Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22796 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perhitungan keseimbangan uap-cair dengan mempergunakan korelasi
koefisien aktivitas membutuhkan parameter-parameter yang mempengaruhi hasil
perhitungan. Data eksperimen yang memuat parameter-parameter ini sangat sulit
untuk ditemukan sehingga diperlukan suatu metode yang dapat mengestimasi
parameter tersebut. Metode Barker adalah salah satu metode yang dapat digunal-can
untuk menghasilkan parameter korelasi koefisien aktivitas.
Pada penelitian ini korelasi koefisien aktivitas yang digunakan adalah
persamaan Margulesl suffix, persamaan Wilson, persamaan NRWL, dan persamaan
UNIQUAC. Persamaan-persamaan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing tergantung dari campurannya. Estimasi parameter korelasi koefisien
alctivitas dengan metode Barker dilakukan melalui simulasi dengan 2 macam
tebakan awal (nilai infinite dilution dan literatur).
Parameter yang didapatkan kemudian digunakan untuk mengkorelasi sistem
keseimbangan biner dan juga memprediksi sistem kesetimbangan terner Hasil
simulasi untuk sistem biner menunjukkan Persen Deviasi Absolut rata-rata yang
berbeda-beda tergantung pada sifat, suhu dan tekanan campuran.
Berbeda halnya dengan hasil simulasi untuk sistem terner, untuk campuran
n-pentane-methanel-acetone pada 372.7 K, korelasi koefisien aktivitas yang
memberikan pendekatan terbaik adalah persamaan UNIQUAC."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S28002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Maulana Putra
"Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 1,19 juta nyawa terancam setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas [1]. Keselamatan kendaraan, terutama dalam menghadapi benturan depan, sangat penting untuk mengurangi risiko cedera serius. Crashworthiness merupakan salah satu parameter penting dalam desain struktur kendaraan untuk memastikan keselamatan penumpang saat terjadi tabrakan. Pada penelitian ini, dilakukan analisis crash box dengan filler struktur honeycomb menggunakan simulasi dari ABAQUS/CAE untuk meningkatkan kemampuan crashworthiness kendaraan dalam menyerap energi benturan. Dalam analisis, struktur honeycomb disimulasikan dalam tiga konfigurasi utama: hexagonal, square, dan overexpanded, serta dibandingkan dengan struktur crash box yang kosong. Material yang digunakan adalah aluminium (Al5083-H116) dan Vero Gray FullCure 850 untuk honeycomb dan Low Carbon Steel untuk crash tube. Parameter utama yang dianalisis yaitu gaya rata-rata (Pm), gaya puncak (Pmax), energy absorption (EA), specific energy absorption (SEA), dan crush force efficiency (CFE). Hasil simulasi menunjukkan bahwa crash box dengan filler struktur honeycomb memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyerap energi dibandingkan crash box yang kosong dengan nilai EA 70% lebih besar pada semua variasi filler. Variasi struktur honeycomb yang paling optimal untuk filler crash box pada penelitian ini adalah struktur dengan konfigurasi square dengan material alumunium yang bentuk geometrinya menghadap ke arah cross section.

According to the World Health Organization (WHO), approximately 1.19 million lives are threatened each year due to traffic accidents. Vehicle safety, particularly in frontal impacts, is crucial in reducing the risk of serious injuries. Crashworthiness is a key parameter in vehicle structure design to ensure passenger safety during collisions. This study analyzes a crash box with a honeycomb filler structure using ABAQUS/CAE simulations to enhance the crashworthiness of vehicles in absorbing impact energy. The honeycomb structure is simulated in three main configurations: hexagonal, square, and overexpanded, and compared with an empty crash box structure. The materials used are aluminum (Al5083-H116) and Vero Gray FullCure 850 for honeycomb and Low Carbon Steel for crash tube. The primary parameters analyzed are mean force (Pm), peak force (Pmax), energy absorption (EA), specific energy absorption (SEA), and crush force efficiency (CFE). The simulation results show that crash boxes with honeycomb filler structures have better energy absorption capabilities compared to empty crash boxes, with EA values being 70% higher across all filler variations. The most optimal honeycomb structure variation for the crash box filler in this study is the square configuration with aluminum material, oriented towards the cross-section."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yudha P
"Crashworthiness menjadi perhatian besar dalam industri otomotif dewasa ini. Sebuah kendaraan didesain tidak hanya memiliki peforma yang tinggi tetapi juga memiliki fitur keamanan yang memadai. Salah satu fitur keamanan tersebut adalah pemanfaatan zona benturan untuk mengubah energi tabrakan menjadi energi deformasi plastis. Paper ini difokuskan pada komponen front rail pada zona benturan yang disederhanakan menjadi sebuah tabung tipis bujur sangkar. Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa test untuk menginvestigasi pengaruh variasi posisi dan diameter dari crush intitators terhadap karakteristik penyerapan energi pada tabung tipis bujur sangkar. Crush initiators dapat memberikan pengaruh besar terhadap penyerapan energy tumbukan. Untuk mendapatkan penyerapan energi yang optimal, crush initiators perlu ditempatkan pada posisi tertentu. Tabung memiliki ketebalan 0.85 mm dan panjang sisi 36,55 mm dengan 2 buah crush initiators bertipe lingkaran. Pengujian dilakukan dengan software Ansys LS-Dyna. Berat dari impaktor diatur pada 80 kg dan kecepatan tumbukan 5,2 m/s. Hasilnya adalah posisi dan diameter crush initiators mempengaruhi nilai gaya maksimum dengan pola semakin kecil posisi dan semakin besar diameter crush initiators maka semakin kecil pula besar gaya maksimumnya.

Crashworthiness become a major concern in today's automotive industry. A vehicle designed not only have the high performance but also have adequate security features. One of security feature is the utilization of the collision zone to transform the collision energy into plastic deformation energy. This paper focuses on the component front rail at the collision zone that simplified into a thin tube square. In this study will be conducted several tests to investigate the effect of variations in the position and diameter of the crush intitators against the energy absorption characteristics of thin-walled square tubes. Crush initiators can give a major influence on the absorption of impact energy. To obtain optimal energy absorption, crush initiators need to be placed in a certain position. The tube has a thickness of 0.85 mm and 36.55 mm side length with 2 pieces circle type of crush initiators. Testing is done with Ansys LS-Dyna software. Weight of impaktor is set at 80 kg and the 5,2 m/s of speed collision. The result is the positions and diameters of the crush initiators affect the value of the maximum force with a pattern, the nearest position and the greater the diameter gives smaller maximum force."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynald Oloan Caesar
"Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan metode supercritical semakin berkembang secara masif di Indonesia dalam satu dekade ini. Teknologi ini telah sangat dikenal untuk membangkitkan tenaga listrik dikarenakan nilai efisiensi PLTU yang tinggi dan minimnya polusi yang dihasilkan. Saat ini, untuk dapat memprediksi hasil perhitungan termodinamika dari suatu metode operasi adalah dengan menggunakan simulator dan perangkat lunak berbasis termodinamika. Biasanya pada setiap PLTU yang dibangun, juga dipersiapkan simulator yang memiliki karakteristik dan Piping and Instrumentation Diagram (P&ID) yang mirip dengan aslinya. Selain itu, biasanya juga digunakan perangkat lunak pengolah siklus termodinamika secara ideal yaitu Engineering Equation Solver (EES). Diharapkan dengan adanya pembandingan atas kedua perangkat lunak tersebut efisiensi PLTU dapat ditingkatkan mendekati hasil ideal. Pengolahan simulator PLTU menggunakan data pseudostatic operasi beserta data Higher Heating Value (HHV) batubara sebagai basis input. Pada EES, digunakan data input berupa nilai nilai tekanan dan temperatur dari design awal PLTU. Data tersebut diolah menggunakan persamaan termodinamika yang ideal. Pada bagian akhir riset ini, akan didefinisikan hasil pendekatan hasil operasi terhadap hasil perhitungan EES dan simulator. EES menghasilkan nilai efisiensi termal dan konsumsi bahan bakar spesifik yang paling ideal, sedangkan hasil operasi cukup dekat nilainya dengan hasil EES dan kemudian diikuti oleh nilai hasil olahan simulator.

The development of a Steam Power Plant (PLTU) with supercritical methods is increasingly developing in Indonesia in this decade. This technology is very well-known for generating electricity with high efficiency value and its minimum pollution. At present, to be able to predict the results of thermodynamic calculations from an operating method are using simulators and thermodynamic-based software. Specifically for each steam powerplant that was built, simulators that had characteristics and Piping and Instrumentation Diagrams (P&ID) that were similar to the steam powerplant itself were also prepared. In addition, the ideal thermodynamic cycle processing software called Engineering Equation Solver (EES) is also used. It is expected that the comparison with these two devices will improve the efficiency of the power plant to aquire ideal results. Steam powerplant simulator uses pseudostatic operation data and the coals Higher Heating Value (HHV) data as the input base. In EES, the input data used are the pressure and temperature values from the initial design of the power plant. The data then were processed using ideal thermodynamics equaton. At the end of this study, the results of the operation evaluation will be determined on the results of EES and simulator calculations. EES produces the most ideal thermal efficiency and specific fuel consumption values, while the operating results are quite close to the EES results and then followed by the value of the simulator calculation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Wijaya
"Komposisi bahan anti karat penelapis organik) yang biasa digunakan sebagai pelapis pada kendaraan bertnotor adalah aspal/bitumen sebagai basis, tail: sebagai filler dan toluene sebagai pelarutnya. Namun dengan komposisi tersebut masih ditemukan keimrangan-kekurangan, yaitu masih terdapatnya pin hole pada saat pemanasan pada suhu 150° C selama 15 menit (kalau pada aplikasi, hal ini adalah tahapan pengecatan oven kendaraan bermotor) dan juga biaya produksi yang masih cukup tinggi.
Untuk menanggulangi hai tersebut, maka dimanfaatkanlah arang sebagai filler pengganti talk karena arang (karbon) memitiki ketahanan terhadap temperatur dan reaksi kimia yang tinggi, selain itu arang harganya juga sangat murah dan mudah diperoleh di pasaran. Namun perlu juga dilihat pengaruh arang terhadap karakteristik bahan anti karat (oelapis organik) yang iainrgya seperti pengaruhnya terhadap ketahanan korosi, abrasi dan daya lekat/adhesive agar didapatkan hast! yang optimal. Dalam penelitian ini digunakan produk pembanding yaitu stahl kate produk yang lama dengan komposisi 100 gr bitumen dan 150 gr talk) dan dunlop produk import.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada komposisi yang sama dengan stahl kote, yaitu 100 gram bitumen dan 78 gram arang (komposisi E), memiliki kekurangan dan kelebihan pada karakteristiknya. Misainya saja, pada komposisi E memiliki nilai ketahanan abrasi yang baik, yaitu 9,500 liter/mils namun pada stahl kate 3,333 liter/mils. Pin hole juga tidak terjadi pada saat pemanasan pada komposisi E. Tapi di lain sisi, komposisi E ini memiliki ketahanan abrasi (nilai korsi) dan daya Iekat yang kurang baik. Nilai korosi pada komposisi E adalah 4, 3, 2 (setelah diekspos selama 48, 96 dan /44 jam), sementara pada stahl kote adalah 6, 5, 4 (seteiah diekspos selama 48, 96 dan 144 jam). Daya lekat pada komposisi E adalah 88 % (daerah yang tidak terlepas), sementara pada stahl kote 100 % (daerah yang tidak terlepas). Semakin banyak arang yang digunakan maka ketahanan korosi dan daya lekatnya cenderung semakin menurun namun berlainan halnya dengan sifat ketahanan terhadap abrasinya yang semakin meningkat.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilbur, Sibyl
Boston: Christian Science Publishing Society, 1941
920 WIL l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Azfar Tamin
"Gasolin atau yang Iebih dikenal masyarakat sebagai bensin selalu menjadi pusat perhatian yang menarik untuk dicermati. Sebagai salah satu bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermotor, gasolin dapat bermanfaat secara optimal bagi kehidupan masyarakat, atau sebaliknya, bisa meresahkan masyarakat akibat polusi yang ditimbulkan terhadap lingkungan, keadaan tidak layak pakai yang dapat merusak mesin kendaraan bennotor dan sebagainya. Gasolin akan memiliki mutu yang tinggi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, bila gasolin dapat memberikan tenaga yang maksimum pada mesin kendaraan, menghemat pemakaian bahan bakar serta memiliki sifat ketukan pada mesin yang rendah.
Sementara itu, naphthalena atau yang Iebih dikenal masyarakat sebagai kapur barus merupakan salah satu komponen hidrokarbon aromatik yang tidak jenuh. Naphthalena ini memiliki teknologi proses yang mudah dan banyak. Naphthalena juga tidak termasuk kelompok senyawa karsinogenik, sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Singkatnya, naphthalena memiliki banyak kelebihan dan keunggulan yang menyebabkan naphthalena dapat dimanfaatkan sebagai bahan pencampur pada bensin.
Campuran naphthalena dalam bensin inilah yang kemudian diteliti secara kuantitas dan kualitas. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap perubahan fisik campuran serta pengaruh pencampuran naphthalena dalam bensin terhadap kuantitas dan kualitas pemakaian kendaraan bermotor.
Campuran gasolin dan naphthalena padat ternyata dapat memberikan performa yang Iebih baik pada kendaraan bermotor. Nilai panas penguapan naphthalena yang tinggi menyebabkan campuran naphthalena dalam bensin memberikan tenaga yang maksimum pada mesin kendaraan bermotor. Nilai kalor pembakarannya pun sangat besar, sehingga campuran bensin dan naphthalena dapat terbakar dengan sempurna, yang akhimya dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Akan tetapi, tidak seluruh naphthalena larut dalam bensin, sehingga sisa-sisa endapan naphthalena tersebut menyebabkan terjadinya endapan pada karburator dan timbulnya jelaga pada ruang bakar, yang akhimya menimbulkan ketukan pada mesin kendaraan bermotor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S50817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>