Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bralin Dwiratna
"Saat ini, perhatian khusus diberikan pada penelitian mengenai pemurnian produk biokimia dengan menggunakan metode membran cair emulsi (MCE), karena metode ini mampu menghasilkan derajat ekstraksi yang tinggi. Teknik membran cair emulsi ini menawarkan alternatif yang baik. Namun, proses pemurnian produk dengan metode MCE ini memiliki masalah dalam hal kestabilan emulsi, yaitu penggembungan emulsi (emulsion swelling) dan pecahnya membran (membrane breakage) Studi eksperimen terhadap reaksi batch asam laktat dengan menggunakan membran cair emulsi dilakukan dimana efek dari kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, dan rasio volume emulsi terhadap volume fasa akuatik eksternal (Ve:Vu) divariasikan. Variasi pada ekstraksi dengan menggunakan parameter tersebut berhasil diprediksi. Hasil ekstraksi terbaik diperoleh dengan komposisi membran terdiri dari Tributil Phosphat (TBP) 5 % (w/v), 7% (w/v) campuran surfaktan Span 80 dan Tween 20, dan kerosin dengan menggunakan kecepatan pengadukan 2400 rpm dan 40 menit waktu pengadukan pada pembuatan emulsi pertama. Sistem emulsi ini stabil dan mampu mengekstraksi asam laktat dari fasa eksternal sebesar 97, 8283% dengan waktu pengadukan 30 menit, kecepatan pengadukan 300 rpm, dan rasio Ve:Vu adalah 4:8.

Lately, special attention has been paid to the recovery of biochemicals by emulsion liquid membrane (ELM) processes because of their high degree of extraction. The liquid membrane extraction technique offers a good alternative. However, the ELM processes have been seriously flawed by emulsion swelling and membrane breakage. An experimental study of the batch extraction of lactid acid using an emulsion liquid membrane system is reported in which effect of speed mixing, time of mixing, and ratio emulsion volume to aquatic external volume (Ve:Vu) were varied. The variation in extraction as a result of those parameters are successfully predicted. The greatest extraction was obtained with composition of membrane consisted of Tributhyl Phosphate (TBP) 5 % (w/v), 7% (w/v) mixture surfactant Span 80 and Tween 20, and kerosine using the 2400 rpm speed of mixing and 40 minute time of mixing first emulsion. This emulsion system able to extract acid lactid from the external phase as much as 97, 8283 % in 30 minutes time of mixing, 300 rpm speed of mixing, and ratio Ve:Vu is 4:8."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kania
"Proses pemisahan bioproduct seperti asam organik membutuhkan kemurnianyang tinggi dan mengalami kendala karena harus memumikan senyawa dalam konsentrasi yang rendah dan kestabilan biomolekuler. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk memisahkan asam organik khususnya asam laktat secara efektif. Sistem membran cair emuisi (MCE) merupakan metode yang tepat untuk mengekstraksi asam organik karena sifat ekstraksinya yang berjalan simultan, dapat memisahkan zat terlarut pada konsentrasi rendah, dan membutuhkan waktu kontak yang singkat. Pada penelitian ini diekstraksi asam laktat menggunakan Tri Butil Posfat (TBP) sebagai ekstraktan. Span 80 sebagai surfaktan, dan kerosin sebagai pelarut organik. Untuk memperoleh suatu sistem membran cair emuisi yang stabil dan dapat menghasilkan persen ekstraksi yang tinggi, dilakukan pengamatan terhadap komposisi membran dan kondisi operasi yang mempengaruhi. Penentuan komposisi membran dilakukan melalui uji solubilitas maksimum berdasarkan nilai HLB (Hydrophilic-Lipophilic Balance) surfaktan dan uji kestabilan emuisi pertama. Sedangkan pengaruh kondisi operasi yang mempengaruhi ekstraksi membran cair emuisi (MCE) yang diamati adalah waktu pengadukan, rasio volume fasa emuisi terhadap fasa umpan, dan konsentrasi ekstraktan. Sistem Membran Cair Emuisi (MCE) dengan komposisi Tri Butil Posfat (TBP) 5 % (w/v), surfaktan Span 80 pada konsentrasi 5 % (w/v), dan kerosin sebagai pelarut organik dengan pengadukan selama 30 menit dapat menghasilkan emuisi pertama yang stabil selama pengamatan 8 jam. Sistem emuisi ini dapat mengekstraksi asam laktat dari larutan umpan sebanyak 98.14 % pada rasio volume fasa emuisi terhadap fasa umpan 1 : 2 dan waktu ekstraksi 30 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrini Prabandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyazmi
"Penelitian ini mengenai teknik pemisahan pemisahan ion Hg (II) menggunakan sistem Membram Cair Emulsi (MCE) yang komponen penyusunnya adalah fasa akuatik dalam fasa organik dan surfaktan. Fasa akuatik dalam adalah H2SO4 6N. Fasa organik terdiri dari ekstraktan (asam oleat), peiarut organik (kerosin). Surfaktan yang digunakan terdiri dari span-80 sebagai surfaktan tunggal, span-80 dengan tween (20,80,81,85 ) dan triton X-100 sebagai surfaktan campuran.
Untuk memperoleh suatu membran cair emulsi yang stabil dilakukan beberapa pengamatan yaitu penentukan nilai HLB campuran surfaktan yang tepat berdasarkan kelarutan maksimum fasa air dalam fasa minyak, penentuan nilai tegangan permukaan dan tegangan antarmuka cairan yang digunakan serta pengamatan terhadap kestabilan emulsi emulsi yang dihasilkan dengan variasi jenis dan konsentrasi surfaktan, waktu pengadukan dan konsentrasi ekstraktan.
Sistem Membran Cair Emulsi (MCE) dengan komposisi asam oleat 0,5 M, kerosin, 3% (w) surfaktan campuran span-80 dan tween-20 pada nilai HLB campuran 4,8, dapat menghasilkan suatu emulsi yang stabil selama 4 jam. Emulsi ini dapat mengektraksi ion Hg (H) dari larutan umpan sebanyak 97,3%. dengan menggunakan kecepatan pengadukan 300 rpm, rasio volume membran emulsi dengan fasa umpan sebesar 3:8 dan waktu pengadukan 35 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin S.
"Ekstraksi ion Hg(II) menggunakan Membran Cair Emulsi (MCE) dengan fasa organik yang baru diusulkan telah dilakukan. Fasa organik yang digunakan adalah asam oleat sebagai ekstraktan, Span-80 sebagai surfaktan tunggal, Span-80 dan Tween-20 sebagai surfaktan campuran, dan kerosin sebagai pelarut organik.
Untuk memperoleh persen ekstraksi ion Hg(II) maksimum, terlebih dahulu dilakukan uji kestabilan emulsi pertama (w/o) dengan berbagai konsentrasi asam oleat, surfaktan tunggal, dan surfaktan campuran, serta berbagai waktu pengadukan. Pada pembuatan emulsi kedua (w/o/w) atau tahap ekstraksi ion Hg(II), dilakukan percobaan dengan memvariasikan parameter-parameter berikut; rasio volum membran emulsi terhadap volum fasa akuatik umpan (Ve : Vu), kecepatan pengadukan, dan waktu pengadukan.
Ekstraksi ion Hg(II) maksimum diperoleh pada konsentrasi ekstraktan 0,3 M, konsentrasi surfaktan campuran 3%(w/v) dengan rasio Span-80 terhadap Tween-20 sebesar 96, 8 %(wt) : 3, 2 %(wt), rasio Ve : Vu sebesar 1 : 4, waktu pengadukan emulsi pertama 30 menit, waktu pengadukan emulsi kedua 25 menit, dan kecepatan pengadukan emulsi kedua 300 rpm. Kehadiran ion Ni(II), Cu(II), dan Mg(II) sebagai ion dalam fasa umpan tidak memberi efek yang signifikan pada kemampuan ekstraktan asam oleat untuk memisahkan ion Hg(II).
Hasil percobaan menunjukan bahwa membran cair emulsi dengan fasa organik yang terdiri dari ekstraktan asam oleat, surfaktan campuran, dan pelarut kerosin efektif mengekstraksi ion Hg(II) hingga 98,48 % dalam satu tahap pemisahan.

Separation of Hg(Il) using emulsion liquid membrane with new organics phase has been reported Organic phase used were oleic acid as extractant, span-80 as single surfactant, span-80 and tween-20 as mixture surfactants, and kerosene as organic solvent.
The maximum extraction of Hg(II), initiated by stabilization of first emulsion (w/o) with various step concentrations of oleic acid, single surfactant, mixture surfactant, and time of mixing. The second emulsions (w/o/w) or Hg(II) extraction step conducted using various parameters such as; ratio emulsion volume to aquatic external volume (Ve : Vu), speed mixing, and time of mixing.
Maximum extraction of Hg(II) is resulted from 0.3 M extractant concentration, 3% (w/v) mixture surfactant with ratio of span-80 to tween-20 as much as 968% (wt) : 3.2% (wt), ratio of Ve : Vu is 1 : 4, 30 minute time of mixing first emulsion, 25 minute time of mixing second emulsions, 300 rpm speed of mixing second emulsions. The presence such as Ni(M,Cu(I2), and Mg(II) as other ions in the external phase showed no sign j1cant effect to the extraction ability of oleic acid to separate Hg(II).
The results of experiment indicated that emulsion liquid membrane with organic phase consists of oleic acid extractant, mixture surfactants, and kerosene solvent were effective to extract Hg(II) up to 98.48% in one stage separation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Salah satu teknik pemisahan dengan menggunakan membran adalah sistem membran cair ernulsi (emulsion liquid membrane), yang merupakan pengembangan dari teknik pemisahan yang sudah dikenal lebih dahulu, yaitu sistem ekstraksi pelarut (solvent extracion).
Mernbran cair emulsi dibuat dengan cara membentuk emulsi ganda dari dua zat cair yang tidak saling larut. Emulsi pertama merupakan emulsi air dalam minyak (wlo), kemudian didispersikan ke dalam fasa kontinyu yang merupakan lammnfasaakmtHcumpan,dimanadidahmnyaterlamtzatyangakandipisahlmn
Kemampuan ekstraksi untuk setiap sistem berbeda-beda, dipengaruhi oleh jenis ekstraktan (zat pembawa), konsenlrasi ekslraktan, kecepatan pengadukan, perbandingan volume, pH fiasa umpan, dan sebagainya.
Logam cadmium dapat dipisahkan dengan menggunakan sistem membran cair ernulsi. Salah satu ekstral/:tan yang sering digunakan untuk sistem ini adalah D2EI-IPA (di-ze:/zyfhexyl-phosparic acid).
Penggunaan DZEHPA d¢ngan pelaxut tetradecane dan surfaktan ECASOZS mampu mengekstraksi iogam dari suatu larutan umpan sebesar 100%."°' Pada penelitian ini diguuakan sistem membran cair emulsi D2EI-IPA-Span 80-Isopar H.
Sebelum eksperimen membran cair emulsi dilakukan, terlebih dahulu dilaksanakan eksperimen penentuau kestabilan emulsi, untuk mengetahui perbandingan volume fasa org:-mjk terhadap ibsa akuatlk internal, dan untuk rnengetahui waktu kestabilan emulsi pertama.
Dengan melakukan variasi konsenirasi ekslralctan sebanyak tiga kali yaitu untuk 5, 7, dan 10% berat serta kecepatzn pengadukan emulsi kedua untuk 300, 350, dan 400 rpm, kemampuan ekstraksi untuk sistem ini dapat diketahui. Pada penelitian ini diketahui bahwa secara umum, peningkatan konsentrasi ekstraktan dan kecepatan pengadukan akan meningkatkan hasil ekstraksi. Tetapi kecepatan pengadukan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan penurunan jumlah logam yang terekstraksi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Kurniasari
"Pemisahan bioproduk seperti asam laktat membutuhkan kemurnian yang tinggi untuk aplikasi industri. Selain itu, proses separasi dan purifikasinya kerap mengalami kendala karena harus memurnikan senyawa dalam konsentrasi yang rendah dan kestabilan biomolekuler. Sistem ekstraksi cair-cair (ECC) merupakan salah satu metode yang banyak dipakai untuk memisahkan asam laktat dari impuritasnya. ECC dapat memisahkan zat terlarut pada konsentrasi rendah. Pada penelitian ini, asam laktat diekstraksi menggunakan campuran tri-n-butylamine (TBA) dalam kloroform sebagai ekstraktan. Pengamatan dilakukan pada berbagai rasio volume ekstraktan organik untuk memperoleh ekstrak 20 mL asam laktat yang optimal. Variasi juga dilakukan pada kisaran suhu 25 ? 50 °C. Analisa kandungan asam laktat dilakukan dengan metode titrasi dan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume asam laktat yang paling optimal dalam mengekstrak 40% (v/v) asam laktat adalah sebesar 40,12 mL TBA dalam 10 mL kloroform. Adapun suhu optimal yang digunakan dalam proses ECC adalah sebesar 30°C.
Bioproduct separation such as lactic acid need high purity for industrial application. Besides, separation pr°Cess and purification usually has problem because it has to purified compound in low concentration and biomolecular stability. Liquid-liquid extraction system (L/LE) is one of many methods used in lactic acid purification from its impurities. L/LE can separate soluted in low concentration. In this observation, lactic acid extracted by Tri-n-butylamine (TBA) mixture in chloroform as extractant. The research carried out in ratio variation of volume organic extractant to obtain 20 mL optimum lactic acid in extract. Temperature variation is on 25 ? 50 °C range. Lactic acid analization on organic phase use titration and HPLC method. The results shows that the most optimum volume extractant to extract lactic acid 40% (v/v) is 40,12 mL TBA in 10 mL of chloroform. The optimum temperature used in ECC pr°Cess is 30°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Wahyuadi Mudaryoto
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>