Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38514 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangastuti Sri Handayani
"Cadangan minyak bumi semakin berkurang hingga Indonesia kini terpaksa mengimpor minyak untuk menutupi kebutuhan konsurnsi bahan bakar dalam negeri. Untuk rnengatasi permasalahan tersebut maka harus dikaji berbagai alternatif yang dapat dicoba, antara lain produksi bahan bakar dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Salah satu sumber alam yang dapat diolah menjadi bahan bakar altematif adalah minyak sawit. Minyak sawit mungkin diubah rnenjadi bahan bakar karena memiliki struktur hidrokarbon menyerupai minyak bumi. Karenanya proses pengolahan minyak bumi menjadi bahan bakar fosil dapat diadopsi untuk memproduksi bahan bakar dari minyak sawit (biognsoline).
Dalam penelitian ini akan dilakukan perengkahan katalitik terhadap minyak sawit sehingga diharapkan akan dihasilkan biogasoline. Reaksi dilakukan dalam reaktor batch sederhana dengan variasi temperatur reaksi antara 100 °C hingga 250°C dan variasi waktu reaksi 3 menit hingga 30 menit. Katalis yang akan digunakan adalah zeolit.
Pada produk akan dilakukan analisis densitas, viskositas, berat molekul, bilangan oktana dan FTIR sehingga dapat diketahui sifat dan struktur senyawa tersebut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan struktur terhadap molekul minyak kelapa sawil. Densitas produk lebih rendah dibandingkan densitas minyak kelapa sawit, yaitu antara 0.91 gr/mL hingga 0.94 gr/mL. Viskositas produk berada dalam rentang nilai 0.0753 P hingga 0.1037 P. Terjadi penurunan berat molekul dari 282 gr/mol menjadi antara 697 gr/mol hingga S44 grfmol. Bilangan oktana produk juga bernilai tinggi yaitu antara 107 hingga 116.
Analisis FTIR menunjukkan adanya pemutusan ikatan karbon yang mengindikasikan terjadinya reaksi perengkahan serta penambahan ikatan RC(CH2); dan (CH2)n, yang mengindikasikan terjadinya reaksi alkilasi. Produk belum dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar karena walau bilangan oktana produk lebih tinggi dibandingkan bensin tetapi viskositas dan densitas produk masih terlalu tinggi. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Moestika
"Kebutuhan akan bensin mendorongg dilakukannya penelitian untuk menemukan sumber daya Iain sebagai bensin alternatif. Minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia secara melimpah dapat dijadikan sumber bahan bakar bensin dengan melakukan reaksi perengkahan untuk didapatkan struktur molekul yang lebih kecil dan memiliki karakterislik yang menyerupai bensin.
Reaksi perengkahan katalistik terhadap minyak kelapa sawil dilakukan dengan mengadaptasi prinsip FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit) yang dapat memecahkan rantai hidrokarbon panjang menjadi fraksi yang lebih pendek. Reaksi perengkahan katalistik ini dilakukan dengan kehadiran kalalis asam alumina. Dalam penelilian ini digunakan katalis alumina JRC (Japan Reference Catalys)-ALO-3 dan JRC-ALO-6. Reaksi dilakukan pada reaktor batch sederhana.
Untuk mengetahui terjadinya perengkahan dilakukan analisis berat molekul dengan metode kenaikan titik didih, viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald.
Bilangan oktana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molekul dengan menggunakan metode FTIR.
Kondisi operasi optimum umuk merengkahkan minyak kelapa sawit adalah pada komposisi katalis-minyak 1:1O0, waktu reaksi 15 menit dan suhu reaksi 150℃.
Reaksi perengkahan tersebut dapat menurunkan berat molekul menjadi 597 gr/mol dari 849 gr/mol dengan struktur molekul dimana ramai lurus senyawa menjadi lebih pendek dari senyawa awalnya. Senyawa produk ini juga memiliki bilangan oktana yang jauh lebih tinggi daripada bensin yang banyak digunakan saal ini, yaitu 111.2.
Namun dari segi viskositas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin premium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi Ahmad Mawardi
"Kenyataan bahwa cadangan minyak bumi dunia yang semakin menipis tidak dapat terelakkan lagi. Dengan kondisi ini memaksa dilakukannya pencarian energi alternatif yang dapat mengurangi beban suplai energi dari basis minyak bumi. Konsumsi bahan bakar bensin di Indonesia terus meningkat tetapi suplai akan bensin tersebut sudah mulai menipis. Minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia sangat melimpah, dapat dijadikan sebagai sumber bahan bakar bensin. Minyak kelapa sawit mengandung trigeliserida yang mengikat asam lemak jenuh maupun tak jenuh, salah satunya asam oleat yang kandungannya sangat besar mencapai 43%.
Secara teoritis, ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh trigliserida dapat terengkah dengan menggunakan katalis asam salah satunya katalis ?-alumma. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan minyak sawit dengan katalis ?-alumina di dalam reaktor tumpak berpengaduk. Untuk mendapatkan kondisi yang optimum maka dilakukan variasi perbandingan berat minyak/katalis 100:1, 75:1 dan 50:1, suhu reaksi 260-340°C dan waktu reaksi 1-2 jam.
Dari hasil uji densitas dan viskositas dan FTIR maka diperoleh kondisi optimum sebagai berikut : perbandingan berat minyak/katalis 100:1, waktu reaksi 1.5 jam dan suhu 340°C. Untuk mendapatkan produk biogasoline, dilakukan distilasi tumpak secara bertahap sebanyak dua kali untuk ketiga produk reaksi yang terbaik dari masing - masing perbandingan berat minyak/katalis. Identifikasi produk biogasoline dengan analisis densitas dan viskositas menunjukkan hasil yang mendekati bensin komersial. Dari uji FTIR, uji GC dan uji GC-MS menunjukkan adanya kemiripan kandungan produk biogasoline dengan kandungan bensin komersial dengan yield 11.79% v/v) dan konversi 28% (v/v)terhadap umpan minyak sawit dan bilangan oktana 61."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Augustian Wijaya
"Perkembangan kendaraan bermotor yang semakin pesat, memicu naiknya konsumsi bensin di dunia. Namun naiknya konsumsi tidak diimbangi dengan naiknya produksi. Cadangan minyak bumi di dunia yang kian menipis menyebabkan perlu adanya sumber lain yang dapat diperbaharui untuk diolah menjadi hidrokarbon setaraffraksi gasoline. Minyak sawit (CPO) dipilih untuk dijadikan sumber baru dalam pembuatan gasoline karena CPO memiliki struktur rantai karbon yang dapat dikonversi dan diolah menjadi hidrokarbon setaraffraksi gasoline dengan metode perengkahan. Metode perengkahan pada penelitian ini dilakukan secara katalitik dengan menggunakan katalis ZSM-5/Alumina. Katalis alumina digunakan untuk merengkahkan struktur karbon yang panjang dari minyak sawit dan ZSM-5 digunakan sebagai aditif karena katalis ini merupakan katalis sintetik dengan keasaman yang sangat tinggi, sehingga sangat baik digunakan untuk reaksi perengkahan. Namun jumlah katalis ZSM-5 yang dipakai hanya sebagai aditif karena konsentrasi ZSM-5 yang tinggi akan menyebabkan produk reaksi perengkahan menjadi gas C2-C4 dan bukan produk bensin. Reaksi ini dilakukan pada fixed bed reactor sederhana. Umpan yang akan direngkahkan dipreparasi terlebih dahulu dengan cara oksidasi, transesterifikasi dan penambahan metanol. Temperatur reaksi akan dilakukan dari 350 °C sampai dengan 500 °C dengan space velocity 1,8 h-1 . Selain itujuga akan dilakukan variasi berat HZSM-5 dari 5 sampai 20 % berat total katalis. Metode yang digunakan dalam menguji hasil reaksi adalah GC-TCD dan FT-IR. Hasil reaksi dengan umpan POME menghasilkan yield tertinggi pada komposisi ZSM-5/Alumina 5 % yaitu sebesar 63,1 % pada saat temperatur reaksi sebesar 400 °C. Untuk reaksi dengan umpan minyak yang ditambah metanol, juga didapatkan yield tertinggi sebesar 26,75 % pada kondisi reaksi yang sama (temperatur reaksi 400 °C; 5 % berat H-ZSM-5 dalam katalis)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Konversi minyak kelapa sawit menjadi fraksi bensin merupakan salah satu upaya pencarian energi alternatif sebagai pengganti suplai energi berbasis minyak bumi. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi hidrokarbon melalui reaksi perengkahan katalik dengan katalis asam, salah satunya adalah katalis γ-alumina. Dalam penelitian ini dilakukan reaksi minyak sawit dengan katalis γ-alumina di dalam reaktor tumpak berpengaduk yang dilakukan dengan variasi perbandingan berat minyak/katalis 100:1, 75:1 dan 50:1 pada variasi suhu reaksi antara 260 - 340 °C dalam variasi waktu reaksi 1-2 jam. Pasca reaksi perengkahan, produk bensin alternatif ini (biogasoline) diperoleh setelah perlakuan distilasi tumpak 2 tahap. Uji densitas dan viskositas produk ini menunjukkan hasil yang mendekati sifat fisika bensin komersial. Dari hasil uji densitas, viskositas, dan Fourier Transform Infra Red Spektrofotometer (FTIR) produk reaksi perengkahan dapat disimpulkan bahwa produk optimum reaksi terjadi pada perbandingan berat minyak/katalis 100:1 dalam waktu 1.5 jam dan suhu 340 °C, dan hasil uji kandungan produk dengan FTIR, Gas Chromatography (GC), dan Gas Chromatografi-Mass Spectrofotometer (GC-MS) menunjukkan adanya kemiripan dengan kandungan bensin komersial. Berdasarkan hasil uji tersebut, produksi biogasoline pada penelitian ini memiliki yield 11.8% (v/v) dan konversi 28.0% (v/v ) terhadap umpan minyak sawit dengan bilangan oktana produknya sebesar 61.0.

Biogasoline Production from Palm Oil Via Catalytic Hydrocracking over Gamma-Alumina Catalyst. Bio gasoline conversion from palm oil is an alternative energy resources method which can be substituted fossil fuel base energy utilization. Previous research resulted that palm oil can be converted into hydrocarbon by catalytic cracking reaction with γ-alumina catalyst. In this research, catalytic cracking reaction of palm oil by γ-alumina catalyst is done in a stirrer batch reactor with the oil/catalyst weight ratio variation of 100:1, 75:1, and 50:1; at suhue variation of 260 to 340°C and reaction time variation of 1 to 2 hour. Post cracking reaction, bio gasoline yield could be obtained after 2 steps batch distillation. Physical property test result such as density and viscosity of this cracking reaction product and commercial gasoline tended a closed similarity. According to result of the cracking product?s density, viscosity and FTIR, it can conclude that optimum yield of the palm oil catalytic cracking reaction could be occurred when oil/catalyst weight ratio 100:1 at 340°C in 1.5 hour and base on this bio gasoline?s FTIR, GC and GC-MS identification results, its hydrocarbons content was resembled to the commercial gasoline. This palm oil catalytic cracking reaction shown 11.8% (v/v) in yield and 28.0% (v/v) in conversion concern to feed palm oil base and produced a 61.0 octane number?s bio gasoline."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandi Iswara
"Jumlah konsumsi bensin di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, cadangan minyak bumi di Indonesia yang terus berkurang menuntut untuk ditemukannya sumber energi alternatif pengganti bensin. Telah dipublikasikan sebelumnya bahwa minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi senyawa hidrokarbon melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa' gas menggunakan katalis asam, namun produk yang dihasilkan memiliki yield bensin yang kecil, yaitu 4-20%. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bensin dari minyak kelapa sawit melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa cair dengan jumlah yield bensin yang tinggi. Minyak kelapa sawit direaksikan dengan katalis H-Zeolit yang dipreparasi dari Zeolit Alam melalui metode pertukaran ion. Reaksi dilakukah dalam fasa cair dengan rasio berat katalis per berat umpan 1:75 di dalam reaktor tumpak berpengaduk. Reaksi dilakukan dengan variasi waktu 1 hingga 2 jam pada suhu 300-320°C. Reaksi yang terjadi adalah reaksi perengkahan katalitik, dimana H-Zeolit merengkah ikatan kimia minyak kelapa sawit menjadi hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek. Agar diperoleh yield bensin yang tinggi, produk reaksi didistilasi secara tumpak sebanyak 2-3 kali. Distilasi dihentikan apabila diperoleh produk yang memenuhi spesifikasi bensin dalam hal titik didih dan densitas. Produk yang memenuhi spesifikasi bensin ini disebut Bensin-Bio. Pada Bensin-Bio, dilakukan analisis GC-MS, angka oktana dan RVP. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimum reaksi adalah pada reaksi selama 1 jam pada suhu 320°C dan dilanjutkan dengan dua kali distilasi secara tumpak. Produk yang dihasilkan memiliki densitas 0,77 g/mL dan titik didih akhir 255°C. Komposisi Bensin-Bio adalah senyawa hidrokarbon dengan jumlah rantai Ci-Cn , memiliki RVP 48,23 serta angka oktana 122,24. Konversi reaksi adalah 21,56% dan yield bensin sebesar 58%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusydi
"Penelitian sebelumnya tentang sintesis hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis zeolit RCC (Residue Catalytic Cracking) menunjukkan adanya kompetisi reaksi antara perengkahan gugus C=O dan hidrokarbon rantai panjang. Pada penelitian ini dilakukan perengkahan katalitik dua tahap agar menghindari kompetisi reaksi sehingga dapat mengoptimalkan yield C3-C4. Reaksi tahap pertama dilakukan pada suhu 350_C dan tahap kedua pada 370_C. Penelitian ini dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosfer menggunakan katalis zeolit RCC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perengkahan katalitik dua tahap tidak dapat menghindari terjadinya kompetisi reaksi perengkahan gugus C=O yang menghasilkan CO2 dan perengkahan hidrokarbon rantai panjang yang menghasilkan C3 dan C4 karena katalis memiliki selektifitas yang hampir sama. Pada tahap pertama dan kedua selalu terdapat produk hidrokarbon C3-C4 dan CO2. Pada penelitian ini didapatkan yield hidrokarbon C3 dan C4 sebesar 18% volum pada rasio massa CPO/katalis 75:1. Didapatkan pula katalis mengalami deaktivasi pada 20 menit waktu perengkahan. Sehingga untuk mengoptimalkan produk C3-C4 katalis harus diregenerasi setiap 30 menit.

Previous Research about synthesis hydrocarbon C3 and C4 fraction from palm oil (CPO) using zeolite catalytic cracking shows existence of reaction competition between C=O function cracking and long chain hydrocarbon cracking. In order to avoid competition reaction which mention above, this research use two stage zeolite catalytic cracking reaction. First stage happens at 350_C and second stage at 370_C. This research is conducted at liquid phase and atmosphere pressure uses RCC (Residue Catalytic Cracking) zeolite catalyst. This research result indicates that two stage zeolite catalytic cracking reaction can't avoid reaction competition between C=O function cracking produce CO2 and long chain hydrocarbon cracking produce C3 and C4. This result happens because catalyst has almost same selectivity. CO2 and C3-C4 always be produced in first stage and second stage. This research got 18% volume C3 and C4 at CPO/catalyst mass ratio 75:1. Beside that, research found that catalyst was deactivated after 20 minute at cracking temperature. Base on this fact, catalyst must be regenerated every 30 minutes to optimize C3 and C4 yield."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adam Hirsaman
"Pesatnya pembangunan di bidang transportasi berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan bensin (gasoline). Peningkatan ini tidak sejalan dengan cadangan minyak bumi dunia sebagai bahan baku utama pembuatan bensin yang terus menurun. Ini menyebabkan urgensi kebutuhan akan bensin dari bahan baku altelnatif yang terbarukan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Minyak sawit, merupakan salah satu bahan yang disebut-sebut dapat digunakan untuk menghasilkan alternatif bensin (biogasoline). Pada penelitian ini biogasoline disintesis dari minyak sawit melalui reaksi hydrocracking dengan katalis NiMo/zeolit yang merupakan katalis pada proses hydrocracking minyak bumi. Penelitian dilakukan dengan mereaksikan minyak sawit dalam reaktor batch berpengaduk bersama katalis NiMo/zeolit dan gas hidrogen. Perbandingan berat katalis/reaktan yang digunakan adalah 1:75. Gas hidrogen dialirkan dengan laju alir rendah pada suhu ruang. Reaksi dilakukan pada tekanan atmosferik dengan 2 variasi suhu, yaitu 300°C dan 320°C masing-masing selama 1 jam, 1.5 jam, dan 2 jam. Penurunan densitas produk reaksi terhadap densitas minyak sawit, penambahan jumlah gugus -CH3, dan pengurangan gugus -C=C- yang ditunjukkan oleh spektrum FTIR, menunjukkan bahwa reaksi hydrocracking yang diinginkan pada penelitian ini memang benar terjadi. Untuk mendapatkan produk biogasoline, dilakukan distilasi batch secara bertahap sebanyak dua kali untuk masing-masing produk reaksi. Pengukuran densitas produk biogasoline menunjukkan hasil yang mendekati densitas bensin komersial. Uji GC dan GC-MS menunjukkan adanya kemiripan kandungan produk biogasoline dengan kandungan bensin komersial. Namun demikian masih terdapat kandungan senyawa yang tidak termasuk dalam fraksi bensin dalam proporsi yang cukup besar sehingga produk biogasoline yang didapatkan ini belum dapat digunakan untuk menggantikan bensin. Ini ditunjukkan oleh bilangan oktan produk biogasoline yang jauh lebih kecil dibanding standar bilangan oktan bensin komersial. Untuk mendapatkan produk biogasoline yang memenuhi kriteria bensin, diperiukan proses pemisahan lebih lanjut untuk memisahkan fraksi berat tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>