Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Gas alam mempakan salah satu sumber daya alam yang terdapat dalam jumiah besar di Indonesia. Pemanfaatan gas alam temtama sebagai sumber daya energi dan bahan baku pabrik petrokimia. Utilisasi gas alam secara besar-besaran baru dimulai pada saat sekarang ini. Terutama setelah ditemukannya Iadang-ladang bam gas alam yang merupakan cadangan terbukti_ Walaupun cadangan dalam jumlah bcsar tersedia, pemanfaatan gas alam dan senyawa hidrokarbon turunannya terutama untuk kebutuhan energj domestik saat sekarang ini dirasakan masih kurang terulama disebabkan oleh kurangnya kilang-kilang produksi gas alam yang terdapat di Indonesia.
Gas alam rnempakan senyawa hidrokarbon, dengan senyawa utama yang dominan alam gas alam adalab metana dan etana dengan kandungan terbesar metana, telapi selain kedua senyawa tersebut, masih ada senyawa-senyawa hidrokarbon Iain yang terdapat dalam gas alam, seperti propana, butana, pentana, dan lainnya, komposisi senyawa lain ini bervariasi terganlung daripacla sumber gas alam itu sendiri di ambil_ Seuyawa propana dan butana yang terdapat dalam gas alam merupakan senyawa yang pemanfaalannya mulai dikembangkan tems terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan energi. Propaua merupakan senyawa penyusun gas alam yang mempunyai aplikasi cukup Iuas dalam pemanfaalannya, selain dalam hal pemaniaalan propana sebagai sumber energi, juga propana dapat digunakan semisal untuk reliigerasi. Begitu jnga dengan butama. Butana dapat digunakan sebagai rwageranr, bahan baku pembuatan produk petrokirnia, juga untuk reiiigerasi, dll. Propana dan butana ataujuga campuran keduanya yang dijual sebagai bahan bakar atau sumber energi, sering disebut dengan nama LPG atau !.iquf;/ied Pefrolenm Gas atau gas minyak yang dicairkan_ LPG merupakan bahan bakar yang hasil pembakarannya bersih dan tingkat pencemaran yang dihasilkan ridak seperti sumber bahan bakar minyak berbasis crude oil yang cendemng mengoton lingkungan _ Keburuhan LPG di Indonesia tems meningkat dari tahuu kc tahun, seiring dengan meningkalnya laju pembangunan, penemuan produk-produk baru, pendirian industri-industri baru dan kenaikan jumlah penduduk, yang kesemuanya memerlukan lebih banyak lag sumber energi, disamping kebutuhan
untuk alternatif energi yang lebih bersih. Dengan pemnntaan yang semakin meningkat dan suplai yang dirasa kurang dan tidak akan mencukupi lagi di masa yang akan datang dengan fasilitas prodnksi yang ada pada saat ini maka kecendenmgan unluk mengimpor energi dalam bentuk LPG dapat saja texjadi, untuk mencegah supaya sumber daya yang ada tidak Sia-sia, maka perlu dibangun lagi parik pengolahan gas alam terutama yang menghasilkan produk berupa LPG untuk menjamin ketersediaan suplai untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Dengan perlimbangan ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang cukup besar, dan untuk menekan angka impor, dan menjaga supaya lingkungan telap bersih maka perlu dipertimbangkan lmmk mendirikan pabrik LPG barn dengan memanfaatkan penemuan-penemuan sumur gas baru di Indonesia, salah satunya adalah kawasan Sulawesi tengah kabupaten Banggai Kecamatan Batui dengan lapangan gas Toi1i_
Berdasarkan analisis pasar dalam negeri dan nsia produksi dari sumur gas tersebut, maka didapatkan kapasitas pabrik LPG yang akan dibangun dengan umpan sebesar 1140261120 Ib/tahun dan produk sebesar 1084616348 Ib/lahun.
Pabrik ini direncanakan akan dibangun di dekat sumber gas alam yaim kawasan kecamatan Batui Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, dengan total lahan yang dibutuhkan seluas 812 x 557,7 112.
Pabrik LPG ini menggunakan mode operasi kontinyu unmk pemrosesannya.
LPG dan prodnk ikutan Iainnya dalam pabrik ini diproses dad bahan baku gas alam melalui proses fraksionasi dengan tiga kolom fraksionasi yaitu de-
efhanizer untuk mendapatkan gas alam fiaksi ringan (metana dan elana), de-
pmpanizer untuk menghasiikan LPG propana dan de-buranizer untuk menghasiikan LPG butana, sena kondensat.
Kinerja proses pabrik LPG ini ditunjukkan melaiui ¢‘flsie1'|s'i en-eigi scbesar 96% dan e5siensi kaxbon sebesar 96.73%
Pembangunan pabrik ini memiliki dampak lingkungan yang cukup memsak, jika operasi tidak benjalan cukup baik, karena proses yang berlangsung dan pencemaran yang dihasiikan dapat membahayakan lingkungan hidup, terutama bahaya kebakaran dan ledakan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Christian
"Investasi pada konstruksi pabrik gas kota dan elpiji dilakukan mengingat potensi sumber daya gas alam Indonesia yang sangat besar yaitu 65 TCF (trillion cubic feet) tetapi pemanfatannya terbatas, pasar yang menjanjikan dan melonjaknya beban subsidi bahan bakar minyak.
Pabrik gas kata dan elpiji akan didirikan di kecamatan Batui, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Lapangan gas Matindok akan menjadi pemasok bahan baku pada industri pengoiahan gas elpiji dan pemprnian gas. Gas alam yang berasal dari lapangan gas Matindok dikategorikan sebagai gas alam asam (sour natural gas) karena mengandung hidrogen sulfida (H2S) dengan kadar 5000 ppm dan eadangan gas alam sebesar 0,45 BCF G (billion cubic feet gas).
Gas alam melalui proses tiaksionasi dipisahkan rnenjadi elpiji propana, elpiji campuran, gas alam(metana, etana dan HZS) Serta kondensat sebagai produk bawah. Gas asam diolah kembali melalui proses absorbsi oleh pelarut kimia MEA (monoethanolamine) sehingga memenuhi spesifikasi gas kota yang didistribusikan ke Makassar melalui jalur pemipaan. Unjuk kerja proses yang baik dinyatakan oleh eiisiensi massa (99%) dan efisiensi energi (78%).
Proyek konstruksi diperkirakan selesai pada 2 tahun dimulai dari tahun 2005 dan selesai pada tahun 2007 dan diharapkan beroperasi selama 20 tahun dengan kapasitas 70.275 MMSCFD. Biaya investasi pabrik yang diperlukan sebesar USS 37,206,278 sementara biaya manufakitur pabrik sebesar US$ 58,327,925.50.
Setelah dilakukan analisa kelayakan pabrik didapatkan nilai dari parameter kelayakan pabrik yaitu NPV (US$58,094,075), IRR (42%) dan PBP (4 tahun ) yang memenuhi syarat kelayakan ekonomi. Analisa sensitivitas yang dilakukan faktor harga beli (gas alam, MEA), harga jual (gas kota, elpiji) dan kapasitas produksi menyatakan harga jual gas kota, faktor yang paling sensitif dengan toleransi sebesar 53 % (US$ 1.65/MMBTU) dari harga jual gas kata pada kasus dasar (US$ 2,8/MMBTU).
Analisa resiko dengan metode Monte-Carlo berdasarkan parameter IRR lebih besar dari tingkat diskonto (11%) menyatakan peluang kelayakan pabrik sebesar 87,02% pada skenario kasus dasar dan 38,81% pada skenario batas bawah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yance Dapot Panangian
"Fatty alkohol ethoxylate (FAB) mempakan senyawa etoksilat alkohol yang berasal dari Iemak (fat). FAE termasuk salah satu senyawa surfaktan non-ionile FAB banyak digunakan oleh industri surfaktan di Indonesia terutama pada proses produksi household surfactan. Konsumsi FAE mencapai 63,5% dari total jumlah bahan oleokimia yang digunakan oleh industri household surfactan.
Melihat besarnya peran FAE dalam industri surfaktan, sangatlah disayangkan bahwa pada kenyataannya selama ini hanya ada satu pabrik yang memproduksi FAB di Indonesia. Bahkan, pabrik ini, yang dimiliki oleh GT Petrochem, baru mulai beroperasi tahun 1999. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk membangun sebuah pabrik FAE di Indonesia.
Setelah dilakukan analisis pasar, diketahui bahwa kapasitas yang paling menjanjikan bagi pembangunan pabrik FAE yang baru di Indonesia ialah sebesar 29700 ton/tahun. Lokasi yang dipilih untuk pabrik ini ialah di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) yang terletak di Cilegon, Propinsi Banten.
Proses yang paling dipilih untuk memproduksi FAE ialah proses batch yang diadaptasi dari proses yang telah dikembangkan oleh Kvaerner, Iisensor dari Swiss.
Besarnya investasi yang diperlukan untuk mendirikan pabrik FAE ini ialah 12 juta dollar (US$415,22/ton). Untuk setiap ton produk FAB yang dihasilkan dibutuhkan biaya manufaktur sebesar US$1356 sementara harga produknya diasumsikan sebesar USS 1600/ton.
Berdasarkan analisis kelayakan, proyek pembangunan pabrik FAE ini dapat dikatakan layak dengan nilai net present value (NPV) sebesar 18 juta dollar, internal rare of return (IRR) 34,79%, dan waktu pengembalian investasi selama 3 tahun. Faktor paling sensitif yang dapat mempengaruhi kelayakan proses ini ialah harga jual produk dan harga bahan baku etilen oksida."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Silvia
"Adanya krisis energi sejak tahun 1970-an, menyebabkan munculnya berbagai pemikiran-pemikiran untuk mendisain proses yang lebih baik guna mencapai penghematan energi. Salah satunya adalah pengolahan kembali gas suar bakar (gas flare). Gas suar bakar adalah gas ikutan dari hasil distilasi minyak mentah yang dicairkan. Sebelumnya gas ini hanya dibakar diflare. Tetapi dengan adanya diversifikasi energi, maka orang mulai melihat manfaat dari gas-gas ini untuk digunakan sebagai salah satu sumber energi, yaitu LPG. Gas residu hasil pembuatan LPG ini dapat dimanfaatkan lagi untuk petrokimia. Ada tiga macam proses pembuatan LPG, yaitu secara refrigerasi, absorbsi, dan ekspansi. Dari ketiga proses ini akan dipilih proses mana yang membutuhkan biaya investasi dan utilitas paling kecil. Untuk itu perlu dilakukan perbandingan masing-masing proses. Kapasitas produksi pabrik setiap proses ditetapkan sebesar 2,18 x 105 ton pertahun. Besarnya investasi modal yang ditanamkan pada proses refrigerasi adalah sebesar US S 1,02439x107. Untuk proses absorbsi dan ekspansi masing-masing sebesar US S 2,53223 x 107 dan US $1.0448 x102. Laju pengembalian investasi pada proses refrigerasi sebesar 80,90 % (cara ROI) dengan lama waktu pengembalian modal 1,24 tahun. Sedangkan pada proses ahsorbsi dan ekspansi masing-masing sebesar 6,62 % dan 49,84 % (cara ROI) dan Iama pengembalian modal adalah 15 tahun untuk proses absorbsi dan 2 tahun untuk proses ekspansi. Dengan demikian dapatlah diiihat bahwa perancangan pabrik LPG dari gas suar bakar dengan proses refrigerasi mernberikan salah satu alternatif pemecahan bagi konservasi energi dan menguntungkan dari segi ekonomi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Herman R.
"Pemanfaatan gas alam di Indonesia belum dilakukan secara optimal, walaupun Indonesia mempunyai sumber gas yang melimpah. Gas alam memiliki potensi yang menjajikan, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Pabrik pengolahan gas alam akan didirikan di kecamatan Batui, kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Sumber gas alam akan diambil dari lapangan gas Matindok dan Senoro. Pabrik ini akan mempunyai kapasitas produksi sebesar 86.400 MMSCF/tahun dan akan beroperasi selama 20 tahun. Pemrosesan gas alam akan dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah sweetening, dilakukan untuk mengurangi kadar C02 dan H2S dalam gas. Pelarut yang digunakan adalah MEA {tnonoethanolamine). Tahap kedua adalah dehidrasi, untuk mengurangi kadar air, dilakukan dengan memakal TEG (Triethylene Giycol). Tahap terakhir adalah fraksionasi, yaitu penusahan gas berdasarkan fraksi beratnya. Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini membutuhkan investasi US$ 188,857,944.64 dan biaya manufaktur sekitar US$54,811.532.99. Setelah dilakukan analisa kelayakan pabrik didapatkan nilai dari parameter kelayakan pabrik yaitu NPV (US$ $125,760,066.06), IRR (28.22%), dan PBP (5 tahun 5 bulan) yang memenuhi syarat kelayakan ekonomi. Analisa sensitivitas yang dilakukan faktor harga beli gas alam, harga jual gas kota, harga jual elpiji. dan kapasitas produksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najoan, Nestorius Sowor
"Industri pengolahan gas alam di Indonesia merupakan industri yang layak untuk investasi. Hal ini dikarenakan cadangan gas alam yang cukup banyak di Indonesia, pemanfaatannya yang kurang maksimal, kenaikan subsidi BBM, serta pasar yang menjanjikan.
Pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini mempunyai kapasitas sebesar 153,257.238 MMSCF/tahun dan diharapkan akan beroperasi selama 19 tahun. Angka tersebut didapatkan berdasarkan analisa pasar Indonesia. Pabrik ini akan dibangun di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Proses yang ada dalam pabrik ini menggunakan mode operasi kontinyu.
Gas alam akan diproses menggunakan dua proses utama yaitu proses sweetening dan fraksionasi. Proses sweetening merupakan proses absorbsi menggunakan pelarut DEA yang bertujuan untuk membersihkan gas alam umpan.
Proses fraksionasi merupakan proses utama yang akan memisahkan gas alam menjadi produk gas kota, LPG serta kondensat. Produk gas kota direncanakan akan didistribusikan menggunakan dua alternatif transportasi yaitu dengan perpipaan atau CNG. Unjuk kerja proses yang baik ditunjukkan dengan effisiensi energi sebesar 82.61% (proses sweetening) dan 98.57% (proses fraksionasi).
Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini membutuhkan investasi sekitar US$ 160 juta dan biaya manufaktur sekitar US$ 57.7 juta.
Dengan analisa ekonomi, didapatkan nilai NPV untuk proyek ini sekitar US$ 94 juta, IRR sebesar 25%, dan PBP sekitar 6 tahun. Perubahan paling sensitif terhadap kelayakan pabrik ini adalah kapasitas produksi pabrik, dimana produksinya tidak boleh kurang dari 76136.884 MMSCF/tahun atau 49.68% dari kapasitas produksi dasar pabrik. Analisa resiko dengan metode Monte Carlo berdasarkan parameter IRR lebih besar dari tingkat diskonto (11%) menyatakan peluang kelayakan pabrik untuk distribusi gas kota dengan jaringan pipa sebesar 82.15% sedangkan dengan CNG sebesar 79.78%.
Berdasarkan analisa ekonomi yang telah dilakukan maka pabrik ini telah memenuhi tingkat kelayakan secara ekonomi dan layak untuk dibangun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Natural gas industries in indonesia is a good industries to be invested. It is due to Indonesia has
many natural gas resources, the raising of BBM subsidies, and good promising market. From market
analysis, the capacity for this industry is about l53,257.238 MMSCF/year, and this industry will be
operated for about 19 years. This plant will be built in Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Central
Sulawesi. The natural gas will be processed in two main process which are sweetening process and
fraksionasi process. The operation mode of this plant is using continuous mode. Good process
performance of this plant is shown by energy efficiency of 82.61% (sweetening process) and 98.57%
(Faltsionasi process). Economic analysis calculated that the total investment to build this plant is about
USS l60 million with manufacturing cost of USS 57. 7 million. NPV for this project calculated at USS 94
million, 25% JRR, with payback periods in 6 years. The most sensitive for this project is production
capacity , which is no less than 76,l36.884 MMSCF/year or 49. 68% from basic production capacity of
this plant. Risk analysis of this plant using Monte Carlo 's method considering that the value of IRR is
more than the disconto level (11%), it can be summarized that the certainly of feasibility level of this
plant for city gas distribution using pipeline method is 82.l5%, whilst using CNG is 79. 78%. Based on
economic analysis mentioned above, this plant is considered being feasible for a commercial
commencement.
"
Jurnal Teknologi, 19 (4) Desember 2005: 327-337, 2005
JUTE-19-4-Des2005-327
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, David P.
"Investasi pada konstruksi pabrik elpiji dan pemurnian gas dilakukan mengingat potensi sumber daya gas alam Indonesia yang sangat besar yaitu 65 TCF (trillion cubic feel) tetapi pemanfatannya terbatas, pasar yang menjanjikan dan melonjaknya beban subsidi bahan bakar minyak. Pabrik ini akan dibangun di Kecamatan Batui, lebih dekat dengan blok Matindok, Sulawesi Tengah, dengan mode operas! kontinu mengingat umpan dan produknya berfasa gas. Lapangan gas Senonoro dan Matindok akan menjadi pemasok bahan baku pada industri pengolahan gas elpiji dan pemumian gas. Gas alam yang berasal dan lapangan gas Matindok dikategorikan sebagai gas alam asam (sour natural gas) karena mengandung hidrogen snifida (H2S) dengan kadar 5000 ppm dan cadangan gas alam sebesar 0,45 BCFG (billion cubic feet gas), sedangkan gas alam dari Senoro kandungan H2S rendah dan cadangannya sebesar 3 BCFG. Perlakuan pertama untnk gas lumpan ialah pemisahan partikel padatan dan debu yang terbawa oleh gas. Setelah itu gas akan dialirkan menuju proses Sweetening, bertujuan untuk menghilangkan kandungan CO2 dan H2S yang terkandung dalam gas alani, melalui proses absorbs! oleh pelamt kimia MEA (monoethanolamine). Kandmigan FLO diliilangkan melalui proses Dehidrasi dengan menggunakan pelarut TEG (Triethylene Glycol). Setelah itu gas akan dialirkan menuju kolom fraksionasi. kandungan metana dan etana terdapat pula propana dan butana yang signifikan pada gas alamnya, maka periu dilakukan proses pengambilan gas-gas ini mengingat nilai ekonomisnya. Produk yang akan dihasilkan ialah gas kota, LPG dan kondensat. Sehingga membutul-ikan dua kolom fraksionasi yaitu kolom deelhanizer dan kolom debuthanizer. Untuk dasar perhitungan dari analisa teknis, menggunakan alat bantu software HYSYS 3.1. Neraca energi imtuk proses pemumian dan proses utama dihitung secara terpisah dikarenakan perbedaan perhitungan termodinamika yang digunakan (fluid package), dimana untuk proses pemumian yaitu pembersihan gas, digunakan amine package dan Soave-Redlich-Kwong (SRK) package, sedangkan untuk proses utama digimakan Peng Robinson package."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam penelitian ini dilakukan pcmhualan 3 jcnis burner bcrtipc bunsen yaitu, burner dengan 7 buah lubang bulat, burner dengan lubang kotak, dan bumer dengan lubang kombinasi anlara bulat dan kolak. Disamping itu digunakan pula bwlner konvensional sebagai pembanding, Selanjutnya dilakukan uji kinerja kompor gas dengan memvariasikan Iaju alir LPG dan waktu pcmbakaran. Analisis yang dilakukan meliputi elisiensi tem1al, suhu nyala, emisi gas CO3 , UI-IC, dan NOX.
Dari pengamatan terhadap nyala yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa campuran bahan bakar-udara senantiasa bcrada dalam kondisi rich (bahan bakar berlcbih) Penamhahan Iaju alir bahan bakar akan meningkatkan kondisi rich pada campur:m_ Nyula yang dihasilkan olch kcliga burner yang dirancang lidak mengalami fenomena flaxlzbuck ataupun blowqm dan juga tidak sulit untuk dinya|akan_
Dari data efisiensi yang didapat menunjukkan bahwa bumer Iubang kotal-:-
bulat memiliki eiisiensi tcrmal yang lebih tinggi dibandingkan bumer yang lainnya.
Efisiensi Lerlinggi burner lubang kotak-bulat diperoleh pada laju alir LPG 700 ml/menil, yaitu 69,61 3% (26,80'?% Iebih tinggi dari bumer konvensional). Efisiensi tertinggi unluk burner _icnis lainnya sccam bcrlurul-iurut ndaluh 65,‘)6% untuk burner lubang bulat, dan 64,85% untuk bumer ko\ak.
Dulu cmisi mc|1unjukkan bahwu burner hasil zmmodifikasi mcnunjukkan kecenderungan yang berbeda-beda untuk setiap jenis polutan dari setiap bumer.
Dari jumlah CO2 yang dihasilkan, dapat dikclahui bahwa nyala yang dapai menarik oksigen berdifusi kc dalamnya akan menghasilkan CO; yang lebih tinggi karena rcalcsi pembaknran yang teqadi lebih sempuma. Jumlah CO; yang dihasilkan dakam persen untuk masing-masing burner pada laju alir LPG 700 mi/menit adalah 4,3%
untuk burner konvcnsional, 6,9% untuk bumer lubang bulal, 92% untuk bumer kotak, dan 8,5% untuk bumer kotak-bulat. Untuk kemampuan mereduksi emisi NOx kctiga bumer yang dirancang menunjukkan kinerja yang Iebih buruk dari bumer konvensional. Konsentrasi NOx yang dihasilkan dalam ppm untuk setiap burner pada laju alir LPG 700 ml/menit adalah 17 ppm untuk bumer konvensional, 25 ppm untuk bumer lubang bulat, 29 ppm untuk bcmer kotak, dan 28 ppm untuk bumer kotak-bulat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Purnama Dewi
"Skripsi ini membahas mengenai biaya operasi yang digunakan di LPG Plant dengan kolom fraksionasi pada tekanan atmosfir dan tekanan tinggi. Sistim Refrijerasi yang digunakan adalah sistim refrijerasi kompresi uap tahap tunggal, dan refrijeran yang digunakan adalah refrijeran propana. Hasil simulasi diperoleh bahwa biaya operasi pada tekanan atmosfir lebih murah jika dibandingkan dengan tekanan tinggi.

Focus of this study is related with operation cost that used in LPG Plant at atmospheric pressure condition and high pressure fractionation column. Refrigeration system that used in this study is refrigeration with single stage, propane was used as the refrigerant. The result from the simulation was operation cost at atmospheric pressure is cheaper than refrigeration cost at high pressure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>