Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wilyani
"Pesatnya perkembangan aktivitas perindustrian akhir-akhir ini telah menyebabkan permasalahan Iingkungan, akibat bertambahnya limbah berbahaya yang dihasilkan industri tersebut. Limbah Cr(VI) dan atau fenol serta Hg(Il) merupakan limbah berbahaya yang menjadi permasalahan lingkungan sekarang ini. Masalah lingkungan merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan oleh sebuah industri pengolahan, dikarenakan tuntutan standar baku mutu lingkungan yang harus dipenuhi oleh sebuah industri. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh katalis yang optimal untuk proses pengolahan limbah Cr(Vl), fenol dan Hg(ll) secara fotokatalisis.
Dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis ZnO/TiO2 dengan metode impregnasi, yang digunakan untuk pengolahan limbah Cr(VI) dan Fenol secara terpisah dan simultan serta limbah Hg(Il). Katalis hasii preparasi dikarakterisasi DRS untuk mengetahui pola pergeseran pita absorbansi dan besar energi band gap. Sementara itu karakterisasi XRD dilakukan untuk mengetahui pola difraksi dan struktur kristal anatase dan mtil Serta ZnO dari katalis Ti02 dan ZnO/Ti02. Uji aktivitas katalis dilakukan dengan menggunakan sistern reaktor slurry yang bekeqia secara barch selama 5 jam, kemudian hasilnya dianalisis dengan UV-VIS Spectrophofomerer. Parameter yang divariasikan jumlah loading ZnO dalam katalis TiO2 dan jenis limbah.
Hasil karakterisasi DRS menunjukan penambahan dopan ZnO dari 0,5%-33,5% pada katalis TiO2 dapat meningkatkan pita absorbansi dari 385-420 mm dan menurunkan band gap dari 3,2-2,85 eV. Hasil karakterisasi XRD menunjukan adanya tambahan satu puncak, yaitu puncak ZnO pada katalis yang dipreparasi dengan precursor Zn-Nitrat. Hasil uji aktivitas katalis dalam pengolahan limbah tunggal Cr(Vl) dan Fenol menunjukkan bahwa katalis 0,5% ZnO/TiO2 dari precursor Zn-Nitrat memiliki aktivitas optimal dalam mereduksi Cr(Vi) sebanyak 100% dan oksidasi Fenol sebanyak 97,6%. Sementara untuk limbah simultan katalis 0,5% ZnO/TiO2juga masih memiliki aktivitas yang paling optimal, yaitu jumlah Cr(Vl) yang direduksi 100% dan jumlah Fenol yang berhasil dioksidasi 93,4%. Adapun untuk limbah tunggal Hg(Il), katalis 0,5% ZnO/TiO2 dapat mereduksi Hg(Il) hingga 4,5 ppm setelah 4jam. Adanya senyawa organik fenol dan metanol dalam Iimbah dapat meningkatkan keefektifan reduksi Cr(VI) karena dapat berfungsi sebagai hole scavanger dan donor elektron."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofid Rizal Sukiman
"Semakin meningkatnya kepedulian masyarakat akan pencemaran lingkungan, akhirnya memicu perkembangan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Beberapa Iimbah yang menjadi sorotan masyarakat antara lain adalah limbah logam berat serta limbah organik. Proses fotokatalitik merupakan salah satu alternatif untuk pengolahan limbah logam berat dan lirnbah organik secara simultan. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian sejauh mana proses simullan dapat berjalan dengan kondisi operasi seperti pH larulan dan konsentrasi awal masing-masing Iimbah.
Percobaan yang dilakukan meliputi pengolahan limbah Cr(V1), I-Ig(II) dan fenol yang dilakukan dengan menggunakau fotokatalis T102 Degussa P25 dalam benluk Elm dengan menggunakan reaktor silinder berputar. Parameter yang diuji meliputi pH larutan dan konsentrasi awal larutan.
Hasil dari percobaan unluk sistem tunggal didapat konversi akhir umuk Cr(Vl) 40 ppm scbesar 75 % sctelah 8 jam reaksi pada pH larutan 2, konversi akhir fenol 40 ppm scbesar 98,6 % selelah 9 jam reaksi pada pH larutan 7, sedangkan konversi akhir Hg(I1) 40 ppm sebesar 73 % setelah 5 jam reaksi pada pl-I larutan 7.
Untuk sistem simultan, penambahan konsentrasi fenol 20 ppm, 40 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm kc c1z1|z1m Iarulan Cr(\/1) 40 ppm mampu menghasilkan konversi reduksi Cr(Vl) sebesar 90,3 %, 96,S%, 87,4 %, dan 37,5 % selama 5 jam reaksi. Untuk degradasi fenul, dihasilkan konversi sebesar 89,9 %, 89,6 %, 60,2 %, dan 35 % pada penambahan konsentrasi fenol 20 ppm, 40 ppm, 100 ppm, dun 1000 ppm ke dalam larutan Cr(V1) 40 ppm selama 5 jam reaksi. Untuk reduksi Hg(1l), pada penambahan fenol 40 ppm ke dalam Iarutan 1-1g(11) mampu menghasilkan konversi reduksi sebesar 80,1 % selama 5 jam reaksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Setyaningsih
"Industri mempunyai pengaruh besar kepada lingkungan, karena mengubah sumber alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah produksi yang mencemari lingkungan. Limbah produksi bisa mencemarkan bahkan merusak lingkungan, baik untuk jangka waktu .yang pendek maupun untuk jangka waktu yang panjang. Karena itu, perlu diusahakan teknik dan cara produksi yang memperkecil bahkan meniadakan dampak negatif terhadap lingkungan dalam proses produksi yang menghasilkan produk sampingan. Untuk memudahkan pengendalian pencemaran industri, maka pemusatan industri pada kawasan industri akan sangat membantu.
Air buangan bukanlah merupakan masalah yang baru di masa sekarang ini, tetapi meruapakan masalah yang telah ada sejak dulu. Namun, masih ada sebagian masyarakat yang belum atau tidak menyadari akan pengaruh negatif dari adanya pencemaran lingkungan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya industri-industri dan perusahaan yang membuang air buangannya ke lingkungan sekitar dengan tidak memperhatikan akibat-akibat sampingan yang dapat ditimbulkan oleh air buangan tersebut.
Limbah air yang berasal dari pabrik batik mengandung bahan buangan yang berupa zat warna yang berasal dari proses pencucian kain. Warna merupakan indikator pencemaran air yang sangat mudah terlihat. Pembuangan air limbah berwarna tidak hanya merusak estetika badan air penerima tapi juga meracuni biota air di badan air penerima. Di samping itu adanya warna yang pekat akan menghalangi tembusnya sinar matahari pada badan air, sehingga mempengaruhi proses fotosintesis di dalam air. Akibatnya oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis yang dibutuhkan untuk kehidupan- biota air akan berkurang. Hal ini akan mengancam-kehidupan makhluk hidup yang ada di badan air tersebut.
Hampir sebagian besar industri batik saat ini membuang air limbahnya langsung ke badan air penerima. Hal ini disebabkan karena belum diketahuinya cara pengolahan limbah yang tepat dan murah dan juga kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan masih rendah.
Dengan adanya relokasi industri batik yang berasal dari pindahan industri batik Karet Setiabudi ke daerah Kompleks Industri Kerajinan batik di desa Pasirbolang Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, maka diperlukan cara pengolahan limbah batik yang tepat dan murah. Dengan didapatkannya cara pengolahan yang tepat dan murah, pihak industri di samping merasa tidak dirugikan, juga limbah yang dikeluarkan sudah memenuhi baku mutu lingkungan.
Untuk mendapatkan cara pengolahan limbah batik yang tepat dan murah, dilakukan percobaan laboratorium dengan mengambil sampel dari pabrik batik Gabatex di Palmerah. pengolahan limbah yang dipilih adalah dengan proses kimia dan fisik, hal ini karena tujuan utama dari pengolahan limbah batik adalah penghilangan warna dari limbah batik. Koagulan yang digunakan adalah FeSO4 dan Ca(OH)z.
Dari percobaan yang dilakukan di laboratorium, didapat dosis optimum koagulan FeSO4 = 300 mg/1 dan Ca(OH)2 = 200 mg/l. Untuk nendapatkan pengolahan limbah yang paling tepat, dilakukan rangkaian percobaan pengolahan limbah : Koagulasi/flokulasi-sedimentasi, Koagulasi-flotasi, koagulasi/flokulasi-sedimentasi-adsorpsi dan proses adsorpsi Baja. Dari rangkaian percobaan tersebut, didapat hasil yang paling optimum adalah proses koagulasi/flokulasi-sedimentasi-adsorpsi, dengan persen pengurangan warna sebesar 100%.
Untuk mengetahui jenis adsorben yang paling bagus, dilakukan percobaan secara batch terhadap jenis karbon aktif tempurung kelapa, karbon aktif sekam padi, karbon aktif batu bara lokal dan karbon aktif batu bara impor. Karbon aktif sekam padi dibuat sendiri di laboratorium, sedang jenis karbon aktif yang lain (tanpa merek dagang) didapat dari toko bahan kimia. Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan waktu kontak dan konsentrasi dari karbon yang digunakan. Pengurangan warna yang paling besar dicapai dengan menggunakan karbon aktif sekam padi yaitu sebesar 95,16%, sedangkan dengan tempurung kelapa hanya sebesar 75,81%.
Untuk mendapatkan pembangunan unit pengolah limbah yang murah, dilakukan penbandingan antara sistem kelompok dan sistem individu. Dari perhitungan biaya pembuatan pengolahan limbah, didapat biaya yang paling murah, jika industri batik melakukan pengolahan secara berkelompok, yaitu didapat penghematan sebesar 24 juta. Angka ini didapat dari perhitungan total 4 pabrik bila melakukan pengolahan secara individu dan bila ke empat pabrik melakukan pengolahan secara berkelompok. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mubaher Sidiq
"Suatu industri pengolahan biasanya tidak terlepag dari permasalahan limbah yang berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup. Masalah iingkungan rnerupakan hal yang mutlak harus diperhatikan oleh sebuah industri pengolahan, dikarenakan tuntutan standar baku mutu lingkungan yang harus dipenuhi oleh sebuah industri. Salah satu jenis limbah yang menjadi sorotan masyarakat adalah limbah logam berat yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah logam berat yang beracun dapat bempa Cr(VI), Pb dan Hg Serta limbah logam berat yang rnempunyai nilai strategis dan ekonomis yang tinggi seperti platina (Pt), emas (Au), Rh, Ag, dan Pd.
Dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis TiO2-SiO; dan PUTiO2 yang digunakan untuk melakukan uji reduksi Cr(\/I) menjadi Cr(Ill). Beberapa parameter yang diuji dan diteliti meliputi variasi jenis katalis, sistem fotoreaktor, efek penambahan metanol. Kemudian dilakukan pula reduksi Cr(VI) dari berbagai jenis limbah antara lain; limbah sintetis, limbah praktikum dan limbah industri elektroplating.
Dari hasil penelitian didapat bahwa katalis serbuk TiO2 Degussa P25 memiliki aktivitas tertinggi dalam mereduksi Cr(Vl) dibandingkan dengan katalis hasil preparasi (TiO2-SiO2_ CuO/Ti02 dan Pt/TiO2). Pcnambahan dua reaktor yang disusun secara seri dengan penggunaan konsenirasi katalis 3 g/lt tiap reaktor dapat meningkatkan nilai konversi dari 25% menjadi 98%.
Untuk penggunaan konsentrasi katalis lg/It tiap reaktor dengan jumlah reaktor 3 buah didapat nilai konversi sebesar 36% dan penambahan metanol sebesar 10% dapat memberikan efck positif terhadap proses reduksi Cr(VI) sehingga diperoleh konversi sebesar 99%. Limbah elelctroplating dengan konsentrasi Cr(VI) 40 ppm dapat tereduksi hingga dibawah ambang batas maksimum (0,05 ppm) dalam waktu 5 jam dan bila konsentvasi Cr(VI) dibawah 5 ppm maka dalam waktu kurang dari 30 menit ambang batas tersebut dapat dicapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uyi Sulaeman
"Degradasi fotokatalitik menggunakan titanium dioksida merupakan teknologi alternatif baru yang memberikan harapan untuk pengolahan berbagai limbah organik. Penelitian ini melakukan degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi TiO2 pada suhu kamar. Percobaan dilakukan untuk menyelidiki pengaruh intensitas cahaya terhadap parameter kinetika Langmuir-Hinselwood dan untuk menyelidiki beberapa senyawa intermediet.
Reaktor fotokatalitik didesain seperti kolam. Reaktor tersebut dilengkapi dengan pompa sirkulasi, pompa air dan aerator. Konsentrasi katalis 2 gIL. Konsentrasi fenol awal 20 mg/1 dalam volume 10 L suspensi disinari dengan lampu UV. Parameter kinetika Langmuir-Hinselwood diselidiki terhadap variasi intensitas permukaan suspensi yang terdiri atas: 1,75; 2,05 and 2,73 mW/cm2. Penurunan senyawa fenol ditentukan tiap jam penyinaran dengan metode spektrofotometri hingga delapan jam penyinaran. Konstanta adsorpsi isoterm pada kondisi gelap juga diselidiki pada reaktor. Senyawa intermediet diselidiki pada intensitas yang tertinggi di permukaan suspensi, 4,35 mW/cm2. Senyawa intermediet ditentukan tiap dua jam penyinaran dengan HPLC hingga sepuluh jam penyinaran.
Parameter kinetika Langmuir-Hinselwood berubah terhadap peningkatan intensitas lampu UV. Konstanta kecepatan kinetika Langmuir Hinselwood adalah 1,09; 1,56; 4,67 p.Mmin' dan konstanta adsorpsi isoterm adalah 3,66 x 10-3; 2,73 x 1 Dom; 1,11 x 10-3 berturut-turut. Nilai dari konstanta adsorpsi isoterm pada kondisi gelap adalah 6,63 x 10-3 µM 1. Konstanta adsorpsi isoterm menurun dengan meningkatnya intensitas cahaya, sedangkan konstanta kecepatan kinetika Langmuir-Hinselwood meningkat. Senyawa intermediet pada degradasi fenol dalam reaktor fotokatalitik dapat diselidiki seperti katekol, hidrokuinon dan asam oksalat.

Photocatalytic Degradation of Phenol and Intermediate Compounds in Waste Destruction Reactor by Using TiO2 SuspensionPhotocatalytic degradation using the semiconductor titanium dioxide is one of the new promising alternative technology for treatment of various organic waste. This study conducted a photocatalytic degradation of phenol by using TiO2 suspension at room temperature. Experiments were conducted to investigate the effect of incident light intensity on the parameter of the Langmuir-Hinselwood kinetic and to investigate some intermediate compounds.
Photocatalytic reactor is designed such as pool. It is equipped with circulation pump, water pump and aerator. Catalyst concentration is 2 gIL. Initial concentration of phenol is 20 mg/L within 10 L volume suspension illuminated by the UV lamp. The parameter of Langmuir-Hinselwood kinetic investigated from the variation of the light intensity on surface suspension in the range of 1,75; 2,05 and 2,73 mwlcm2. The decrease of phenol compound is determined every hour illumination by spectrophotometry method until eight hours illumination. Isoterm adsorption constant in the dark condition is also investigated in the reactor. The intermediate compounds are investigated from the highest intensity on the surface suspension, 4,35 mW/cm2. The intermediate compounds are determined every two hours illumination by HPLC until ten hours illumination.
The parameter of Langmuir-Hinselwood kinetic is changed to the increasing intensity of the UV Lamp. The rate constants of Langmuir-Hinselwood kinetic are 1,09; 1,56; 4,67 p.Mmin-1 and isoterm adsorption constants are 3,66 x 10'3; 2,73 x 10'3; 1,11 x 10'3 µM-1, respectively. The value of the isoterm adsorption constant in the dark condition is 6, 63 x 10-3 µM-1. The isoterm adsorption constant decreases as the light intensity increases, while the rate constant of Langmuir-Hinselwood kinetic increases. The intermediate compounds of phenol degradation in photocatalytic reactor can be investigated such as catechol, hidroquinone and oxalic acid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T8501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misri Gozan
"Bioreaktor tipe Continuous Sfrirred Tank Reactor (CSTR) merupakan salah satu jenis reaktor yang banyak digunakan dalam pengolahan limbah cair pada industri-industri-besar maupun kecil. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu prototipe reaktor CSTR pengolah limbah cair industri resin sintetik. Prototipe reaktor ini nantinya dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk keperluan perancangan bioreaktor dan optimasi pada industri resin sintetik, namun juga untuk berbagai keperluan seperti pemodelan, perancangan, scaling-up, maupun untuk keperluan pendidikan sebagai alat peraga dalam mata kuliah Perancangan Reaktor atau keperluan riset para mahasiswa maupun staf pengajar.
Di dalam penelitian ini dilakukan perhitungan perancangan bioreaktor beserta kolam pengendapan (settling tank). Sebagai produknya adalah sebuah prototipe bioreaktor lengkap dengan kolam pengendapan, alat pengatur kecepatan pengadukan serta alat kendali suhu. Pengujian prototipe akan dilakukan dengan menggunakan limbah industri resin sintetik yang memiliki BOD 2000 mg/L, Mikroorganisme yang akan digunakan berasal dan penggayaan mikroba (enrichment) dari sekitar lokasi pabrik di kawasan Cimanggis, Bogor. Produk air bersih diharapkan hanya mengandung BOD 5 ma. Lumpur yang terendapkan pada settling tank akan diuji kadar BOD-nya serta kandungan Nitrogen dan Phosphatnya dan diharapkan dapat menjadi pupuk setelah melalui proses stabilisasi. Dengan demikian hal ini memberi nilai tambah bagi produsen resin sintetik sekaligus dorongan untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Nurtiyani
"Pencemaran akibat limbah cair tahu oleh pabrik di tengah-tengah pemukiman berdampak negatif pada keadaan lingkungan sekitarnya, terutama bau busuk yang bersumber dari limbah cair tahu yang dibuang melalui saluran langsung ke badan air penerima. Beban pencemar organik setiap hari pada tingkat yang begitu tinggi rnenyebabkan kadar oksigen terlarut dalam badan air menurun drastis atau bahkan mencapai no 1. Salah satu cara memecahkan masalah adalah dengan perlakuan biologi menggunakan Chlorella sp. yang mampu merombak nutrien yang terkandung di dalam limbah cair tahu menjadi biomassa. Pemisahan biomasa dari limbah yang telah diproses secara biologi badan mutlak dilaksanakan, mengingat tanpa pemisahan, limbah tetap mengandung unsur protein yang berpotensi untuk mencemari badan air.
Tujuan penelitian ini (tahap l) adalah memproses limbah cair tahu berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang menyengat menjadi kultur Chlorella berwarna hijau tanpa bau dan mendesain mesin pemisah Chlorella dari air dengan simulasi komputer untuk diuji pada penelitian berikutnya.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian biologi terbagi 3 tahap : 1. Dengan perbedaan pH, dan Konsentrasi dilaboratorium 2. Perbedaan pH ; rasio dan konsentasi di laboratorium 3. Perbedaan pH, rasio dan konsentrasi di rumah kaca. Dilakukan pengambilan data setiap hari dan analisis kadar COD pada hari ke nol, 5, 7 dan 10. Untuk pengujian ada pengaruh perlakuan menggunakan Uji faktorial. Untuk riset teknik membuat program komputer untuk mendesain pemisah dengan gaya sentrifugal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi antara pH , Rasio, dan Konsentrasi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan sel Chlorella sp. di laboratorium dan di rumah kaca. Pertumbuhan sel Chlorella sp. terlihat dari pola pertumbuhan dengan penurunan kadar COD . Hal tersebut terjadi di rumak kaca bahwa perlakuan pH 8 rasio 1:3 dan konsentrasi 50% memperlihatkan kerapatan sel > 4 juta , kadar COD : 150 mg/l kadar limbah tahu > 1950 mg/l dengan waktu 7 hari larutan yang bau merubah menjadi larutan berwarna hijau dan bau telah hilang. Dari semua hasil yang diperoleh bahwa dengan waktu 7 hari merupakan waktu tercepat dalam merombak. limbah cair tahu berubah menjadi biomassa Chlorella sp. dimanfaatkan untuk ternak, tumbuhan dan makanan alami."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyati
"Limbah cair yang berasal dari pabrik kecap mengandung bahan organik yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak dengan konsentrasi yang cukup tinggi, sehingga bila dibuang secara langsung ke badan air penerima dapat menimbulkan pencemaran. Oleh karena itu perlu diolah terlebih dahulu. Salah satu teknologi pengolahan limbah cair yang aman terhadap lingkungan, murah dalam pengoperasiannya dan dapat mendegradasi kandungan bahan organik adalah pengolahan secara biologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat optimasi parameter proses degradasi bahan organik (karbohidrat, protein dan lemak) dari limbah cair pabrik kecap dengan menggunakan reaktor tipe Fixed Bed . Metode yang dipilih dalam pemilihan ini adalah metode pengolahan biologi secara anaerob (aktifitas biologi yang tidak membutuhkan oksigen), dengan menggunakan reaktor tipe Fixed Bed. Bioreaktor tipe Fixed Bed dioperasikan dengan menggunakan potongan bambu sebagai material penyangga tetap untuk tempat menempel bakteri. Proses anaerobik berjalan dengan sendirinya dengan penambahan cairan kotoran sapi dan efluen proses anaerobik tapioka sebagai inokulum.
Percobaan dilakukan dengan memvariasikan laju beban reaktor yang semakin meningkat dalam beberapa periode waktu. Kenaikan laju beban yang diberikan adalah sebesar 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 kg COD/m3/hari. Proses optimasi dicapai pada laju beban 2,49 kg COD/m3/hari, waktu tinggal substrat 4,30 hari, konsentrasi COD total efluen 3,22 g/L, efisiensi COD terlarut 70,31 %, pH efluen 6,42, efisiensi asam asetat 88,27 %, produksi gasbio harian 15,17 L/hari dan kandungan gas metana 69,61 %. Potongan bambu sebagai material penyangga tetap, cukup efektif sebagai tempat bakteri menempel selarna proses percobaan dilakukan dengan porositas yang dicapai sebesar 84,80 %. Konsentrasi COD total efluen yang dihasilkan pada kondisi optimum adalah 3,22 g/L, BOD 1,15 g/L dan kandungan total padatan tersuspensi 0,58 g/L. Nilai-nilai tersebut belum memenuhi syarat baku mutu lingkungan untuk limbah cair yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sehingga perlu perlakuan lanjutan berupa pengolahan sistem aerobik.

Liquid waste from soybean sauce factory contains organic materials which consist of protein, carbohydrate and fat in fairly high concentration. So that it could cause pollution , when it is disposed directly to a water body. Therefore it needs to be treated before discharge to the main stream. One of the method to treat the liquid waste is using biological system, because it is safe to environment, cheap in operation and easy degrade organic material with high concentration. The objective of this experiment is to examine the optimation process of organic material degradation (carbohydrate, protein, fat) of liquid waste from soybean sauce using fixed bed reactor. The chosen method in this study is an anaerobic process ( biological activity that requires no oxygen) using a fixed bed reactor. Fixed bed reactor was operated using bamboo rings as support material for bacteria adhesion. Anaerobic process occurred automatically with addition of cowdung liquid and tapioca anaerobic treated effluent as inoculums.
Experiment was carried out by varying increase loading rate of reactor on several periods. The increase of reactor loading rate was given to reactor 0,5; 1,0; 2,0; 3.0; 4,0 and 5,0 kg COD/m3/day. Optimation process could be achieved with loading rate of 2,49 kg COD/m3/day, hydraulic retention time 4,30 days, COD total concentration of effluent of 3,22 g/L, soluble efficiency 70,31 %, effluent pH of 6,42, acetate acid efficiency of 88,27 %, daily biogas production of 15,17 L/day and methane content 69.61 %. The bamboo rings as support material are quite effective for bacteria adhesion, during the experimental process done with the porosity of 84,80 %. The COD total concentration of the effluent obtained in optimum condition was found to be 3,22 g/L, BOD concentration of 1,15 g/L, total suspended solid concentration of 0,58 g/L and pH 6,42 ; which means that it has not fulfilled the local government of DKI Jakarta environmental standard requirement. Therefore, it needs a further treatment in the form of anaerobic processing system.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suria Darma
"Lahan pertanian perlu memperoleh penggantian dan penambahan unsur hara untuk mengganti yang telah terserap dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama dengan unsur hara yang berasal dari pupuk buatan. Demikian pula diperlukan penambahan bahan-bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah dan tersedianya unsur hara mikro. Penambahan bahan-bahan organik ini dapat berupa pemupukan dengan pupuk kandang, pupuk hijau atau sisa-sisa tanaman lainnya.
Kebutuhan akan bahan organik dalam tanah, seyogyanya terus ditingkatkan sejalan dengan makin menurunnya kesuburan tanah, rusaknya sifat-sifat fisik tanah, rendahnya daya ikat terhadap air hujan dan menurunnya persediaan bahan organik dalam tanah. Mengingat kondisi yang demikian maka kompos sebagai salah satu pupuk alam (organik) akan merupakan bahan substitusi yang penting terhadap pupuk kandang dan pupuk hijau.
Limbah pasar merupakan salah satu waste dari proses pemenuhan kebutuhan masyarakat akan hidupnya. Limbah pasar umumnya mempunyai kandungan bahan organik yang relafif tinggi dan dapat bersifat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Potensi ini perlu dimantaatkan menjadi sumberdaya yang berguna, misalnya untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Penelitian pemanfaatan kompos limbah pasar dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan lahan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RCBD: Randomized Completed Block Design) dengan 6 taraf perlakuan pemberian kompos limbah pasar (K4) ton/ha, K1=10 ton/ha, K2=20 ton/ha, K3=30'ton/ha, K4=40 ton/ha dan K5=50 ton/ha) yang diulang sebanyak 5 kali.
Penelitian telah dilaksanakan mulai dan persiapan pada bulan November 1994 sampai selesai, pada bulan Mei 1995 di Desa Pampang, Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Ilir Kotamadya Dati II Samarinda.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah limbah pasar dapat dimanfaatkan, sebagai sumber bahan organik untuk meningkatkan pemanfaatan lahan
2. Mengetahui berapa banyak bahan organik limbah pasar yang diperlukan untuk mencapai produksi tanaman uji optimum/ha lahan
3. Memberikan gambaran sebagai suatu alternatif pilihan untuk pengelolaan limbah perkotaan (khususnya limbah pasar) sebagai sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian kompos limbah pasar adalah sebagai berikut :
1. Hasil analisis pengomposan limbah pasar menunjukkan bahwa jumlah kandungan hara Nitrogen tersedia adalah 1.21% (terdapat 1.21 g Nitrogen dalam 100 g kompos), Fosfat tersedia adalah 763.98 ppm (terdapat 0.076 g Fosfat tersedia dalam 100 g kompos) dan Kalium tersedia adalah 178.88 ppm (terdapat 0.017 g Kalium tersedia dalam 100 g kompos), serta bahan organic adalah 29.13% (terdapat 29.13 g bahan organik dalam 100 g kompos); lebih baik (banyak) dari jumlah kandungan hara sejenis yang terdapat di dalam tanah tempat penelitian dilaksanakan, yakni kandungan hara Nitrogen tersedia 0.07-0.08% (terdapat 0.07 g - 0.08 g Nitrogen dalam 100 g tanah), Fosfat tersedia 11.70 - 26.10 ppm (terdapat 0.0011 g - 0.0026 g Fosfat tersedia dalam 100 g tanah}, dan Kalium tersedia 101.29-158.40 ppm (terdapat 0.010 g - 0.015 g Kalium tersedia dalam 100 g tanah, serta bahan organik 0.9-1.56% (terdapat 0.9 g - 1.56 g bahan organik dalam 100 g tanah).
2. Perlakuan pemberian kompos limbah pasar menunjukkan beda sangat nyata pada rata-rata tinggi tanaman umur 1, 2 dan 3 bulan; lebar daun umur 1 bulan; panjang tongkol; diameter tongkol; berat biji perpetak, berat biji konversi ton/ha, berat 1 000 biji dan berat biomassa. Menunjukkan beda nyata pada rata-rata umur keluar bunga jantan; umur keluar bunga betina, umur panen, jumlah biji perbaris tetapi tidak untuk pada rata-rata lebar daun umur 2 dan 3 bulan; jumlah baris biji pertongkol tanaman jagung Hibrida CP-2.
3. Setelah perlakuan pemberian kompos limbah pasar meningkatkan produksi biji kering tanaman jagung Hibrida CP-2 pada lokasi Kotamadya Dati II Samarinda bila dibandingkan terhadap kontrol (tidak diberi kompos) yakni sebagai berikut: K1=5.56% (3.23 ton/ha), K2 = 26.14% (3.86 ton/ha), K3 = 51.63% (4.64 ton/ha), K4 = 43.14% (4.38 ton/ha), Ks = 38.56% (4.24 ton/ha)_ Ada kecenderungan bahwa produksi biji kering tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 (30 ton kompos limbah pasar/ha).
4. Dan data produksi biji kering ton/ha, kompos limbah pasar, berpotensi dapat dimanfaatkan untuk keperluan meningkatkan pemanfaatan lahan di daerah Kotamadya Dati II Samarinda terutama untuk produksi tanaman jagung Hibrida CP-2.
5. Banyaknya kompos limbah pasar yang ditebarkan berpengaruh terhadap banyaknya produksi biji kering (economical yield) dan biomassa (biological ,yield).
6. Pemberian kompos limbah pasar berpengaruh positif terhadap produksi tanaman jagung Hibrida CP-2 pada lokasi Kotamadya Dati II Samarinda.
7. Kompos limbah pasar yang dibuat menghasilkan 29.43% bahan organik (29,43 gr bahan organik dalam 100 g kompos) dan bahan anorganik, dari segi lingkungan akan memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya meningkatkan kemampuan lahan khususnya tanah podzolik merah kuning.
Daftar Kepustakaan : 33 Buku, 24 Artikel (karya ilmiah, jurnal) (1973 - 1995)

The Use of Market Waste Compost to Optimize the Land Utilities (A Case Study at Samarinda District)Land needs nutrients changes and additional nutrients to replace the lost nutrients used in growth and development of plant, mainly by the using of artificial fertilizing_ It also needs additional organic matters to improve the physical, chemical and land biological characteristic of the soil and to make the micro nutrients available. Additional of those organic matters may be in the form of manures, green manure, and other rotten plants.
The needs of organic matters in the soil continues to increase in accordance with land fertility decreasing, the damage of physical characteristic of the soil, low water adsorb capability and the decreased of the availability of organic matters in the soil. Considering those conditions, compost is as considered an important alternative substitute to manure and green manure.
Garbage (market wastes) is one of the waste of people's fulfillment needs process impact. It usually has relatively high organic matters contain and may pollute the environment if it is not wisely managed. So this potential should be used as beneficial resources, to example to increase land productivity.
The research on the garbage compost use to optimize utility was according to RCBD (Randomized Complete Block Design) with 6 dosages level of compost, consisting of (Koh tonnage/ha, K1=10 tonnage/ha, K2=20 tonnage/ha, K3=30 tonnage/ha, K4=40 tonnage/ha and K5=50 tonnage/ha) replicated in 5 replication.
This research was carried out from November 1994 till May 1995 at Pampang Village, Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Ilir, Kotamadya Dati II Samarinda.
The purpose of this research:
1. 'lb know whether the market sewage can be used as an organic matter source to optimize the land utility.
2. To know how much compost needed to reach optimum of plant production of the test plants/ha of land.
3. To describe one alternative of the market sewage management in the use of available resources to increase land productivity.
The results of this research are :
1. The analysis of the market sewage compost that the total Nitrogen nutrient content is 1.21 % (1,21 Nitrogen in 100 g of compost), available Phosphate is 763.98 ppm (0.076 g the available Phosphate in 100 g of compost) and available of Potassium is 178.88 ppm (0.017 g the available Potassium in 100 g of compost), and 29.13 % of organic matter (29.13 g organic matter in 100 g of compost), which is higher than similar nutrient content found in the soil of the test plot, where the nutrient content of total Nitrogen is 0.07-0.08% (0.07-0.08 g of total Nitrogen in 100 g of soil), available Phosphate is 11.70-26.10 ppm (.0011-0.0026 g the available Phosphate 100 g of soil), available Potassium is 101.29﷓158.40 ppm (0.010-0.015 g the available Potassium in 100 g of soil), and organic matter is 0.9-1.56% (0.9-1.56 g organic matter in 100 g of soil).
2. The market sewage compost treatment show very significant differences at the plant height average at the age of 1, 2 and 3 months; average leaves width at the age of 1 month plant age; average cob length, average cob diameter, grain weight per-plot, grain weight in tonnage convection tonnage/ha, 1 000 grain weight and Biomass weight. Showing significant difference at the average of tasseling, the average of earring, the average of harvest, the average of grain number of row and the average of biomass weight; but not significant for leave width of the age 2 and 3 months, the average number of grain row per-cob Hybrid corn CP-2.
3. All the market sewage compost treatment increase the dry grain production of the hybrid corn CP-2 (at test plot in the district of Samarinda compare to the controlled plot (no compost treatments) with K1= 5.56 % (3.23 tonnage/ha), 1(2= 26.14 % (3.86 tonnage/ha), K3 = 51.63 % (4.64 tonnage/ha), K4 = 43.14 % (4.38 tonnage/ha), K5 = 38.56 % (4.24 tonnage/ha). There is a tendency of heighest seeds production at K3 treatment (30 ton of market sewage compost/ha).
4. Seen from the dry seeds production data of to/ha, it can be concluded that market sewage compost is potential enough to be used for increasing the land utility as it has been prove in the District of Samarinda particularly for Hybrid Corn CP-2 production.
5, The number of market sewage compost used influences the number of dry seeds production (economical yield) and the biomass weight (biological yield).
6. The use of market sewage compost has positive impact on the production of Hybrid Corn CP-2 as seen in the District of Samarinda.
7. The market waste compost that produced 29.43 % organic matters (29.43 g organic matters in 100 g compost) and anorganic matters, from the environment side, gives significant contribution to optimize the land utilities particularly for the red yellow podsolic.
Total of References : 33 books, 24 articles (Paper, Journal). (1973-1995)"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T1508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmania Eka Putri
"Rumah sakit yang menjalankan fungsinya baik sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun wadah pendidikan dan pelatihan, ternyata menghasilkan buangan limbah yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya apabila tidak dikelola dengan baik. Banyak strategi yang digunakan dalam konsep manajemen lingkungan saat ini, terutama konsep pencegahan pencemaran dengan teknik minimisasi limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga. Konsep penelitian yaitu analisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga dilihat dari aspek karakteristik dan pengelolaan limbah padat domestik yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian meyebutkan bahwa dilihat dari karakteristik limbah yang dihasilkan, minimisasi limbah berpotensi mereduksi limbah sebesar 45% dari jumlah produksi. Sedangkan peluang minimisasi limbah dari aspek pengelolaan adalah sekitar 80%, sehingga minimisasi limbah baik reduksi pada sumber maupun pemanfaatan limbah berpotensi besar dilakukan di Instalasi Gizi dan Tata Boga.

Hospital in doing its function either as healthcare or as a place for education and pratical, also produce waste that can give negative impact for the environment if it doesn?t have a proper waste management. Nowaday, a lot of strategy used in environmental management concept, particulary in pollution prevention concept with waste minimization. The purpose of this study is to understand dan to analysis the waste minimization potential in Instalasi Gizi dan Tata Boga. The concept of this study is to analysis the waste minimization potential according to characteristic and waste management in Instalasi Gizi dan Tata Boga. Its method include qualitative and quantitative method. The result of this study said that according to waste characteristic in Instalasi Gizi dan Tata Boga, potency of waste minimization can reduce 45% from all waste that generated. Where as chance of waste minimization from waste management aspect are 80%, with the result that waste minimization either with source reduction and recycle are potential that can be done in Instalasi Gizi dan Tata Boga."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>