Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marisa Tedjo
"Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia telah melakukan beberapa penelitian tentang kemampuan pendegradasian satu jenis mikroorganisme terhadap senyawa hidrokarbon tertentu. Untuk melanjutkan dan lebih mengembangkan penelitian sebelum-sebelumnya, dilakukan penelitian untuk menguji ketahanan dan keefektifan konsorsium bakteri (kultur campuran) dalam mendegradasi limbah produk petroldmia yang digunakan oleh masyarakat secara luas. Dalam penelitian ini digunakan jenis sampel kontaminan berupa surfactant sintetis Linear AlkylBenzene Sulfonate (LAS), yang banyak diaplikasikan dalam detergen pembersih. Sedangkan mikroorganisme yang digunakan adalah mikroorganisme konsorsium yang telah dikultur sendiri oleh LEMIGAS, yaitu Pseudomonas aeroginosa, Bacillus subtilis, Bacillus aglomerans. Bacillus cereus, Bacillus alvae. Pelaksanaan proses biodegradasi dilakukan selama 12 hari dengan medium Lockhead and Chase, pada temperatur ruang, kecepatan pengocokan tetap, dengan inokulum awal bakteri sebesar 1.59 x 108 CFU/mL. Sementara itu variasi konsentrasi awal LAS yang digunakan adalah 100,400,700,1000 dan 1500 ppm. Hasil yang diperoleh dan penelitian menunjukkan bahwa konsorsium bakteri yang digunakan dapat hidup dalam lingkungan LAS sampai 1500 ppm. Pertumbuhan dan penurunan chemical oxygen demand teriadi maksimum pada konsentrasi yang terkecil, yaitu 100 ppm. Di sini LAS dapat berfungsi sebagai sumber karbon namun juga dapat berisiko tinggi terhadap kelangsungan hidup beberapa jenis bakteri karena faktor penurunan tegangan permukaan. Hal ini menyebabkan konsorsium bakteri dengan jenis bakteri yang digunakan dalam penelitian ini dapat mendegradasi LAS, namun kurang efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfahmi Ferdiansyah
"Adsorpsi Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS menggunakan karbon aktif komersial berbahan baku tempurung kelapa dengan tiga merek berbeda: A Haycarb, B MC5, dan C grade teknis dari laboratorium dasar proses kimia telah dilakukan dengan hasil terbaik pada karbon aktif A yang memiliki luas permukaan sebesar 591 m2/g melalui metode analisis luas permukaan BET, serta persentase penurunan kadar LAS dalam air mencapai 89 removal dan qe kapasitas adsorpsi mencapai 44 mg/g.
Analisis konsentrasi LAS dilakukan menggunakan metode MBAS. Variasi waktu kontak, konsentrasi awal LAS, dosis karbon aktif, dan ukuran karbon aktif juga dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan kadar LAS dalam air dan kapasitas adsorpsi karbon aktif A mengadsorpsi LAS. Model kinetika adsorpsi pada eksperimen ini cenderung mengikuti model kinetika adorpsi pseudo-second-order, sedangkan model isoterm adsorpsi cenderung mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir.

Adsorption of Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS on commercial activated carbon based on coconut shell with three different brands A Haycarb, B MC5, and C from laboratorium dasar proses kimia, technical grade have been conducted with best result on A activated carbon which has surface area 591 m2 g through BET surface area analysis, up to 89 LAS removal and qe 44 mg g.
Analysis of LAS content is conducted by MBAS method. Variation of contact time, initial concentration of LAS, activated carbon dose, and adsorben size are performed to see the effect on LAS removal and adsorption capacity of A activated carbon. LAS adsorption on A activated carbon best described by the pseudo second order kinetic model and Langmuir isotherm model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irine Ayu Febiyanti
"Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) merupakan senyawa organik yang terkandung dalam limbah deterjen. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan teknologi elektrokimia plasma yang menghasilkan radikal hidroksil (?OH) dalam jumlah besar dan dapat digunakan untuk mendegradasi LAS. Penelitian ini dilakukan untuk degradasi LAS menggunakan reaktor Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) sistem sirkulasi dan penambahan ion Fe2+ serta untuk mempelajari pengaruh jumlah anoda dan penambahan ion Fe2+ terhadap degradasi LAS. Penambahan jumlah anoda pada reaktor M-CGDE dapat meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi tertinggi sebesar 100 % dalam waktu 120 menit menggunakan 3 anoda. Penambahan ion Fe2+ dapat menekan rekombinasi ?OH menjadi H2O2 dan meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi LAS tertinggi sebesar 99,28 % selama 60 menit menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L. Nilai COD mengalami penurunan dari 290,02 mg/L menjadi 189,95 mg/L setelah proses CGDE menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L selama 120 menit. Selama proses degradasi LAS dihasilkan senyawa asam oksalat yang merupakan salah satu senyawa intermediet hasil degradasi LAS.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) is an organic compound which is commonly found in the detergent waste. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a plasma electrochemical technology that produces hydroxyl radical (?OH) in large quantities and can be used for LAS degradation. This study has been conducted to degrade LAS using Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) circular system and the adding of Fe2+ ions, and to establish the influence of anode number and the adding of Fe2+ ion toward the degradation of LAS. Increasing the number of anode on M-CGDE reactor can increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 100% during 120 minutes using three anodes. The adding of Fe2+ ions can suppress ?OH recombination into H2O2 and increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 99,28% during 60 minutes using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L. COD value has decreased from 290,02 mg/L to 189,95 mg/L after CGDE process using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L during 120 minutes. It was confirmed that oxalic acid which is one of intermediate product was produced during LAS degradation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim
"Penelitian ini menggunakan metode elektrolisis Plasma untuk degradasi limbah LAS. Metode elektrolisis plasma dapat digunakan untuk degradasi limbah organik karena dapat memproduksi radikal hidroksil dalam jumlah besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas degradasi limbah LAS menggunakan multi-reactor cascade sirkulasi semi-kontinu. Degradasi LAS terbesar pada penelitian ini mencapai 81,91% dengan konsumsi energi sebesar 2227,34 kJ/mmol pada kondisi tegangan 600 V, konsentrasi KOH 0,03 M, kedalaman anoda 0,5 cm dan menggunakan 3 reaktor selama 120 menit proses. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa degradasi LAS menggunakan multireactor cascade sirkulasi semi-kontinu pada kondisi optimum belum dapat memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia dalam Kep-51/MenLH/10/1995.

This research using Plasma Electrolysis method for degradation LAS waste. Research plasma electrolysis for degradation of organic waste has been carried out. Plasma electrolysis method can be used for degradation organic waste because this method can produce large amounts hydroxyl radicals. The purpose of this research is to increase the efficiency and effectiveness of the LAS waste degradation using multi-reactor cascade with semi-continuous circulation system. The greastest LAS degradation in this study up to 81.91% with 2227,34 kJ/mmol of the energy consumption that is obtained by using 600 V of the voltage, 0.03 M of the KOH, 0.5 cm of the anode depth and using 3 reactor during 120 minutes of the process. The results showe that degradation of LAS using multi-reactor cascade with semicontinuous circulation system at the optimum condition can not fulfill quality standards from Indonesia Government on Kep-51/MenLH /10/1995.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Nitya Vinaya Natawidha
"ABSTRAK
Pengaruh fotokatalis komposit berbasis TiO2 dan batu apung dalam mendegradasi
senyawa Linear Alkilbenzena Sulfonat (LAS) telah diinvestigasi. Prekursor yang
digunakan adalah TiO2 P25 yang diberi dopan C dan CuO serta penggunaan batu
apung sebagai penyangga. Penelitian ini mencakup variasi dopan, komposisi CuO,
perbedaan sumber foton, dan waktu degradasi agar didapat fotokatalis yang aktif
serta bekerja optimal untuk degradasi LAS. Konsentrasi LAS sesudah degradasi
dianalisis dengan Spektrofotometer UV-Vis dengan metode MBAS (Methtylene
Blue Active Substance). Hasil analisis menunjukkan fotokatalis 1%CuO-TiO2
adalah fotokatalis dengan komposisi CuO yang paling optimal dengan tingkat
degradasi lebih dari 94% setelah 20 menit reaksi menggunakan sinar UV-A.
Dopan C mampu meningkatkan aktivitas TiO2 di bawah sinar tampak dengan
tingkat degradasi lebih dari 85% setelah 20 menit reaksi menggunakan lampu
merkuri sebagai sumber foton.

ABSTRACT
Effects of composite photocatalysts based on TiO2 and pumice stone for
degradation of Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) compound had been
investigated in this research. The precursor was TiO2 P25 doped by carbon and
CuO and also used pumice stone as support. This research investigated dope
variation, CuO composition, different photon source, and degradation time to get
photocatalyst which are active and give optimum work for degradation of Linear
Alkylbenzene Sulfonate. The concentration of Linear Alkylbenzene Sulfonate
after degradation was analyzed by UV-Vis Spectrophotometre with MBAS
(Methtylene Blue Active Substance) method. The results showed that 1%CuOTiO2
photocatalyst is the most optimum CuO doped photocatalyst with
degradation degree was more than 94% after 20 minutes reaction with UV-A
light. C doped could enhance TiO2 actvity under visible light with degradation
degree was more than 85% after 20 minutes reaction with mercury lamp.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Latifa Erlangga Putri
"ABSTRAK
Linear Akylbenzene Sulfonat (LAS) merupakan surfaktan anionic yang bersifat toksik bagi organisme akuatik. Proses mineralisasi LAS menjadi H2O, CO2, dan garam dapat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme. Proses biodegradasi dilakukan dengan memanfaatkan kultur tunggal bakteri fakultatif anaerob Acinetobacter baumanii. Percobaan diawali dengan uji pertumbuhan bakteri dan degradasi LAS menggunakan kondisi aerasi dan jenis medium yang berbeda. Acinetobacter baumanii terbukti dapat tumbuh dengan baik dalam Medium Basal pada aerasi 4 ml/s dengan memanfaatkan LAS sebagai sumber karbon tunggal. Analisis kadar konsentrasi akhir LAS dilakukan dengan menggunakan metode MBAS (methylene blue active substance). Hasil percobaan menunjukkan bahwa laju degradasi LAS optimum yang mematuhi reaksi orde nol dicapai pada saat konsentrasi LAS sebesar 100 ppm, dimana dalam waktu 95 jam, LAS telah terdegradasi sebanyak 83%. Variasi penambahan nutrisi berupa sumber karbon dan nitrogen dilakukan secara terpisah untuk meningkatkan presentase degradasi LAS. Sebanyak 0,5 g/L glukosa terbukti dapat meningkatkan presentase degradasi LAS hingga 100% dalam kurun waktu kurang dari 46 jam.

ABSTRACT
Linear Akylbenzene Sulfonate (LAS) is an anionic surfactant which is toxic for aquatic organisms. LAS biodegradation process is done by utilizing a single culture of facultative anaerob Acinetobacter baumannii. Experiment begins with the evaluation of both bacterial growth profile and LAS degradation process using different aeration condition and medium. Acinetobacter baumannii is proven to grow well under aeration rate of 4 ml/s in Basal Medium by utilizing LAS as the sole carbon source. Analysis of the decreasing of LAS concentration was done by MBAS (methylene blue active substance) method. The results showed that the optimum rate of LAS degradation which obeys zero order reaction achieves at 100 ppm. Within 95 hours LAS has been degraded as much as 83%. Variation of nutrients addition such as carbon and nitrogen source is conducted separately to increase the percentage of LAS degradation. A total of 0,5 g / L glucose is proven to increase the percentage of 100 ppm LAS degradation up to 100% in less than 46 hours.
"
[, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilfi Finasthi Kusuma Putri
"Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem s-CGDE maupun m-CGDE dalam mendegradasi limbah LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate). Anoda yang digunakan berupa tungsten, sedangkan katoda yang digunakan berupa stainless steel SS-304. Larutan elektrolit yang digunakan berupa NaOH 0,02 M. Variabel proses dalam penelitian ini antara lain tegangan listrik, kecepatan pengadukan serta pengunaan lebih dari 1 anoda. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi OH radikal menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 0,08 mg/L yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengadukan sebesar 1000 rpm dan penggunaan 3 buah anoda. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 2,1025 mmol dan 1502,31 kJ/mmol.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply s-CGDE and m-CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and for the cathode from stainless steel (SS-304). NaOH 0,02 M as an electrolyte solution. Another variation are voltage variable on 600 V and 700 V, mixing speed variable, also multi anode variable. Some tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as indicator of OH radical, and permangometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variable which result lowest of LAS concentration to 0,08 mg/L are 700 V of voltage, 1000 rpm of mixing speed, and using three anodes. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 2,1025 mmol and 1502,31 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidi
"Bioremediasi adalah teknologi remediasi yang menggunakan sistem biologi untuk menanggulangi masalah polusi. Teknologi yang cukup baru dalam pengembangan teknologi pengolahan air limbah adalah teknologi in situ. In situ Bioremediasi mengarah pada penggunaan proses mikrobiologi alami yang dilakukan pada lingkungan bawah tanah untuk mematahkan senyawa kompleks menjadi lebih sederhana, atau biasa disebut biodegradasi. Komponen dari minyak bumi yang berbahaya dan berpotensi sebagai kontaminan dalam pencemaran air adalah benzena dan toluena. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji coba proses degradasi benzena dengan menggunakan konsorsium bakteri yang terdiri dari Pseudomonas aeroginosa, Pseudomonas elongata dan Bacillus subtilis. Penelitian ini merupakan rangkaian dari penelitian bioremediasi yang dilakukan di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia. Pelaksanaan proses biodegradasi dilakukan selama 10 hari dengan medium Lockhead and Chase, pada temperatur ruang, kecepatan pengocokan tetap, dengan inokulum awal bakteri sebesar 2,13E+04 CFU/mL. Sementara itu variasi konsentrasi awal benzena dan toluena yang digunakan adalah 50, 100, 200, 500, dan 1000. Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adanya kecendrungan bahwa laju pertumbuhan optimum bakteri akan lebih rendah dengan semakin bertambahnya konsentrasi kontaminan, sehingga degradasi kontaminan benzena dan toluena dengan konsentrasi lebih besar akan membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya konsentrasi maka persentasi yang kontaminan terdegradasi akan semakin kecil yaitu pada variasi konsentrasi yang ditambahkan 50 ppm persentasi degradasi kontaminannya adalah 77,91 % untuk benzena dan 67,51% untuk toluena dan untuk konsentrasi 1000 ppm hanya 38,88% untuk benzena dan 33,72% untuk toluena. Keadaan bakteri yang berada dalam keadaan konsorsium membutuhkan waktu lebih lama bagi bakteri untuk mendegradasi kontaminan karena didahului dengan adanya persaingan atau kompetisi dalam memanfaatkan nutrisi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
LAS (Linear Alkylbenzene Suffonates) adalah bahan dasar pembuat detergen yang paling banyak digunakan saat ini [24]. LAS juga banyak ditemukan pada cairan pembersih mobil, paling, pencuci tangan tanpa air (hand sanitizer), pembersih dalam industri maupun pabrik. Jika air yang tercernar LAS terminum oleh manusia maka akan menimbulkan gangguan pencernaan, necroscopy, dan akan menimbulkan iritasi pada kulit ataupun mata jika terkena tubuh bagian luar [11,20]. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia, maka proses pengolahan air menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Salah satu teknik baru yang sedang dikembangkan oleh Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia untuk mengolah air yang mengandung senyawa hidrokarbon seperti LAS adalah biobarrier. Biobarrier adalah penggabungan antara proses adsorpsi dan proses biodegradasi secara sirnultan. Proses ini akan dikembangkan menjadi biobarrier fluidisasi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk meninjau aspek adsorpsi saja. Pada penelitian ini akan diuji seberapa jauh efek adsorpsi karbon aktif terhadap LAS dengan memasukkan karbon aktif dalam jumlah yang sama ke larutan LAS dengan konsentrasi yang bervariasi (400, 550, 700, 850, 1000, 1150, 1300, dan 1500 ppm) pada proses batch. Metode analisa yang akan digunakan adalah analisa COD-kromat. Setelah itu sebagai data tambahan juga akan dihitung laju fluidisasi larutan LAS dan waktu breakthrough karbon aktif.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pengaruh waktu kontak terhadap adsorpsi LAS, pengaruh konsentrasi LAS terhadap tegangan permukaan, pengaruh konsentrasi awal LAS terhadap kapasitas adsorpsi, dankurva adsorpsi isotermis. Nilai konstanta kesetimbangan Freundlich yang didapatkan adalah 0,004906. Laju tluidisasi untuk larutan LAS yang melewati unggun karbon aktif ±0,716 cm/s clan waktu breakrhrough-nya kurang dari 1 menit.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deviani Nabila Ridovi
"Penghantaran obat untuk penyakit retinopati diabetic membutuhkan teknik enkapsulasi mikropartikel Poly lactic-co-Glycolic Acid yang dimodifikasi dengan surfaktan kationik Didecyldimethylammonium bromide (DDAB) dan Surfaktan Amfoterik Betaine Hydrochloride agar bermuatan positif sehingga terjadi gaya lektrostatis dengan mucus ocular mata yang bermuatan negatif. Pembuatan mikropartikel PLGA menggunakan metode emulsifikasi dan penguapan pelarut. Berdasarkan hasil uji zeta potensial, dapat disimpulkan, mikropartikel PLGA termodifikasi campuran surfaktan kationik dan surfaktan amfoterik bernilai paling tinggi yaitu sebesar 94.6 mV lalu diikuti oleh mikropartikel PLGA termodifikasi surfaktan kationik Didecyldimethylammonium bromide (DDAB) yaitu sebesar 89.2 mV, dan terakhir mikropartikel PLGA termodifikasi surfaktan amfoterik Betaine Hydrochloride yaitu sebesar 70.6 mV. Sedangkan mikropartikel Poly lactic-co-Glycolic Acid tanpa surfaktan tidak dapat dihantarkan ke mata karena bermuatan negative yaitu sebesar -4.8 mV dan bersifat tidak stabil sehingga dapat memicu terjadinya agregasi pada partikel.
Berdsarkan hasil uji Morfologi dengan Scanning Electron Microscope , mikropartikel Poly lactic-co-Glycolic Acid tanpa surfaktan berbentuk bulat dan memiliki ukuran partikel lebih besar dibandingkan dengan yang termodifikasi surfaktan. Sedangkan Morfologi mikropartikel Poly lactic-co-Glycolic Acid dengan surfaktan kationik dan amfoterik berbentuk bulat dengan kristal yang memanjang di sekeliling partikel.

Drug delivery for diabetic retinopathy disease requires encapsulation technique of microparticles Poly lactic - co - Glycolic Acid that surface modified by cationic surfactants Didecyldimethylammonium bromide ( DDAB ) and Betaine Hydrochloride amphoteric surfactants that are positively charged so that will be electrostatic force with ocular eye that is negativeky charged. microparticles PLGA synthesis use emulsification and solvent evaporation method. Based on zeta potential test result, PLGA microparticles modified cationic and amphoteric surfactants highest value that is equal to 94.6 mV followed by a cationic surfactant-modified PLGA microparticles Didecyldimethylammonium bromide (DDAB) that is equal to 89.2, and last-modified PLGA microparticles Betaine Hydrochloride amphoteric surfactant that is equal to 70.6 mV. While microparticles Poly lactic-co-glycolic acid without the surfactant can not be delivered to the eye because of the negatively charged in the amount of -4.8 mV and are not stable so the possibility for aggregation of the particles is high.
Based on morphology test by Scanning Electron Microscope, microparticles Poly lacticco- glycolic acid without surfactant has round shape and has a particle size larger than the modified surfactant. While the morphology of microparticles Poly lacticco- glycolic acid with cationic and amphoteric surfactants are round with a crystal that extends around the particles.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>