Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boy Febrian Fachrul
"Hidrokarbon, seperti halnya grup aromatik. mempunyai struktur seperti sangkar {cage·like), yang menyebabkan oksidasi dari atom-atom karbon baglan dalam terhalangi. Lebih jauh. lagi, mereka berikatan dalam grup yang Iebib besar
(pseudo compounds) rnenembus bagian daiam dari gumpalan terhalangi dan hal ini menyebabkan tidak sempumanya pembakaran.
Penggunaan medan magnet pad a molekul hidrokarbon menyebabkan repulsi diantara rnolekul hidrokarbon {declustering), membuat jarak antar molekul yang optimaL Hal ini rneningkatkan interaks.i antara bahan bakar (hidrokarbon) dan oksigen, Lebih jauh lagi. pemanfaatan medan magnet menyebabkan perubahan spin elektron hidrogen dalam atom ke arah yang berlawanan. Dalam kasus atom hidrogen, hal ini meningkatkan energi dari atom hidrogen dan reaktifitas bahan baknr, seperti efisiensi pembakaran.
Pengujinn pengaruh magnetisasi dengan kompor minyak bertekanan dilakukan dengan menguji bcberapa variasi, yaitu laju alir solar, kuar medan magnet dan orientasi kutub magnet. Magnet yang digunakan terdiri dari tiga macnm, ya.ltu magnet baw.ng tanpa coaling berkekuatan 2370 Gauss, Super Fuel Ma."\ berkekuatan
4860 Gauss dan Car Booster (booster) berkekuatan 5500 Gauss.
Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi termal dengan berbagai pengaruh
faklor, yaitu laju alir, kual medan magnet dan orientasi kmub magnet Berdasarkan
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan manusia akan bahan bakar semakin hari semakin meningkat,
terutama kebutuhan akan bahan bakar minyak. Saat ini tersebar informasi yang
menyatakan cadangan minyak bumi di seluruh dunia telah mengalami pengurangan
yang drastis. Efisiensi pembakaran yang rendah, bahan bakar yang tak terbakar, dan
polusi udara masih menjadi masalah yang serius yang belum bisa diselesaikan
secara optimal dengan teknik - teknik yang telah berkembang saat ini. Magnetisasi
adalah salu teknik yang masih belum banyak diketahui oleh orang, yang masih
menjadi perdebatan. Untuk itu diperlukan suatu penelitian untuk membuktikan
hipotesa dan perdebatan yang berkembang di masyarakat.
Penelitian pengaruh magnetisasi dengan kompor minyak tanah bertekanan
dilakukan dengan menguji beberapa variasi, yaitu laju alir minyak tanah, kuat
medan magnet, volume air yang dipanaskan, jarak magnet ke bumer, dan otientasi
kutub magnet. Magnet yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu Fuel Max
berkekuatan 4860 Gauss, Car Booster berkekuatan 5500 Gauss, dan magnet batang
tanpa coating berkekuatan 2370 Gauss Parameter yang akan diukur adalah waktu
pemenasan untuk mendapatkan data efisiensi termal.
Berdasarkan hasil penelitian, magnetisasi meningkatltan etisiensi termal
kompor minyak bertekanan. Efisiensi terrnal optimum yang didapatkan dari hasil
magnetisasi pada laju alir 4,1 ml/menit sebesar 33,98% dengan menggunakan
magnet batang tanpa coaling jenis monopol, untuk laju alir 2,66 ml/menit, efisiensi
optimum yang didapatkan sebesar 33,31% dengan menggunakan magnet batang
tanpa coating jenis monopol, dan umtuk laju alir 2,13 ml/menit didapat efisiensi
optimum sebesar 29,81% dengan menggunakan magnet Super Fuel Max yang
berkekuatan 4860 Gauss."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchtayatsyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh unsur Zr terhadap nperubahan sifat termal bahan bakar dispersi. Data sifat termal bahan bakar nuklir diperlukan sebagai data masukan untuk memprediksi fenomena perubahan sifat material selama proses fabrikasi maupun iradiasi di dalam reaktor nuklir. Penelitian pengaruh unsur Zr di dalam bahan bakar dispersi U-7Mo-xZr/Al (x = 1%, 2% dan 3%) terhadap perubahan sifat termal pada berbagai temperatur telah dikakukan. Tujuan penambahan unsur Zr pada penelitian adalah untuk meningkatkan stabilitas panas bahan bakar U-Mo. Analisis termal meliputi penentuan temperatur lebur, entalpi dan perubahan fasa dilakukan menggunakan Differential Thermal Analysis (DTA) pada rentang temperatur antara 30 °C hingga 1400 °C, sedangkan kapasitas panas paduan U-7Mo-xZr dan bahan bakar dispersi U-7Mo-xZr/Al menggunakan Differential Scanning Calorimeter (DSC) pada temperatur ruangan hingga 450 °C. Data analis termal dengan DTA diketahui bahwa ketiga komposisi kadar Zr menunjukkan fenomena yang mendekati sama. Pada temperatur antara 565,60 °C - 584,98 °C terjadi perubahan fasa  +  menjadi  + , dan pada 649,22 °C - 650,13 °C terjadi peleburan matriks Al yang diikuti oleh reaksi antara matriks Al dengan U-7Mo-xZr pada temperatur 670,38 °C - 673,38 °C membentuk U(Al,Mo)x-Zr. Sementara itu, perubahan fasa α+ β menjadi β +  terjadi pada temperatur 762,08 °C - 776,33 °C dan difusi antara matriks Al dengan U-7Mo-xZr terjadi pada 853,55 °C - 875,20 °C. Setiap fenomena yang terjadi, entalpi yang ditimbulkan relatif stabil. Peleburan uranium terjadi pada 1052,42 °C - 1104,99 °C dan reaksi dekomposisi U(Al,Mo)x dan U(Al,Zr)x menjadi (UAl4, UAl3, UAl2), U-Mo, dan UZr pada 1328,34 °C - 1332,06 °C. Keberadaan logam Zr di dalam paduan U-Mo meningkatkan kapasitas panas bahan bakar paduan U-7Mo-xZr/Al, semakin tinggi kadar Zr kapasitas panas meningkat yang disebabkan oleh interaksi antara atom Zr dengan matriks Al sehingga panas yang diserap oleh bahan bakar menjadi meningkat."
URANIA 22:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Siswanto
"Proses penggerusan dan pemanasan dalam pembuatan bahan sampel CaMnO3 telah dilakukan dengan menggunakan ball-mill dan furnace pada suhu 4000C, 6000C, 8000C dan 10000C dengan lama penggerusan 3, 6, 9 dan 12 jam serta lama pemanasan 3, 6 dan 9 jam. Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan sampel adalah CaCO3 dan MnO2 serta katalis 2-propanol. Semua bahan baku dalam bentuk serbuk dengan tahapan mixing, milling dan pemanasan. Adapun reaksi kimia yang terjadi selama proses penggerusan dan pemanasan adalah sebagai berikut: CaCO3 + MnO2 CaMnO3 + CO2.
Dari hasil identifikasi fasa melalui difraksi sinar X diperoleh bahwa, fasa baru CaMnO3 terbentuk pada milling 12 jam dan pemanasan 1000°C selama 9 jam. Karakteristik sifat magnetik ditentukan dengan peralatan Vibrating Sample Magnetometer (VSM) yang terdapat di P3IB-BATAN dan di Departement Of Physics, Faculty of Sciences Tokyo Institute of Teknology Japan. Dari hasil percobaan didapatkan karakteristik sifat magnetik terlihat pada pengukuran suhu ~121 K baik pada sampel pemanasan 800°C maupun 1000°C.
Hasil analisis sifat magnetik sampel pemanansan 1000°C diketahui terdapat peningkatan koersivitas dan remanen sebesar 0,74 tesla dan 3.71 emu/gram dengan suhu pengukuran 1.8K. Dan terjadi anomali pada pemanasan 10000C terlihat penurunan magnetisasi pada suhu ~32K , kembali mengalami titik balik kenaikan magnetisasi pada suhu ~ 4K. Sedangkan pada pemanasan 8000C terlihat mulai terjadi kenaikan magnetisasi pada suhu ~123K tetapi kenaikannya tidak begitu besar kemudian pada suhu ~48K mulai terjadi kenaikan magnetisasi yang mencolok. Hal ini dimungkinkan karena pada pemanasan 8000C belum terbentuk fasa mayoritas CaMnO3.

Milling and annealing process in making materials of sample CaMnO3 have been by using and ball-mill of furnace at temperature 400°C, 600°C, 800°C and 1000°C with milling time 3, 6, 9 and 12 hours and also time annealing 3, 6 and 9 hours. Basic substances of CaMnO3 are CaCO3 and MnO2 with catalyst 2-propanol. All basic substances in powder form with mixing, milling, and annealing procedure. The chemical reaction occurred during milling and annealing process is as follows: CaCO3 + MnO2 CaMnO3 + CO2.
From the experiment it was identified with X-ray diffraction, we found new phase of CaMnO3 milling 12 hours, and annealing with 10000C for 9 hours. The compounds were characterized by Vibrating Sample Magnetometer (VSM) at P3IB-BATAN and Department Of Physics, Faculty of Sciences Tokyo Institute of Technology Japan. From the experiment we found the magnetic characteristic at ~121 K from annealing sample at 800°C and also at 1000°C.
The result of magnetic characteristic with annealing sample at 1000°C we know that there are coersivity improvement and 0,74 tesla and 3,71 emu/gram remanen with the measurement of temperature at 1.8K. And there are anomaly in annealing at 1000°C we found that there is magnetization degradation at ~32K, and again experience of a turning point increase of magnetization at 4K. While in annealing at 800°C seen to take its rise increase of magnetization at ~123K but increase of it not so big, then at 48K taking its rise increase of magnetization which striking. This matter is enabled because in annealing at 800°C not yet been formed by majority phase of CaMnO3.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Albert Theo
"Penelitian pemodelan kinetika dan oksidasi pembakaran bahan bakar bensin komersial bertujuan untuk membuat suatu mekanisme pembakaran yang valid dan representatif sehingga dapat digunakan untuk memprediksi ignition delay time, polutan yang dihasilkan, serta pengaruh temperatur, tekanan dan rasio ekivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran suatu bahan bakar. Penambahan etanol berguna untuk menambah kandungan oksigen di dalam bahan bakar yang diharapkan mampu memperbaiki kualitas bahan bakar.
Penyusunan mekanisme reaksi dilakukan dengan penelusuran literatur. Model yang telah disusun akan divalidasi dengan menggunakan data ekperimen yang dikeluarkan oleh Petrobras pada tahun 2005 yang diperoleh dengan Rapid Compression Machine, pada rentang temperatur 850-940 K dan tekanan 11 - 16 bar. Mekanisme yang telah divalidasi, digunakan untuk simulasi dengan variasi tekanan awal, rasio ekuivalensi, dan komposisi etanol.
Perangkat lunak yang digunakan adalah Chemkin 3.7.1. Mekanisme reaksi yang disusun berhasil memprediksi eksperimen. Pada variasi tekanan awal, saat suhu awal 865 K dan tekanan awal 13 bar ignisi terjadi pada saat 94,7 milidetik dan energi yang dihasilkan sebesar 54,01 kalori/cm3. Pada suhu yang sama, ketika tekanan diubah menjadi 5 bar dan 40 bar, idt menjadi 351 milidetik dan 22,3 mili detik serta energi panas sebesar 9,33 kalori/cm3 dan 501,7 kalori/cm3.
Untuk variasi rasio ekuivalensi, pada kondisi stoikiometri, suhu awal 865 K dan tekanan 13 bar, idt terjadi saat 94,7 milidetik dan energi yang dihasilkan sebesar 54,01 kalori/cm3. Ketika rasio ekuivalensi diubah menjadi 0,5 dan 1,2, maka idt menjadi 29,1 milidetik dan 152 milidetik serta panas masingmasing sebesar 328,1 kalori/cm3 dan 18,3 kalori/cm3. Untuk variasi etanol, kondisi awal saat kandungan etanol 10% di dalam bahan bakar, tekanan awal 13 bar, dan suhu awal 865 K, idt masing-masing sebesar 94,7 milidetik dan energi 53,01 kalori/cm3. Ketika kandungan etanol diubah menjadi 5% dan 20%, maka idt masing-masing menjadi 104 milidetik dan 80 milidetik serta panas sebesar 69,3 kalori/cm3 dan 50,1 kalori/cm3.

The main goals of research on the modeling of kinetic and oxidation of commercial fuel are to create a valid and representative reaction mechanism that can be used to predict the profile of ignition delay time, exhaust pollutants, and behaviors of oxidation reaction. Additional ethanol as oxygenate in fuel blend could increase oxygen content in combustion process.
Model is arranged by literature study and has to be validated with an experiment data from Petrobras in 2005. Experiment data was obtained from rapid compression machine with initial temperature range 850-940 K, initial pressure range 11-16 bar. That valid mechanism will be used for pressure, equivalent ratio, and ethanol variation simulation.
The softwere will be used is Chemkin 3.7.1. The new reaction mechanism can predict the experiment data successfully. In initial pressure variation, at initial temperature and pressure 865 K and 13 Bar, fuel will ignite at 94.7 msec with 54.01 cal/cm3 heat production. On the same initial temperature, when pressure is changed to 5 bar and 40 bar, ignition becomes 351 msec and 22.3 msec with heat production 9.33 cal/cm3 and 501.7 cal/cm3.
In equivalent ratio variation, at stoichiometric condition, fuel will ignite in 94.7 msec with 54.01 cal/cm3 heat production. When equivalent ratio is change to 0.5 and 1.2, the ignition becomes 29.1 msec and 152 msec with each heat production 328.1 cal/cm3 dan 18.3 cal/cm3. In ethanol variation, at ethanol composition 10%, initial pressure 13 bar and initial temperature 865 K, fuel will ignite at 94,7 msec and 54.01 cal/cm3 heat production. When ethanol composition is changed to 5% and 20%, the ignition becomes 104 msec dan 80 msec with heat production 69,3 cal/cm3 and 50,1 cal/cm3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Adian K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Handani
"Pada pusat listrik tenaga uap (PLTU) unit 3/4 Tanjung Priok, energi kimia yang berupa bahan bakar (MFO/residu) yang dibakar akan menghasilkan kalor yang se1anjutnya digunakan untuk memanaskan/mendidihkan fluida kerja {air) sampai pada tekanan dan temperatur dimana air sudah berupa uap kering. Uap kering yang memiliki energi potensial dan energi kinetik terscbut diallrkan ke turbin uap untuk memutar sudu-sudu turbin pada putaran 3000 rpm. Ketika akan menaikan daya nyata generator (pada kondisi generator telah berbeban/terhubung ke jaringan), langkah pertama yang dilakukan adalah menambah jumlah aliran bahan bakar untuk. menghasilkan jumlah aliran uap kering lebih banyak (sesuai dengan daya yang akan dibangkitkan generator) yang selanjutnya dialirkan menuju inlet turbin. Kemudian daya nyata generator dinaikan dengan mengatur switch pembatas beban (load limit). Pada skripsi ini dilakukan pengamatan dan perhitungan daya mekanik kotor {gross meclumical power), load angle {Ogen) generator, dan efisiensi PLTU unit 4 Tanjung Priok. Hasil pcrhitungan memmjukan bahwa adanya penambahan jumlah bahan bakar yang masuk burner akan mcningkatkan produkasi uap rnasuk turbin schingga nteningkntkan daya mckanik kotor turbin dan load angle (daya generator). Jumlah bahan bakar yang dikonsumsi pada daya generator 20 MW, 35 MW, dan 40 MW berpengaruh terhadap efisiensi PLTU yang mana terjadi penurunan cfisiensi sebesar 2,5 % pada da)'a generator 40 MW dari 20 l\·iW dan 1,9% pada daya generator 35 MW dari 20 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>