Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teknologi fotokatalisis merupakan metode alternatif yang sangat prospektif untuk mengatasi permasalahan penghilangan polutan. Tetapi kendala yang ditemukan dari teknologi ini ialah bentuk fotokatalis yang berupa serbuk. yang membuat proses pemilihan katalis menjaadi sulit, sehingga aplikasinya pada industri menjadi tt:rbatas. Oleh karena itu. perlu dikembangkan teknik penyanggaan pada fotokatalis. Silika ggl yang merupakan adsorbcn yang umum dipakai dl industri, mcmpunyai kelebilmn tertentu .iika digunnbn sebagai penyangga untuk folokatalis. Oleh karena itu, pcnclitian ini dllakukan untuk mcnguji aktivitas fotokatalis liOdcngan mcnggunakan pcnyangga silika gel untuk mcndcgradnsi li:mba\1 fermi dan memperoleh konsentrasi aktur feLtol sarnpai ambnng hatas yang aman bagi
lingkungan sesuai dengan kcpulusau pemerintah.
Metode prcparasi pclapisan katnlis yang dig:unakan pada pcnditian ini ialah mcll1dt: tlip-c:oafing menggonakan larutan slurry Ti02 yang dibutl! Jengan cara mcl:mttk nt riO: De ussa P-:25 k ;: dalam air dcmln sampai volume !Crtentu Metodc dip-nmfi!lg y:mg dilakukan pnda penc!itian ini ialah dengan cara mcngalirknn !arulan Stll TlOc p;td
Lengkap +
limbnh fenol dilakukan dengan menggunakau reaktor sik!us terlulup d>.!fl!?
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Indriyana Utami
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Arifiyanti
"Nanopartikel oksida besi dan coupled-nanomaterial oksida besi dan titanium dioksida dengan tiga variasi rasio molar telah disintesis dengan metode sol-gel. Keseluruhan sampel dikarakterisasi dengan pengukuran X-Ray Diffraction, Energy Dispersive X-Ray, Fourier-Transform Infrared, Field Emission Scanning Electron Microscopy, Vibrating Sample Magnetometer, dan UV-Visible Spectroscopy. Coupled-nanomaterial menunjukkan sifat feromagnetik, mempunyai morfologi spherical-like dan terdiri atas fase dan struktur kristal tunggal dari oksida besi magnetite dan titanium dioksida anatase dengan kehadiran unsur Fe, Ti dan O dalam bentuk ikatan Ti-O-Ti, Ti-O-O dan Fe-O-Fe. Perolehan aktivitas fotokatalitik optimum yang berbeda pada kondisi basa untuk pemaparan dengan cahaya ultraviolet dan cahaya visible berhubungan dengan nilai celah energi coupled-nanomaterial. Peran aktif hole dalam aktivitas fotokatalitik coupled-nanomaterial mendegradasi methylene blue tidak berbeda untuk pemaparan dengan cahaya ultraviolet maupun visible.

Iron oxide nanoparticles, iron oxide and titanium dioxide coupled-nanomaterials with three variation molar ratio were synthesized by sol-gel method. All samples were characterized by X-Ray Diffraction, Energy Dispersive X-Ray, FourierTransform Infrared, Field Emission Scanning Electron Microscopy, Vibrating Sample Magnetometer, and UV-Visible Spectroscopy measurements. The coupled-nanomaterials show ferromagnetic behavior, have spherical-like morphology and consist of individual crystal structure and phase of magnetite iron oxide and anatase titanium dioxide with the presence of Fe, Ti and O elements in the form of Ti-O-Ti, Ti-O-O dan Fe-O-Fe bonds. Different optimum photocatalytic activities under alkaline conditions with ultraviolet and visible light irradiation are associated with the value of the coupled-nanomaterials energy gap. Hole's active role on photocatalytic activities of methylene blue degraded by the coupled-nanomaterials is no different for both kinds irradiations of ultraviolet and visible light."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Triandi Tjahjanto
"Telah dilakukan immobilisasi TiO2 dalam bentuk lapisan tipis pada permukaan kaca preparat. Teknik pelapisan menggunakan teknik proses sol-gel (PSG) dari prekursor titanium tetraisopropoksida yang dilarutkan dalam isopropanol pada konsentrasi 0,05 M dan 0,1 M. Lapisan tipis yang diperoleh dikarakterisasi dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis, difraksi sinar-x, foto SEM, serta dilakukan uji aktivitas mendegradasi fenol sebagai model limbah organik dan uji adsorbsi.
Hasil XRD menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh anatase dan tidak terdeteksi adanya rutil. Dari difraktogram tersebut juga dapat diperkirakan ukuran kristal yang dihasilkan adalah sekitar 19 - 39 nm. Foto SEM menunjukkan permukaan yang cukup berpori, namun uji adsobsi menunjukkan peningkatan luas permukaan hanya 20%. Dari hasil uji aktivitas dapat diprediksi bahwa katalis dengan tebal 6,33 µm, dan kandungan TiO2 1,04 mg/cm2 akan memiliki aktivitas optimum.

The Characterization of Thin Layer Titanium Dioxide from Titanium Tetraisopropoxide Precursor and the Examination of Its Activity as Photo CatalystImmobilization of TiO2 as thin layer on microscope slide glasses has been done. The slide was coated by sol-gel technique with titanium tetraisopropoxide as precursor diluted in isopropanol at the concentration of 0.05 M and 0.1 M. The thin films produced were characterized with W-Vis spectrophotometer, X-ray diffraction analyzer (XRD), SEM, and the activity as photo catalyst was examined by degrading phenol as an organic pollutant model, and also done adsorption examination.
The XRD results show that the crystal produced were in the anatase form and there are no rutile form detected. The results were also provide that the expectation size of the crystal was about 19 -- 37 nm. SEM results show moderate porosity of the thin layer surface but the adsorption examinations provide that the effective surface width increased in only 20 percent. From the result of activity examinations was been able to predict that thin layer catalyst at the thick of 6.33 µm, and TiO2 loading of 1.04 mg/cm2 has maximum activity.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T9464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Fajria
"Indonesia saat ini masih memiliki ketergantungan terhadap negara lain dalam pengimporan titanium dioksida. Untuk mengurangi ketergantungan impor dari negara lain, perlu digunakan pasir besi yang terdapat dalam negeri untuk diproses dengan metode yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan. Metode yang umum dan mudah dilakukan adalah metode hidrometalurgi dengan melibatkan proses pelindian.
Penelitian ini memanfaatkan pasir besi lokal yang berasal dari Cipatujah, Tasikmalaya, dan dilakukan untuk mengetahui kadar titanium dioksida yang dapat dihasilkan dari pasir besi Tasikmalaya dengan kadar Ti yang termasuk rendah yaitu 4,43%. Selain itu, karena sifat Ti yang amfoter, kondisi ideal saat proses pelindian masih belum jelas, sehingga diharapkan kondisi pH ideal saat proses pelindian dapat diketahui dengan adanya penelitian ini.
Variabel yang digunakan adalah dengan melakukan pelindian dalam kondisi pH yang beragam, yaitu kondisi asam dengan pH 3, kondisi netral, dan kondisi basa dengan pH 9. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan %recovery Ti pada setiap perbedaan kondisi tersebut. %Recovery yang dihasilkan dalam kondisi pelindian pH 3 adalah sebesar 50,82%, pH 7 sebesar 25,82%, dan pH 9 sebesar 21,39%.

Indonesia currently still has a dependency on other countries in importing titanium dioxide. To reduce dependence on imports from other countries, it is necessary to use iron sand in Indonesia to be processed by methods that are more effective in fulfilling the needs. The method that general and easy to do is a hydrometallurgical method using leaching process.
This study using the local iron sands derived from Cipatujah, Tasikmalaya, to determine the content of titanium dioxide that can be produced from iron sand Tasikmalaya which are has low content of Ti, 4.43%. In addition, because of the natural properties of Ti is amphoteric, the ideal conditions for the leaching process is still unclear, so this study will determined the ideal conditions of pH for the leaching process.
Leaching process carried out in various conditions of pH, ie acidic conditions with pH 3, neutral, and alkaline conditions with pH 9. The results showed a difference %recovery of Ti. The result of %Recovery in t...
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suhartono
"Cadangan deposit pasir besi di Indonesia umumnya mengandung Ti02 (rutil) kadar rendah yang terikat dalam mineral keluarga Ferro Titanium Oksida / ilmenite. Mineral ini merupakan mineral yang penting dan bisa bemilai ekonomi tinggi bila dapat diolah dan digunakan sebagai bahan baku pigmen rutil untuk bahan pewarna berkualitas tinggi. Pigmen ini banyak digunakan pada industri cat, pulp, dan pewama lainnya. Pigmen ini juga tidak beracun, korosif, dan tahan terhadap sinar uv. Selain itu, rutil adalah bahan baku pembuatanTitanium metal. Data perkiraan penggunaan produk Titanium selalu meningkat sekitar 10% s/d 15%.
Dialam Ti02 (rutil) juga ditemukan sebagai mineral tersendiri, namun saat ini bisa dikatakan habis, sehingga industri beralih ke rutil sintetik yang dibuat dari ilmenit (dengan kadar 45 - 70% Ti02) sebagai bahan baku pembuatan Ti02 (rutil). Namun pada saat ini, diperkirakan cadangan ilmenit dunia hanya cukup untuk beberapa dekade kedepan bila tidak ditemukan cadangan baru yang ekonomis secara geologi. Maka penelitian untuk ilmenit kadar Ti02 rendah yang melimpah di Indonesia per1u segera dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan berbagai percobaan dengan melarutkan konsentrat pasir besi berbagai ukuran butir dengan menggunakan asam khlorida dan variasi pertakuan untuk meningkatkan kadar Titanium Oksida.
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa Ti02 asal Cilacap dan Bangka mempunyai mineral induk yang berbeda, meskipun berasal dari keluarga ilmenit. Pada hasil ekstraksi (presipitat) tampak 'reaktifrtas'-nya sangat berbeda. Pasir besi Cilacap (100 # mesh) mempunyai kadar Ti02 hanya berkisar 8-9%, namun dapat meningkat hampir tinier hingga 81 weight % atau meningkat 900% dari asalnya, dengan bertambahnya konsentrasi pelarot HCI dan kalsinasi pada presipitat pada 100Cf'C selama 4 jam. Pada pasir besi asal Bangka (100 #mesh) dengan kadar Ti02 52%, tidak menunjukan suatu perubahan yang mengesankan kecuali setelah dilarutkan dengan HCI pekat lalu dikalsinasi 10WC selama 4 jam. dimana kadar Ti02 meningkat hingga 84% (meningkat sekitar 65%) dari asalnya.
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa mineral Ferro Titanium Oksida dengan kadar Ti02 rendah dari pesisir selatan Jawa dan (kemungkinan) juga dari pesisir barat Sumatra mempunyai prospek yang sama baiknya dengan mineral Ferro Titanium Oksida yang berasal dari pulau Bangka - Belitung."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Nurfaozi
"Titanium dioksida (TiO2) adalah fotokatalis yang paling banyak dipelajari dengan sifat semikonduktor tipe-n karena efisiensi tinggi, stabilitas, non-toksik, biaya rendah, kelimpahan dialam, dan sintesis mudah. Keterbatasan TiO2 yang memiliki band gap lebar menyebabkan TiO2 hanya aktif pada sinar UV sehingga berefek pada aktivitas fotokatalitiknya. TiO2 hitam dengan celah pita yang menyempit sehingga memperluas penyerapan penuh spektrum sinar matahari dan mendorong peningkatan aktivitas fotokatalitik, dengan memperkenalkan gangguan permukaan pada TiO2. Pengembangan fotoanoda black TiO2 nanotube array (BTNA) yang didoping Ni menghadirkan sejumlah besar Ti3+ dan kekosongan oksigen, yang memastikan kemampuan tinggi menyerap cahaya tampak dan inframerah (Liu et al., 2015). Pada penelitian ini penggunaan metode anodisasi dan dip coating dilakukan untuk membuat fotoanoda black TiO2 nanotube termodifikasi NiO dengan memvariasikan banyaknya siklus pencelupan terhadap kinerja fotoelektrokimianya. Teknik dip coating mudah dilakukan, sederhana, menggunakan suhu rendah, dan hasil yang merata. NiO/BTNA dikarakterisasi dengan SEM, FTIR, dan UV-Vis DRS. Uji aktivitasnya juga dilakukan terhadap degradasi fenol. NiO/BTNApada variasi terbaik yaitu 3 kali siklus pencelupan berhasil meningkatkan performa fotoelektrokimia dari fotoanoda dengan kemampuan mendegradasi fenol sebesar 48,67% pada kondisi sinar tampak, dimana persentase lebih besar didapatkan ketika dibandingkan dengan BTNA.

Titanium dioxide (TiO2) is the most studied photocatalyst with n-type semiconductor properties due to its high efficiency, stability, non-toxicity, low cost, abundance in nature, and easy synthesis. The limitation of TiO2 which has a wide band gap causes TiO2 to be only active in UV light which has an effect on its photocatalytic activity. Black TiO2 with a narrow band gap thus broadens the full absorption spectrum of sunlight and promotes increased photocatalytic activity, by introducing surface interference on TiO2. The development of Ni-doped black TiO2 nanotube array (BTNA) photoanodes presents a large amount of Ti3+ and oxygen vacancies, which ensures a high ability to absorb visible and infrared light (Liu et al., 2015). In this study, the use of anodization and dip coating methods was carried out to make NiO-modified black TiO2 nanotube photoanodes by varying the number of immersion cycles on the photoelectrochemical performance. The dip coating technique is easy, simple, uses low temperatures, and produces even results. NiO/BTNA was characterized by SEM, FTIR, and UV-Vis DRS. The activity test was also carried out on phenol degradation. NiO/BTNA at the best variation of 3 dyeing cycles succeeded in increasing the photoelectrochemical performance of the photoanode with the ability to degrade phenol by 48.67% under visible light conditions, where a higher percentage was obtained when compared to BTNA."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Setyosambodo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Sukmara
"Titanium dioksida (TiO2) adalah bahan baku yang sangat dibutuhkan sebagian besar industri kimia. Titanium dioksida ini dapat diperoleh salah satunya dari ekstraksi pasir besi yang kaya akan titanium. Potensi yang besar ini dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang Banten, dimana bahan baku berupa pasir besi yang melimpah teridentifikasi bahwa pasir besi Pandeglang mengandung ilmenit (FeTiO3) mencapai 66,64 % dan titanomagnetit (Fe2TiO4) mencapai 19,20%. FeTiO3 ini menjadi bahan baku utama dalam penelitian ini. FeTiO3 diekstraksi menjadi TiO2 dengan metoda hidrometalurgi melalui perlakuan leaching asam sulfat H2SO4. Selanjutnya, proses reduksi logam Ti dari bahan baku TiO2 hasil dari ekstraksi pasir besi lokal, dengan metoda kombinasi antara metoda Kroll dan metoda OS (Ono K., dan Suzuki R.O.). TiO2 tersebut dilebur dengan CaCl2 pada suhu 950 ºC selama 6 jam. Proses pemurnian Ti dengan melibatkan reduksi Ca dari TiO2 dan elektrolisis CaO dalam pencairan CaCl2. Penelitian ini berhasil mengekstraksi TiO2 fasa anatase dengan tingkat kemurnian mencapai 98,3%. Kemurnian TiO2 yang relatip rendah ini berhasil ditingkatkan dengan menvariasikan konsentrasi H2SO4 berturut-turut sebesar 45, 50, 55, 60, dan 65 %. TiO2 yang dihasilkan, memiliki tingkat kemurnian berkisar dari 98.3% hingga 99.5% dengan tingkat recovery 60,37% hingga 77,97 %. Konsentrasi larutan H2SO4 optimum adalah 60 % menghasilkan TiO2 dengan tingkat kemurnian sebesar 99,50% dan recovery 77,97 %. Hasil proses reduksi TiO2 menjadi logam Ti dilakukan dengan menerapkan metode Kroll kombinasi dengan metode OS (Ono K., Suzuki R.O.) menunjukkan bahwa telah berhasil diperoleh logam Ti dengan tingkat kemurnian mencapai 97,29% dan recovery 86,32 %. Disimpulkan bahwa pasir besi yang terdapat di Kabupaten Pandeglang mengandung mineral ilmenit dan titanomagnetit yang kaya unsur Ti. Metode ekstraksi yang telah dilakukan dalam penelitian ini bisa ditingkatkan pada skala pilot project.

Titanium dioxide (TiO2) is a much-needed raw material for most chemical industries. Titanium dioxide can be obtained from the extraction of iron sand which is rich in titanium. Where raw materials in the form of abundant iron sand identified contains ilmenite (FeTiO3) reaching 66.64% and titanomagnetite (Fe2TiO4) reaching 19.20%. FeTiO3 is the main raw material in this research. FeTiO3 was extracted into TiO2 by hydrometallurgical method through sulfuric acid leaching treatment H2SO4. Furthermore, the Ti metal reduction process from the TiO2 raw material resulting from the extraction of local iron sand, using a combination method between the Kroll method and the OS method (Ono K., and Suzuki R.O.). The TiO2 was melted with CaCl2 at 950 ºC for 6 hours. The Ti purification process involved the reduction of Ca from TiO2 and the electrolysis of CaO in the CaCl2 melt. This study successfully extracted anatase phase TiO2 with a purity level of 98.3%. The purity of this relatively low TiO2 was successfully improved by varying the concentration of H2SO4 successively by 45, 50, 55, 60, and 65%. TiO2 produced, has a purity level ranging from 98.3% to 99.5% with a recovery rate of 60.37% to 77.97%. The optimum concentration of H2SO4 solution is 60% to produce TiO2 with a purity level of 99.50% and recovery of 77.97%. The results of the TiO2 reduction process into Ti metal carried out by applying the Kroll method combined with the OS method (Ono K., Suzuki R.O.) showed that Ti metal was successfully obtained with a purity level of 97.29% and a recovery of 86.32%. It was concluded that the iron sand found in Pandeglang Regency has the potential as a source of Ti. The extraction method that has been carried out in this study can be applied on a pilot project scale, so that the need for the use of Ti can be obtained domestically."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennes Purnomo Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pembentukan PANI baik pada lingkungan asam kuat dan juga air, selain itu penelitian ini juga melihat potensi konduktivitas dari penambahan TiO2 baik pada PANI dengan campuran H2SO4 maupun pada PANI dengan campuran H2O. Proses sintesis pembentukan polimer dilakukan dengan metode Oxidative Polimerization dengan teknik batch dimana komponen komposisi yang dicampurkan yaitu anilin sebagai monomer, APS sebagai inisiator, H2SO4 sebagai pelarut pada lingkungan asam kuat, dan H2O sebagai pelarut dalam lingkungan air. Penelitian dilakukan selama 240 menit untuk setiap variasinya. Karakterisasi pada saat proses polimerisasi diukur dengan menggunakan pH meter, thermometer, conductivity meter. Penambahan TiO2 dilakukan setelah PANI kering dan berbentuk serbuk, kemudian dilakukan karakterisasi XRD, SEM, dan mengukur nilai konduktivitas dengan menggunakan metode Four Point Probe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit PANI menghasilkan nilai konduktivitas sebesar 1850 μS/m untuk polianilin dengan pelarut H2SO4 dan 1090 μS/m dengan pelarut H2O. Tingkat keasaman dari Polianilin hasil polimerisasi menggunakan H2SO4 sebagai pelarut memiliki nilai tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan air sebagai pelarut. Semakin tinggi persentase TiO2 yang digunakan dalam pembentukan komposit PANI/TiO2 maka semakin rendah nilai konduktivitas listrik yang dihasilkan.
Lengkap +

This research aims to see the effect of PANI formation in both strong acid and water environments. Apart from that, this research also looks at the potential conductivity of adding TiO2 to both PANI with a mixture of H2SO4 and PANI with a mixture of H2O. The synthesis process for polymer formation is carried out using the Oxidative Polymerization method using a batch technique where the composition components mixed are aniline as a monomer, APS as an initiator, H2SO4 as a solvent in a strong acid environment, and H2O as a solvent in an aqueous environment. The research was carried out for 240 minutes for each variation. Characterization during the polymerization process is measured using a pH meter, thermometer, conductivity meter. The addition of TiO2 was carried out after the PANI was dry and in powder form, then XRD, SEM characterization was carried out and the conductivity value was measured using the Four Point Probe method. The results showed that the PANI composite produced a conductivity value of 1850 μS/m for polyaniline with H2SO4 solvent and 1090 μS/m with H2O solvent. The acidity level of polyaniline resulting from polymerization using H2SO4 as a solvent has a higher acidity level than water as a solvent. The higher the percentage of TiO2 used in forming the PANI/TiO2 composite, the ower the resulting electrical conductivity value.
 
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>