Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Midia Fujiani
"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan rompi anti peluru Indonesia mengimpor dari luar negri. Penelitian dibeberapa negara penghasil rompi anti peluru seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan dan Prancis tentang pembuatan rompi anti peluru sifatnya tidak dipublikasikan karena menyangkut sistem pertahanan dan keamanan yang sangat rahasia. Sehingga sulit untuk mengetahui jenis material yang digunakan, cara pembuatan dan komposisi material penyusunnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negri dilakukan penelitian internal oleh Balitbang DepHan RI untuk pembuatan rompi anti peluru dengan bahan dasar keramik. Kelemahan penggunaan keramik sebagai rompi anti peluru adalah sifatnya yang dapat mengabsorbsi air sehingga dapat menurunkan sifat mekaniknya. Selain itu proses pabrikasinya cukup sulit karena menggunakan hydoulic press untuk penekanannya.
Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunaan material komposit yang terdiri dari kevlar_29 produksi DuPont, sebagai reinforcement material komposit anti peluru dipilih mengingat karakteristik fisikal kevlar_ yang sangat baik. Sifatnya yang kuat, ringan, tahan terhadap panas sampai dengan suhu 400_C, stabil secara kimia dan fleksibel sangat mendukung untuk penggunaannya sebagai bahan dasar penyusun komposit material anti peluru. Pemilihan jenis matriks dengan komposisi yang tepat harus dilakukan untuk melihat kinerja kevlar_ untuk membentuk material komposit yang memiliki sifat tahan perluru. Matriks penyusun komposit adalah resin dengan jenis epoksi resin tipe Epi Bis epoksi dan fiber kevlar_29 jenis cut fiber dengan panjang 10mm. Komposisi matriks penyusun komposit terdiri dari 5%,10% dan 15% berat fiber dalam komposit.
Metode pembuatan dilakukan dengan teknik penaburan fiber yang kemudian dilaminasi secara kontinyu dengan sistem resin. Hasil uji laboratorium yaitu uji kekerasan dengan Hardness Barcol Tester memberikan hasil kurang yang informatif secara keseluruhan dan keseragaman kekerasan dalam komposit. Selain itu pengujian utama untuk melihat kinerja anti peluru adalah uji balistik dengan menggunakan standard batasan uji balistik untuk rompi tipe I, yaitu pengujian dengan Revolver hand gun 38 Special. Pada tahap awal ini uji balistik yang dilakukan sebatas uji tembak sederhana yang tidak mengikuti standard pengujian. Pengujian balistik dilakukan pada dua sisi yaitu tengah dan tepi untuk setiap sampel. Hasil uji balistik menunjukkan dari tiga jenis variasi komposisi sampel, salah satu dari dua sampel dengan komposisi 15% yang ditembak pada bagian tengah tidak tembus peluru, hanya terjadi deformasi pada permukaan. Namun tembakan lainnya pada komposisi sampel yang lain tembus peluru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Handaya Saputra
"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan rompi anti peluru Indonesia mengimpor dari luar negri. Penelitian dibeberapa negara penghasil rompi anti peluru seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan dan Prancis tentang pembuatan rompi anti peluru sifatnya tidak dipublikasikan karena menyangkut sistem pertahanan dan keamanan yang sangat rahasia. Sehingga sulit untuk mengetahui jenis material yang digunakan, cara pembuatan dan komposisi material penyusunnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negri dilakukan penelitian internal oleh Balitbang DepHan RI untuk pembuatan rompi anti peluru dengan bahan dasar keramik. Kelemahan penggunaan keramik sebagai rompi anti peluru adalah sifatnya yang dapat mengabsorbsi air sehingga dapat menurunkan sifat mekaniknya. Selain itu proses pabrikasinya cukup sulit karena menggunakan hydoulic press untuk penekanannya. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunaan material komposit yang terdiri dari kevlar®29 produksi DuPont, sebagai reinforcement material komposit anti peluru dipilih mengingat karakteristik fisikal kevlar® yang sangat baik. Sifatnya yang kuat, ringan, tahan terhadap panas sampai dengan suhu 400°C, stabil secara kimia dan fleksibel sangat mendukung untuk penggunaannya sebagai bahan dasar penyusun komposit material anti peluru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Yulianto
"Komposit telah banyak digunakan oleh industri, khususnya industri otomotif sebagai bahan alternati£ pengganti Iogam berasal dari alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable) dan akan habis suatu saat nanti. Komposit berpenguat serat (fibre reinforced composite) mempunyai sifat yang menguntungkan dari bahan lainnya yaitu: ringan, kekuatan tinggi, harga bahan baku yang rendah, dan pembuatan bentuk yang tidak terbatas. Dalam penelitian ini akan dikaji rekayasa komposit serat slam (rami) dan akan digunakan sebagai atternatif pengganti bahan panel interior otomotif? dinilai iebih ekonomis, ramah lingkungan dan memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dari komposit berpenguat serat sintetik. Hasil pengujian tank dan geser yang telah dilakukan, untuk fraksi volume fiber 0,3., 0,4, dan 0,5 diperoleh kekuatan tank rata-rata untuk Vf0,3 = 36,61 MPa, V10,4 = 37,032 MPa, Vf0,5 = 52,16 MPa. Dan ketiga fraksi volume ini yang memenuhi criteria mechanical properties untuk interior automotive dengan kekuatan tank 47 MPa adalah komposit dengan fraksi volume fiber 0,5(VfO,5). Sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu: pengujian untuk memenuhi standard SAE (Society of Automotive Engineers), Interior Automotive Plastic Part Testing - SAE .11717 Jun 94, diantaranya adalah pengujian kesetabilan dimensi pada temperatur kerja dengan nilai persentase perubahan rata-rata 0,211%, kesetabilan dimensi pada siklus II = 0,131% dan siklus HI = 0,027%, ketahanan warna dengan nilai perbandingan warna 1 dari standard warna, dan impak dingin dengan hasiI tidak pecah pada energi yang diberikan sebesar 2 Joule.

Most of industry was used composite, especially automotive industry as changes of material, it used to alternative material. Fiber reinforced composite has advantage various from another material: light, high tensile, etc. This research will be used to natural fiber as the alternative material like automotive interior, environment friendly and not different from plastic fiber reinforced composite, In this research, the variant variables of sample are 0,3; 0,4; 0,5 fraction volume. Tension lest and shear test used to get tension strength, value of result that test about If 0.3 = 36,61 MPa; Vf 0,4 = 37,03 MPa: VfV,S 52,16 MPa. Tensile strength of part of automotive interior is 47 MPa, comparison this value with test result shown fraction volume 0.5 (Vf 05) adequate to that specification of part So, this research can be continued to the next step with SEA (Society of Automotive Engineers) standards test. Interior Automotive Plastic Part Testing (SAE J1717, June' 1994) are dimensional stability at service temperature with value change (averaged) 0.211% . dimensional stability after hot/cold cycling with value change (averaged) cycles I = 0,211%. cycles II = 0,131% and cycles III 0,131 %, color and gloss retention with value color change 1 from color standard and cold impact with value no cracks or breakage to give energy 2 Joule."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Abram
"Kebutuhan akan peralatan-peralatan kepolisian selalu dibutuhkan dalam jumlah anggaran yang besar. Kebutuhan tersebut meliputi berbagai macam peralatan seperti peralatan defensif yaitu helm anti peluru. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan helm anti peluru dalam negeri yang memiliki kekuatan serupa dengan produk impor tetapi tetap ringan dan baik untuk mobilitas pemakainya. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunakan komposit yang terdiri dari multi reinforcement. Multi reinforcement yang digunakan pada penelitian ini adalah serat kenaf sebagai serat alam dan serat karbon sebagai serat sintetis. Penggunaan serat kenaf dilakukan karena serat kenaf selain mudah ditemukan dan murah, ternyata juga memiliki sifat mekanik yang baik. Metode pembuatan dilakukan dengan metode cetakan terbuka yaitu metode hand layup. Jumlah lembaran kenaf sudah ditentukan sementara jumlah lembaran serat karbon akan divariasikan. Serat kenaf akan digunakan 4 lembar pada setiap produknya. Variasi lembaran serat karbon dibagi menjadi tiga variasi yaitu, 3 lembar serat karbon, 6 lembar serat karbon, dan 9 lembar serat karbon. Pengujian yang dilakukan adalah uji balistik tipe I sesuai standar National Institute of Justice 0101.3. Pengujian kekerasan dan flexural strength akan dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik produk komposit serta efek penambahan serat karbon. Pengujian menggunakan SEM digunakan untuk mengetahui morfologi patahan dan mekanisme yang terjadi pada produk komposit. Produk komposit yang terdiri dari 9 lembar serat karbon dan 4 lembar serat kenaf mampu menahan laju peluru. Terjadi kerusakan serat tetapi hanya berada di bagian luar produk komposit.

The needs of police gears are always needed in large scale budget. That needs cover many gears start from the offensive ones until the defensive ones like ballistic helmet. Hence Indonesia need the development of ballistic helmet that has the mechanical properties as good as the imported ones but also lightweight and comfort to use. This research uses multi reinforcement composite. Kenaf fiber used as a natural fiber based reinforcement, meanwhile carbon fiber used as a synthetic fiber based reinforcement. Those two reinforcements will be combined to create a composite. Kenaf fiber will be used because of its availability in Indonesia, and surprisingly has good mechanical properties. The method of fabrication used in this research is by using open mold and hand layup technique. The number of kenaf fiber ply will be fixed by 4 plies. The number of carbon fiber will be varied as is 3 plies, 6 plies, and 9 plies. Test used in this research is Level I ballistic testing National Institute of Justice 0101.3. Hardness and flexural strength will be conducted to find out the mechanical properties and also effect of addition of carbon fiber plies. Another test using SEM also done in this research to examine the morphology of the area of impact. In the end the product constructed by 9 plies of carbon fiber and 4 plies of kenaf fiber is capable to hold the bullet. That product is still damaged but only at the outside and the bullet does not penetrate through the product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Findy Farthalia
"Komposit hijau merupakan komposit yang salah satu bahan penyusunnya terdiri dari bahan ramah lingkungan. Salah satunya menggunakan serat alam sebagai penguat. Salah satu jenis serat alam yang sering digunakan adalah kenaf. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemodelan sifat elastis komposit berpenguat serat kenaf Sumberejo dengan berbagai variasi matriks polimer. Variasi matriks polimer yang digunakan adalah polipropilena, poli asam laktat, epoksi dan poliester. Pemodelan komposit ini menggunakan teori Rule of mixture dan teori lamina yaitu specially orthotropic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memiliki regangan yang lebih rendah dibandingkan dengan tiga matriks polimer lainnya yaitu sebesar 0,61% untuk longitudinal dan 0,90% untuk transversal. Namun, komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga matriks polimer lainnya yaitu sebesar 9174 MPa untuk longitudinal dan 6639 MPa untuk transversal. Pemodelan sifat elastis komposit pada penelitian ini menunjukkan bahwa komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memliki sifat mekanik terbaik dibandingkan komposit berpenguat serat kenaf dengan matriks tiga polimer lainnya.

Green composite is a composite of which one of the constituent materials consists of environmentally friendly materials. One of them uses natural fiber as a reinforcement. One type of natural fiber that is often used is kenaf. This study aimed to obtain an elastic property model of Sumberejo kenaf fiber reinforced composites with a variety of polymer matrix variations. Polymer matrix variations used were polypropylene, polylactic acid, epoxy, and polyester. Rule of mixture and specially orthotropic lamina theories were applied to these composite models. The results of the study indicated that the epoxy/ Sumberejo kenaf fiber composite had lower strain compared to other three polymer matrices with the result of 0,61% for the longitudinal and 0,90% for the transverse. However, the epoxy/ Sumberejo kenaf fiber composite had higher elasticity modulus compared to the other three polymer matrices with the result of 9174 MPa and 6639 MPa for longitudinal and transverse directions respectively. The elastic property modeling from this study indicated that epoxy reinforced Sumberejo kenaf fiber composites had the best mechanical properties compared to the other three polymers reinforced Sumberejo kenaf fiber composites.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Raditya
"Perkembangan Komposit berpenguat serat menjadi material yang populer dalam aplikasinya didunia kelautan disebabkan sifatnya yang menguntungkan yaitu ringan, pembuatan bentuk yang tidak terbatas, harga bahan baku yang rendah serta kemudahan dalam memperolehnya. Dalam berbagai aplikasi Komposit berpenguat serat alam telah banyak digunakan sebagai material alternatif untuk menggantikan serat sintetis.
Dalam Penelitian ini dievaluasi penggunaan Komposit berpenguat serat Abaca dengan arah Orientasi Anyaman tipe Plain dengan matriks Epoksi Resin yang digunakan sebagai material alternatif untuk lambung kano.
Untuk mengetahui karakteristik Komposit berpenguat Serat Abaca ini maka dilakukan pembuatan sample uji dengan menggunakan beberapa variasi antara lain Fraksi Volume ( 0,3 : 0,4 : 0.5 : 0.55) dan variasi anyaman (WR 74 dan WR 426) yang kemudian dilakukan pengujian terhadap Komposit yaitu pengujian Tarik dan Bending.
Dari Hasil pengujian terhadap Komposit didapatkan bahwa Komposit Abaca WR 426 memiliki Nilai yang mendekati dengan Standar yang dikeluarkan oleh BKI, dari hasil pengujian Tarik, Komposit Abaca WR 426 memiliki nilai tertinggi yaitu Tensile Strength 81,5 NImm2 dan Modulus of Tensile sebesar 24430,42 NImm2 dan pada pengujian Bending Komposit Abaca WR 426 memiliki Nilai Terlinggi yaitu 116,39 N/mm2 dan Modulus of Bending sebesar 1643,7 N/mm2 pada Fraksi Volume 0,5.
Komposit berpenguat serat Abaca WR 426 akan mengalami penurunan nilai kekuatan Tarik dan Kekuatan Bending setelah Fraksi Volume dinaikkan melebihi 0,5, dari hasil Foto Makro terlihat bahwa Matriks tidak dapat berfunsi lagi sebagai pengikal Serat sehingga Serat tidak dapat menahan beban yang dialaminya.

The Development of Fibers Reinforced Composite material become popular in the marine application because of its characteristic such as light, the unlimited of the composite making creature, the raw material is quite cheap and easy to get. In many application, Composite reinforced Natural Fibers its already used as an alternative material substitutes Glass Fibers.
These Research evaluate the application of Composite Reinforced Abaca fibers which have Plain Woven orientation use as an alternative material for hull canoe.
The Specimen were prepared and created with the variation of Volume Fraction ( 0,3 : 0.4 : 0,5 : 0,55 ) and wave Ratio ( WR 74 and WR 426 ) and tested in the laboratory for its Tensile Strength, Modulus of Tensile Strength, Bending Strength and Modulus of Bending Strength to identify and understand the characteristic of this Composite.
From Testing in the laboratory, Composite Abaca WR 426 have the nearest Value with the value from BKI, from Tension Test, tensile Strength of Abaca WR 426 is 81,5 N1mm2and Modulus of Tensile is 24430,42 N1mm2, from Three Point Bending Test, the Bending Strength of Composite Abaca WR 426 is 116,39 NImm2 and Modulus of Bending is 1643,7 N/mm2 when the Volume Fraction is 0,5.
The Value of Tensile Strength, Modulus of Tensile, Bending Strength and Modulus of Bending of Composite Reinforced Abaca fibers will decrease when the Volume Fraction is above 0,5. From the MacroPhoto its seen that the matrix cannot ruction as used to be, it makes fibers can reinforce composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan rekat geser resin komposit serat sebagai substuktur dengan resin komposit partikulat berbeda komposisi. Resin komposit partikulat G-aenial posterior Kelompok A, 10 spesimen dan Tetric N-ceram Kelompok B,10 spesimen digunakan sebagai lapisan atas resin komposit serat EverX Posterior. Uji kuat rekat geser dilakukan menggunakan UTM dengan beban 100 kgf dan crosshead-speed 0.5 mm/menit. Data dianalisis menggunakan uji statistik independent sample t test. Hasil penelitian menunjukan nilai rerata kuat rekat geser yakni 18,64 1.5 MPa A dan 22,05 1,8 MPa B . Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kuat rekat geser yang bermakna pada kedua kelompok.

The aim of this study was to identify shear bond strength fiber reinforced composite as a substructure with different composition of particulate filled composite. Particulate filled composite G aenial posterior Groups A, 10 specimen and Tetric N ceram Groups B, 10 specimen used as an upper layer of FRC EverX Posterior. Shear bond strength test was performed using UTM with a load of 100 kgf and crosshead speed of 0.5 mm min. Data were analyzed using statistical test independent sample t test. The result of this study showed the mean shear bond strength values are 18,64 1.5 MPa A and 22,05 1,8 MPa B . It was concluded that there is a significance difference of shear bond strength between two groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiki Ramadhani
"Pengangkutan ikan hasil tangkapan nelayan tradisional merupakan hal penting setelah penangkapan ikan. Penggunaan wadah angkut ikan merupakan salah satu upaya menjaga kualitas ikan. Selama ini pemanfaatan wadah angkut ikan masih kurang efektif dan efisien sehingga terjadi kerugian karena kualitas dan nilai jual ikan rendah. Penelitian ini difokuskan pada kajian rancang bangun wadah angkut yang mudah dipindahkan dan ramah lingkungan agar ikan bernilai jual tinggi. Wadah dirancang untuk ikan hidup yang diperlengkapi sirkulasi air dan udara serta penyaringan kotoran sehingga salinasi dan pH air terkendali. Bahan wadah terbuat dari material komposit berpenguat serat pisang abaca. Komposit dibentuk menjadi anyaman tenunan dan anyaman tikar. Dari hasil pengujian tarik diperoleh kekuatan tarik rata - rata sebesar 9 MPa dan tegangan luluh rata - rata sebesar 6,538 MPa. Sedangkan hasil perhitungan pembebanan pelat diperoleh tebal komposit minimum sebelum terjadi defleksi 3 mm yaitu 3,27 mm.

Transportation of fish catches is an important traditional fishing after catching a fish. The use of container transport fish is one of the efforts to maintain the quality of fish. During this time fish transport container utilization is still less effective and efficient so that there is a loss because of the quality and value of fish sold low. This study focused on the study design of container transport is easily removable and friendly environment for high value fish. Containers designed for live fish equipped air circulation and filtration of water and dirt so that the salinization and water pH control. Material container made of composite materials berpenguat abaca fiber. Composite formed into woven fabrics and woven mats. From the results obtained by tensile testing tensile strength - average of 9 MPa and yield stress - average of 6.538 MPa. While the calculation results obtained by the imposition of a thick composite plate minimum before the deflection of 3 mm is 3.27 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52165
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Sharfina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak penyinaran terhadap depth of cure DOC resin komposit serat sebagai substruktur. Delapan belas spesimen EverX Posterior warna A3 berbentuk silinder diameter 6 mm dan tebal 4 mm dibagi menjadi 3 kelompok jarak penyinaran 0, 2, dan 4 mm yang dipolimerisasi dengan LED Litex 695, irradiansi 800 mW/cm2, selama 20 detik. Pengukuran DOC dilakukan melalui rasio kekerasan Vickers. Analisis data dilakukan menggunakan uji ANOVA satu arah. Hasil penelitian menunjukkan DOC pada jarak penyinaran 0, 2, dan 4 mm sebesar 79 0,7, 77 0,6, dan 75 0,8. Disimpulkan terdapat perbedaan bermakna pada nilai DOC pada seluruh jarak penyinaran.

This study aims to analyze the effect of light curing distance on the depth of cure DOC of fiber reinforced composite as substructure. Eighteen specimens consist of EverX Posterior shade A3, formed into a cylindrical shape 6 mm in diameter and 4 mm thickness divided into 3 groups according to light curing distance 0, 2, and 4 mm which were polymerized with LED Litex 695, irradiance 800 mW cm2, for 20s. Meansurement of DOC was carried out by Vickers hardness ratio of specimens. Data were analyzed statistically by one way ANOVA test. The result showed the DOC at a light curing distances of 0, 2, and 4 mm was 79 0,7, 77 0,6, and 75 0,8. It was concluded that there is a significant difference in DOC among the light curing distance."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nabila Anindita
"Kebutuhan material semikonduktor untuk industri elektronika di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan tren sumbangan dari industri elektronika terhadap ekspor industri yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, ternyata Indonesia masih mengimpor bahan baku material semikonduktor. Permasalahan lain dari penggunaan material semikonduktor adalah komponen semikonduktor yang tidak dipergunakan lagi akan dibuang menjadi sampah plastik yang sulit diuraikan. Oleh karena itu pembuatan material semikonduktor yang berasal dari bahan alam dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Salah satu material yang dapat digunakan untuk material semikonduktor adalah komposit serat nata de coco dengan filler silika. Metode yang digunakan untuk membuat komposit serat nata de coco dengan filler silika adalah metode perendaman dengan variasi ukuran partikel silika, konsentrasi suspensi silika, dan lama perendaman. Dari hasil SEM-EDX dapat diketahui bahwa silika telah terdeposisi pada serat. Hasil uji konduktivitas listrik menunjukkan bahwa semua komposit yang dihasilkan bersifat semikonduktor. Nilai konduktivitas tertinggi sebesar 1,21 x 10-5 S/cm atau kurang lebih 48 kali konduktivitas serat nata de coco polos dihasilkan dari komposit serat nata de coco/silika dengan ukuran partikel 370 nm, konsentrasi suspensi 6%w/v, dan lama perendaman 3 hari.

The needs of semiconductor material for the electronic industry in Indonesia is increasing each year according to the postive trend of export from electronic industry in Indonesia. In contrast, the fact that Indonesia actually still import the raw material for the semiconductor material that is used in electronic industry is ironic. Another problem comes from the use of semiconductor material is that the unused semiconductor component can be a plastic waste that needs a long time to be degraded. As a solution for this condition, the making of semiconductor material from natural substances is needed. One of the natural substances that can be used as the semiconductor material is nata de coco fiber composite with silica filler. The submerged method is used in the production of nata de coco fiber composite with silica filler by using the immersion time, concentration of nanosilica suspension, and the size of silica particle as the variations. From the SEM-EDX results, it can be seen that silica particle is deposited on the nata de coco fiber. From the conductivity characterization, it is known that all of the composite can be categorized as semiconductor material. The highest electric conductivity, 1,21 x 10-5 S/cm or about 48 times higher than the conductivity of nata de coco fiber, is reached from the nata de coco fiber composite with silica filler that has a particle diameter of 370 nm, and submerged in silica suspension with concentration 6% w/v for 3 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>