Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lumban Tobing, Christian
"Investasi pada konstruksi pabrik gas kota dan elpiji dilakukan mengingat potensi sumber daya gas alam Indonesia yang sangat besar yaitu 65 TCF (trillion cubic feet) tetapi pemanfatannya terbatas, pasar yang menjanjikan dan melonjaknya beban subsidi bahan bakar minyak.
Pabrik gas kata dan elpiji akan didirikan di kecamatan Batui, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Lapangan gas Matindok akan menjadi pemasok bahan baku pada industri pengoiahan gas elpiji dan pemprnian gas. Gas alam yang berasal dari lapangan gas Matindok dikategorikan sebagai gas alam asam (sour natural gas) karena mengandung hidrogen sulfida (H2S) dengan kadar 5000 ppm dan eadangan gas alam sebesar 0,45 BCF G (billion cubic feet gas).
Gas alam melalui proses tiaksionasi dipisahkan rnenjadi elpiji propana, elpiji campuran, gas alam(metana, etana dan HZS) Serta kondensat sebagai produk bawah. Gas asam diolah kembali melalui proses absorbsi oleh pelarut kimia MEA (monoethanolamine) sehingga memenuhi spesifikasi gas kota yang didistribusikan ke Makassar melalui jalur pemipaan. Unjuk kerja proses yang baik dinyatakan oleh eiisiensi massa (99%) dan efisiensi energi (78%).
Proyek konstruksi diperkirakan selesai pada 2 tahun dimulai dari tahun 2005 dan selesai pada tahun 2007 dan diharapkan beroperasi selama 20 tahun dengan kapasitas 70.275 MMSCFD. Biaya investasi pabrik yang diperlukan sebesar USS 37,206,278 sementara biaya manufakitur pabrik sebesar US$ 58,327,925.50.
Setelah dilakukan analisa kelayakan pabrik didapatkan nilai dari parameter kelayakan pabrik yaitu NPV (US$58,094,075), IRR (42%) dan PBP (4 tahun ) yang memenuhi syarat kelayakan ekonomi. Analisa sensitivitas yang dilakukan faktor harga beli (gas alam, MEA), harga jual (gas kota, elpiji) dan kapasitas produksi menyatakan harga jual gas kota, faktor yang paling sensitif dengan toleransi sebesar 53 % (US$ 1.65/MMBTU) dari harga jual gas kata pada kasus dasar (US$ 2,8/MMBTU).
Analisa resiko dengan metode Monte-Carlo berdasarkan parameter IRR lebih besar dari tingkat diskonto (11%) menyatakan peluang kelayakan pabrik sebesar 87,02% pada skenario kasus dasar dan 38,81% pada skenario batas bawah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Herman R.
"Pemanfaatan gas alam di Indonesia belum dilakukan secara optimal, walaupun Indonesia mempunyai sumber gas yang melimpah. Gas alam memiliki potensi yang menjajikan, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Pabrik pengolahan gas alam akan didirikan di kecamatan Batui, kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Sumber gas alam akan diambil dari lapangan gas Matindok dan Senoro. Pabrik ini akan mempunyai kapasitas produksi sebesar 86.400 MMSCF/tahun dan akan beroperasi selama 20 tahun. Pemrosesan gas alam akan dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah sweetening, dilakukan untuk mengurangi kadar C02 dan H2S dalam gas. Pelarut yang digunakan adalah MEA {tnonoethanolamine). Tahap kedua adalah dehidrasi, untuk mengurangi kadar air, dilakukan dengan memakal TEG (Triethylene Giycol). Tahap terakhir adalah fraksionasi, yaitu penusahan gas berdasarkan fraksi beratnya. Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini membutuhkan investasi US$ 188,857,944.64 dan biaya manufaktur sekitar US$54,811.532.99. Setelah dilakukan analisa kelayakan pabrik didapatkan nilai dari parameter kelayakan pabrik yaitu NPV (US$ $125,760,066.06), IRR (28.22%), dan PBP (5 tahun 5 bulan) yang memenuhi syarat kelayakan ekonomi. Analisa sensitivitas yang dilakukan faktor harga beli gas alam, harga jual gas kota, harga jual elpiji. dan kapasitas produksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, David P.
"Investasi pada konstruksi pabrik elpiji dan pemurnian gas dilakukan mengingat potensi sumber daya gas alam Indonesia yang sangat besar yaitu 65 TCF (trillion cubic feel) tetapi pemanfatannya terbatas, pasar yang menjanjikan dan melonjaknya beban subsidi bahan bakar minyak. Pabrik ini akan dibangun di Kecamatan Batui, lebih dekat dengan blok Matindok, Sulawesi Tengah, dengan mode operas! kontinu mengingat umpan dan produknya berfasa gas. Lapangan gas Senonoro dan Matindok akan menjadi pemasok bahan baku pada industri pengolahan gas elpiji dan pemumian gas. Gas alam yang berasal dan lapangan gas Matindok dikategorikan sebagai gas alam asam (sour natural gas) karena mengandung hidrogen snifida (H2S) dengan kadar 5000 ppm dan cadangan gas alam sebesar 0,45 BCFG (billion cubic feet gas), sedangkan gas alam dari Senoro kandungan H2S rendah dan cadangannya sebesar 3 BCFG. Perlakuan pertama untnk gas lumpan ialah pemisahan partikel padatan dan debu yang terbawa oleh gas. Setelah itu gas akan dialirkan menuju proses Sweetening, bertujuan untuk menghilangkan kandungan CO2 dan H2S yang terkandung dalam gas alani, melalui proses absorbs! oleh pelamt kimia MEA (monoethanolamine). Kandmigan FLO diliilangkan melalui proses Dehidrasi dengan menggunakan pelarut TEG (Triethylene Glycol). Setelah itu gas akan dialirkan menuju kolom fraksionasi. kandungan metana dan etana terdapat pula propana dan butana yang signifikan pada gas alamnya, maka periu dilakukan proses pengambilan gas-gas ini mengingat nilai ekonomisnya. Produk yang akan dihasilkan ialah gas kota, LPG dan kondensat. Sehingga membutul-ikan dua kolom fraksionasi yaitu kolom deelhanizer dan kolom debuthanizer. Untuk dasar perhitungan dari analisa teknis, menggunakan alat bantu software HYSYS 3.1. Neraca energi imtuk proses pemumian dan proses utama dihitung secara terpisah dikarenakan perbedaan perhitungan termodinamika yang digunakan (fluid package), dimana untuk proses pemumian yaitu pembersihan gas, digunakan amine package dan Soave-Redlich-Kwong (SRK) package, sedangkan untuk proses utama digimakan Peng Robinson package."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Natural gas industries in indonesia is a good industries to be invested. It is due to Indonesia has
many natural gas resources, the raising of BBM subsidies, and good promising market. From market
analysis, the capacity for this industry is about l53,257.238 MMSCF/year, and this industry will be
operated for about 19 years. This plant will be built in Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Central
Sulawesi. The natural gas will be processed in two main process which are sweetening process and
fraksionasi process. The operation mode of this plant is using continuous mode. Good process
performance of this plant is shown by energy efficiency of 82.61% (sweetening process) and 98.57%
(Faltsionasi process). Economic analysis calculated that the total investment to build this plant is about
USS l60 million with manufacturing cost of USS 57. 7 million. NPV for this project calculated at USS 94
million, 25% JRR, with payback periods in 6 years. The most sensitive for this project is production
capacity , which is no less than 76,l36.884 MMSCF/year or 49. 68% from basic production capacity of
this plant. Risk analysis of this plant using Monte Carlo 's method considering that the value of IRR is
more than the disconto level (11%), it can be summarized that the certainly of feasibility level of this
plant for city gas distribution using pipeline method is 82.l5%, whilst using CNG is 79. 78%. Based on
economic analysis mentioned above, this plant is considered being feasible for a commercial
commencement.
"
Jurnal Teknologi, 19 (4) Desember 2005: 327-337, 2005
JUTE-19-4-Des2005-327
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Gas alam mempakan salah satu sumber daya alam yang terdapat dalam jumiah besar di Indonesia. Pemanfaatan gas alam temtama sebagai sumber daya energi dan bahan baku pabrik petrokimia. Utilisasi gas alam secara besar-besaran baru dimulai pada saat sekarang ini. Terutama setelah ditemukannya Iadang-ladang bam gas alam yang merupakan cadangan terbukti_ Walaupun cadangan dalam jumlah bcsar tersedia, pemanfaatan gas alam dan senyawa hidrokarbon turunannya terutama untuk kebutuhan energj domestik saat sekarang ini dirasakan masih kurang terulama disebabkan oleh kurangnya kilang-kilang produksi gas alam yang terdapat di Indonesia.
Gas alam rnempakan senyawa hidrokarbon, dengan senyawa utama yang dominan alam gas alam adalab metana dan etana dengan kandungan terbesar metana, telapi selain kedua senyawa tersebut, masih ada senyawa-senyawa hidrokarbon Iain yang terdapat dalam gas alam, seperti propana, butana, pentana, dan lainnya, komposisi senyawa lain ini bervariasi terganlung daripacla sumber gas alam itu sendiri di ambil_ Seuyawa propana dan butana yang terdapat dalam gas alam merupakan senyawa yang pemanfaalannya mulai dikembangkan tems terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan energi. Propaua merupakan senyawa penyusun gas alam yang mempunyai aplikasi cukup Iuas dalam pemanfaalannya, selain dalam hal pemaniaalan propana sebagai sumber energi, juga propana dapat digunakan semisal untuk reliigerasi. Begitu jnga dengan butama. Butana dapat digunakan sebagai rwageranr, bahan baku pembuatan produk petrokirnia, juga untuk reiiigerasi, dll. Propana dan butana ataujuga campuran keduanya yang dijual sebagai bahan bakar atau sumber energi, sering disebut dengan nama LPG atau !.iquf;/ied Pefrolenm Gas atau gas minyak yang dicairkan_ LPG merupakan bahan bakar yang hasil pembakarannya bersih dan tingkat pencemaran yang dihasilkan ridak seperti sumber bahan bakar minyak berbasis crude oil yang cendemng mengoton lingkungan _ Keburuhan LPG di Indonesia tems meningkat dari tahuu kc tahun, seiring dengan meningkalnya laju pembangunan, penemuan produk-produk baru, pendirian industri-industri baru dan kenaikan jumlah penduduk, yang kesemuanya memerlukan lebih banyak lag sumber energi, disamping kebutuhan
untuk alternatif energi yang lebih bersih. Dengan pemnntaan yang semakin meningkat dan suplai yang dirasa kurang dan tidak akan mencukupi lagi di masa yang akan datang dengan fasilitas prodnksi yang ada pada saat ini maka kecendenmgan unluk mengimpor energi dalam bentuk LPG dapat saja texjadi, untuk mencegah supaya sumber daya yang ada tidak Sia-sia, maka perlu dibangun lagi parik pengolahan gas alam terutama yang menghasilkan produk berupa LPG untuk menjamin ketersediaan suplai untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Dengan perlimbangan ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang cukup besar, dan untuk menekan angka impor, dan menjaga supaya lingkungan telap bersih maka perlu dipertimbangkan lmmk mendirikan pabrik LPG barn dengan memanfaatkan penemuan-penemuan sumur gas baru di Indonesia, salah satunya adalah kawasan Sulawesi tengah kabupaten Banggai Kecamatan Batui dengan lapangan gas Toi1i_
Berdasarkan analisis pasar dalam negeri dan nsia produksi dari sumur gas tersebut, maka didapatkan kapasitas pabrik LPG yang akan dibangun dengan umpan sebesar 1140261120 Ib/tahun dan produk sebesar 1084616348 Ib/lahun.
Pabrik ini direncanakan akan dibangun di dekat sumber gas alam yaim kawasan kecamatan Batui Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, dengan total lahan yang dibutuhkan seluas 812 x 557,7 112.
Pabrik LPG ini menggunakan mode operasi kontinyu unmk pemrosesannya.
LPG dan prodnk ikutan Iainnya dalam pabrik ini diproses dad bahan baku gas alam melalui proses fraksionasi dengan tiga kolom fraksionasi yaitu de-
efhanizer untuk mendapatkan gas alam fiaksi ringan (metana dan elana), de-
pmpanizer untuk menghasiikan LPG propana dan de-buranizer untuk menghasiikan LPG butana, sena kondensat.
Kinerja proses pabrik LPG ini ditunjukkan melaiui ¢‘flsie1'|s'i en-eigi scbesar 96% dan e5siensi kaxbon sebesar 96.73%
Pembangunan pabrik ini memiliki dampak lingkungan yang cukup memsak, jika operasi tidak benjalan cukup baik, karena proses yang berlangsung dan pencemaran yang dihasiikan dapat membahayakan lingkungan hidup, terutama bahaya kebakaran dan ledakan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Industri pengolahan gas alam di Indonesia merupakan industri yang layak untuk investasi, hal ini karena gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dan merupakan sumber energi alternatif yang menjanjikan. Pabrik yang akan dirancang ini direncanakan akan didirikan di kecamatan Batui, kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas produksi 224,000 MMSCF/Tahun selama 43 tahun. Umpan gas alam yang digunakan berasal dari ladang gas Donggi dan Senoro yang memiliki cadangan gas alam 6.1 TCFG untuk ladang gas Donggi dan 4 TCFG untuk Senoro. Gas alam akan diolah menggunakan beberapa proses yaitu, proses sweetening, dehidrasi glycol, dan fraksionasi. Proses sweetening merupakan proses pembersihan gas dari pengotor yang berupa H2S dan CO2, sedangkan dehidrasi glycol merupakan proses pembersihan gas dari pengotor yang berupa air. Proses fraksionasi merupakan proses yang akan memisahkan gas alam menjadi gas kota dan kondensat. Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik pengolahan gas alam yang akan dirancang ini membutuhkan investasi sekitar US$ 325 Juta dan biaya manufaktur sekitar US$ 526 Juta. Nilai NPV untuk proyek ini sekitar US$ 227 Juta, IRR sebesar 29.81%, dan PBP sekitar 5 Tahun. Perubahan kapasitas pabrik merupakan perubahan yang paling sensitif terhadap kelayakan pabrik, produksi pabrik tidak boleh kurang dari 158,153.6 MMSCF/tahun (494.23 MMSCFD) atau 70.60% dari kapasitas produksi dasar pabrik. Analisa Resiko dengan metode Monte Carlo berdasarkan parameter IRR lebih besar dari tingkat diskonto (11%) menyatakan peluang kelayakan pabrik adalah sebesar 82.20% Berdasarkan Analisa yang telah dilakukan, maka pabrik ini telah memenuhi tingkat kelayakan secara ekonomi dan layak untuk dibangun."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Namun, pemanfaatan gas alam yang seharusnya dapat berperan sebagai sumber energi alternatif untuk pasar dalam negeri masih jauh di bawah pemanfaatan bahan baker minyak yang menjadi sumber energi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembangunan pabrik pengolahan gas alam untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi alternatif. Pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini mempunyai kapasitas efektif sebesar 224,000 MMSCF/tahun (700 MMSCF/hari) dengan mpan gas alam yang berasal dari ladang gas Donggi dan Senoro yang memiliki cadangan gas alam 6.1 TCFG untuk ladang gas Donggi dan 4 TCFG untuk Senoro. Proses yang ada dalam pabrik ini akan menggunakan mode operasi kontinyu dengan dibantu menggunakan software Chemcad 5.2. Gas alam direncanakan akan diolah menggunakan beberapa proses yaitu, proses sweetening, dehidrasi glycol, dan fraksionasi. Proses sweetening dan dehidrasi glycol merupakan proses absorpsi yang menggunakan pelarut kimia. Pada sweetening pelarut yang digunakan adalah Monoethanolamine (MEA) yang berfungsi untuk memisahkan H2S dan CO2 dari gas alam, sedangkan dehidrasi glycol menggunakan pelarut tryethylene glycol (TEG) yang berfungsi untuk memisahkan air dari gas alam. Efisiensi massa pada proses pabrik pengolahan gas alam ini sebesar 100 %, sedangkan efisiensi energi pada setiap unit proses sekitar 93 - 100 %, yang menunjukkan bahwa pabrik menggunakan energi dan bahan baku dengan sangat efisien. Untuk menghasilkan produk utama Gas Kota digunakan kolom De-ethanizer unit proses utama dengan kolom menggunakan sieve tray dan jumlan tray sebanyak 17 buah dengan umpan pada tray ke-7. Sementara tekanan operasi kolom dioperasikan pada tekanan sebesar 470 psia (32.4 bar)."
[Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ], 2008
S49811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najoan, Nestorius Sowor
"Industri pengolahan gas alam di Indonesia merupakan industri yang layak untuk investasi. Hal ini dikarenakan cadangan gas alam yang cukup banyak di Indonesia, pemanfaatannya yang kurang maksimal, kenaikan subsidi BBM, serta pasar yang menjanjikan.
Pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini mempunyai kapasitas sebesar 153,257.238 MMSCF/tahun dan diharapkan akan beroperasi selama 19 tahun. Angka tersebut didapatkan berdasarkan analisa pasar Indonesia. Pabrik ini akan dibangun di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Proses yang ada dalam pabrik ini menggunakan mode operasi kontinyu.
Gas alam akan diproses menggunakan dua proses utama yaitu proses sweetening dan fraksionasi. Proses sweetening merupakan proses absorbsi menggunakan pelarut DEA yang bertujuan untuk membersihkan gas alam umpan.
Proses fraksionasi merupakan proses utama yang akan memisahkan gas alam menjadi produk gas kota, LPG serta kondensat. Produk gas kota direncanakan akan didistribusikan menggunakan dua alternatif transportasi yaitu dengan perpipaan atau CNG. Unjuk kerja proses yang baik ditunjukkan dengan effisiensi energi sebesar 82.61% (proses sweetening) dan 98.57% (proses fraksionasi).
Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun ini membutuhkan investasi sekitar US$ 160 juta dan biaya manufaktur sekitar US$ 57.7 juta.
Dengan analisa ekonomi, didapatkan nilai NPV untuk proyek ini sekitar US$ 94 juta, IRR sebesar 25%, dan PBP sekitar 6 tahun. Perubahan paling sensitif terhadap kelayakan pabrik ini adalah kapasitas produksi pabrik, dimana produksinya tidak boleh kurang dari 76136.884 MMSCF/tahun atau 49.68% dari kapasitas produksi dasar pabrik. Analisa resiko dengan metode Monte Carlo berdasarkan parameter IRR lebih besar dari tingkat diskonto (11%) menyatakan peluang kelayakan pabrik untuk distribusi gas kota dengan jaringan pipa sebesar 82.15% sedangkan dengan CNG sebesar 79.78%.
Berdasarkan analisa ekonomi yang telah dilakukan maka pabrik ini telah memenuhi tingkat kelayakan secara ekonomi dan layak untuk dibangun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidi Viciyandrie
"ABSTRAK
Gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di
Indonesia. Gas alam menjadi alternatif baru sebagai penghasil sumber energi
karena sudah mulai terbatasnya minyak bumi. Keterbatasan tersedianya
infrastruktur dalam hal ini adalah kilangpengolahan gas alam itu sendiri, jaringan
pipa yang digunakan untuk distribusi gas, dan juga teknologi yang diterapkan
belum dilakukan secara optimal, sehingga pemanfaatan gas alam masih jauh di
bawah pemanfaatan bahan bakar minyak yang menjadi sumber energi minyak
bumi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Prediksi kebutuhan bahan bakar semakin lama semakin meningkat. Pada
bagian analisis pasar di prediksi peningkatan kebutuhan bahan bakar gas di Jawa
Barat mencapai shortage 400-820 MMSCFD hingga tahun 2015. Berdasarkan
ketersediaan gas di Lapangan Gas Suban yang mencapai 8.4 tcfg maka kilangini
akan di rancang dengan kapasitas 600 MMSCFD terdiri dari 2 train unit
pengolahan dan diperkirakan akan berproduksi selama 40 tahun.
Untuk dasar perhitungan dalam perancangan kilang ini, akan dibantu
dengan simulasi menggunakan software HYSYS 3.1. Gas jual dan kondensat
dihasilkan melalui proses awal dan proses utama. Proses awal adalah proses
pendinginan dan pemisahan bertujuan untuk mendinginkan gas umpan dan
memisahkan fraksi berat secara fisik berdasarkan efek tumbukan dan perbedaan
berat jenis. Selanjutnya akan dilanjutkan pada proses utama penghilangan
pengotor yang terkandung di dalam gas.
Proses sweetening dan refrigerasi merupakan proses utama yang akan
memisahkan gas alam menjadi produk gas jual dan kondensat. Pada proses
sweetening akan menggunakan absorbsi larutan amin untuk menyerap kandungan
H2S dan CO2 dalam gas dan absorbsi larutan glikol untuk menyerap kandungan
air dalam gas. Sedangkan pada proses refrigerasi berfungsi untuk mendinginkan
gas sampai titik embun sehingga fraksi berat akan terkondensasi, komponen
pendingin pada refrigerasi menggunakan propana. Produk gas jual dan kondensat
direncanakan akan didistribusikan menggunakan jalur perpipaan sebagai media
transportasi.
Hasil neraca massa dan energi berdasarkan running HYSYS didapatkan
efisiensi proses sebesar 97,43 % dan 97,246 %, dimana semua data ini
menunjukkan bahwa proses yang berlangsung didalamnya sudah berjalan baik
dan mempunyai efisensi proses yang besar. Selain itu didapatkan juga desain alat
dengan semua dimensi atau ukuran berdasarkan hasil sizing yang didapatkan pada
hasil running HYSYS. Semua data tersebutkan didapat berdasarkan jenis proses,
kegunaan serta nilai parameter yang digunakan untuk dapat menghasilkan produk
sesuai dengan standar.
Selain aspek teknis diatas, untuk penentuan kelayakan suatu kilangmaka
perlu ditinjau dari segi ekonomi. Parameter tinjauan kelayakan tersebut
didasarkan pada 3 hal yaitu Net Present Value (NPV) lebih besar dari 0, Internal
Rate Return lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu 11 dan Payback Period
kurang dari 8 tahun. Pada tinjauan ini didapatkan data NPV = $76.185.320,
IRR = 12,42 % dan PBP = 7 tahun. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kilangpengolahan gas alam ini layak untuk dibangun.
Kata Kunci : Gas Alam, Sweetening, Suban"
2008
S49725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>