Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husnul Aulia Alamudy
"Dillenia indica merupakan tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia dan memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan. Salah satu potensi yang belum banyak dimanfaatkan selama ini adalah sebagai sumber antioksidan alami yang dapat menggantikan penggunaan antioksidan sintetik. Pada penelitian ini senyawa bioaktif dari daun Sempur air (Dillenia indica) pada variasi diameter serbuk daun 0,3 mm; 0,5 mm dan 0,8 mm akan dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Kemudian hasil ekstrak akan diuji untuk mengetahui aktivitas antioksidannya dan kandungan total fenolik di dalamnya. Pemisahan hasil ekstrak dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom dan KLT. Fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan dilakukan uji aktivitas dengan metode carotene bleaching. Identifikasi dilakukan terhadap fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan paling stabil dengan menggunakan analisis spektrofotometri Infrared (IR), Mass Spectrometry (MS), Nuclear Magnetic Resonance (NMR 1H dan 13C. Pengujian aktivitas antioksidan juga dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) untuk mengetahui mampu atau tidaknya antioksidan dalam ekstrak berfungsi sebagai radical scavenger.
Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu ekstrak etanol dari daun Sempur air memiliki aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa fenolik didalamnya. Kandungan total fenolik terbesar, yaitu 29,030 GAE, terdapat pada hasil ekstrak dengan diameter serbuk daun 0,3 mm. Selain itu, pada uji aktivitas carotene bleaching, fraksi dari ekstrak dengan diameter serbuk daun 0,3 mm memiliki aktivitas antioksidan paling baik yang ditunjukkan pada fraksi B, C dan E. Keberadaan antioksidan pada fraksi B, C dan E didukung oleh hasil identifikasi senyawa dengan menggunakan spektrofotometri IR, MS, 1HNMR dan 13CNMR, yang menunjukkan adanya senyawa fenolik di dalam tiap fraksi. Selain itu ekstrak etanol dari daun Sempur air mampu berfungsi sebagai radical scavenger pada nilai EC50 (efficient concentration 50%) sebesar 30,465 ppm. Selain itu, aktivitas antioksidan yang paling baik ditunjukkan pada ekstrak dengan menggunakan pelarut etanol dibandingkan ekstrak dengan menggunakan pelarut etil asetat dan petroleum eter.

Dillenia indica is a common plant in Indonesia and has a big usage potential. One of its function is as natural antioxidant that can replace the usage of synthetic antioxidant. In this research, bioactive compound from leaves of Dillenia indica on powder diameter variation of 0,3 mm; 0,5 mm and 0,8 mm will be extracted with ethanol solvent. The extract will be tested to find out the antioxidant activity and total phenolic content. The separation of extract will be used column cromatography and thin layer cromatography. Fraction which has antioxidant activity will be tested with carotene bleaching methode. The identification will be done on fraction which has the most stable antioxidant activity with Infrared Spectrophotometry (IR), Mass Spectrometry (MS), Nuclear Magnetic Resonance (NMR) 1H and 13C analyses. Antioxidant activity testing also done with DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) methode to find out the ability of antioxidant in extract as radical scavenger.
The results from this research are ethanol extract from Dillenia indica leaves have antioxidant activity and total phenolic content. The biggest total phenolic content is 29,030 GAE on the extract of leaves powder on 0,3 mm diameter. Besides, on carothene bleaching tested methode, fracton from extract with leaves powder diameter 0,3 mm has the best antioxidant activity which is shown on B, C and E fraction. The presence of antioxidant on B, C and E fraction is supported by the compound identification with the usage of IR spectophotometry, MS, 1HNMR and 13CNMR, which show the presence of phenolic compound in each fraction. Besides, ethanol extract from Dillenia indica leaves has a function as radical scavenger with EC50 (efficient concentration 50%) value 30,465 ppm. The comparation of antioxidant activity has been done on Dillenia indica leaves extract with three different solvents (ethanol, ethyl acetate, and petroleum ether). The usage of ethanol solvent on extract shows the best antioxidant activity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Indika
"Tumbuhan Dillenia indica merupakan salah satu spesies dari famili Dilleniacea yang banyak ditemukan pada daerah Asia tropis termasuk Indonesia. Potensi yang ada pada tumbuhan ini adalah sebagai sumber antioksidan alami. Untuk mendapatkan senyawa antioksidan dari daun Dillenia indica, digunakan metode maserasi dengan kepolaran pelarut yang berbeda serta diameter serbuk daun 0,3 0,5 dan 0,8 mm. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh kepolaran pelarut yang digunakan yaitu etil asetat dan petroleum eter serta pengaruh diameter serbuk daun terhadap aktivitas antioksidan dari ekstrak. Ekstrak etil etil asetat dan petroleum eter diuji kandungan total fenoliknya dengan reagen Folin-Ciocalteu kemudian diuji aktivitas antioksidannya terhadap minyak curah dengan menggunakan metode carotene bleaching. Selain itu fraksi dari kedua ekstrak yang diperoleh melalui kromatografi kolom dan KLT diuji aktivitasnya dengan metode yang sama.
Penelitian membuktikan bahwa ekstrak daun Dillenia indica baik dari pelarut etil asetat maupun petroleum memiliki aktivitas antioksidan. Fraksi ekstrak dari pelarut petroleum eter memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkan ekstraketil asetat. Aktivitas dimungkinkan adanya sinergi antara senyawa fenolik dengan senyawa lain dalam ekstrak non polar. Kandungan total fenolik terbesar terdapat pada diameter serbuk 0,3 mm yaitu 17,105 &plusmm; 0,2 mg GAE/L untuk ekstrak etil asetat dan 11,709 mg GAE/L untuk ekstrak petroleum eter. Diameter ini juga memberikan aktivitas antioksidan yang lebih baik dibanding diameter lain. Keberadaan senyawa fenolik diperkuat dengan analisis IR, MS, dan NMR 1 H 13C yang menunjukkan ikatan dan gugus senyawa fenolik ada spektrum yang dihasilkan. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas radical scavenger yang kurang kuat. Sementara ekstrak petroleum eter tidak menunjukkan aktivitas tersebut.

Dillenia indica is one species from Dilleniaceae family found in Tropical Asia including Indonesia. The plant has the potential to be the source of natural antioxidant. To get the antioxidant compound from the leaves, maceration is used with different solvent polarity and different leaves powder diameter (0,3 0,5 and 0,8 mm). This research will study the effect of solvent polarity and leaves powder diameter to the antioxidant activity of the extract. First, the total phenolic content of ethyl acetate and petroleum ether extract was determined using Folin Ciocalteu reagent then the antioxidant activity was evaluated using caroten bleaching method. Both extract was separated using colum chromatography and thin layer chromatography to get component fraction. The antioxidant activity was evaluated using the same method.
The study shows that extract from diffrent solvent have antioxidant activity. Fraction from petroleum ether has better antioxidant activity. The total phenolic content was 17,105 &plusmm; 0,2 mg GAE/L for ethyl acetate exract with 0,3 mm diameter and 11,709 mg GAE/L for petroleum ether extract with the same diameter. This diameter gives better antioxidant activity among others. The existance of phenolic compound was supported with the result of IR, NMR 1H and 13C, MS identification that show the functional group and bonds in phenolic compound m. In addition, using DPPH radical scavenging assay, it?s found that the ethyl acetate extract has radical scavenger activity while the petroleum ether extract has no activity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Adi Perdana S.N.
"Antioksidan adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mencegah proses oksidasi pada makanan. Umumnya industri makanan menggunakan antioksidan sebagai zat aditif yang bersifat pengawet untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan. Saat ini antioksidan yang banyak digunakan adalah antioksidan sintetik, tetapi antioksidan sintetik ini tidak aman untuk kesehatan karena mempunyai efek patologis bagi manusia. Oleh karena itu, diperlukan antioksidan alternatif yang ekonomis dan tidak mempunyai efek samping bagi kesehatan manusia. Salah satunya adalah antioksidan yang berasal dari bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak daun sempur air (Dillenia indica). Untuk mendapatkan senyawa antioksidan tersebut, dilakukan metode ekstraksi Soxhlet dengan pelarut etanol. Pada penelitian dilakukan pengkajian pengaruh variasi konsentrasi ekstrak dan waktu ekstraksi terhadap berat ekstrak dan aktivitas antioksidannya. Ekstrak yang diperoleh diuji aktivitas antioksidannya dengan metode carotene bleaching. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada variasi pertama sampel 5/250 g/mL memiliki aktivitas antioksidan terbesar yaitu 93,396 % dan merupakan titik optimal pada variasi pertama. Pada variasi kedua sampel 2 jam memiliki aktivitas antioksidan terbesar 96,568 % dan merupakan titik optimal pada variasi kedua. Dari kedua variasi didapatkan titik optimal pada kondisi operasi yang sama yaitu : konsentrasi ekstrak 5/250 g/mL dan waktu ekstraksi 2 jam. Oleh karena itu, hanya Sampel (5/250 g/mL, 2 jam) dari variasi kedua yang diuji kandungan total fenoliknya dengan menggunakan metode Folin Ci_Calte. Pengujian ini dilakukan karena keberadaan senyawa antioksidan erat kaitannya dengan kandungan senyawa fenol yang terdapat pada ekstrak. Dari hasil pengujian diperoleh kandungan total fenoliknya pada kisaran 26,898 - 27,298 GAE. Kemudian hasil dari uji kandungan total fenolik dengan metode ekstraksi Soxhlet ini dibandingkan dengan hasil dari ekstraksi tekanan tinggi dan sonikasi menggunakan ANOVA. Hasil perbandingan dengan metode ekstraksi tekanan tinggi dan sonikasi menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat signifikan terhadap jumlah kandungan fenolik yang dihasilkan masing-masing metode. Jumlah kandungan fenolik dalam ekstrak sangat dipengaruhi oleh metode ekstraksi yang dipilih dan kondisi operasi yang digunakan pada saat ekstraksi.

Antioxidant is a chemical compound that use to prevent the oxidation reaction for foods and beverages. Usually the food industry use antioxidant as a additive substance that has a characteristic as a preservative to keep to quality of the produced product. Nowdays, antioxidants that use mostly are synthetic that not good for the health because it has a pathologic effect to human. Therefor, alternatives antioxidant needed which affordable and don't have a side effect that bad for the health. One of them is antioxidant that made from the natural resources. The purpose of this research is to know the activity of antioxidant in the extract Sempur air leaf (Dillenia indica). To get the antioxidant, a extraction methods using Soxhlet apparatus and etanol as a solvent were applied. This research are examines the effect of extract concentration and extraction time toward extract weight and antioxidant activity. Extracts that produced were tested to know the antioxidant activity using a carotene bleaching method. Based on the result, at first variation sample (5/250) g/mL have the biggest antioxidant activity which is 93.396% and this is the optimal value of the first variation. For the second variation sample (2 hour) have the biggest antioxidant activity which is 96.568% and this is the optimal value of the second variation. From the result the both variation have the same operating condition of the optimal value which is 5/250 at the extract concentration and 2 hour for the extraction time. Because of that, only sample (5/250 g/mL, 2 hour) from the second variation that were being tested the total Phenolic content (TPC) using folin Ci_Calteu method. This test were done because the existence of antioxidants are closely related with the fenolic compound inside the extract that were produced. From the test result of TPC, total fenolic content that obtained are around 26.898 - 27.298 GAE. Then the total phenolic content from the Soxhlet extraction method was compared to the result from high pressure extraction and sonication using a statistic method called ANOVA. The camparison result with the high pressure extraction and sonication shows a significant difference of the total phenolic content that produced from each of extraction methods. Total phenolic content inside the extracts are influence by chosen of extraction method and operational condition yang were being used while extraction process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Andre
"Antioksidan sangat dibutuhkan terutama dalam industri makanan sebagai pengawet bahan pangan. Antioksidan yang banyak digunakan selama ini adalah antioksidan sintetik. Namun, antioksidan sintetik ini tidak aman untuk kesehatan karena mempunyai efek patologis bagi manusia sehingga diperlukan antioksidan alternatif berupa antioksidan alami yang diperoleh dari tumbuhan seperti sempur air (Dillenia indica) yang banyak tumbuh di Indonesia. Untuk mendapatkan senyawa antioksidan ini, dilakukan ekstraksi daun Dillenia indica dengan menggunakan metode ekstraksi tekanan tinggi. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan ekstraktor tekanan tinggi dan dikaji pengaruh waktu dan suhu ekstraksi terhadap berat ekstrak, aktivitas antioksidan dan jumlah kandungan senyawa fenol dari ekstrak yang dihasilkan. Selain itu, dikaji juga penggunaan sistem sirkulasi pelarut dan pengaruh penggunaan metode ekstraksi tekanan tinggi dibandingkan dengan metode soxhlet dan sonikasi terhadap jumlah kandungan fenol dari ekstrak. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode carotene bleaching. Uji jumlah kandungan fenol menggunakan asam galat sebagai standar. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa berat ekstrak yang dihasilkan akan semakin besar dengan meningkatnya waktu dan suhu ekstraksi. Aktivitas antioksidan terbesar dicapai pada kondisi operasi waktu ekstraksi 50 menit dan suhu ekstraksi 30 0C. Sistem sirkulasi menghasilkan berat ekstrak dan aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan non-sirkulasi. Penggunaan metode ekstraksi tekanan tinggi menghasilkan kandungan fenolik yang lebih besar dibandingkan metode soxhlet dan sonikasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destia Rachmawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Masalah utama kesehatan masyarakat dunia adalah infeksi virus dengue (DENV). Sekitar 2,5 milyar penduduk dunia sudah terinfeksi DENV. Akan tetapi, terapi masih berupa suportif dan belum ada terapi antiviral spesifik DENV. Ekstrak daun Dillenia indica diperkirakan memiliki aktivitas antiviral terhadap DENV-2. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak memiliki efek anti-diabetik, anti-mikroba, anti-oksidan, antitusiv, anti-diare, dan anti-nosiseptik. Efek hambatan ekstrak terhadap DENV dinilai dengan menggunakan metode focus assay, sedangkan efek sitotoksik ekstrak terhadap sel Huh7it-1 dievaluasi dengan metode MTT assay. Selanjutnya, evaluasi ekstrak ditentukan oleh indeks selektivitas (SI) yang didapatkan dari perbandingan CC50 terhadap IC50. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 320 μg/ml, 160 μg/ml, 80 μg/ml, 40 μg/ml, 20 μg/ml, dan 10 μg/ml. Hasil penelitian menunjukan nilai IC50, CC50, dan SI secara berurut 118,52 μg/ml, 170,05 μg/ml, dan 1,4. Secara statistik menggunakan uji kruskal wallis (IC50) dan one way anova (CC50), terdapat perbedaan bermakna pada konsentrasi 160 μg/ml, 20 μg/ml, dan 10 μg/ml pada IC50 dan konsentrasi 160 μg/ml, 320 μg/ml, dan 640 μg/ml pada CC50, dibandingkan dimethyl sulfoxide (DMSO) sebagai kontrol. Dengan memiliki SI 1,4, ekstrak tidak memiliki potensi sebagai antiviral DENV-2 karena daya sitoksisitas cukup tinggi terhadap sel Huh7it, The main health problem of world community is dengue viral infection (DENV). About 2.5 billions world population has been infected by the virus. However, the treatment is still supportive and there is no specific antiviral therapy for DENV. The extract of D. indica leaves is expected to have antiviral activity to DENV-2. On the previous studies, the extract had the effect of anti-diabetic, anti-microbes, antioxidant, antitusiv, anti-diarrhea, and anti-nociceptic. The inhibition effect of extract was measured using focus assay method, whereas its cytotoxic effect to Huh7it-1 cell evaluated using MTT assay method. Evaluation of extract was determined with selectivity index obtained by the ratio of CC50 and IC50. The concentrations of extract required in this experiment were 320 μg/ml, 160 μg/ml, 80 μg/ml, 40 μg/ml, 20 μg/ml, and 10 μg/ml. As the result, the value of IC50, CC50 and SI was 118.52 μg/ml, 170.05 μg/ml and 1,4. Using Kruskal-Wallis test (IC50) and one way anova test (CC50), there was a significant difference at concentration of 160 μg/ml, 20 μg/ml, and 10 μg/ml for IC50 and concentration of 160 μg/ml, 320 μg/ml, dan 640 μg/ml for CC50, compared to dimethyl sulfoxide (DMSO) as control. With SI 1.4, the extract of Dillenia indica did not hove a potency as antiviral of DENV-2 because of its high cytotoxicity to Huh7it-1 cell]"
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofino Putera
"Sekarang telah banyak beredar produk herbal daun sirsak yang menyatakan klaimnya sebagai terapi antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan, sebagai salah satu mekanisme antikanker, dari produk herbal daun sirsak dibandingkan dengan ekstrak etanol daun sirsak. Penelitian dilakukan terhadap sampel ekstrak etanol daun sirsak dan tiga produk herbal daun sirsak menggunakan metode DPPH, serta pengujian fitokonstituen tanin di dalam tiap sampel. Hasil penelitian mengungkapkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak lebih baik dibandingkan produk herbal. Hasil tersebut terkait dengan kadar tanin yang lebih tinggi pada ekstrak daun sirsak dan kadar ekstrak daun sirsak di dalam tiap produk sampel.

Now many herbs products of soursop leaves claim their products as anticancer therapy. This research?s purpose is to test the antioxidant activity, as one of the anticancer mechanism, of those herbs products of soursop leaves compared with ethanol extract of soursop leaves. Research samples are ethanol extract of soursop leaves and three products of soursop leaves, also tannin of every samples. Results show antioxidant activity of ethanol extract of soursop leaves is higher than herbs products. These are related to higher tannin level in ethanol extract of soursop leaves and level of soursop leaves extract in every herbs products."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Priscilia
"Penyakit ikan mengkhawatirkan para pembudidaya karena dapat menurunkan kualitas ikan dan ikan meningkatkan kematian ikan. Penyakit pada ikan bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan stres oksidatif yang disebabkan oleh kontaminan di lingkungan. Senyawa dari tumbuhan seperti polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan sekaligus antibakteri Patogen ikan sangat diminati sebagai pilihan alternatif untuk mengobati kedua penyakit tersebut.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak metanol daun Kjellbergiodendron celebicum (Coord.) Merr. terbukti mengandung senyawa polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dan antibakteri ekstrak etanol daun 70% Kjellbergiodendron celebicum (Coord.) Merr. yang diekstraksi menggunakan 2 metode berbeda yaitu maserasi dan UAE untuk membandingkan hasil tes, sekaligus mengerjakan penentuan kandungan fenolik total. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode tersebut DPPH dan FRAP, serta dilakukan uji antibakteri terhadap 3 bakteri patogen pada ikan, yaitu Aeromonas hydrophila, Edwardsiella ictaluri, dan Flavobacterium columnare menggunakan metode difusi cakram kertas dan mikrodilusi. Penentuan kandungan fenolik total dilakukan dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu dan kadar fenol yang diekspresikan dalam EAG
(Setara Asam Galat). Uji aktivitas antioksidan metode DPPH menunjukkan IC50 ekstrak dari metode maserasi 11,48 μg / mL dan 9,82 μg / mL dari UAE. Metode Nilai FRAP FeEAC ekstrak hasil maserasi 1,581,6 μmol / g dan ekstrak dari UAE sebesar 1.661,3 μmol / gr. Dalam metode difusi cakram kertas, diameter area hambat Ekstrak dari metode maserasi adalah 14 mm pada Aeromonas hydrophila, 9,7 mm pada Edwardsiella ictaluri, dan 13,3 mm di Flavobacterium columnare, sedangkan pada Metode UAE 17,3 mm di Aeromonas hydrophila, di Edwardsiella ictaluri dari 10,7 mm dan 13,8 mm di kolom Flavobacterium. Dalam metode mikrodilusi, ekstrak menunjukkan penghambatan pertumbuhan bakteri pada ketiga bakteri tersebut patogen dengan MIC sebesar 781,25 µg / mL untuk diekstrak dari metode maserasi dan 390,6 μg / mL untuk ekstrak dari UAE. Dalam menentukan kandungan fenolik total dari ekstrak yang dimaserasi mengandung ekstrak 224,84 mgEAG / gr sedangkan ekstrak UEA mengandung 319,36 Ekstrak mgEAG / gr. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun 70% Kjellbergiodendron celebicum (Coord.) Merr. memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri, dan ekstrak dari metode UAE memberikan aktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan metode maserasi.

Fish disease worries farmers because it can reduce fish quality and fish increases fish mortality. Diseases in fish can be caused by bacterial infections and oxidative stress caused by contaminants in the environment. Compounds from plants such as polyphenols which have antioxidant and antibacterial activity. Fish pathogens are in great demand as an alternative option for treating both diseases.
Based on previous research, the methanol extract of the leaves of Kjellbergiodendron celebicum (Coord.) Merr. proven to contain polyphenol compounds. This study aims to test the antioxidant and antibacterial activity of the ethanol extract of leaves 70% Kjellbergiodendron celebicum (Coord.) Merr. which was extracted using 2 methods different namely maceration and UAE to compare test results, as well as to determine the total phenolic content. Antioxidant activity tests were carried out using the DPPH and FRAP methods, and antibacterial tests were carried out against 3 pathogenic bacteria in fish, namely Aeromonas hydrophila, Edwardsiella ictaluri, and Flavobacterium columnare using paper disc diffusion and microdilution methods. Determination of the total phenolic content was carried out using the Folin-Ciocalteu method and the phenol content expressed in EAG (Gallic Acid Equivalent). The DPPH antioxidant activity test showed that the IC50 extract from the maceration method was 11.48 μg / mL and 9.82 μg / mL from the UAE. Methods The value of the FRAP FeEAC extract from maceration results was 1.581.6 μmol / g and the extract from the UAE was 1.661.3 μmol / g. In the paper disc diffusion method, the diameter of the inhibitory area of ​​the extract from the maceration method was 14 mm in Aeromonas hydrophila, 9.7 mm in Edwardsiella ictaluri, and 13.3 mm in Flavobacterium columnare, whereas in the UAE method it was 17.3 mm in Aeromonas hydrophila, in Edwardsiella ictaluri from 10.7 mm and 13.8 mm in the Flavobacterium column. In the microdilution method, the extract showed inhibition of bacterial growth in the three pathogenic bacteria with an MIC of 781.25 µg / mL for extracting from the maceration method and 390.6 µg / mL for the extract from the UAE. In determining the total phenolic content of the macerated extract contained 224.84 mgEAG / gr extract while UEA extract contained 319.36 mgEAG / gr extract. From the research results, it can be concluded that the ethanol extract of the leaves of 70% Kjellbergiodendron celebicum (Coord.) Merr. has antioxidant and antibacterial activity, and the extract from the UAE method provides better activity compared to the maceration method.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Reza
"Antioksidan merupakan penghambat oksidasi sehingga dapat digunakan sebagai pengawet bahan makanan. Selama ini antioksidan yang banyak digunakan adalah antioksidan sintetik, seperti BHA (butylated hydroxyanisole) atau BHT (butylated hydroxytoluena). Antioksidan ini tidak baik untuk kesehatan manusia sehingga diperlukan pengganti antioksidan sintetik dengan antioksidan alami yang dapat diperoleh dari bahan alam, seperti daun Dillenia indica. Pada penelitian sebelumnya, terbukti bahwa daun dan buah Dillenia indica mempunyai aktivitas antibakteri dan antioksidan.
Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro (Microwave-Assisted Extraction) untuk mengekstrak daun Dillenia indica. Untuk mendapatkan aktivitas antioksidan optimum, maka dilakukan variasi terhadap volume pelarut etanol dan waktu ekstraksi. Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan metode carotene bleaching. Metode carotene bleaching merupakan metode untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan berdasarkan pada kemampuan antioksidan untuk mencegah peluruhan warna jingga karoten akibat oksidasi dalam sistem emulsi minyak goreng dan karoten.
Aktivitas antioksidan optimum yang didapatkan adalah 92,51% dengan volume pelarut etanol 100 mL dan waktu ekstraksi 8 menit. Aktivitas antioksidan optimum yang didapatkan dari metode ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro, sonikasi, dan tekanan tinggi dibandingkan dengan analisis ragam (ANOVA). Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak daun Dillenia indica dipengaruhi oleh metode ekstraksi dan kondisi operasi yang digunakan pada saat ekstraksi (volume pelarut, ukuran serbuk daun, waktu ekstraksi, suhu, dan tekanan).

Antioxidants are oxidation inhibitor so it can be used as food preservatives. Antioxidant synthetic widely used for food preservatives like BHA (butylated hydroxyanisole) and BHT (butylated hydroxytoluena). This antioxidant is not good for human health so it is necessary to replace antioxidant synthetic with natural antioxidant that get from nature, like Dillenia indica leaves. Based on prior study, it's proved that Dillenia indica fruits and leaves had antibacterial and antioxidant activity.
This study use microwave-assisted extraction (MAE) method to extract Dillenia indica leaves. Ethanol volume and extraction time will be evaluated to get optimum antioxidant activity. The antioxidant activity was assayed based on the beta carotene bleaching method. Carotene bleaching assay is a method to evaluate antioxidant activity based on capability of antioxidant to prevent discoloration of beta carotene caused by oxidation in emulsion system oil and carotene.
The optimum antioxidant activity is 92,51% by 100 milliliters ethanol volume and 8 minutes extraction time. Then the optimum antioxidant activity by microwave assisted extraction, sonication, and high pressure method will be compared with analysis variance (ANOVA). The result shows that antioxidant activity of extract Dillenia indica leaves is influenced by extraction method and operation condition when extraction process occurred (solvent volume, size of leaves powder, extraction time, temperature, and pressure).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51795
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annissatul Fitria
"Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan bakteri sering menimbulkan wabah penyakit pada ikan budidaya. Lingkungan yang buruk juga dapat menyebabkan stres oksidatif pada ikan. Ipomoea aquatica mengandung senyawa fenol dan flavonoid yang telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol dan flavonoid total, serta untuk menguji aktivitas antioksidan dan antibakteri terhadap ekstrak etanol 80% daun, batang, dan akar I. aquatica secara terpisah yang diekstraksi dengan metode ekstraksi UAE. Penetapan kadar fenol total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu, sedangkan penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri AlCl3. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH dan FRAP. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil penetapan kadar fenol total pada bagian daun sebesar (210,33 mg EAG/g ekstrak), batang (83,76 mg EAG/g ekstrak), dan akar (93,62 mg EAG/g ekstrak), sedangkan penetapan kadar flavonoid total memberikan hasil pada bagian daun sebesar (46,67 mg EK/g ekstrak), batang (14,43 mg EK/g ekstrak), dan akar (21,63 mg EK/g ekstrak). Hasil uji aktivitas antioksidan DPPH menunjukkan nilai IC50 pada daun sebesar (9,93 μg/mL), batang (18,10 μg/mL), dan akar (17,91 μg/mL), sedangkan hasil pengujian aktivitas antioksidan FRAP pada bagian daun sebesar (74,17 g Fe2SO4 ekuivalen/ 100 g ekstrak), batang (26,44 g Fe2SO4 ekuivalen/ 100 g ekstrak), dan akar (46,47 g Fe2SO4 ekuivalen/ 100 g ekstrak). Hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat sebesar 10,95 mm pada daun dan 9,35 mm pada batang, sedangkan ekstrak akar kangkung air tidak memiliki aktivitas antibakteri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun, batang, dan akar kangkung air memiliki aktivitas antioksidan, sedangkan aktivitas antibakteri hanya dimiliki oleh ekstrak daun dan batang kangkung air.

Aeromonas hydrophila is a bacterium that often causes disease outbreaks in cultured fish. A bad environment can also cause oxidative stress in fish. Ipomoea aquatica contains phenolic and flavonoid compounds that have been shown to have antioxidant and antibacterial activity. This study aims to determine the total phenol and flavonoid levels, as well as to test the antioxidant and antibacterial activity of the 80% ethanol extract of the leaves, stems, and roots of I. aquatica which were extracted using the UAE extraction method. Determination of total phenol content was carried out using the Folin-Ciocalteu method, while the determination of total flavonoid content was carried out using the AlCl3 colorimetric method. Antioxidant activity testing was carried out using the DPPH and FRAP methods. Antibacterial activity was tested by disc diffusion method. The results of the determination of total phenol levels in the leaves (210.33 mg EAG/g extract), stems (83.76 mg EAG/g extract), and roots (93.62 mg EAG/g extract), while the determination of total flavonoid levels gave results in the leaves (46.67 mg EK/g extract), stem (14.43 mg EK/g extract), and roots (21.63 mg EK/g extract). The results of the DPPH antioxidant activity test showed IC50 values in leaves (9.93 g/mL), stems (18.10 g/mL), and roots (17.91 g/mL), while the results of testing for FRAP antioxidant activity in leaves of (74.17 g Fe2SO4 equivalent/ 100 g extract), stem (26.44 g Fe2SO4 equivalent/ 100 g extract), and roots (46.47 g Fe2SO4equivalent/ 100 g extract). The results of the antibacterial activity test using the disc diffusion method showed antibacterial activity with an inhibition zone diameter of 10.95 mm on leaves and 9.35 mm on stems, while water spinach root extract had no antibacterial activity. Based on the results of these studies, it can be concluded that the extracts of water spinach leaves, stems, and roots have antioxidant activity, while the antibacterial activity is only possessed by water spinach leaf and stem extracts."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>