 20 menit dengan laju alir sebesar 24.50 cms/menit.

"
2001
S49146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Michael BM
"ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang di kenal sebagai bahan adsorben untuk di gunakan pada sector industri pangan maupun non pangan. Selain itu, penggunaan karbon aktif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan. Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan ini, maka pemakaian karbon aktif semakin meningkat.
Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan ketetapan baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan logam timbal maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/L. Sedangkan ?air PAM? yang tersedia memiliki kandungan timbal sebesar 2.3 mg/L. Menyadari hal tersebut, maka dimulailah penelitian mengurangi kadar timbal dalam ?air PAM? dengan karbon aktif granular melalui sistim kontinu.
Pada penelitian ini karbon aktif yang diguuakan dipanaskan terlebih dahulu pada temperatur 100 °C selama 24 jam, perlakuan ini dimaksud untuk memeperluas permukaan karbon aktif yang selanjutnya akan digunakan untuk mengadsorpsi timbal dari air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi luas permukaan karbon aktif mengalami peningkatan pada saat sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi yaitu sebesar 284 m²/gr menjadi 314.4 ml/gr.
Pada saat adsorpsi dengan vadasi waktu kontak didapat kondisi jenuh pada waktu kontak 10 menit disaat jam ke-16 dan pada waktu kontak 20 menit pada jam ke-10.
Untuk mendapatkan ?air PAM" dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L (sesuai dengan ketentuan baku mutu) akan di gunakan karbon aktif sebesar 0.061 gr/L air untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit, dan 0.029 gr/L air untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir 1 1.75 ml/menit.
Pada konsentrasi 312.3 untuk mendapatkan ?air PAM? dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L, maka diperlukan karbon aktif sebesar 480,44 gram untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit dan sebesar 227.02 gram untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir sebesar 11.75 ml/menit."
2000
S50848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The maximum Cadmium content in tap water based on Drinking Ware Standard Quality of DKI Local
Government, is 0, 01 mg/L. This experiment is aimed to reduce Cadmium content by adsorbtion process
using 8-10 nun granular activated Carbon. By using continous system to adopt the real condition and
the contact time during isothermal adsorption and the time needed to achive equilibrium conditions
are observed The granular carbon is heated at 100 " C for 24 hours and the surface areas change tom
555,6 m2 /gr to 597,6 m2 / gr .The system reaches penetration curve after I4 hours for 10 minutes
contact rime and I8 hours for 20 minutes.
"
Jurnal Teknologi, 15 (3) September 2001 : 336-345, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-336
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>