Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Etika Rahayu Trias Asih
"Biometanol merupakan metanol yang berasal dari biomassa. Adanya gugus OH menjadikan kimia pembakaran metanol sebagai variasi yang menarik untuk diteliti seperti pembakaran hidrokarbon parrafin. Proses oksidasi dan pembakaran metanol menghasilkan produk intermediet maupun produk akhir yang melewati berbagai proses reaksi elementer.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model kinetika kimia untuk oksidasi dan pembakaran metanol, mendapatkan profil konsentrasi dan waktu tunda ignisi, serta mengetahui kondisi optimum dalam sistem pembakaran metanol. Selain itu, karena reaksi oksidasi dan pembakaran melibatkan banyak reaksi elementer maka perlu dilakukan identifikasi tahapan reaksi-reaksi penting malalui analisis sensitivitas dan analisis laju produksi. Mekanisme kinetika kimia untuk oksidasi dan pembakaran metanol telah dikembangkan.
Validasi hasil pemodelan dengan berbagai data percobaan dilakukan dengan menggunakan software Chemkin 3.7.1. Data tersebut berasal dari percobaan yang menggunakan reaktor alir dan shock tube dengan rentang suhu dari 781-2128 K, tekanan dari 1-15 atm serta rasio ekivalen ( _) dari 0,42-2,59. Secara umum, hasil validasi mekanisme menunjukkan bahwa model kinetika telah mereproduksi hasil percobaan dengan baik.
Hasil analisis sensitivitas memperlihatkan bahwa reaksi yang paling sensitif adalah reaksi percabangan rantai, H+O2-->OH+O, untuk tekanan rendah dan reaksi dekomposisi termal hidrogen peroksida, H2O2(+M)=OH+OH(+M), untuk tekanan tinggi. Hasil simulasi reaktor alir menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna terjadi pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi, serta campuran stoikiometri. Kemudian, hasil simulasi shock tube menunjukkan bahwa ignisi tercapai dengan cepat pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi.

Biomethanol is methanol which comes from biomass. The existence of the OH group makes methanol combustion chemistry an interesting variation to study such as parrafin hydrocarbon combustion. Methanol oxidation produces many intermediate and final products through elementary reaction processes.
This study aims to get the kinetic model for methanol oxidation and combustion, to get concentration and ignition delay time profile, and also to know the optimum condition in methanol combustion system. In addition, oxidation and combustion reaction involve of many elementary reactions, so we have to identify the stages of important reactions by sensitivity and rate of production analysis. Chemical kinetic mechanism for methanol oxidation and combustion has been developed.
The validation of model results with multiple experimental data has been done by using Chemkin 3.7.1 software. The data are from flow reactor and shock tube experiments with range of temperature from 781-2128 K, pressure from 1-15 atm and equivalence ratio ( &oslach;) from 0,42-2,59. In general, mechanism validation results show that kinetic model has reproduced experimental results well.
Sensitivity analysis results show that the most sensitive reaction is chain branching reaction, H+O2-->OH+O, for low pressure and thermal decomposition reaction of hydrogen peroxide, H2O2(+M)=OH+OH(+M), for high pressure. Flow reactor simulation results show that parsial combustion happens at high initial pressure and temperature, and stoikiometric mixture. Then, shock tube simulation results show that ignition is reached fast at high initial pressure and temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nonni Soraya Sambudi
"Sebagai bahan bakar alternatif, etanol dapat digunakan dalam bentuk campuran maupun bahan bakar murni. Keunggulan etanol dibandingkan bensin sebagai bahan bakar adalah minimnya polutan standar yang dihasilkan seperti karbon monoksida. Proses oksidasi dan pembakaran etanol menggunakan 372 reaksi elementer dan menghasilkan senyawa antara maupun produk akhir yang beragam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tunda ignisi (ignition delay times), polutan yang mungkin dihasilkan dan pengaruh temperatur, tekanan dan rasio ekivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran etanol. Untuk mencapai semua tujuan tersebut, diperlukan suatu model kinetika kimia oksidasi dan pembakaran etanol yang menyeluruh sehingga memiliki rentang validasi yang luas dan representatif terhadap kondisi oksidasi dan pembakaran yang sebenarnya.
Hasil perhitungan divalidasi dengan data percobaan yang diperoleh dari penelitian dengan flow reactor dan jet stirred reactor untuk profil konsentrasi dan shock tube untuk waktu tunda ignisi. Hasil perhitungan menunjukkan kesesuaian yang baik terhadap data penelitian. Analisis mekanisme dilaksanakan dengan menggunakan analisis sensitivitas dan analisis aliran reaksi. Analisis sensitivitas digunakan untuk mengidentifikasi tahapantahapan reaksi pembatas laju. Analisis aliran reaksi digunakan untuk menghitung persentase kontribusi reaksi pada pembentukan atau konsumsi spesi kimia.
Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa reaksi OH O + H O2 + merupakan reaksi yang paling sensitif untuk waktu tunda ignisi. Simulasi oksidasi dan pembakaran etanol dilakukan pada rentang temperatur 1000-2000 K, tekanan 1-15 atm dan rasio ekivalensi (f) 0.5-2. Simulasi dilakukan dengan menggunakan bantuan software Chemkin 3.7.1. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan suatu kontribusi penting dalam mengevaluasi kelayakan penggunaan bahan bakar yang mengandung etanol.

Ethanol as an alternative fuel can be used either in a mixture or single component. The advantage of ethanol over gasoline as fuel is the minimum standar pollutant emmited from its burning, such as carbonmonoxide. Ethanol oxidation and combustion processes use 372 elementary reantions and yield various of intermediates and products.
This computational study has several purposes to find out, such as ignition delay times, emmited pollutants and influences of pressure, temperature and equivalence ratio in ethanol oxidation and combustion. Hence, a comprehensive and representative chemical kinetic model for ethanol oxidation and combustion is needed to fulfill the purposes of this study. This model is expecteded for high validation and represents the real condition of ethanol oxidation and combustion.
The computational results are compared to the experimental data from flow reactors and jet stirred reactors for concentration profiles, and shock tube for ignition delay times. Good agreement was found for the validation with experimental data. Mechanism analyses were doing by applying the sensitivity and reaction flow analyses. A sensitivity analysis is used to identify rate-limiting reaction steps. A reaction flow analysis calculates the percentage of reaction contribution to the formation or consumption of chemical species.
Sensitivity analysis shows that OH O + H O2 + as the most sensitive reaction for ignition delay times. Ethanol oxidation and ignition simulation processes were conducted in temperature range of 1000-2000 K, pressure range of 1-15 atm and equivalence ratio (f) range of 0.5-2.0. The simulation was performed using Chemkin 3.7.1 software. Hopefully, the results of this study will give a strong contribution in feasibility evaluation of using ethanol as a fuel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukirman
"Suatu mekanisme kinetika kimia terinci untuk pembakaran toluena telah dilakukan dan dievaluasi pada rentang yang lebar dari suatu reaksi pembakaran. Dalam hal ini mencakup beberapa diantaranya adalah diterapkan dalam alat uji shock tubes, perfectly stirred reactor (PSR) dan plug flow reactor (PFR). Mekanisme reaksi yang dihasilkan dengan menggunakan program aplikasi Chemkin terdiri dari 617 reaksi elementer dan 107 spesies yang mana membutuhkan keahlian yang cukup untuk mengembangkan suatu mekanisme kinetika kimia yang bisa diaplikasikan pada reaksi oksidasi dengan temperaratur sedang hingga temperature tinggi. Dekomposisi termal dari toluene dan reaksi reaksi serangan spesies radikal yang mengarah pada terbentunya spesies teroksigenasi (oxygenated species) diberikan perhatian khusus.
Model kinetika toluena yang menyeluruh akan mendukung untuk mendapatkan profil konsumsi bahan bakar yang effisien baik itu untuk aplikasi shock tubes, perfectly stirred reactor maupun plug flow reactor. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dipakai sebagai acuan untuk validasi adalah hasil percobaan yang dilakukan terhadap campuran homogen pada rentang tertentu nisbah kesetaraan (equivalence ratios) pada tekanan yang dimampatkan dari 25 sampai 45 bar dan temperature 920 K hingga 1100 K. Data yang dipakai untuk validasi ini adalah data sekunder dari hasil percobaan Davidson [D.F. Davidson, B.M. Gauthier, R.K. Hanson, Proc. Combust. Inst. 30 (2005) 1175 - 1182] dengan memvariasikan konsentrasi oksigen, sementara konsentrasi toluenanya dijaga tetap untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari oksigen dalam berkontribusi terhadap pola ignisi.
Percobaan tambahan dengan memvariasikan fraksi mol dari bahan bakar pada harga nisbah kesetaraan tertentu menunjukkan bahwa waktu tunda ignisi menjadi lebih pendek dengan makin tingginya konsentrasi bahan bakar. Prakiraan dari berbagai mekanisme kinetika rinci juga diperbandingkan dimana hasilnya menunjukkan belum didapatkannya keakuratan data mekanisme kinetika untuk toluene terhadap data percobaan untuk penentuan waktu tunda ignisi maupun jumlah panas yang dilepaskan. Analisa fluks dilakukan untuk mengidentifikasi arah reaksi yang paling dominan dan reaksi mana yang menunjukkan penyimpangan dari data yang bersumber dari percobaan dan data hasil simulasi.

A detailed chemical kinetic mechanism for the combustion of toluene has been assembled and investigated for a wide range of combustion regimes. The later includes shock tubes, perfectly stirred reactor (PSR) and Plug Flow Reactor (PFR). The reaction mechanism features 617 elementary reactions and 107 species and represents an attempt to develop a chemical kinetic mechanism applicable to intermediate and high temperature oxidation. Toluene thermal decomposition and radical attack reactions leading to oxygenated species are given a particular attention.
The final toluene kinetic model results in excellent fuel consumption profiles in both flame and plug flow reactors and sensible predictions of temporal evolution of hydrogen radical and pyrolysis products in shock tube experiments. Experiments are conducted for homogeneous mixtures over a range of equivalence ratios at compressed pressures from 25 to 45 bar and compressed temperatures from 920 to 1100 K. Experiments varying oxygen concentration while keeping the mole fraction of toluene constant reveal a strong influence of oxygen in promoting ignition.
Additional experiments varying fuel mole fraction at a fixed equivalence ratio show that ignition delay becomes shorter with increasing fuel concentration. Moreover, autoignition of benzene shows significantly higher activation energy than that of toluene. In addition, the experimental pressure traces for toluene show behavior of heat release significantly different from the results of Davidson et al. [D.F. Davidson, B.M. Gauthier, R.K. Hanson, Proc. Combust. Inst. 30 (2005) 1175'1182]. Predictability of various detailed kinetic mechanisms is also compared. Results demonstrate that the existing mechanisms for toluene fail to predict the experimental data with respect to ignition delay and heat release. Flux analysis is further conducted to identify the dominant reaction pathways and the reactions responsible for the mismatch of experimental and simulated data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49616
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resky Ervaldi Saputra
"Sekam padi dan serbuk gergaji adalah biomassa yang melimpah di Indonesia sebagai negara agraris sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai bahan bakar energi terbarukan pada proses gasifikasi. Tipe reaktor gasifikasi Fixed Bed Downdraft menjadi pilihan karena jenis reaktor yang sederhana, memungkinkan berbagai bahan bakar, dan menghasilkan syngas relatif bersih dengan kandungan tar dan partikel yang kecil sehingga memiliki efisiensi tinggi. Tujuan dari tesis ini adalah mengetahui nilai optimum kalor dan efisiensi termal pada variasi nilai rasio ekivalensi, suhu gasifikasi dan campuran sekam dan sebuk gergaji melalui proses simulasi berbasis semi kesetimbangan. Hasil simulasi data gas sintesis yang disajikan berupa CH4, H2, CO dan CO2 yang divalidasi dengan literatur eksperimen dan simulasi. Variabel terikat dalam tesis ini adalah laju alir massa feedstock senilai 1,7 kg/jam dengan variasi rasio ekivalensi 0,18, 0,23, 0,27, dan 0,31, variasi suhu gasifikasi 400oC hingga 1000oC dan variasi campuran umpan senilai 100% sekam, 75:25, 50:50, 25:75 dan 100% serbuk gergaji. Adapun olah data yang diperlukan yaitu menghitung rasio ekivalensi, berat molekul gas dan biomassa, densitas syngas, massa syngas per massa biomassa dan nilai Lower Heating Value (LHV). Pada akhirnya, hasil riset ini menunjukkan bahwa rasio ekivalensi optimum ditemukan senilai 0,27 dengan kalor syngas paling maksimum sebesar 3,05 MJ/kg untuk sekam dengan effsiensi 29,26% dan 4,99 MJ/kg untuk serbuk gergaji dengan effsiensi 34,51%. Sedangkan suhu optimum ditemukan senilai 700oC pada sekam dengan kalor syngas 3,38 MJ/kg effsiensi 32,36% dan 750oC pada serbuk gergaji sebesar 5,84 MJ/kg effisiensi 40,42%. Ditambah lagi seiring tambahan campuran 25% serbuk gergaji pada sekam dapat meningkatkan rata-rata kalor syngas dan termal effisiensi masing-masingnya sebesar 3% dan 1,93%.

Rice husks and sawdust are abundant biomass in Indonesia as an agricultural country so that they can be utilized properly as renewable energy fuels in the gasification process. The Fixed Bed Downdraft gasification reactor type was chosen because the reactor type is simple, allows for a variety of feedstocks, and produces relatively clean producer gas with small tar and particle content so that it has high efficiency. The purpose of this research is to determine the optimum value of energy and thermal efficiency for variations of the equivalence ratio, gasification temperature and mixture of rice husks and sawdust through simulation process based a semi-equilibrium method. The results of the simulation of the syngas data presented the content of CH4, H2, CO and CO2 were validated by the experimental and simulation literature. The dependent variable in this research is the feedstock mass flow rate of 1.7 kg/hour with variations of the equivalence ratio of 0.18, 0.23, 0.27, and 0.31, the variation of the gasification temperature from 400oC to 1000oC and the variation of the feedstock mixture as 100% rice husk, 75:25, 50:50, 25:75 and 100% sawdust. Then data processing required is to calculate the equivalence ratio, gas and biomass molecular weight, syngas density, syngas mass per biomass mass and Lower Heaing Value (LHV) value. Finally, the results of this research showed that the optimum equivalence ratio was found to be 0.27 with the maximum syngas energy as 3.05 MJ/kg for husk with an efficiency of 29.26% and 4.99 MJ/kg for sawdust with an efficiency of 34, 51%. Meanwhile, the optimum temperature was found to be 700oC in husk with syngas energy of 3.38 MJ/kg efficiency of 32.36% and 750oC on sawdust of 5.84 MJ/kg efficiency of 40.42%. In addition, adding 25% sawdust to the rice husks can increase the average syngas energy and thermal efficiency by 13% and 1.93%, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Vepa Puntoadji
"Laju penguapan semprotan bahan bakar pada motor pembakaran dalam mempunyai peran yang sangat penting dalam kesempurnaan pembakaran. Semprotan ini berbentuk seperti tetesan-tetesan bahan bakar yang sangat kecil. Tevfik Gemci et. al. telah melakukan simulasi semprotan cairan dengan perangkat lunak KIVA-3V. Beberapa perangkat lunak simulasi pembakaran, seperti KIVA-3V dan Fluent, menggunakan model analogi Ranz-Marshall dan stagnan film untuk menghitung laju perpindahan massa dan panas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian kombinasi kedua model tersebut yang diterapkan pada tetesan metanol (𝐿𝑒=1,5) dengan data eksperimen. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan model Ranz-Marshall dan stagnan film dengan kombinasi model yang diusulkan oleh Kosasih E.A. dan Alhamid M.I (modifikasi stagnan film). Setelah dianalis, besar Sh dan Nu yang dihasilkan model Ranz-Marshall memiliki korelasi yang buruk dengan yang dihasilkan model stagnan film dan modifikasi. Oleh karena itu, makalah ini juga membahas koreksi terhadap koefisien C1 dan C2 yang digunakan dalam model modifikasi stagnan film.

Fuel spray evaporation rate in inner combustion engine has an important role in the perfection of combustion. The spray consists of small dropplets of fuel. Tevfik Gemci et. al. had worked on simulation of spray with KIVA-3V software. Some combustion simulation software, such as KIVA-3V and Fluent, use Ranz-Marshall analog model and stagnant film model to calculate heat and mass transfer rate. This study is aimed to show the correlation between the two models on methanol droplet evaporation (𝐿𝑒=1,5) using experimental data. Besides, this study is also intended to compare stagnan film and Ranz-Marshall analog model to the combination of the two models (modified stagnan film) which Kosasih E.A and Alhamid M.I had proposed. After it was analysed, it was found that the result of Sh dan Nu using Ranz-Marshall analog model has a bad correlation to stagnan film and modification model. Thus, this paper also discusses a correction on C1 and C2 coefficient which is used in modification model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Hadi Wibowo
"Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar alternatif dapat meningkatkan ketahanan energi nasional, mengurangi beban subsidi negara dan mengurangi emisi gas buang. Salah satu pemanfaatannya pada sektor transportasi adalah penggunaan Compressed Natural Gas untuk kendaraan eksisting bermesin Otto dengan sistem bifuel yang menggunakan converter kit. Dari beberapa parameter pada pembakaran dalam otto engine dengan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG), temperatur dan tekanan awal akan memberikan pengaruh terhadap kinerja kendaraan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa daya poros dan torsi mesin kendaraan yang memakai bahan bakar CNG dengan variasi suhu dari 25oC sampai dengan 45oC mengalami kenaikan pada semua variasi temperatur dengan rata-rata sebesar 5,08% dan 3,08%, sedangkan daya poros dan torsi dengan variasi tekanan dari 1,9 bar sampai dengan 2,2 bar mengalami penurunan pada semua variasi tekanan rata-rata sebesar 0,8% dan 2,03%.

Utilization of natural gas as an alternative fuel can improve national energy security, reduce the expense of national subsidies and air emissions. One of its utilization in the transportation sector is the use of Compressed Natural Gas (CNG) for Otto Engine?s vehicles with biofuel system by using converter kits. Of some parameters on otto engine?s combustion with CNG fuel, initial temperature and pressure will give an effect to the performance of the vehicle. This research note that the shaft power and torque of vehicles that use CNG fuel with variation of initial temperature 25oC to 45oC increased in all variations of temperature with average 5,08% and 3,08%. The shaft power and torque with variation of pressure 1,9 bar to 2,2 bar decreased in all variations of temperature with average 0,8% and 2,03%."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Leonardi
"ABSTRAK
Sebuah penelitian komparatif berbasis simulasi telah dilakukan untuk menyesuaikan dan memvalidasi model kinetika pembakaran dari surogat biodiesel dan solar, dan untuk menggabungkan kedua model tersebut untuk memprediksi waktu tunda ignisi IDT dari campuran biodiesel dan solar nyata. Penelitian ini meliputi pengembangan model kinetika pembakaran dari surogat biodiesel dan surogat solar, penggabungan kedua model tersebut, dan validasi dengan data eksperimen IDT dari setiap bahan bakar yang bersesuaian. Model kinetika pembakaran surogat biodiesel dan solar telah disesuaikan dan divalidasi agar cocok dengan data eksperimen IDT dari metil 9-dekenoat pada tekanan 20 atm dan tiga nilai rasio ekuivalensi dengan IDT sebesar 2.7 ms pada simulasi dan 2.69 ms pada data eksperimen , dan dari n-heksadekana pada 2 - 5 atm dan rasio ekuivalensi 1.0 dengan IDT sebesar 0.37 ms dari simulasi dan 0.38 ms pada data eksperimen . Model kinetika pembakaran gabungan telah dibuat dengan memakai model surogat biodiesel dan solar untuk memprediksi IDT dari campuran biodiesel dan solar nyata. Model ini sudah divalidasi agar cocok dengan data eksperimen IDT dari campuran biodiesel dan solar nyata pada empat komposisi campuran B20, B40, B60, B80 , tekanan 1.18 atm, dan menghasilkan model yang valid dengan IDT sebesar 0.699 ms dari simulasi dan 0.69 ms pada data eksperimen .

ABSTRACT
comparative simulation based research has been set up to adjust and validate combustion kinetic models of biodiesel and solar surrogate and to combine the two models to predict ignition delay times IDT of real biodiesel and solar mixtures. This research consists of the development of combustion kinetics model for biodiesel surrogate and solar surrogate, the fusion of said models, and validation with the corresponding IDT experimental data for each fuel surrogates. Biodiesel and diesel combustion kinetic models have been adjusted and validated to fit the experimental IDT data of methyl 9 decenoate at 20 atm and three equivalence ratio values with IDT values of 2.7 ms from simulation and 2.69 ms from experimental data , and n hexadecane at pressure values of 2 5 atm and equivalence ratio of 1.0 with IDT values of 0.37 ms from simulation and 0.38 ms from experimental data . A combined combustion kinetic model has been made using biodiesel and solar surrogate models to predict the IDT of real biodiesel and solar mixtures. The model has been validated to fit the experimental IDT of real biodiesel and solar mixtures at four mixture compositions B20, B40, B60, B80 and 1.18 atm of pressure, resulting in a valid model with IDT values of 0.699 ms from simulation and 0.69 ms from experimental data ."
2017
S67677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyudi Purnomo
"Pemodelan pembakaran dan oksidasi bahan bakar B-35 yang mengandung MTBE dikembangkan supaya diperoleh kondisi pembakaran optimum. Pengembangan mekanisme kinetika reaksi secara detil melibatkan 1378 reaksi elementer dan 431 spesies yang dinormalisasi menjadi 7 spesies utama dan diselesaikan menggunakan solver Chemkin melalui persamaan differensial dengan model kuasi steady state.
Perhitungan menghasilkan profil waktu tunda ignisi dan konsentrasi. Profil waktu tunda ignisi divalidasikan terhadap data percobaan Edimilson, dkk. Profil konsentrasi dibuat berdasarkan validasi waktu tunda ignisi yang optimal. Validitas dicapai pada rentang suhu 860,8 - 932,6 K, tekanan 12,87 atm dan rasio ekivalensi stoikiometri. Kondisi optimum pembakaran terjadi pada suhu 1340 K, tekanan 25 atm untuk campuran stoikiometri dan pada suhu 1325 K, tekanan 25 atm untuk campuran lean fuel.

Modelling of combustion and oxidation of B-35 fuel containing MTBE has developed to reach the optimum combustion. Development of mechanism of kinetic reactions in detail consist of 1378 elementary reactions and 431 specieses which normalized into 7 main specieses and solved by Chemkin through differential equations by steady state quation model.
Results of the calculation are ignition delay time and concentration profiles. Ignition delay time profiles is validated with Edimilson, et. al. data experiment. Concentration profiles is made according to optimum ignition delay time profiles. Temperature validity reached at 860,8 - 932,6 K, 12,87 atm of pressure and stoikiometric equivalence ratio. Optimum condition of combustion reached at 1340 K of temperature, 25 atm of pressure in stoikiometric equivalence ratio and 1325 K of temperature, 25 atm of pressure in lean fuel equivalence ratio.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shilka Miladian Tinas
"Pemodelan Kinetika Oksidasi dan Pembakaran Campuran Dimetil Eter (DME)-Propana dilakukan untuk mempelajari karakteristik pembakaran bahan bakar campuran DME dan propana (C3H8). Model kinetika oksidasi dan pembakaran campuran DME-propana terdiri dari 295 spesies dan 1584 reaksi elementer. Validasi model kinetika yang dikembangkan pada penelitian ini telah dilakukan menggunakan data percobaan waktu tunda ignisi yang dilakukan oleh Erjiang Hu dkk. Model kinetika yang dikembangkan memberikan kesesuaian yang baik terhadap data percobaan. Simulasi menggunakan model kinetika untuk mendapatkan profil waktu tunda ignisi dilakukan pada tekanan 2, 10, 40 bar; temperatur 550-1500K; rasio ekivalensi 0,5-2 dan komposisi DME 0-100%.
Hasil simulasi menunjukkan meningkatnya tekanan, waktu tunda ignisi akan semakin cepat, hal ini berlaku untuk semua rasio ekivalensi dan komposisi DME. Pengaruh penambahan DME pada waktu tunda ignisi campuran DME-propana sensitif terhadap konsentrasi bahan bakar. Semakin besar komposisi DME dalam campuran, waktu tunda ignisi semakin cepat. Waktu tunda ignisi campuran DMEpropana pada daerah temperatur 550-1000K menunjukkan adanya daerah NTC (Negative Temperature Coefficient) yaitu daerah dimana temperatur meningkat, laju reaksi oksidasi dan pembakaran menurun memperlambat terjadinya ignisi. Pengaruh rasio ekivalensi terhadap waktu tunda ignisi campuran DME-propana cukup besar pada daerah NTC. Pada temperatur dibawah dan diatas daerah NTC, pengaruh rasio ekivalensi terhadap waktu tunda ignisi sangat kecil.

Kinetic modeling of the oxidation and combustion of Dimethyl Ether (DME)-Propane mixtures is conducted to study the combustion characteristic of the fuel mixture of DME and propane (C3H8). Kinetic model of the oxidation and combustion of DME-propane mixture consists of 295 species and 1548 elementary reaction. Validation of kinetic model developed in this study has been carried out using the experimental data of ignition delay time by Erjiang Hu et.al. Kinetic model developed provides good agreement to the experimental data. The simulation using kinetic model to produce ignition delay time profile conducted at pressure 2, 20, 40 bar; temperature 550-1500K; equivalence ratio 0,5-2 and DME blending ratio 0-100%.
The result shows that with the increase of pressure, ignition delay time decrease for all equivalence ratio and DME blending ratio. The effect of DME addition on ignition delay time of DME-propane mixtures is sensitive on the fuel concentration. Increasing DME blending ratio, the faster the ignition delay time. Ignition delay time DME-propane mixtures at temperature 550-1000K show the NTC (Negative Temperature Coefficient) region, which the increasing of temperature, the rate of oxidation and combustion reaction decrease, inhibit the ignition. Effect of equivalence ratio on ignition delay time DMEpropane mixtures is quite large in NTC region. At temperature below and above the NTC region, the effect of equivalence ratio on ignition delay time is small.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Novi Santi
"
ABSTRAK
Hingga saat ini riset untuk meneliti sumbcr energi baru masih terus dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa sumber energi yang sudah umuxn digunakan seperti bahan bakar mjnyak dan gas suam saat akan habis, padahal kebutuhan akan energi semakin lama semakin meningkat. Hal ini menyebabkan sangat perlunya mencari sumber energi baru.
Methanol adalah energi yang salah satu proses pengolahannya mengambil biomassa bahan bakunya. Hal ini membuat Methanol menjadi sangat menarik untuk diteliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar altematiil karena selain bahan bakunya mudah cliperoleh di Indonesia, juga methanol tergolong bahan bakar dengan emisi gas buang yang rclatif kecil. Hal ini merupakan suatu usaha yang menuju ke arah diversivikasi bahan bakar, selain bahan bakar utama, yaitu gas alam dan minyak bumi, dan perwujudan lingkungan yang rendah tingkat polusinya.
Penggunaan methanol pada industri maupun kendaraan bermotor memerlukan pengkajian yang dalam, yaim dalam menentukan komposisi pemakaian bahan bakar jenis baru ini untuk memperoleh kinexja yang paling optimum.
Dalam penelitian ini, diuji karaktexistik pembakaran Methanol dan LPG pada AFR berbeda-beda dengan laju bahan bakar dan air scbagai parameter tetap.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Methanol memperlihatkan ki!1CIj3 yang paling optimum pada AFR stokiomeni dan eflisiensi pembakarannya lebih besar dari pada LPG.
"
1997
S36204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>