Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Soesanto
"Pembuatan Aditif Pelumas dari bahan Crude Palm Oil (CPO) memerlukan beberapa tahap reaksi, yaitu transesterifikasi, epoksidasi dan reaksi pembukaan cincin epoksida dengan gliserol. Hasil dari transesterifikasi CPO akan menghasilkan Palm Oil Methyl ester (POME). Reaksi epoksidasi mempakan reaksi pernbukaan ikatan rangkap dalam POME mengggunakan oksidator hidrogen peroksida dan katalis asam formial menjadi gugus epoksida dan air. Gugus epoksida ini kemudian akan direaksikan dengan gliserol yang berlujnan nntuk membuka cincin epoksida dan hidrokarbon jenuh multi gugus fungsi (ester, Hidroksil). Hidrokarbon jenuh multi gugus fungsi inilah yang akan menjadi aditif pelumas.
Epoksida memegang peranan panting sebagai intermediet dari pembentukan aditif pelumas dari CPO. Maksud dari intermediet adalah epoksida merupakan produk reaksi epoksidasi tetapi merupakan reaktan bagi reaksi pembnkaan cincin oleh gliserol. Kafcna epoksida bertindak sebagai reaktan dalam reaksi pembukaan cincin dengan glisero, maka perlu diadakan penelilian yang mempelajaxi mengcnai epoksida beserta reaksi epoksidasi.
Ada tiga hal mengenai epoksida dan reaksinya yang diteliti dalam penelitian ini. Yang pertama adalah waklu bertahannya kestabilan epoksida sebelum terhidrolisis menjadi dial. (Epoksida mempakan suatu gugus reaktif yang mndah terhidrolisis menjadi diol dalam suasana basa) Kemudian kinetika reaksi epoksidasi yang, dapat berguna untuk mendisain reaktor untuk reaksi epoksidasi pada penelitian berikutnya. Serta kondisi yang dapat menghasilkan epoksida dalam jumlah optimum dengan sejumlah POME tertentu. Kestabilan dan jumlah epoksida akan mempengaruhi jumlah produk reaksi pembentukan cincin epoksida dengan gliscrol.
Adapun dari penelitian ini, didapatkan bahwa gugus epoksida yang masih bercampur dengan air hanya akan memiliki waktu kestabilan selama 4 jam sebelum reaksi hidrolisis mulai terjadi. Tetapi waktu kestabilan ini dapat diperpanjang hingga 24 jam dengan cara mengurangi air yang bercampnr dengan gugus epoksida Sedangkan kinetika reaksi epoksidasi yang didapat adalah
Dan untuk menghasilkan epoksida dalam jumlah optimum dengan menggunakan 300 ml dibutuhkan suatu reaksi 65°C, hidrogen peroksida 50% sebanyak 85 ml dan katalis asam formiat sebanyak 15 ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiry Heniarita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ruliandini
"Biopelumas berbahan dasar metil ester dari minyak kelapa sawit (POME) adalah salah satu pelumas alternatif yang paling mungkin dikembangkan saat ini karena berasal dari minyak tumbuhan yang ketersediaannya tidak terbatas. Sementara itu, MXene, material baru berdimensi dua, belum banyak diaplikasikan sebagai zat aditif ke dalam pelumas terutama biopelumas. Menggunakan pendekatan simulasi dinamika molekuler, kestabilan MXene didalam POME beserta sifat termofisika campurannya akan diprediksikan. Kedalam campuran POME-MXene kemudian ditambahkan juga partikel nano unggul lainnya yaitu Al2O3. Dengan visualisasi, fenomena interaksi secara atomik yang terjadi diantara; POME-MXene, MXene- Al2O3 dan POME-MXene/Al2O3 dapat diketahui. Prediksi kestabilan, densitas, koefisien difusi dan konduktivitas termal dihasilkan dengan metode Equilibrium Molecular Dynamics (EMD) sedangkan metode Non-Equilibrium Molecular Dynamics (NEMD) diterapkan untuk memprediksikan nilai viskositas. Potensial Condensed-phase Optimized Molecular Potential for Atomistic Potential Studies (COMPASS) yang dihibridisasi dengan potensial sederhana LJ 12-6 digunakan untuk mendefinisikan interaksi intra dan inter-molekular pada molekul MXene, Al2O3 serta campuran POME-MXene/Al2O3. Dibandingkan dengan hasil uji laboratorium, didapatkan deviasi rata-rata kurang dari 10% sehingga sifat termofisika pada POME dapat diprediksikan dengan baik. Hasil visualisasi yang diperoleh mampu menjawab bagaimana mekanisme dan bentuk agregasi nanopartikel dalam POME, sehingga dapat menjelaskan sifat termofisika yang khas pada campuran POME dan MXene beserta hibridisasinya. Terutama nilai konduktivitas termal yang semakin turun seiring naiknya temperatur.

Due to its sustainable resources, Palm Oil Methyl Ester-based lubricants (POME) is one of the alternative lubricants most likely to be developed today. In this study, POME was reinforced by a novel 2D nanomaterial, MXene and other prominent nano material Al2O3. Using molecular dynamics simulation, the stability of MXene in POME and its thermophysical properties were predicted. The predicted interaction between two different dimension (MXene-Al2O3) were also covered. With visualization, other phenomenon of atomic interactions that occur between; POME-MXene and POME-MXene/Alumina were revealed. Predictions of stability, density, diffusion coefficient and thermal conductivity were generated by EMD method while the NEMD method was applied to predict viscosity values. COMPASS which was used to define intra-molecular interactions of POME was hybridized with the simple potential LJ 12-6 which defines the intra and inter-molecular interactions of MXene, Alumina and POME-MXene/Alumina molecules. Compared to laboratory test results, the average deviation is less than 10% so that the thermophysical properties of POME in a good agreement. The visualization results obtained were able to answer how the mechanism and form of nanoparticle aggregation in POME, so as to explain the thermophysical properties typical of the mixture of POME and MXene and its hybridization. Especially the value of thermal conductivity that decreases as the temperature rises."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artantri Ramadhani
"Penggunaan pelumas diester sebagai pelumas foodgrade dalam industri makanan dianggap aman dikarenakan sifatnya yang dapat terbiodegradasi dan tidak toksik. Pelumas ini dibuat dengan mereaksikan alkohol monohidris dengan asam dikarboksilat linear maupun bercabang. Dalam penelitian ini dilakukan suatu reaksi untuk menghasilkan senyawa asam dikarboksilat yang dapat digunakan dalam pembuatan pelumas diester. Sebagai pereaktan digunakan turunan minyak kelapa sawit yaitu Palm Oil Methyl Ester (POME). Reaksi yang dilakukan adalah reaksi pemecahan oksidatif (oxidative cleavage) pada ikatan rangkap yang dimiliki oleh POME. Reaksi ini dilakukan pada fasa cair dengan menggunakan oksigen sebagai pereaktan dan katalis heterogen Co/Zeolit. Reaksi dilakukan pada reaktor batch dengan kondisi tekanan atmosferik. Setelah produk dihasilkan, selanjutnya dilakukan proses distilasi yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa yang lebih ringan. Loading katalis Co yang digunakan sebesar 2,4 % dengan metoda preparasi katalis yang digunakan adalah perpindahan ion. Hasil penelitian menunjukkan uji densitas dan uji viskositas dari produk yang dihasilkan memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan POME, hal ini dikarenakan terbentuknya gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil yang mempengaruhi densitas dan viskositas campuran. Uji bilangan asamjuga memberikan kenaikan bilangan asam yang mengindikasikan terbentuknya asam karboksilat. Dari pengujian menggunakan FTIR didapatkan munculnya gugus baru berupa gugus -OH dan meningkatnya gugus C=0 yang berasal dari gugus karboksil dalam senyawa asam karboksilat. Pengujian menggunakan GCMS dilakukan pada produk hasil distilasi pada suhu 160 °C, dengan waktu reaksi 2,5 jam. Pemilihan ini didasarkan pada angka bilangan asam produk yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk lainnya. Uji GCMS menunjukkan adanya tiga macam senyawa asam karboksilat metil ester yang terbentuk dari reaksi, yaitu Octanedioic acid methyl ester (C9H1604), Nonanedioic acid methyl ester (C10H1804), dan Decanedioic acid methyl ester (C11H2004). Yield yang dihasilkan dari senyawa ini masih sangat kecil yaitu hanya sekitar 1,2 %. Kebanyakan dari pereaktan belum mengalami reaksi pemecahan oksidatif dan terbentuknya senyawa oksidatif lain mempengaruhi yield dari reaksi ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Alfis Firdausyah
"ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Proses bleaching pada pengolahan refineryCrude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng menggunakan bleaching earth BE menghasilkan limbahSpent bleaching earth SBE yang berdasarkan PP No. 101 tahun 2014 dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Buangan Berbahaya. Pada penelitian ini akan dibuat surfaktan Methyl Ester Sulfonate MES yang berasal dari minyak kelapa SBEoil. SBE oil melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi untuk menjadi metil ester dengan yield 85 . Metil Ester yang dihasilkan lalu melalui proses sulfonasi dengan gas SO3. Gas SO3 yang digunakan untuk proses sulfonasi berasal dari uap sulfur yang direaksikan dengan udaraberlebih pada suhu yang sangat 510oC dan kecepatan udara 7,3 m/s. MES hasil penelitian dapat menurunkan tegangan permukaan hingga 40,5 dyne/cm dan memiliki kelarutan dan daya detergensi yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembersih pada alat berat pada berbagai macam industri yang tidak food-grade.

ABSTRAK
Indonesia is the largest palm oil producing country in the world. The bleaching process of refinery processing Crude Palm Oil CPO into cooking oil using bleaching earth BE resulted in Spent bleaching earth SBE waste based on PP no. 101 of 2014 can be categorized as Harmful Dangerous Wastes. In this research will be made Methyl Ester Sulfonate MES surfactant derived from coconut oil SBE oil. SBE oil through esterification and transesterification process to become methyl ester with yield 85 . Methyl Ester produced then through a sulfonation process with SO3 gas. The SO3 gas used for the sulfonation process comes from sulfur vapor which is reacted with excess air at a very temperature of 510 C and an air velocity of 7.3 m s. MES research results can reduce surface tension to 40.5 dyne cm and have high solubility and detergency power that can be used as a cleaning agent on heavy equipment in various industries that are not food grade."
2017
S67089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilah
"Proses produksi biodisel (Fatty Acid Methyl Ester) awal perkembangannya dilakukan menggunakan katalis homogen (cair) basa atau asam, yaitu menggunakan NaOH atau KOH dalam metanol atau etanol. Kelemahan katalis homogen adalah tidak dapat digunakan kembali setelah reaksi selesai. Oleh karena itu saat ini banyak dikembangkan katalis heterogen untuk dipergunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk konversi trigliserida (minyak nabati) menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai Biodisel. Biodisel dipilih karena bahan bakar berbasis minyak bumi semakin menipis dan ramah lingkungan. Katalis heterogen utama yang di gunakan dalam penelitian ini adalah zeolit Co-ZSM5 Mesopori. Zeolit tersebut berasal dari Na-ZSM5 mesopori yang di impregnasi oksida cobalt dan dilanjutkan proses kalsinasi pada suhu 550˚C. Sintesis zeolit Na-ZSM5 mesopori dilakukan menggunakan metode double template menggunakan TPAOH sebagai agen pengarah struktur dan PDDA sebagai template mesopori. Karakterisasi dari katalis Na-ZSM5 dan Co-ZSM5 dilakukan menggunakan instrumen XRD, FTIR, SEM-EDX, dan BET.
Hasil karakterisasi menunjukkan rasio Si/Al 12,98 dengan loading Co 2,53%w/w. Hasil tersebut sesuai yang diinginkan, yaitu untuk Rasio Si/Al 10-100 dan loading Co 2,5% w/w. Uji aktivitas katalis Co-ZSM5 dilakukan melalui reaksi transesterifikasi menggunakan CPO dan hasil uji katalitik di karaketerisasi menggunakan GC-FID. Uji katalitik tersebut dilakukan dengan jumlah katalis 10%(w/w) terhadap CPO, suhu reaksi 95˚C dan variasi waktu analisis hingga 10 jam reaksi. Hasil reaksi menggunakan katalis Co-ZSM5 mesopori diperoleh % yield sebesar 3,478% (b/b), sedangakan menggunakan katalis Co-ZSM5 mikropori diperoleh % yield, yaitu 3,248 % (b/b). Uji katalitik Co-ZSM5 mesopori pada konversi palm oil (minyak goreng komersial) memberikan % yield 41,87 % (b/b). Hasil ini menunjukkan bahwa Co-ZSM5 berpotensi sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi.

The early development of biodiesel production process has used basic or acidic homogeneous catalyst such as NaOH or KOH in methanol or ethanol. Hence, nowadays a lot of heterogeneous catalysts have been developed in transesterification reaction for triglyceride conversion, usually vegetable oil, to Fatty Acid Methyl Esters (FAME) as main component of biodiesel. In this work, the heterogeneous catalyst used is mesoporous CoZSM5 zeolite. The initial mesoporous NaZSM5 zeolite is synthesized by using double template methods with TPAOH as structure directing agent and PDDA as mesoporous template. The cobalt (Co) species was prepared through impregnation with incipient wetness in the zeolite.
The result of characterization on ZSM-5 and Co-ZSM5 shown that the structure of synthesized zeolite is ZSM5 (XRD pattern), Si/Al ratio is 12.98 and Co loaded is 2.53%(w/w). The mesoporous Co-ZSM5 catalyst activity test was carried out in transesterification reaction in which Crude Palm Oil (CPO) as substrate was mixed with methanol in the present of zeolite as catalyst (10% substrate) to be converted to Fatty Acid Methyl Esters (FAME). The reaction was set at 95˚C and the reaction time was varied from 0 ? 10 h. The product was then measured and analyzed with GC-FID. In the catalyst testing for the transesterification process, the mesoporous Co-ZSM5 catalyst gave the biodiesel yield of 3.478% (w/w), while the mikroporous Co-ZSM5 catalyst gave the biodiesel yield of 3.248 % (w/w). Test of catalytic Co-ZSM 5 mesoporous on the conversion of palm oil (commercial cooking oil) gave % yield of 41.87% (w / w). These results indicate that Co-ZSM5 potential as a catalyst in the transesterification reaction.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Prastanta
"Methyl orange (MO) adalah salah satu bahan pewarna yang banyak digunakan di industri tekstil. MO memiliki sifat karsinogen dan berbahaya yang dapat mencemari air dan sangat beracun jika dikonsumsi oleh manusia, sehingga perlu dilakukan fotodegradasi yang efektif. Pada penelitian ini dilakukan sintesis Ag-ZnO/GO untuk fotodegradasi methyl orange. Ag-ZnO/GO memiliki aktivitas fotodegradasi yang baik terhadap methyl orange yang dibuktikan dengan menggunakan UV–Vis diffuse reflectance spectroscopy (UV-DRS) dengan perbandingan nilai band gap yang menurun dari 3,40 eV untuk ZnO menjadi 2,43 eV untuk Ag-ZnO/GO, lalu terdapat peningkatan persentase degradasi sebesar 92 % pada ZnO menjadi 99,6% pada Ag-ZnO/GO dan nilai Kt pada ZnO sebesar 2,21 x 10-2 menit-1 menjadi 2,47 x 10-2 menit-1 pada Ag- ZnO/GO. Katalis juga dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), Raman Spectrophotometer, X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM) Surface Area Analyzer (SAA-BET), dan persentase degradasi methyl orange diukur dengan UV-VIS Spectrophotometry.

Methyl orange (MO) is a dye that is widely used in the textile industry. MO has carcinogenic and dangerous properties that can pollute water and is very toxic if consumed by humans, so it is necessary to carry out effective photodegradation. In this research, Ag-ZnO/GO was synthesized for photodegradation of methyl orange. Ag- ZnO/GO has good photodegradation activity against methyl orange as proved by using UV-Vis diffuse reflectance spectroscopy (UV-DRS) with a ratio of band gap values that decreased from 3.40 eV for ZnO to 2.43 eV for Ag- ZnO/GO, then there is an increase in the percentage of degradation by 92% in ZnO to 99.6% in Ag-ZnO/GO and the Kt value in ZnO by 2.21 x 10-2 minutes-1 to 2.47 x 10-2 minutes-1 in Ag-ZnO/GO. The catalyst was also characterized using Fourier Transform Infra Red (FTIR), Raman Spectrophotometer, X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM), Surface Area Analyzer (SAA-BET), and the percentage of methyl orange degradation was measured by UV-VIS Spectrophotometry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deru Vardeo
"ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi performa surfaktan methyl ester sulfonic acid (MESA) sebagai inhibitor presipitasi asphaltene minyak bumi. Performa MESA dievaluasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan hasilnya menunjukkan bahwa performa optimum dicapai pada rasio volume crude oil/MESA 100:25. FTIR digunakan untuk mengkarakterisasi interaksi asam-basa dan hasilnya mengindikasikan bahwa MESA dapat berinteraksi asam-basa dengan partikel asphaltene. Berdasarkan ukuran partikelnya, asphaltene berada pada tiga kondisi, yaitu stable asphaltene, colloidal asphaltene, dan flocculated asphaltene. Analisis distribusi ukuran partikel menunjukkan bahwa MESA dapat menstabilkan koloid asphaltene dan mereduksi ukuran agregat asphaltene. Penambahan 25 % surfaktan MESA dapat mereduksi ukuran partikel asphaltene dari 1521,55 nm menjadi 404,88 nm. Hasil uji korosi menunjukkan bahwa MESA dapat meningkatkan laju korosi logam namun masih dibawah batas maksimum untuk logam stainless steel 316 dan 304.

ABSTRACT
The main objective of this research presented herein was to evaluate performance of methyl ester sulfonic acid (MESA) as inhibitor of petroleum asphaltene precipitation. MESA was evaluated using UV-Visible spectrophotometer and the result showed that the optimum performance of MESA was at crude oil/MESA ratio 100:25 by volume. FTIR was used to characterize acid-base interaction and the result indicated that MESA could interact with asphaltene particle via acid-base interaction. The particle size distribution measurement showed three different conditions of asphaltenes: stable asphaltenes, colloidal asphaltenes, and flocculated asphaltenes, on the basis of aggregate sizes. The result indicated that MESA could stabilize colloidal asphaltenes and reduce the size of asphaltene agregates. Adding 25 % of MESA could reduced the size of asphaltene particles from 1521,55 nm to 404,88 nm. Corrosion test showed that MESA could increase metal corrosion rate but were still below allowed standard for stainless steel 316 and 304."
2015
T44594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Marie Zulkarnain
"Di tengah fenomena pemanasan global, simulasi proses sintesis dimetil eter dapat dikembangkan sebagai acuan dalam aplikasi kehidupan nyata. Parameter operasi yang menghasilkan paling DME yang meliputi tekanan inlet reaktor dari 18 atm, reaktor suhu inlet 533 K, tekanan distilasi 8 atm, kecepatan arus masuk 0,408 m / s, dan panjang reaktor 4 meter. Di bawah parameter tersebut, 10,7 mol / s dari dimetil eter diproduksi, dengan hasil total 47% dan konversi metanol 90%. Penambahan aliran recycle meningkatkan hasil sebesar 2%. simulasi ini kemudian bervariasi berdasarkan tekanan, suhu, kecepatan arus masuk, dan panjang reaktor, dimana suhu mempengaruhi konversi sebesar 76% maksimal.

In the midst of the global warming phenomenon, a simulation of dimethyl ether synthesis process can be developed as a reference in real-life application. The operating parameters that produces the most DME include the reactor inlet pressure of 18 atm, reactor inlet temperature of 533 K, distillation pressure of 8 atm, inflow velocity of 0.408 m/s, and reactor length of 4 meters. Under these parameters, 10.7 mol/s of dimethyl ether is produced, with total yield of 47% and methanol conversion of 90%. The addition of recycle stream increases the yield by 2%. The simulation is then varied based on pressure, temperature, inflow velocity, and reactor length, wherein temperature affect the conversion by 76% at maximum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhami Werda Sudana
"Pada penelitian ini, nanokomposit Alginat-CMC/Fe3O4/CaO telah berhasil disintesis dan didukung dengan karakterisasi FTIR diperoleh bilangan gelombang 573 cm-1 dan 423 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur Fe-O dan Ca-O, dengan XRD diperoleh puncak gabungan dari biopolimer Alginat-CMC dan Fe3O4/CaO, dan SEM-Mapping diperoleh Fe3O4/CaO berbentuk bulat yang tersebar secara merata pada permukaan alginat-CMC dan TEM diperoleh diameter berkisar 16.193 nm. Biopolimer alginat-CMC berperan sebagai pendukung dari katalis Fe3O4/CaO. Nanokomposit digunakan sebagai katalis untuk produksi biodiesel dari WCO melalui reaksi transesterifikasi diperoleh kondisi terbaik dengan rasio massa CaO terhadap Fe3O4 (1:2), rasio massa antara Fe3O4/CaO terhadap Alginat-CMC (2:2), jumlah katalis terbaik 0.9%wt dan reaksi selama 120 menit dari WCO menjadi biodiesel dengan yield sebesar 89.27%. Sifat fisik dari metil ester sesuai dengan SNI dan ASTM D6751 dengan massa jenis (40°C) 0.890 g/ml, FFA 0,254 % dan bilangan asam 0,542 mgKOH/g. Hasil karakterisasi biodiesel dengan GC-MS diperoleh metil ester dengan kelimpahan relatif terbesar adalah 9-octadecenoic acid (Z)-methyl ester. Studi kinetika reaksi mengikuti pseudo - orde pertama dengan hukum laju reaksi v = k[WCO] dengan nilai konstanta laju reaksi 0.0152 menit-1.

In this study, Alginate-CMC/Fe3O4/CaO nanocomposite were successfully synthesized and supported by FTIR characterization, obtained wave numbers of 573 cm-1 and 423 cm-1 showing strain vibrations of Fe-O and Ca-O, with peak XRD obtained the combination of Alginate-CMC and Fe3O4/CaO, and SEM-Mapping obtained a rounded Fe3O4/CaO composite that was evenly distributed on the surface of the alginat-CMC and TEM obtained an diameter size of about 16.193 nm. The Alginate-CMC as a support material for the Fe3O4/CaO catalyst. Nanocomposite are used as catalysts for biodiesel production from waste cooking oil through transesterification reactions, the best conditions are obtained with the mass ratio of CaO to Fe3O4 (1:2), Fe3O4/CaO to Alginate-CMC (2:2), the amount of catalyst is 0.9wt% and reaction for 120 minutes with yield is 89.27%. Physical properties of methyl ester according to the SNI and ASTM D6751 obtained a density (40°C) of 0.890 g/ml, FFA 0.254% and an acid number of 0.542 mgKOH/g. The results of biodiesel characterization by GC-MS obtained the methyl ester with the largest relative abundance is 9-octadecenoic acid (Z)- methyl ester. The study of reaction kinetics followed the first pseudo-order with the law of reaction rate v = k[WCO] with a constant value of reaction rate 0.0152 minutes-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>