Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Arbianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ambarwati
"Modifikasi minyak sawit untuk menjadi pelumas foodgrade yang telah dilakukan seperti transesterifikasi untuk menghasilkan Palm Oil Methyl Ester (POME) dan epoksidasi untuk menghasilkan EPOME serta pembukaan cincin epoksida dengan gliserol dan monoalkohol telah meningkatkan ketahanan oksidasinya menyamai pelumas foodgrade. Namun modifikasi tersebut belum memenuhi syarat untuk menjadikan minyak sawit sebagai pelumas foodgrade, yang menuntut warna yang bening, untuk diaplikasikan pada industri makanan. Untuk memperbaiki modifikasi ini maka dilakukan modifikasi lainnya yaitu dengan menghilangkan warna melalui proses decolorization. Proses decolorization POME dilakukan dengan menambahkan hidrogen peroksida sebesar 10 % v/v dari POME secara perlahan pada temperatur 65°C dan direaksikan dengan variasi waktu 30 menit, 1 jam, dan 3 jam serta variasi pengulangan proses untuk menghasilkan EPOME Decolorization. Dimana untuk menjadi pelumas foodgrade maka hanya perlu menambahkan gliserol atau monoalkohol untuk membuka cincin epoksidanya. Selain itu decolorization juga dilakukan dengan menggunakan bentonit pada temperatur yang sama selama 2 jam, produk yang dihasilkan diberi nama EPOME Bentonit. Untuk melihat keberhasilan modifikasi ini, dilakukan analisa wama secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 450 nm. Proses decolorization dengan hidrogen peroksida memiliki nilai absorbansi 0.0535 dan perubahan absorbansinya sebesar 76.74 %. untuk waktu reaksi 2 jam, absorbansi produk EPOME Bentonit 0.0865 dan perubahan absorbansi 62.39 %. Proses decolorization dengan hidrogen peroksida waktu reaksi 3 jam memberikan perubahan absorbansi yang lebih besar dibanding metode lain, absorbansi akhir yaitu 0.0431 dengan perubahan absorbansi sebesar 81.26 %, sedangkan dengan dengan waktu reaksi 1 jam absorbansi akhir 0.0508, perubahan absorbansi sebesar 77.91%. Semakin besar perubahan absorbansi yang dihasilkan, penambahan biaya bahan decoloran semakin besar, perubahan absorbansi sebesar 76 % membutuhkan biaya decoloran Rp. 8,600,- , perubahan absorbansi sebesar 81.26 % membutuhkan tambahan biaya sebesar Rp. 18,600,-."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wegik Dwi Prasetyo
"Energi dan emisi gas buang erat kaitannya dengan pelumas yang digunakan. Apabila pelumas dapat mengurangi friksi yang timbul akibat pergerakan komponen-komponen mesin maka energi yang dihasilkan mesin dapat optimal karena energi yang hilang akibat friksi rendah. Pelumas juga berpengaruh terhadap emisi gas buang terutama dalam mesin 2T karena pelumas ikut terbakar di dalam silinder mesin. Penelitian ini merupakan studi awal pemanfaatan EFAMEGLI sebagai minyak dasar pelumas mesin 2T dengan mencampurkan EFAMEGLI ke dalam pelumas mesin 2T dalam berbagai variasi konsentrasi. Parameterparameter yang diukur adalah energi dan emisi gas buang (CO,CO2, HC,NOx,O2) yang dihasilkan oleh mesin. Mesin 2T generator listrik digunakan sebagai alat uji. Rasio bahan bakar : pelumas pada mesin 2T generator listrik adalah 50:1. Konsentrasi EFAMEGLI didalam pelumas mesin 2T divariasikan dari 0 (tanpa EFAMEGLI),1,25,50,75 dan 100%. Beban mesin diset pada 400 watt. Mesin 2T generator listrik yang menggunakan EFAMEGLI 1% menghasilkan energi 1% lebih tinggi dan EFAMEGLI 25% menghasilkan energi 6% lebih tinggi tapi EFAMEGLI 50%, 75% dan 100% menghasilkan energi 1% lebih rendah. Penggunaan EFAMEGLI sebagai pelumas mesin 2T menghasilkan emisi CO yang lebih rendah, CO2 lebih tinggi, O2 lebih tinggi, NOx lebih tinggi dan HC lebih rendah dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan oleh mesin yang sama yang menggunakan pelumas mineral. EFAMEGLI dapat dijadikan sebagai minyak dasar pelumas 2T karena selama pengujian sample, mesin tidak mati dan penggunaan EFAMEGLI sebagai pelumas menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih.

Energy and exhaust gas emmission are influenced by lubrication. If lubricant can reduce friction occured between moving surfaces in the engine, energy is produced will be optimal. In the two strokes engine, the lubricant will be burned in the engine cylinder and influencing the exhaust gas emission. This research is a prestudy of using EFAMEGLI as base oil of two strokes engine's oil. EFAMEGLI was mixed into two stroke engine's oil. Energy and exhaust gas emission (CO,CO2,HC, NOx, O2) that is produced by engine were measured. Electrical genset which is two strokes engine type was used as testing engine. The ratio of fuel : lubricant is 50 :1. The concentration of EFAMEGLI in the two stroke engine's oil was variated from 0 (zero EFAMEGLI),1,25,50,75 and 100%. The engine load was set constant at 400 watt. Two strokes engine of electrical genset used EFAMEGLI 1% produced energy about 1% higher and EFAMEGLI 25% produced 6% higher energy, but engine used EFAMEGLI 50%, 75% and 100% produced energy about 1% lower. Engine used EFAMEGLI as the lubricant produced CO lower, CO2 higher, HC lower, NOx higher and O2 higher compare with emission produced by the same engine using mineral oil as its lubricant. EFAMEGLI can be used as base oil of two stroke engine's oil because there is no malfunction during the engine operation and engine used EFAMEGLI as its lubricant, produced cleaner exhaust gas emission."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Alfis Firdausyah
"ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Proses bleaching pada pengolahan refineryCrude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng menggunakan bleaching earth BE menghasilkan limbahSpent bleaching earth SBE yang berdasarkan PP No. 101 tahun 2014 dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Buangan Berbahaya. Pada penelitian ini akan dibuat surfaktan Methyl Ester Sulfonate MES yang berasal dari minyak kelapa SBEoil. SBE oil melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi untuk menjadi metil ester dengan yield 85 . Metil Ester yang dihasilkan lalu melalui proses sulfonasi dengan gas SO3. Gas SO3 yang digunakan untuk proses sulfonasi berasal dari uap sulfur yang direaksikan dengan udaraberlebih pada suhu yang sangat 510oC dan kecepatan udara 7,3 m/s. MES hasil penelitian dapat menurunkan tegangan permukaan hingga 40,5 dyne/cm dan memiliki kelarutan dan daya detergensi yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembersih pada alat berat pada berbagai macam industri yang tidak food-grade.

ABSTRAK
Indonesia is the largest palm oil producing country in the world. The bleaching process of refinery processing Crude Palm Oil CPO into cooking oil using bleaching earth BE resulted in Spent bleaching earth SBE waste based on PP no. 101 of 2014 can be categorized as Harmful Dangerous Wastes. In this research will be made Methyl Ester Sulfonate MES surfactant derived from coconut oil SBE oil. SBE oil through esterification and transesterification process to become methyl ester with yield 85 . Methyl Ester produced then through a sulfonation process with SO3 gas. The SO3 gas used for the sulfonation process comes from sulfur vapor which is reacted with excess air at a very temperature of 510 C and an air velocity of 7.3 m s. MES research results can reduce surface tension to 40.5 dyne cm and have high solubility and detergency power that can be used as a cleaning agent on heavy equipment in various industries that are not food grade."
2017
S67089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ruliandini
"Biopelumas berbahan dasar metil ester dari minyak kelapa sawit (POME) adalah salah satu pelumas alternatif yang paling mungkin dikembangkan saat ini karena berasal dari minyak tumbuhan yang ketersediaannya tidak terbatas. Sementara itu, MXene, material baru berdimensi dua, belum banyak diaplikasikan sebagai zat aditif ke dalam pelumas terutama biopelumas. Menggunakan pendekatan simulasi dinamika molekuler, kestabilan MXene didalam POME beserta sifat termofisika campurannya akan diprediksikan. Kedalam campuran POME-MXene kemudian ditambahkan juga partikel nano unggul lainnya yaitu Al2O3. Dengan visualisasi, fenomena interaksi secara atomik yang terjadi diantara; POME-MXene, MXene- Al2O3 dan POME-MXene/Al2O3 dapat diketahui. Prediksi kestabilan, densitas, koefisien difusi dan konduktivitas termal dihasilkan dengan metode Equilibrium Molecular Dynamics (EMD) sedangkan metode Non-Equilibrium Molecular Dynamics (NEMD) diterapkan untuk memprediksikan nilai viskositas. Potensial Condensed-phase Optimized Molecular Potential for Atomistic Potential Studies (COMPASS) yang dihibridisasi dengan potensial sederhana LJ 12-6 digunakan untuk mendefinisikan interaksi intra dan inter-molekular pada molekul MXene, Al2O3 serta campuran POME-MXene/Al2O3. Dibandingkan dengan hasil uji laboratorium, didapatkan deviasi rata-rata kurang dari 10% sehingga sifat termofisika pada POME dapat diprediksikan dengan baik. Hasil visualisasi yang diperoleh mampu menjawab bagaimana mekanisme dan bentuk agregasi nanopartikel dalam POME, sehingga dapat menjelaskan sifat termofisika yang khas pada campuran POME dan MXene beserta hibridisasinya. Terutama nilai konduktivitas termal yang semakin turun seiring naiknya temperatur.

Due to its sustainable resources, Palm Oil Methyl Ester-based lubricants (POME) is one of the alternative lubricants most likely to be developed today. In this study, POME was reinforced by a novel 2D nanomaterial, MXene and other prominent nano material Al2O3. Using molecular dynamics simulation, the stability of MXene in POME and its thermophysical properties were predicted. The predicted interaction between two different dimension (MXene-Al2O3) were also covered. With visualization, other phenomenon of atomic interactions that occur between; POME-MXene and POME-MXene/Alumina were revealed. Predictions of stability, density, diffusion coefficient and thermal conductivity were generated by EMD method while the NEMD method was applied to predict viscosity values. COMPASS which was used to define intra-molecular interactions of POME was hybridized with the simple potential LJ 12-6 which defines the intra and inter-molecular interactions of MXene, Alumina and POME-MXene/Alumina molecules. Compared to laboratory test results, the average deviation is less than 10% so that the thermophysical properties of POME in a good agreement. The visualization results obtained were able to answer how the mechanism and form of nanoparticle aggregation in POME, so as to explain the thermophysical properties typical of the mixture of POME and MXene and its hybridization. Especially the value of thermal conductivity that decreases as the temperature rises."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilah
"Proses produksi biodisel (Fatty Acid Methyl Ester) awal perkembangannya dilakukan menggunakan katalis homogen (cair) basa atau asam, yaitu menggunakan NaOH atau KOH dalam metanol atau etanol. Kelemahan katalis homogen adalah tidak dapat digunakan kembali setelah reaksi selesai. Oleh karena itu saat ini banyak dikembangkan katalis heterogen untuk dipergunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk konversi trigliserida (minyak nabati) menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai Biodisel. Biodisel dipilih karena bahan bakar berbasis minyak bumi semakin menipis dan ramah lingkungan. Katalis heterogen utama yang di gunakan dalam penelitian ini adalah zeolit Co-ZSM5 Mesopori. Zeolit tersebut berasal dari Na-ZSM5 mesopori yang di impregnasi oksida cobalt dan dilanjutkan proses kalsinasi pada suhu 550˚C. Sintesis zeolit Na-ZSM5 mesopori dilakukan menggunakan metode double template menggunakan TPAOH sebagai agen pengarah struktur dan PDDA sebagai template mesopori. Karakterisasi dari katalis Na-ZSM5 dan Co-ZSM5 dilakukan menggunakan instrumen XRD, FTIR, SEM-EDX, dan BET.
Hasil karakterisasi menunjukkan rasio Si/Al 12,98 dengan loading Co 2,53%w/w. Hasil tersebut sesuai yang diinginkan, yaitu untuk Rasio Si/Al 10-100 dan loading Co 2,5% w/w. Uji aktivitas katalis Co-ZSM5 dilakukan melalui reaksi transesterifikasi menggunakan CPO dan hasil uji katalitik di karaketerisasi menggunakan GC-FID. Uji katalitik tersebut dilakukan dengan jumlah katalis 10%(w/w) terhadap CPO, suhu reaksi 95˚C dan variasi waktu analisis hingga 10 jam reaksi. Hasil reaksi menggunakan katalis Co-ZSM5 mesopori diperoleh % yield sebesar 3,478% (b/b), sedangakan menggunakan katalis Co-ZSM5 mikropori diperoleh % yield, yaitu 3,248 % (b/b). Uji katalitik Co-ZSM5 mesopori pada konversi palm oil (minyak goreng komersial) memberikan % yield 41,87 % (b/b). Hasil ini menunjukkan bahwa Co-ZSM5 berpotensi sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi.

The early development of biodiesel production process has used basic or acidic homogeneous catalyst such as NaOH or KOH in methanol or ethanol. Hence, nowadays a lot of heterogeneous catalysts have been developed in transesterification reaction for triglyceride conversion, usually vegetable oil, to Fatty Acid Methyl Esters (FAME) as main component of biodiesel. In this work, the heterogeneous catalyst used is mesoporous CoZSM5 zeolite. The initial mesoporous NaZSM5 zeolite is synthesized by using double template methods with TPAOH as structure directing agent and PDDA as mesoporous template. The cobalt (Co) species was prepared through impregnation with incipient wetness in the zeolite.
The result of characterization on ZSM-5 and Co-ZSM5 shown that the structure of synthesized zeolite is ZSM5 (XRD pattern), Si/Al ratio is 12.98 and Co loaded is 2.53%(w/w). The mesoporous Co-ZSM5 catalyst activity test was carried out in transesterification reaction in which Crude Palm Oil (CPO) as substrate was mixed with methanol in the present of zeolite as catalyst (10% substrate) to be converted to Fatty Acid Methyl Esters (FAME). The reaction was set at 95˚C and the reaction time was varied from 0 ? 10 h. The product was then measured and analyzed with GC-FID. In the catalyst testing for the transesterification process, the mesoporous Co-ZSM5 catalyst gave the biodiesel yield of 3.478% (w/w), while the mikroporous Co-ZSM5 catalyst gave the biodiesel yield of 3.248 % (w/w). Test of catalytic Co-ZSM 5 mesoporous on the conversion of palm oil (commercial cooking oil) gave % yield of 41.87% (w / w). These results indicate that Co-ZSM5 potential as a catalyst in the transesterification reaction.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Athalia Cleo Jokris
"Aditif pelumas merupakan komponen utama dari pelumas. Aditif memiliki sifat anti-aus dan tahan pada tekanan tinggi. Pembuatan aditif dilakukan dengan proses sulfurisasi minyak biji kapuk randu dengan gas H2S. Proses sulfurisasi dimodifikasi dengan tambahan metode sirkulasi H2S yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan H2S. Radiasi sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm juga digunakan untuk mempercepat proses sulfurisasi. Proses sulfurisasi dinyatakan berhasil karena ada ikatan C-S pada hasil spektrum FTIR di puncak 581,25 cm-1. Hal ini diperkuat dengan hasıl kandungan sulfur tertinggi yang didapatkan pada sampel minyak biji kapuk randu tersulfurisasi 20 jam sebesar 32.682 ppm dengan viskositas 72,17 cSt dan densities 0,92 g/cm2. Pengujian performa aditif dilakukan dengan uji four-ball untuk melihat performa ketahanan anti-aus pada aditif. Pengujian performa dilakukan dengan mencampurkan minyak mineral sebagai minyak dasar dan aditif. Hasil uji keausan terbaik terdapat pada formulasi minyak mineral dan 10% aditif tersulfurisasi selama 20 jam yang meningkatkan performa keausan hingga 98% dan memiliki rasio sulfur sebesar 3.268 ppm. Rasio sulfur ini sudah sebanding dengan rasio aditif ZDDP yang umum digunakan sebesar 3.393 ppm. Selanjutnya dilakukan pengujian korosifitas pada formulasi minyak mineral dan aditif tersulfurisasi selama 20 jam dan dihasilkan bahwa formulasi tersebut sangat rendah terhadap korosi dan aman digunakan pada mesin kendaraan

Lubricant additives are the main components of lubricants. These additives possess anti-wear properties and can withstand high pressure. The production of additives is carried out through the sulfurization process of kapok seed oil using H2S gas. The sulfurization process is modified with an additional H2S circulation method to enhance the efficiency of H2S usage. UV radiation with a wavelength of 254 nm is also used to accelerate the sulfurization process. The sulfurization process is deemed successful due to the presence of C-S bonds in the FTIR spectrum at the peak of 581.25 cm-1. This is further supported by the highest sulphur content found in the kapok seed oil sample sulfurized for 20 hours, which was 32,682 ppm with a viscosity of 72.17 cSt and a density of 0.92 g/cm2. Performance testing of the additive was also conducted using a four-ball test to evaluate the anti-wear performance of the additive. The performance test was carried out by mixing mineral oil as the base oil and the additive. The best wear test results were obtained from the formulation of mineral oil and 10% additive sulfurized for 20 hours, which improved wear performance by up to 98% and had a sulphur ratio of 3,268 ppm. This sulphur ratio is comparable to the commonly used ZDDP additive ratio of 3,393 ppm. Additionally, a corrosiveness test was conducted on the formulation of mineral oil and the additive sulfurized for 20 hours, and it was found that this formulation is very low in corrosion and safe for use in vehicle engines."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Oskar
"Proses diversifikasi produk atas komponen metil ester minyak kelapa sawit (POME) melalui proses perengkahan oksidatif katalitik adalah salah satu usaha untuk menghasilkan senyawa-senyawa antara turunan asam karboksilat yang banyak digunakan dalam industri pelumas, plasticizer, poliamida, poliuretan, parfum, bahan sediaan farmasi dan lain-lain.
Sistem proses perengkahan oksidatif katalitik untuk pembuatan asam karboksilat dari POME pada penelitian ini dilakukan dalam reaktor yang dilengkapi dengan alat pemanas untuk mengontakakan aliran reaktan POME (fasa cair) dengan pereaksi oksigen (fasa gas) dengan adanya katalitis H-Zeolit Lampung yang beroperasi pada tekanan dijaga tetap sebesar 100 psi dan dengan variasi suhu operasi sebesar 120°C, 130°C, 140°C, dan 150°C serta variasi waktu reaksi selama 1 jam, 1,5 jam, 2 jam, dan 2,5 jam.
Karakterisasi produk dilakukan dengan menentukan sifat fisika, yakni: besaran densitas dan besaran viskositas serta menentukan sifat kimia, yakni: besaran bilangan asam total dan FTIR. Dari ketiga hasil uji besaran bilangan asam total, densitas dan viskositas menunjukkan bahwa semua produk perengkahan oksidasi katalitik tersebut mengalami peningkatan. Dari uji FTIR menunjukkan bahwa perbandingan gugus C=O dan -CH2- dari produk perengkahan oksidasi katalitik yang terbentuk mengalami peningkatan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T17498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>