Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Prasetio
"Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, sebagai rumah sakit yang baru berdiri memerlukan rancangan proses bagi pelayanan rawat jalannya. Dalam merancang proses pelayanan rawat jalan tersebut, harus memperhatikan beberapa kriteria agar proses tersebut dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.
Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang proses pelayanan rawat jalan RSUD Cengkareng. Adapun model awal yang digunakan dalam perancangan tersebut adalah proses pelayanan rawat jalan Pasar Rebo. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa keduanya memiliki status yang sama dan juga memiliki konsumen yang sama dengan jumlah yang sama.
Dalam perancangan proses pelayanan rawat jalan ini, beberapa kriteria digunakan agar proses yang dirancang bagi RSUD Cengkareng dapat memberikan palayanan yang lebih baik lagi dari RSUD Pasar Rebo. Selain itu, juga dimasukkan di dalamnya beberapa batasan, seperti jumlah komputer, SDM dan juga keterbatasan layout bangunan.
Dalam penelitian ini, dihasilkan suatu alur proses proses pelayanan rawat jalan berupa flow chart. Selain itu, juga dirancang serta diperhitungkan segala faktor pendukungnya seperti disain formulir, dokumen, dan perhitungan kebutuhan komputer dan SDM. Bagian akhir dari penelitian ini adalah bentuk dasar diagram hibungan entitas sebagai dasar sistem database pelayanan rawat jalan RSUD Cengkareng."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Ramadhanto
"Tidak adanya sistem informasi yang memadai di RSUD akan berakibat pada terjadinya duplikasi data selama proses pencatatan, rekapitulasi, serta pelaporan data. RSUD Cengkareng yang sedang dalam tahap pembangunan sangat membutuhkan sistem informasi yang mampu mendukung pelayanan administrasi umum dan keuangan, termasuk di dalamnya proses penerimaan kas di instalasi rawat jalan dan rawat inap. Kedua instalasi ini menjadi fokus utama perancangan, karena besarnya jumlah transaksi keuangan yang terjadi di kedua instalasi tersebut.
Perancangan dilakukan melalui penelitian di RSUD Pasar Rebo karena RSUD tersebut memiliki kemiripan dengan RSUD Cengkareng, diantaranya adalah besarnya jumlah pasien serta pelayanan yang ditujukan untuk ekonomi menengah ke bawah. Perancangan proses penerimaan kas pelayanan rawat inap dan rawat jalan sebagai masukan pengembangan sistem informasi akuntasi di RSUD Cengkareng yang berbasis komputer ini dilakukan dengan cara pembuatan model proses (process modeling) dengan menggunakan alat diagram alir (flow chart), serta pembuatan model data (data modeling) dengan menggunakan alat diagram hubungan entitas (entity relationship diagram).
Melalui perancangan ini maka duplikasi data selama proses transaksi, rekapitulasi data, dan laporan berlangsung dapat diminimalisasi, serta penyediaan laporan yang berhubungan dengan penerimaan kas rawat jalan dan rawat inap untuk intern (RSUD Cengkareng) dan ekstern (Pemerintah DKI Jakarta) dapat dipercepat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Hanna
"Penelitian ini dilatar-belakangi oleh fakta bahwa BOR Unit stroke center RS Islam Jakarta rata-rata hanya 44,72% sejak berdirinya (2000) sampai tahun 2003. Padahal unit Stroke Center ini merupakan salah satu pelayanan rawat inap unggulan RS Islam Jakarta. Pihak manajemen membuat perhitungan bahwa untuk mencapai BEP diperlukan minimal BOR 65% pada unit Stroke Center dalam waktu tiga tahun.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor input dan proses pelayanan yang menyebabkan rendahnya BOR Unit Stroke Center RS Islam Jakarta
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, mulai tanggal 25 April sampai dengan 25 Juni 2004, menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis diskriptif Penelitian ini melibatkan 45 informan, 28 orang terlibat dalam wawancara mendalam, dan 17 orang dalam FGD.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rendahnya BOR unit Stroke Center sejak berdirinya sampai tahun 2003 disebabkan oleh beberapa input yaitu organisasi dan manajemen, lingkungan fisik dan SOP tidak mendukung pelayanan Unit Stroke Center. Dari aspek proses pelayanan, sikap dokter, perawat dan petugas administrasi belum baik. Hal ini dikarenakan dalam membuat Unit Stroke Center tidak dilakukan studi kelayakan. Dari aspek struktur organisasi, masih disamakan dengan ruang rawat inap umum lainnya. Dari aspek personel kepala seksi dijabat oleh sarjana perawat yang dalam tugasnya membawahi tiga ruang inap lainnya. Sedangkan koordinator dijabat oleh dokter spesialis syaraf tidak tetap, yang mana koordinator tersebut bukan jabatan struktural.
Proses pelayanan yang diberikan Dokter, Perawat dan Petugas administrasi secara umum belum baik. Beberapa aspek pelayanan yang perlu perbaikan berkaitaan dengan masalah waktu (dokter), keramahan dan perhatian (dokter, perawat dan petugas administrasi) serta sikap tidak membeda-bedakan pelanggan kesehatan (petugas administrasi). Dalam kegiatan-kegiatan di Unit Stroke Center, belum ada standar operasional prosedur-nya (SOP). Disamping itu juga belum ada SOP stroke pathway dan kriteria GCS yang masuk dari UGD maupun dari poli klinik syaraf., sehingga masih banyak pasien yang dirawat di ruang rawat inap umum, bukan di stroke center.
Kelengkapan fasilitas/peralatan sudah cukup, tetapi jumlah dari beberapa peralatan masih belum sesuai dengan jumlah tempat tidur.Lokasi ruangan, tata ruang dan lingkungan fisik Unit Stroke Center belum memperhitungkan konsep aksesibilitas ruangan dari segi ergonomi penderita stroke dan lingkungan maupun sasaran (goal) Bari perawatan penderita stroke, yaitu kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).
Dalam penetapan tarif, masih belum dilakukan secara komprehensif yaitu melalui perhitungan bisnis dan studi banding, sehingga sulit menentukan kapan BEP dapat dicapai dengan BOR tertentu. Belum ada kebijakan pemasaran khusus (focus) untuk Unit Stroke Center, walaupun ditetapkan sebagai salah satu produk unggulan rawat inap di RS Islam Jakarta. Pendapatan Stroke Center Unit sampai saat ini kurang lebih barn mencapai sepertiga dari total biaya yang dikeluarkan unutk operasional Stroke Center Unit.
Berdasarkan pendidikan dan status social-ekonomi pasien, bekas pasien dan keluarga pasien, menunjukkan sikap yang semakin kritis terhadap pelayanan, fasilitas dan lingkungan fisik Unit Stroke Center.
Dalam pembuatan Stroke Center Unit RS Islam Jakarta pihak manajemen tidak melakukan studi kelayanan terlebih dahulu. Sehingga banyak terjadi kekurangan - kekurangan dalam aspek pelayanan, lingkungan dan organisasi manajemen. Akan tetapi Stroke Center Unit mempunyai nilai indikator kinerja berdasarkan nilai LOS, TOI dan BTO yang cukup baik. Sehingga jika manajemen cukup jeli ini bisa menjadi asset sumber pendapatan yang baik untuk rumah sakit. dengan memperbaiki kekurangan - kekurangan yang ada dari berbagai aspek diatas, maka bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan memuaskan pelanggan.

Analysis Factors of Services that Influence Bed Occupancy Rates in Stroke Center Unit - Jakarta Islamic Hospital. (2000-2003)This research was based on fact, that BOR of stroke center in RSIJ average value is 44.72% per year since it was built in 2000 until 2003. However, this unit is one of the prestigious services among other in hospital services in RSIJ. The management forecasted to reach the number of BEP for stroke center unit. It needs to maintain at least 65% BOR with in 3 years. The focus of this research is to discover all factors that causing minimum BOR (less than 65%) in stroke center RSIJ.
This research was conducted for 2 months, began in April 25th 2004 until June 25th 2004, using qualitative approach with descriptive analysis methods. This research conducted with 45 participants as informants.
This research indicates, the factors that causing minimum BOR of stroke center RSIJ since it was built ini 2000 until 2003 was caused by several input factors, including management and organization, physical environment, and Standard Operational Procedures that minimally supported Stroke Center RSIJ. From the services process aspects, from doctors, nurses, and administration clerk performance, they perform poorly. Those problems arose because before building Stroke Center Unit in RSIJ, the management less conducted feasibility study toward Stroke Center projects
From organizational structure aspects, Stroke Center Unit as special in-hospital services has no special organizational structure; it has the same organizational structure as the other common in-hospital services. And than from the human resource aspects, the head of stroke center held by a nurse, who has completed graduate nursery program, who also headed three other in-hospital services. As the head coordinator, the management chooses a part time medical doctor, who specialized in neurology as head of coordinator.
Services process which given by doctors, nurses and administrator clerk mostly not good enough. And some services aspects need several adjustments in term of time (doctors) hospitality and attention (doctors, nurses, and administrator clerk), their attitudes toward few customers (administration clerk). During activity in stroke center unit, there was lack of standard operational procedures. Beside there was not found some documents about standard operational procedures (SOP) stroke pathway and patient criteria based on GCS performance from Emergency Room or neurology clinics. So that, there are many in-patient client with stroke, received treatment in common in-hospital room services, rather than in stroke center unit.
Stroke center facility is quite good, but numbers or the equipment still adjust with the number of beds. The location, design and physical environment of stroke center unit still not consider the accessibility factors and ergonomics factors for the stroke patient. And even the environment or treatment goals from the nurses still far from the stroke philosophy, which was independency in Activity Daily Living.
In cost behavior problems, including setting prices, the management did not do comprehensive business plan and feasibilities, so that the management facing difficulties setting the right Break Even Point (BEP) with correct value of BOR. There was no special marketing planning for stroke center unit, even though it was one of the prestigious in-hospital services. Until now, the Stroke Center Unit's income compare to its unit's expenditure is one and a third revenue to cost.
Based on the patients, former patients and families knowledge and social-economics status, showing several critical attitudes toward services facilities and physical environment of stroke center unit.
In creating Stroke Center Unit, at first the management did not conducted feasibilities study. Because of that, stroke unit had a lot of disadvantage in services aspects, environment and management organization. On the other hand stroke center unit had better performance based on LOS, T01 and BTO value. If management has certain attention this number could be a valuable asset to improve the disadvantages factors, and improve the quality of services and satisfy the consumer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nashira Nattaya
"Waktu tunggu yang lama merupakan masalah yang kerap terjadi pada pelayanan publik di berbagai negara. Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan publik tidak seharusnya memberatkan pasien dengan waktu tunggu yang lama, terutama pada lansia. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia dan prevalensinya terus meningkat seiring pertambahan usia. Proyeksi peningkatan populasi lansia yang signifikan di Indonesia merupakan tantangan bagi unit kardiologi di rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi layanannya.
Penelitian ini bertujuan merancang perbaikan proses layanan rawat jalan pada unit kardiologi (poliklinik jantung) untuk mendapatkan optimalisasi waktu keseluruhan pelayanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Business Process Reengineering dan mempertimbangkan peluang dari perkembangan teknologi dalam perancangan solusi perbaikan proses.
Studi kasus dilakukan pada suatu rumah sakit swasta di Tangerang Selatan, Indonesia. Empat skenario rancangan perbaikan proses disimulasikan dengan software iGrafx BPMN dan hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan Internet of Things (IoT) untuk penangkapan data Rekam Medis Elektronik (RME) menghasilkan proses yang paling efisien, dengan penurunan waktu keseluruhan kunjungan pasien rawat jalan sebesar 46,94%.

Long waiting time is an issue in most public services around the world. Hospital as a healthcare facility should not stress its patients with long waiting time, especially when it comes to elderly. Cardiovascular disease (CVD) represents 31% of global deaths and its prevalence rate escalates as aging. Expecting a significant increase in elderly, outpatient cardiological clinics in Indonesia are facing efficiency challenge.
This study aims to design process improvement in outpatient cardiological clinic in order to gain the optimized spent by patients. This research utilizes Business Process Reengineering approach and opportunity given by latest technology in designing the improvement.
A case study is conducted at a private hospital in South Tangerang, Indonesia. Four scenarios of process improvement design are simulated using iGrafx BPMN software. The research outcome shows that using Internet of Things (IoT) for Electronic Medical Record (EMR) data capture results in the most streamlined and efficient outpatient workflow, reducing about 46.94% of time spent in one outpatient visit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shagova Maulana Khalafiano
"Paper ini meneliti dampak dari rekayasa ulang proses bisnis dalam mengurangi waktu tunggu dokter di rumah sakit. Dengan menerapkan strategi dan teknologi inovatif, studi ini bertujuan untuk mencapai pengurangan waktu yang signifikan dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan di rumah sakit, mengacu pada indikator kualitas nasional Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Melalui analisis menyeluruh terhadap proses saat ini dan integrasi metodologi baru, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana rekayasa ulang proses bisnis dapat menghasilkan peningkatan hasil pasien, pengurangan waktu tunggu, dan peningkatan efisiensi operasional.

This paper examines the impact of business process reengineering on reducing doctor waiting time in a hospital. By implementing innovative strategies and technology, the study aims to achieve significant time reduction and enhance overall efficiency in hospitals, referring to the Indonesian national quality indicator set by the ministry of health. Through a thorough analysis of current processes and the integration of new methodologies, this research explores how business process reengineering can lead to improved patient outcomes, reduced wait times, and increased operational efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardelia Atila Patriajaya
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pelanggan perusahaan pelayaran nasional yang diukur dengan metode SERVQUAL. Beberapa gap terbesar antara persepsi dan harapan pelanggan, diperbaiki dengan metode Business Process Reengineering. Pengambilan data dilakukan kepada para pengguna jasa di salah satu perusahaan pelayaran nasional sebagai responden dengan 20 (dua puluh) kuesioner service quality serta wawancara dengan pihak top management perusahaan pelayaran nasional. Permasalahan diselesaikan dengan merancang proses baru, meningkatkan sistem informasi dan menerapkan rencana perbaikan dengan metode Business Process Reengineering (BPR). Dibangun lima buah scenario perbaikan yang akan disimulasi dengan menggunakan software oracle BPM.
Dari lima skenario yang ada, scenario 5 merupakan scenario terbaik dengan  perbaikan proses berupa penghapusan non value added activities, perbaikan proses dengan membuat sistem automatic CODA, perbaikan proses dengan membuat sistem automatic vessel tracking, dan adanya perbaikan proses dengan cara penggantian personel yang melakukan aktivitas, agar langsung dilakukan oleh personel yang memiliki kompetensi yang tepat. Simulasi skenario 5 menghasilkan pengurangan waktu proses operasional kualitas pelayanan  sebesar 77.30% menjadi  51.4  hari.

This study was conducted to determine customer satisfaction of national shipping company and measured by SERVQUAL method. Some of the largest gap between perceptions and expectations of customers, will be improved with Business Process Reengineering method. Data collecttion was performed to the charterer who used national shipping industry as a respondent with 20 (twenty) questionnaires on service quality, and interviews with the top management of the national shipping company. Problems are solved by designing new processes, improving the information systems and implement an improvement plan with the methods of Business Process Reengineering (BPR). In the study, five scenario improvement is being  built using Oracle BPM software.
From all scenarios, scenario number 5 (five) have the best result, this scenario includes removing non-value added activities, improving the process by creating an automatic CODA system, creating of automatic vessel tracking system, process improvement  by replacing personnel with the right skills and competencies. This reduces service quality  operational time by 77.30%   to 51.4 days."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T52198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Tumbur Agustin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah ketersediaan barang yang dapat menimbulkan keluhan konsumen dengan menggunakan pendekatan Business Process Reengineering pada sebuah perusahaan perdagangan suku cadang otomotif. Dengan memetakan kembali proses bisnis yang terjadi di perusahaan dapat diperoleh sebuah pemahaman yang benar mengenai proses yang terjadi di perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Pendekatan dalam merancang proses bisnis dapat menggunakan pendekatan secara sistematis dan pendekatan clean sheet (menggunakan metode idealisasi). Kedua pendekatan ini dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Perbandingan dari proses sekarang dan proses yang dirancang belum memberikan hasil yang maksimal hal ini terjadi karena adanya perbedaan aktivitas antara aktivitas saat ini dengan aktivitas yang dirancang. Perbedaan aktivitas ini menyebabkan perubahan budaya kerja dari budaya kerja administratif ke budaya kerja yang lebih terencana. Kesiapan dukungan sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kelancaran implementasi proses bisnis yang baru.

ABSTRACT
This research aims to solve the problem of availability of goods which can lead to consumer complaints using Business Process Reengineering approach on an auto spare parts trading company. By mapping business processes that occurred back in the company can be obtained by a correct understanding of the processes occurring in the company so it can be repaired. Approach in designing business processes can use a systematic approach and a clean sheet approach (using the method of idealization). Both approaches are combined to obtain better results. Comparison of the current process and process designed yet provide maximum results this is the case because of the difference in activity between the current activity with the activities designed. These differences lead to changes in the activity of the working culture of administrative work culture to work culture more planned. Preparedness information system support is needed for the smooth implementation of new business processes."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amaliyah Agustin
"Efisiensi proses dibutuhkan pada produksi jus kemasan untuk memenuhi permintaan produk yang terus meningkat. Proses produksi yang dilakukan secara manual menyebabkan kerugian waktu, menimbulkan risiko bottleneck, dan menghasilkan waste karena pengerjaan proses membutuhkan waktu lama. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses produksi jus kemasan dengan mengeliminasi waste yang terjadi sehingga produktivitas dan efisiensi proses meningkat. Process Activity Mapping dan Waste Assessment digunakan untuk pemetaan aktivitas dan identifikasi waste. Perancangan perbaikan dilakukan dengan pendekatan Business Process Reengineering (BPR) melalui implementasi kombinasi BPR best practices dan simulasi menggunakan perangkat lunak iGrafx. Perbaikan dilakukan pada keseluruhan proses produksi yang memiliki tiga tahapan yaitu tahap pembuatan puree, tahap produksi, dan tahap pengemasan. Penelitian ini menghasilkan tiga rancangan alternatif solusi perbaikan. Model dari tiga rancangan solusi perbaikan kemudian disimulasikan dan menghasilkan waktu proses produksi yang berbeda untuk setiap solusi. Solusi ketiga menunjukan penurunan waste sebesar 47,62% yang menghasilkan peningkatan efisiensi terbaik yaitu sebesar 57,62%.

Process efficiency is required in packaged juice production to meet the greater demand of its product. The manual production process causes time loss, poses a bottleneck, and results in waste due to the time-consuming process. This study aims to design an improvement in the production process of packaged juice by eliminating the waste that occurs to increase the productivity and efficiency of processing. Process Activity Mapping and Waste Assessment are used to map the activities and identify waste. The improvement design is executed using a Business Process Reengineering (BPR) approach through implementing a combination of BPR best practices and simulation using iGrafx software. Process improvement involves the entire production process that consists of three stages, namely the stage of making puree, the stage of production, and the stage of packaging. This research resulted in three alternative designs of improvement solutions. The three models of the improvement solutions are then simulated and produce a different production process time for each solution. The third solution shows a 47.62% decrease in waste, and thus it results in the best efficiency increase of 57.62%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ershabella Christy
"Skripsi ini membahas langkah-langkah perbaikan proses bisnis dengan menggunakan metode Business Process Reengineering (BPR). Proses bisnis yang menjadi objek adalah finished good quality release di divisi Quality Food Safety. Hasil akhir dari studi ini adalah sebuah strategi bisnis yang merupakan solusi dari permasalahan yang terjadi dalam proses ini.
Dalam pencapaian solusi, dilakukan proses evaluasi, rekayasa ulang, dan perbaikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning). Untuk memprediksi implementasi perbaikan, digunakan perangkat lunak Oracle®. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa solusi yang diajukan dapat menurunkan process lead time dan meningkatkan kuantitas quality report yang dirilis.

The focus of this study is to conduct business process improvement using Business Process Reengineering (BPR). The objective process is finished good on time release in Quality Food Safety Division. The deliverable key of this study is some comprehensive business strategies which are the solutions of the root problems.
To achieve the goal, evaluation, reengineering, and improvement the ERP system are conducted. To visualize the predicted implementation, a simulation model is built using software Oracle®. The output of simulation showed that proposed solution could effectively reduce the process lead time and increase the number of quality release.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"RSUD Cengkareng sebagai rumah sakit umum daerah milik pemerintah daerah diperuntukan untuk melayani kesehatan masyarakat secara luas. Karena itu sebagian besar pasien yang datang adalah masyarakat dari golongan menengah ke bawah, Dengan kondisi demikian maka dapat diperkirakan volume pasien yang datang akan tinggi Karena itu kecepatan pelayanan menjadi tuntutan dalam menjalankan rumah sakit ini. Segmentasi masyarakat menengah ke bawah menyebabkan kebutuhan untuk kelas 3 rawat inap menjadi tinggi. Karena itu pada rumah sakit ini kapasitas kelas 3 menjadi terbesar dan penanganan kecepatan pelayanan terfokus. untuk kelas ini mengingat jumlah pasien yang besar. Permasaiahan yang timbul dalam pelayanan rawat inap tersebut adalah lamanya proses masuk rawat inap dikarenakan tidak diketahuinya secara cepat jumlah tempat yang tersedia. tidak adanya sistem antrian reservasi. dan juga proses keluarya billing pasien saat akan keluar yang membutuhkan waktu lama. Masalah tersebut dapat diatasi dengan merancang dasar sistem inforrnasi untuk proses rawat inap dengan berbasiskan jaringan komputer. Pcrancangan ini meliputi pembuatan rancangan proses dan model data. Dalam penglolahan data juga dilakukan penentuan fungsional SDM rawat inap dan perancangan penunjang proses rawat inap yang meliputi dokumen rawat inap, penomoran tempat tidur, job description, pewarnaan rekam medis rawat inap, untuk mendukung proses yang telah dirancang"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>