Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artantri Ramadhani
"Penggunaan pelumas diester sebagai pelumas foodgrade dalam industri makanan dianggap aman dikarenakan sifatnya yang dapat terbiodegradasi dan tidak toksik. Pelumas ini dibuat dengan mereaksikan alkohol monohidris dengan asam dikarboksilat linear maupun bercabang. Dalam penelitian ini dilakukan suatu reaksi untuk menghasilkan senyawa asam dikarboksilat yang dapat digunakan dalam pembuatan pelumas diester. Sebagai pereaktan digunakan turunan minyak kelapa sawit yaitu Palm Oil Methyl Ester (POME). Reaksi yang dilakukan adalah reaksi pemecahan oksidatif (oxidative cleavage) pada ikatan rangkap yang dimiliki oleh POME. Reaksi ini dilakukan pada fasa cair dengan menggunakan oksigen sebagai pereaktan dan katalis heterogen Co/Zeolit. Reaksi dilakukan pada reaktor batch dengan kondisi tekanan atmosferik. Setelah produk dihasilkan, selanjutnya dilakukan proses distilasi yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa yang lebih ringan. Loading katalis Co yang digunakan sebesar 2,4 % dengan metoda preparasi katalis yang digunakan adalah perpindahan ion. Hasil penelitian menunjukkan uji densitas dan uji viskositas dari produk yang dihasilkan memberikan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan POME, hal ini dikarenakan terbentuknya gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil yang mempengaruhi densitas dan viskositas campuran. Uji bilangan asamjuga memberikan kenaikan bilangan asam yang mengindikasikan terbentuknya asam karboksilat. Dari pengujian menggunakan FTIR didapatkan munculnya gugus baru berupa gugus -OH dan meningkatnya gugus C=0 yang berasal dari gugus karboksil dalam senyawa asam karboksilat. Pengujian menggunakan GCMS dilakukan pada produk hasil distilasi pada suhu 160 °C, dengan waktu reaksi 2,5 jam. Pemilihan ini didasarkan pada angka bilangan asam produk yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk lainnya. Uji GCMS menunjukkan adanya tiga macam senyawa asam karboksilat metil ester yang terbentuk dari reaksi, yaitu Octanedioic acid methyl ester (C9H1604), Nonanedioic acid methyl ester (C10H1804), dan Decanedioic acid methyl ester (C11H2004). Yield yang dihasilkan dari senyawa ini masih sangat kecil yaitu hanya sekitar 1,2 %. Kebanyakan dari pereaktan belum mengalami reaksi pemecahan oksidatif dan terbentuknya senyawa oksidatif lain mempengaruhi yield dari reaksi ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Khaerunnisa
"Salah satu modifikasi ikatan rangkap yang ada dalam komponen metil ester dari minyak kelapa sawit (POME) adalah reaksi pemecahan oksidatif. Reaksi ini berpotensi menghasilkan senyawa-senyawa intermediat turunan asam dikarboksilat yang banyak digunakan dalam industri pelumas, plasticizer, poliamida, poliuretan, parfum, bahan sediaan farmasi, dll. Pada penelitian ini, proses pemecahan oksidatif dilakukan dalam fasa cair dengan pereaksi oksigen dan katalis heterogen dengan kondisi reaktor tunak atmosferik dengan variasi suhu operasi 120; 140; 160; dan 180 °C serta variasi waktu reaksi 1; 1,5; 2 dan 2,5 jam. Setelah reaksi, dilakukan pemisahan dengan distilasi pada suhu 300 °C. Pemilihan oksigen sebagai pereaktan didasari pertimbangan tidak beracun dan harganya lebih murah dibanding oksidator lain. Katalis heterogen yang digunakan adalah Cu-Zeolit alani. Cu digunakan untuk memenuhi kriteria katalis oksidasi sedangkan zeolit alam digunakan untuk meningkatkan luas permukaan. Katalis Cu-Zeolit alam dibuat dengan melakukan pertukaran kation yang menjadi komponen zeolit dengan Cu. Loading yang dihasilkan dari proses ini sebesar 2,61 % b/b dengan target awal loading 3%. Karakterisasi produk dilakukan dengan bilangan asam, GC-MS, FTIR, uji densitas, serta uji viskositas. Dari uji bilangan asam, densitas, serta viskositas menunjukkan semua produk oksidasi mengalami peningkatan bilangan asam, densitas, dan viskositas. Dari uji FTIR menunjukkan bahwa dalam produk yang terbentuk, perbandingan antara gugus C=O dan -CH2- mengalami peningkatan. Pada sampel dengan bilangan asam tertinggi (suhu 140 °C; waktu 2,5 jam) hasil GC-MS menunjukkan bahwa dalam produk distilat terdapat tiga jenis turunan senyawa asam dikarboksilat yang terbentuk, yaitu asam azelat dengan yield 0,71% dan konsentrasi dalam distilat 4,41%, asam suberat dengan yield 0,39% dan konsentrasi dalam distilat 2,39 %, serta asam sebacat dengan yield 1,99% dan konsentrasi dalam distilat 12,34%. Senyawa turunan asam mono- karboksilat yang terbentuk adalah asam heptanoat dengan yield 0,394% dan konsentrasi dalam distilat 2,44%, asam oktanoat dengan yield 0,296% dan konsentrasi dalam distilat 1,81%, dan asam nonanoat dengan yield 1,23% dan konsentrasi dalam distilat 7,53%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilah
"Proses produksi biodisel (Fatty Acid Methyl Ester) awal perkembangannya dilakukan menggunakan katalis homogen (cair) basa atau asam, yaitu menggunakan NaOH atau KOH dalam metanol atau etanol. Kelemahan katalis homogen adalah tidak dapat digunakan kembali setelah reaksi selesai. Oleh karena itu saat ini banyak dikembangkan katalis heterogen untuk dipergunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk konversi trigliserida (minyak nabati) menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai Biodisel. Biodisel dipilih karena bahan bakar berbasis minyak bumi semakin menipis dan ramah lingkungan. Katalis heterogen utama yang di gunakan dalam penelitian ini adalah zeolit Co-ZSM5 Mesopori. Zeolit tersebut berasal dari Na-ZSM5 mesopori yang di impregnasi oksida cobalt dan dilanjutkan proses kalsinasi pada suhu 550˚C. Sintesis zeolit Na-ZSM5 mesopori dilakukan menggunakan metode double template menggunakan TPAOH sebagai agen pengarah struktur dan PDDA sebagai template mesopori. Karakterisasi dari katalis Na-ZSM5 dan Co-ZSM5 dilakukan menggunakan instrumen XRD, FTIR, SEM-EDX, dan BET.
Hasil karakterisasi menunjukkan rasio Si/Al 12,98 dengan loading Co 2,53%w/w. Hasil tersebut sesuai yang diinginkan, yaitu untuk Rasio Si/Al 10-100 dan loading Co 2,5% w/w. Uji aktivitas katalis Co-ZSM5 dilakukan melalui reaksi transesterifikasi menggunakan CPO dan hasil uji katalitik di karaketerisasi menggunakan GC-FID. Uji katalitik tersebut dilakukan dengan jumlah katalis 10%(w/w) terhadap CPO, suhu reaksi 95˚C dan variasi waktu analisis hingga 10 jam reaksi. Hasil reaksi menggunakan katalis Co-ZSM5 mesopori diperoleh % yield sebesar 3,478% (b/b), sedangakan menggunakan katalis Co-ZSM5 mikropori diperoleh % yield, yaitu 3,248 % (b/b). Uji katalitik Co-ZSM5 mesopori pada konversi palm oil (minyak goreng komersial) memberikan % yield 41,87 % (b/b). Hasil ini menunjukkan bahwa Co-ZSM5 berpotensi sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi.

The early development of biodiesel production process has used basic or acidic homogeneous catalyst such as NaOH or KOH in methanol or ethanol. Hence, nowadays a lot of heterogeneous catalysts have been developed in transesterification reaction for triglyceride conversion, usually vegetable oil, to Fatty Acid Methyl Esters (FAME) as main component of biodiesel. In this work, the heterogeneous catalyst used is mesoporous CoZSM5 zeolite. The initial mesoporous NaZSM5 zeolite is synthesized by using double template methods with TPAOH as structure directing agent and PDDA as mesoporous template. The cobalt (Co) species was prepared through impregnation with incipient wetness in the zeolite.
The result of characterization on ZSM-5 and Co-ZSM5 shown that the structure of synthesized zeolite is ZSM5 (XRD pattern), Si/Al ratio is 12.98 and Co loaded is 2.53%(w/w). The mesoporous Co-ZSM5 catalyst activity test was carried out in transesterification reaction in which Crude Palm Oil (CPO) as substrate was mixed with methanol in the present of zeolite as catalyst (10% substrate) to be converted to Fatty Acid Methyl Esters (FAME). The reaction was set at 95˚C and the reaction time was varied from 0 ? 10 h. The product was then measured and analyzed with GC-FID. In the catalyst testing for the transesterification process, the mesoporous Co-ZSM5 catalyst gave the biodiesel yield of 3.478% (w/w), while the mikroporous Co-ZSM5 catalyst gave the biodiesel yield of 3.248 % (w/w). Test of catalytic Co-ZSM 5 mesoporous on the conversion of palm oil (commercial cooking oil) gave % yield of 41.87% (w / w). These results indicate that Co-ZSM5 potential as a catalyst in the transesterification reaction.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Soesanto
"Pembuatan Aditif Pelumas dari bahan Crude Palm Oil (CPO) memerlukan beberapa tahap reaksi, yaitu transesterifikasi, epoksidasi dan reaksi pembukaan cincin epoksida dengan gliserol. Hasil dari transesterifikasi CPO akan menghasilkan Palm Oil Methyl ester (POME). Reaksi epoksidasi mempakan reaksi pernbukaan ikatan rangkap dalam POME mengggunakan oksidator hidrogen peroksida dan katalis asam formial menjadi gugus epoksida dan air. Gugus epoksida ini kemudian akan direaksikan dengan gliserol yang berlujnan nntuk membuka cincin epoksida dan hidrokarbon jenuh multi gugus fungsi (ester, Hidroksil). Hidrokarbon jenuh multi gugus fungsi inilah yang akan menjadi aditif pelumas.
Epoksida memegang peranan panting sebagai intermediet dari pembentukan aditif pelumas dari CPO. Maksud dari intermediet adalah epoksida merupakan produk reaksi epoksidasi tetapi merupakan reaktan bagi reaksi pembnkaan cincin oleh gliserol. Kafcna epoksida bertindak sebagai reaktan dalam reaksi pembukaan cincin dengan glisero, maka perlu diadakan penelilian yang mempelajaxi mengcnai epoksida beserta reaksi epoksidasi.
Ada tiga hal mengenai epoksida dan reaksinya yang diteliti dalam penelitian ini. Yang pertama adalah waklu bertahannya kestabilan epoksida sebelum terhidrolisis menjadi dial. (Epoksida mempakan suatu gugus reaktif yang mndah terhidrolisis menjadi diol dalam suasana basa) Kemudian kinetika reaksi epoksidasi yang, dapat berguna untuk mendisain reaktor untuk reaksi epoksidasi pada penelitian berikutnya. Serta kondisi yang dapat menghasilkan epoksida dalam jumlah optimum dengan sejumlah POME tertentu. Kestabilan dan jumlah epoksida akan mempengaruhi jumlah produk reaksi pembentukan cincin epoksida dengan gliscrol.
Adapun dari penelitian ini, didapatkan bahwa gugus epoksida yang masih bercampur dengan air hanya akan memiliki waktu kestabilan selama 4 jam sebelum reaksi hidrolisis mulai terjadi. Tetapi waktu kestabilan ini dapat diperpanjang hingga 24 jam dengan cara mengurangi air yang bercampnr dengan gugus epoksida Sedangkan kinetika reaksi epoksidasi yang didapat adalah
Dan untuk menghasilkan epoksida dalam jumlah optimum dengan menggunakan 300 ml dibutuhkan suatu reaksi 65°C, hidrogen peroksida 50% sebanyak 85 ml dan katalis asam formiat sebanyak 15 ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiry Heniarita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Alfis Firdausyah
"ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Proses bleaching pada pengolahan refineryCrude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng menggunakan bleaching earth BE menghasilkan limbahSpent bleaching earth SBE yang berdasarkan PP No. 101 tahun 2014 dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Buangan Berbahaya. Pada penelitian ini akan dibuat surfaktan Methyl Ester Sulfonate MES yang berasal dari minyak kelapa SBEoil. SBE oil melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi untuk menjadi metil ester dengan yield 85 . Metil Ester yang dihasilkan lalu melalui proses sulfonasi dengan gas SO3. Gas SO3 yang digunakan untuk proses sulfonasi berasal dari uap sulfur yang direaksikan dengan udaraberlebih pada suhu yang sangat 510oC dan kecepatan udara 7,3 m/s. MES hasil penelitian dapat menurunkan tegangan permukaan hingga 40,5 dyne/cm dan memiliki kelarutan dan daya detergensi yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembersih pada alat berat pada berbagai macam industri yang tidak food-grade.

ABSTRAK
Indonesia is the largest palm oil producing country in the world. The bleaching process of refinery processing Crude Palm Oil CPO into cooking oil using bleaching earth BE resulted in Spent bleaching earth SBE waste based on PP no. 101 of 2014 can be categorized as Harmful Dangerous Wastes. In this research will be made Methyl Ester Sulfonate MES surfactant derived from coconut oil SBE oil. SBE oil through esterification and transesterification process to become methyl ester with yield 85 . Methyl Ester produced then through a sulfonation process with SO3 gas. The SO3 gas used for the sulfonation process comes from sulfur vapor which is reacted with excess air at a very temperature of 510 C and an air velocity of 7.3 m s. MES research results can reduce surface tension to 40.5 dyne cm and have high solubility and detergency power that can be used as a cleaning agent on heavy equipment in various industries that are not food grade."
2017
S67089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor mendorong meningkatnya kehutuhan masyarakat dan dunia terhadap bahan bakar khususnya bensin (gasoline). Gasofine dihasilkan dari minyak bumi, sehingga peningkatan kebutuhan gasoline akan mengakibatkan pula peningkatan kebutuhan minyak bumi yang cadangannya semakin menipis. Karena itu, dibutuhkan sumber altematif untuk menghasilkan gasoline. Salah satu sumber altematif itu adalah minyak kelapa sawit yang merupakan senyawa hidrokarbon dan Indonesia mempakan negara kedua penghasil minyak kelapa sawit terbesardi dunia.
Pada penelitian ini biogasoline disintesis dengan cam perengkahan (cracking) metil ester hasil transesterifikasi minyak kelapa sawit. Perengkahan dilakukan dengan menggunakan insiator metil etil keton peroksida (MEKP) dan katalis asam sulfat (H2SO4)_ Kondisi operasi berada pada tekanan atmosfer serta dilakukan variasi suhu dan variasi komposisi katalis dengan metil ester.
Untuk mengetahui terjadinya perenglcahan dilakukan analisis berat molekul sebagai fungsi densitas dan titik didih, viskositas yang dianalisis menggunakan viskometer Ostwald, bilangan olctana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molelcul dengan menggunakau metode FTIR.
Kondisi operasi terbaik untuk perengkahan metil ester pada penelilian ini berada pada komposisi katalis-metil ester 1:50 dan suhu reaksi 150°C_ Reaksi perengkahan tersebut dapat menwunkan berat molekul metil ester dari 284.3 gr/mol menjadi 219.69 gr/mol. Hasil perengkahan ini juga memiliki bilangan oktana tertinggi, yaitu sebesar 89.28. Sedangkan analisis PTIR menunjukkan adanya perubahan struktur metil ester menjadi senyawa dengan rantai molekul yang lebih pendek serta cabang yang lebih banyak. lnisiator MEKP menyebabkan semua ikatan rankap terputus karena inisiator bereaksi dengan metil ester membentuk radikal bebas yang lebih mudah bereaksi dengan katalis sehingga reaksi perengkahan berlangsung lebih hebat.
Dari segi berat molekul dan bilangan oktana, biogasoline ini sudah mendekati bensin premium, namun dari segi viskositas dan densitas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melfinda Nurulita Alfino
"Biodiesel yang terdiri dari senyawa fatty acid methyl ester (FAME) menjadi salah satu solusi bahan bakar alternatif karena dapat terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan secara berkelanjutan di masa mendatang. Senyawa FAME terbentuk dari reaksi transesterifikasi asam lemak yang terkandung dalam minyak nabati atau limbah yang kaya asam lemak seperti minyak goreng bekas menggunakan alkohol rantai pendek dengan bantuan katalis. Pada penelitian ini dilakukan sintesis katalis core-shell CaO@SiO2 menggunakan metode Stöber dan surfaktan CTAB dengan variasi parameter waktu, jenis katalis, dan jumlah katalis terhadap uji aktivitas katalisis dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Kombinasi dari material CaO dan SiO2 dengan struktur core-shell memberikan kinerja aktivitas katalisis yang baik dalam proses reaksi transesterifikasi minyak goreng bekas menjadi FAME. Katalis yang berhasil disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, dan SEM. Sedangkan, yield dan kemurnian FAME dianalisis menggunakan GC-MS. Reaksi transesterifikasi dari core-shell CaO@SiO2 menghasilkan yield FAME sebesar 60.29% dengan jumlah katalis 2 wt.% dan waktu reaksi selama 4 jam pada suhu 65 oC.

Biodiesel consists of fatty acid methyl ester (FAME) compounds, which is one of the alternative fuel solutions due to its biodegradable nature. Thus, making it more environmentally friendly and can be used sustainably in the future. FAME compounds are formed from the transesterification reaction of fatty acids contained in vegetable oil or waste which are rich in fatty acids, such as waste cooking oil using short chain alcohol with the help of a catalyst. In this research, the synthesis of core-shell CaO@SiO2 catalyst carried out using the Stöber method and CTAB surfactant with various parameters of time, type, and the amount of catalyst to test the catalytic activity in the transesterification reaction process of waste cooking oil into FAME. The combination of CaO and SiO2 materials with a core-shell structure provide good catalytic activity performance and stability in the transesterification reaction process of used cooking oil into FAME. The synthesized catalyst is characterized using FTIR, XRD, and SEM. Meanwhile, the yield and purity of FAME are analyzed using GC-MS. The transesterification reaction from core- shell CaO@SiO2 obtained the highest yield of FAME up to 60.29% with a catalyst amount of 2 wt.% and a reaction time of 4 hours at 65 oC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ruliandini
"Biopelumas berbahan dasar metil ester dari minyak kelapa sawit (POME) adalah salah satu pelumas alternatif yang paling mungkin dikembangkan saat ini karena berasal dari minyak tumbuhan yang ketersediaannya tidak terbatas. Sementara itu, MXene, material baru berdimensi dua, belum banyak diaplikasikan sebagai zat aditif ke dalam pelumas terutama biopelumas. Menggunakan pendekatan simulasi dinamika molekuler, kestabilan MXene didalam POME beserta sifat termofisika campurannya akan diprediksikan. Kedalam campuran POME-MXene kemudian ditambahkan juga partikel nano unggul lainnya yaitu Al2O3. Dengan visualisasi, fenomena interaksi secara atomik yang terjadi diantara; POME-MXene, MXene- Al2O3 dan POME-MXene/Al2O3 dapat diketahui. Prediksi kestabilan, densitas, koefisien difusi dan konduktivitas termal dihasilkan dengan metode Equilibrium Molecular Dynamics (EMD) sedangkan metode Non-Equilibrium Molecular Dynamics (NEMD) diterapkan untuk memprediksikan nilai viskositas. Potensial Condensed-phase Optimized Molecular Potential for Atomistic Potential Studies (COMPASS) yang dihibridisasi dengan potensial sederhana LJ 12-6 digunakan untuk mendefinisikan interaksi intra dan inter-molekular pada molekul MXene, Al2O3 serta campuran POME-MXene/Al2O3. Dibandingkan dengan hasil uji laboratorium, didapatkan deviasi rata-rata kurang dari 10% sehingga sifat termofisika pada POME dapat diprediksikan dengan baik. Hasil visualisasi yang diperoleh mampu menjawab bagaimana mekanisme dan bentuk agregasi nanopartikel dalam POME, sehingga dapat menjelaskan sifat termofisika yang khas pada campuran POME dan MXene beserta hibridisasinya. Terutama nilai konduktivitas termal yang semakin turun seiring naiknya temperatur.

Due to its sustainable resources, Palm Oil Methyl Ester-based lubricants (POME) is one of the alternative lubricants most likely to be developed today. In this study, POME was reinforced by a novel 2D nanomaterial, MXene and other prominent nano material Al2O3. Using molecular dynamics simulation, the stability of MXene in POME and its thermophysical properties were predicted. The predicted interaction between two different dimension (MXene-Al2O3) were also covered. With visualization, other phenomenon of atomic interactions that occur between; POME-MXene and POME-MXene/Alumina were revealed. Predictions of stability, density, diffusion coefficient and thermal conductivity were generated by EMD method while the NEMD method was applied to predict viscosity values. COMPASS which was used to define intra-molecular interactions of POME was hybridized with the simple potential LJ 12-6 which defines the intra and inter-molecular interactions of MXene, Alumina and POME-MXene/Alumina molecules. Compared to laboratory test results, the average deviation is less than 10% so that the thermophysical properties of POME in a good agreement. The visualization results obtained were able to answer how the mechanism and form of nanoparticle aggregation in POME, so as to explain the thermophysical properties typical of the mixture of POME and MXene and its hybridization. Especially the value of thermal conductivity that decreases as the temperature rises."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarah Anliza
"Etil ester asam lemak dapat diperoleh melalui reaksi transesterifikasi dan interesterifikasi minyak sawit. Reaksi transesterifikasi dan interesterifikasi dilakukan secara enzimatik menggunakan lipase Candida rugosa bebas dan yang terimobilisasi pada partikel nano Fe3O4-polidopamin. Nilai persen loading imobilisasi yang diperoleh adalah 78%. Lipase bebas memiliki aktivitas spesifik sebesar 13,81 U/mg, sedangkan lipase terimobilisasi sebesar 2,86 U/mg. Lipase imobilisasi memberikan efisiensi sebesar 21% dengan penurunan aktivias 79%. Partikel Nano Fe3O4-Polidopamin dan lipase terimobilisasi dikarakterisasi menggunakan FTIR, FESEM, EDS, PSA, dan XRD. Pelarut yang digunakan pada reaksi transesterifikasi dan interesterifikasi yaitu t-butanol, metil isobutil keton, dan n-heksan. Hasil etil ester asam lemak dianalisis dengan GC-FID. Persen komposisi tertinggi pada transesterifikasi dengan katalis lipase bebas dan lipase terimobilisasi sebesar 5,59% dan 3,21% dalam pelarut metil isobutil keton. Sementara itu, Persen komposisi tertinggi pada interesterifikasi dengan katalis lipase bebas dan lipase terimobilisasi sebesar 2,15% dan 1,46% dengan pelarut metil isobutil keton. Enzim terimobilisasi dalam reaksi transesterifikasi dan interesterifikasi dapat digunakan tiga kali pengulangan. Setelah tiga kali pengulangan, aktivitas menurun 61%.Transesterifikasi dan interesterifikasi berlangsung dalam pelarut metil isobutil keton.

Fatty acid ethyl ester is produced by either transesterification and interesterification between palm oil and ethanol or ethyl acetat as reactants. Transesterification and interesterification were enzim-catalized using immobilized Candida rugosa lipase on Fe3O4-polydopamine. Loading percentage of immobilized lipase was 78%. Free lipase had specific activity about 13.81U/mg, while immobilized lipase of 2.86 U/mg. Immobilization lipase gave efficiency of 21% with a decrease in the specific activity of 79%. Fe3O4-polidopamin nanoparticle have been characterized using FTIR, FESEM, EDS, PSA, and XRD. Variation of solvents used for reaction were t-butanol, methyl isobutyl ketone, and n-hexane. Analysis of fatty acid ethyl ester was performed by GC-FID. The highest composition of transesterification using free lipase and immobilized lipase, with methyl isobutyl ketone as solvent, were 5.59% and 3.21%, respectively. Meanwhile, highest composition percentage of interesterification using free lipase and immobilized lipase were 2.15% and 1.46%, using methyl isobuthyl ketone. Immobilized enzyme in transesterification and interesterification can use three times recycle. After third recycle, the presentation of relative activity decreased 61%. Transesterification and interesterification took place in methyl isobuthyl ketone as solvent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>