Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pemanasan global merupakun isu ulumu dalam bcrbugai jumal pcngclnhuun dan pemberitaan akhir-akhir ini. Carn~cara pencegahan dan penanggulangan sudah mulai dikembangkaln unluk menghindari efek yang lebih berbahaya. Salah satu cam pcnang&_»ulang,z|nnyz| ndalah dengan Eksasi CO2 oleh mil-croalgn. Fiksasi CO3 selain dapat mcngurangi kadar CO; di udara juga dapat menghasilkan biomassa milcroalga yung mcmiliki nilui ckonomis scperti protein dan glukosa. Hasil biomassu ini kini lclah banyzlk dioluh untuk dikonsumsi mzmusia.
l’|‘o:sus llnlosinlcsis |\u.:ru|'mk;|u pruscs ulamm l`|CI'll|l\Q,$l1|\g,ll}'ll |)(.‘l'l\hCl'll\ll~I1ll'l biomassa selain proses enzimatis (tanpa cahaya). Penelitian sebelumnya telah mcmhuklikan scmznkin hcsaar inlcnsilus culmya yang, dibcrikzm pudn kullur nnkrnalga scmakin besur pula biomassa yang dihasilkan. Pcncliliun ini diharanpkun Llupzxl mcmuliukkzm pcngmuh \'lll'l£lSl ll\lC|lSilL|S culmyn Llun _ilunluh inukulum icrlmdup pmduksi biomalssa dun liksusi CO; olch mikroulgn.
Penelitian ini akan menggunakan Chlorella Sp. Chiorelia merupakan alga hijau A( C/ziorophyta) dan rnerupakan mikroalga yang paling banyak dikembangkan.
Mikroalga ini nkan dilihat pertumbuhannya dalam fotobioreaktor. Sistern reaktor yang digunakan adalah fotolgioreaktor kolom gelembung."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"ABSTRAK
Pemanasan global merupakan isu utama dalam berbagai jurnal pengetahuan dan pemberitaan akhir-akhir ini. Cara-cara pencegahan dan penanggulanan sudah mulai dikembangkan untuk menghindari efek yang lebih berbahaya. Salah satu cara penanggulananya adalah dengan fiksasi CO2 oleh mikroalga. Fiksasi CO2 selain dapat mengurangi kadar CO2 di udara juga dapat menghasilkan biomassa mikroalga yang memiliki nilai ekonomis seperti protein dan glukosa. Hasil biomassa ini kini telah banyak diolah untuk dikonsumsi manusia.
Proses foto sintesis merupakan proses utama berlangsungnya pembentukan biomassa selain proses enzimatis (tanpa cahaya). Penelitian sebelumnya telah membuktikan semakin besar intensitas chaya yang diberikan pada kultur mikroalga semakin besar pula biomassa yang dihasilkan. Penelitian ini diaharapkan dapat menunjukkan pengaruh variasi intensitas cahaya dan jumlah inokulum terhadap produksi biomassa dan fiksasi Co2 oleh mirkoalga.
Penelitian ini akan menggunakan Chlorella sp. Chlorerlla merupakan alga hijau (Chlorophyta) dan merupakan mikroalga yang paling banyak dikembangkan. Mikroalga ini akan dilihat pertumbuhannya dalam fotobioreaktor. Sistem reaktor yang digunakan adalah fotobioreaktor kolom gelembung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemanasan global telah menjadi salah satu topik utama dalam masalah lingkungan. Naiknya kandungan CO2 menjadi salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca. Oleh karena itu, telah dilakulcan usaha untulc mengurangi kandungan CO; tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mencoba memanfaatkan gas CO; menjadi produk yang berguna, antara lain adalah dengan Eksasi CO2 untuk menghasilkan biomassa menggunakan Chlorella sp. Saat ini Chlorella telah diteliti Oleh banyak ahli karena kemampuannya dalam menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai suplemen makanan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Clrlnreffa juga sangat mudah ditangani, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik.
Fiksasi CO2 yang paling sederhana adalah clengan memanfaatkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini memerlukan beberapa komponen supaya beljalan dengan baik, antara lain kondisi operasi yang tepat, pencahayaan yang sesuai, dan nutrisi yang cukup.
Masalah yang terjadi adalah terganggunya proses fotosintesis apabila disinari oleh sinar dengan panjang gelombang tertentu dengan kadar yang terlalu besar. Sinar-sinar seperti Ultraviolet (UV) dan Infrared (IR) dapat berakibat mematikan kehidupan Chlorella apabila kadarnya melebihi batas yang diperbolehkan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk menguji sejauh mana sinar-sinar tersebut berdampak pada pertumbuhan Chlorella tersebut.
Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu mengkultur Chlorella sp. dalam medium Benneck yang selanjutnya digunakan dalam fotobioreaktor kolom gelembung. Variasi utama dalam penelitian ini adalah penggunaan sinar UV dan IR, sedangkan data yang diambil adalah jumlah/kerapatan sel (N), pl-I, dan selisih fraksi CO2 yang masuk dengan fraksi CO2 yang lceluar (Ay CO2). Kemudian dilakukan perhitungan dan perbandingan dari data yang dihasilkan pada kedua kondisi penyinaran.
Pada uji ketahanan Clxlorella sp., dapat terlihat bahwa nilai kerapatan sel tems menumn seiring berjalarmya walctu_ Hal ini disebabkan karena Chlorella sp.
mengalami kematian disebabkan oleh radiasi sinar UV dan IR. Kondisi ini bertolak "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"Kegiatan antropogenik merupakan penyebab emisi gas rumah kaca. Salah satu gas rumah kaca utama adalah CO2 dimana dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor. Tingginya konsentrasi CO2 di udara dapat dikurangi dengan melakukan fiksasi CO2 oleh organisme fotosintetik. Salah satu organisme fotosintetik yang digunakan adalah mikroalga karena mikroalga memiliki efisiensi fotosintesis yang lebih tinggi daripada tanaman terrestrial dan tidak memerlukan lahan yang luas dalam proses kultivasinya.
Pada penelitian ini, mikroalga Chlorella vulgaris dikultivasi dalam reaktor 3,5 L selama 120 jam dengan variasi konfigurasi lampu dan variasi konsentrasi CO2. sebesar 24,9 g/jam dan 87,3 g/jam. Konfigurasi lampu yang digunakan menghasilkan intensitas cahaya yang berbeda yaitu 29100 lux dan 34990 lux.
Kultivasi mikroalga pada konfigurasi lampu dengan intensitas cahaya sebesar 34990 lux menghasilkan produktivitas biomassa tertinggi sebesar 0,0498 g.l-1.hari-1 dengan laju fiksasi karbondioksida sebesar 6,194 g.l-1.jam-1 23,6 pada pengaliran karbon dioksida 24,9 g.jam-1. Kultivasi mikroalga pada konfigurasi lampu dengan intensitas cahaya sebesar 29100 lux menunjukan hasil yang lebih tinggi dimana menghasilkan produktivitas biomassa tertinggi sebesar 0,5586 g.l-1.hari-1 dengan laju fiksasi karbondioksida sebesar 8,280 g.l-1.jam-1 31,5 pada pengaliran karbon dioksida 24,9 g/jam.

The anthropogenic activities have caused intensive greenhouse gases emission. One of the main greenhouse gases is CO2 which is produced by exhaust gas of self powered motor vehicle. The high concentration of CO2 in the air can be reduced by utilizing photosynthetic organism to fix CO2. One of the photosynthetic organism which can be used to fix CO2 is microalgae, because microalgae has higher photosynthetic efficiency and require smaller land to be cultivated.
In this research, C.vulgaris is cultivated in 3,5 L reactor for 120 hours with varying lamp configuration and carbondioxide concentration. Photobioreactor has two types of lamp configuration which is resulting different light intensity.
Cultivation using lamp configuration with light intensity of 34990 lux results in the highest biomass productivity of 0.0498 g.l 1.day 1 with carbondioxide fixation rate 6.194 g.l. 1.day 1 using carbondioxide flow at 24.9 g.hour 1. Whereas, Cultivation using lamp configuration with light intensity of 29100 lux results in the highest biomass productivity of 0.5586 g.l 1.day 1 with carbondioxide fixation rate 8.280 g.l. 1.day 1 using carbondioxide flow at 24.9 g.hour 1. The purposes of this research is to get the optimum condition which is needed C.vulgaris in biofixation lamp to fix CO2 by adjusting the concentration of CO2 and initial cell density.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk mengurangi kandungan CO2 di udara, dibuluhkan usaha pemanfaatan gas tersebut menjadi produk yang berguna. Salah satu alternatif pemanfaatan CO2 adalah dengan fiksasi CO2 untuk menghasilkan biomassa dengan menggunakan Chlorella sp. Saat ini Chlorella sp. telah diteliti oleh banyak ahli karena kemampuannya dalam menghasilkan biomassa yang sangat baik, dimana biomassa tersebul terkandung di dalam chlorella dan dapat dimanfaatkan manusia sebagai suplemen kesehatan yang kandungan gizinya sangat tinggi. Chiorella juga sangat mudah ditangani, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik.
Tahap pelaksanaan penelitian ini yaitu mengkultur Chlorella sp. dalam medium Beneck dan selanjutnya digunakan dalam fotobioreaktor kolom gelembung. Variasi yang utama dalam penelitian ini yaitu fotoperiodesitas, dimana dengan kondisi terang-gelap akan diamati pertumbuhan Chlorefla sp. dan juga pcrubahan konsentrasi CO2 masuk dan keluar reaktor selamn periode operasi, dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Dari penelitian ini didapatkan hasil yaitu fotoperiodesitas mempengamhi pertumbuhan Chlorella sp. dimana laju pertumbuhan (μ) dengan fotoperiodesitas lebih tinggi dibanding, laju pertumbuhan pada pencahayaan kontinu. Foloperiodesitas juga dapat menghemat pemakaian energi pencahayaan.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniswara Wiradharma
"Ruang Hijau (RH) adalah bagian dari pola ruang kota yang penting keberadaanya bagi lingkungan perkotaan dan kehidupan manusia. Biomassa hijau yang terkandung dalam ruang hijau memiliki peranan ekologis sebagai penyerap gas karbon dioksida (CO2). Dengan memanfaatkan citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8, dapat diketahui perubahan luasan ruang hijau dengan menggunakan meteode (Normalized Differential Vegetation Index) NDVI yang mampu melakukan klasifikasi objek identik vegetasi dan non vegetasi. Analisis meliputi hubungan antara NDVI dan biomassa hijau lapangan yang meliputi karakteristik tajuk dan tutupan vegetasi bawah.
Hasil yang diperoleh yaitu sebaran kandungan biomassa hijau di Kota Bogor tidak merata. Terjadi perubahan yaitu penurunan kandungan biomassa hijau sebesar 13.111 ton sehingga terjadi penurunan kemampuan serapan CO2 Kota Bogor sebesar 19.273 ton. Hal ini disebabkan karena penurunan luas ruang hijau sebesar 135,86 Hektar (1,15%) atau + 11,32 Hektar per tahunnya di Kota Bogor dari tahun 2001 hingga 2013.

Green Space is necessary part of urban space pattern for urban environment and human life. Green biomass on the green space has an ecological role as an absorber of carbon dioxide gas (CO2). Information of changing area of green space derived from utilization of remotely sensed data of Landsat 7 ETM + and Landsat 8 by using NDVI (Normalized Differential Vegetation Index) method known capable of performing object classification to identical vegetation and non vegetation. The analysis includes the relationship between NDVI and field-derived green biomass, includes the characteristics of vegetation cover and lower canopy.
The result show that distribution of green biomass properties in Bogor is uneven. There were changes in the levels, decrease up to 13.111 tons of green biomass resulting in decreased ability to uptake of CO2 by 19.273 tons in Bogor City. This is because the area of green space is reduced by 135.86 hectares (1.15%) or approximately 11.32 hectares per year respectively in Bogor City from 2001 to 2013.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Apriyati Ningsih
"Mikroalga Chlorella adalah saiah satu mikroalga hijau yang telah banyak digunakan sebagai sumber penghasil biomassa, Chlorella merupakan mikroalga hijau yang sangat spesial karena kandungan klorofilnya paling tinggi dibandingkan dengan seluruh mikroalga hijau bahkan seluruh tanaman tingkat tinggi. Chlorella juga memiliki kelebihan untuk tumbuh berkembang biak dengan cepat. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian ini digunakan jenis mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg.
Dengan meninjau bahwa Chlorella adalah mikroorganisme fottosintesis yang mengubah energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon (fiksasi CO?), maka faktor cahaya menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi biomassa Chlorella. Beberapa penelitian pada kultivasi mikroalga dengan variasi faktor pencahyaan telah membuktikan beberapa hal antara lain bahwa Chlorella memiliki prospek yang sangat baik sebagai penghasil biomassa, pemfiksasi CO2 maupun sebagai penghasil protein, vitamin, karbohidrat, dan nutrisi lain untuk bahan makanan kesehatan.
Mengacu pada penelitian tersebut, maka pada penelitian kali ini dilakukan perlakuan alterasi pencahayaan yaitu perubahan intensitas pencahayaan berdasarkan siklus harian. Pada fotobioreaktor tersebut Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO? 6% sebagai sumber karbonnya.
Perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir biomassa (X) 0,0083 kali lebih rendah dibandingkan pencahayaan kontinu . Aktivitas sel Chlorella vulgaris Buitenzorg pada perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian menunjukkan hasil yang lebih rendah. Hal ini dapat dilihat dari [HCO3'] yang terbentuk pada kultur perlakuan alterasi 0,0094 kali lebih rendah dibanding pencahayaan kontinumeningkatkan produksi biomassa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muryanto
"Emisi karbon dioksida sebagai gas rumah kaca dalam sepuluh tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mereduksi emisi gas C02 ini, salah satunya dengan menggunakan mikroalga untuk memfiksasi CO2. Mikroalga yang digunakan pada penelitian ini, adalah Chlorella sp. karena Chlorella sp. telah banyak diteliti dan telah banyak dipublikasikan keefektifannya dalam memfiksasi CO2. Selain itu, hasil sampingnya sebagai biomassa juga mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi sehingga Chlorella sp. juga dapat dikembangkan sebagai makanan suplemen, bahan kosmetik, antibiotik dan farmasi, bahan bakar ramah lingkungan dan zat-zat aktif fisiologi lainnya. Faktor pencahayaan dan distribusi nutrisi menjadi faktor penting dalam pertumbuhan Chlorella sp. Penelitian-penelitian sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan fiksasi C02 dan produksi biomassa Chlorella sp. dengan berbagai macam optimasi pencahayaan seperti pencahayaan kontinyu, frekuensi siklus terang gelap dan alterasi pencahayaan pada fotobioreaktor tunggal. Penelitian ini menggunakan fotobioreaktor susun sen untuk meningkatkan produksi biomassa dan fiksasi C02 dengan menggunakan pencahayaan periodik siklus harian. Penggunaan fotobioreaktor sen memberikan kondisi medium, substrat, daya fiksasi serta distribusi nutrisi jauh lebih baik dari reaktor tunggal, sedangkan pencahayaan periodik siklus harian ini bertujuan untuk lebih mensesuaikan kondisi kultivasi dengan keadaan alami Chlorella sp. di lingkungan Penggunaan fotobioreaktor susun seri pada kultivasi Chlorella sp. berhasil meningkatkan produksi biomassa sampai 1,20 kali lipat dibandingkan dengan penggunaan fotobioreaktor tunggal pada pencahayaan periodik siklus harian dengan inokulum yang sama, dengan hasil akhir produksi biomassa (Xf) pada masing-masing reaktor sebesar 21,9 g/dm', 22,3 g/dm', dan 18,5 g/dm'. Kemudian pada penggunaan fotobioreaktor seri juga didapatkan fiksasi CO2 dan aktifitas sel yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata qco2 dan CTR yang lebih tinggi hampir 1,2 kali lipat (2,43 h-1; 1,43 h-1; 1,45 h-1; dan 22,1 g/dm'h; 12,9 g/dm'h; 11,6 g/dm'h) dan konsentrasi bikarbonat ([HC03-] lebih tinggi 1,15 kali lipat (3,29 mM; 3,37 mM; 3,53 mM)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentino
"Mikroalga hijau seperti Chlorella sp. memiliki kemampuan untuk menfiksasi C02 melalui reaksi fotosintesis dengan bantuan energi cahaya sehingga menjadi altematif dalam mengurangi pemanasan global. Selain itu, hasil-hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa mikroalga hijau sangat potensial sebagai bahan makanan kesehatan, bahan kosmetik, pharmaceutical, umpan akuakultur, produk kimia intermediate dan bahan bakar raroah lingkungan. Potensi-potensi dari Chlorella sp. tersebut membuat fokus penelitian ini diarahkan kepada optimalisasi produksi biomassa dan fiksasi CO2 dari alga tersebut. Penelitian ini akan mengkultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg dengan perlakuan pencahayaan alami, sehingga dapat diperoleh gambaran akan perilaku pertumbuhan mikroalga tersebut pada fotobioreaktor dengan kondisi alam terbuka. Perlakuan pencahayaan alami diberikan dengan merubah intensitas cahaya per satuan waktu sesuai dengan siklus harian matahari. Pengkultivasian akan berlangsung dalam fotobioreaktor kolom gelembung tunggal dengan volume sebanyak 600 ml menggunakan medium Beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm. Sumber cahaya pada penelitian ini adalah lampu Phillips Halogen 20W/12V/50Hz. Fotobioreaktor juga akan dialiri udara yang mengandung C02 sebesar 10% sebagai carbon source-nya dengan kecepatan superfisial gas (UG) optimum sebesar 3,6 m/h. Perlakuan pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir produksi biomassa dan laju fiksasi C02 yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan pencahayaan kontinu, dengan perbandingan hasil produksi biomassa sebesar 79%, nilai CTR sebesar 54% dan nilai qco2 sebesar 50%. Selain itu , energi yang digunakan untuk produksi biomassa (Ex) juga lebih besar 1,69 kali lipat. Hasil penelitian ini menjadi gambaran produksi Chorella sp. dalam fotobioreaktor secara massal menggunakan sumber cahaya matahari."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Green Algae Chlorella vulgaris Buitenzorg green have a potencies such as their ability in CO2
fixation and it 's protein and essensial contents observation for supplement food purpose. Chlorella
vulgaris Buitenzorg's cultivation results using daily cycle illumination showed that the final biomass
production and CO; fixation rate are lower if compared to continuous illumination treatment. The
comparisons between these two treatments are 54.0% for CTR (carbon dioxide transferred rate) value
and 50.0% for qc-0; (microbial carbon dioxide fixation ability) value as parameter that shown it 's CO2
fixation ability and 79.0% for biomass production. Both of treatments was done in 1.0 L bubble column
fotobioreactor content 600 mL Beneck medium that was sparged by 3.6 m/h superficial velocity of air
consisting of 10. 0% CO; as carbon source at 29. 0°C and l.0 atm. Additionally, the consumption energy
for biomass formation (EX) in daily cycle illumination, was 70.0% larger than continuous illumination
treatment.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 21(1) Maret 2007 : 58-65, 2007
JUTE-21-1-Mar2007-58
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>