Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Gustap Hasudungan
"Penelitian kekuatan material komposit berpenguat serat pisang abaca untuk aplikasi badan kapal adalah sebuah pembahasan ilmiah yang menarik untuk mendapatkan alternative komposit yang baru yang dapat diaplikasikan untuk membangun kapal. Serat alam diaplikasikan sebagai penguat dengan resin epoxy. Serat alam sendiri memiliki keunikan dari segi karakteristik mekaniknya dan ketersediaannya yang berlimpah. Dari keunikannya tersebut perlu dilakukan penelitian yang serius. Penelitian kali ini dilakukan untuk melihat karakteristik mekanik dan mengevaluasi penggunaan komposit berpenguat serat alam dengan orientasi multidirectional (0/90/_45). Sampel di siapkan dan dibagi sesuai dengan fraksi volumenya. Adapun uji ynag dilakukan meliputi uji tarik dan uji lentur yang duji di laboaratorium untuk melihat kekuatan tarik, modulus tarik, kekuatan lentur dan modulus lenturnya pada fraksi volume 0,2 dan 0,3.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Komposit Abaca memiliki nilai terdekat dengan nilai yang ada pada peraturan BKI, Lloyd Register, dan Germanischer Lloyd. Dari hasil test lentur didapat nilai kekuatan lentur sebesar 139,26 MPa dan nilai modulus lentur sebesar 7567,8 MPa ketika fraksi volume fiber 0,3. Tetapi nilai dari kekuatan tarik hanya 28,38 MPa atau sepertiga dari nilai yang ada diperaturan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara Modulus Young dengan kenaikan fraksi volume fiber.

The research on the strength of Abaca natural fiber reinforced composite for Ship Hull Consruction is an interesting subject to get a new composite material which can be applied for boat bilding. Natural fiber is used to as reinforcement mixed with matrix resin epoxy. Abaca Natural Fiber has self uniques mechanical properties and widely avalaible. Based on it's research is carried out. These research is done to observe mechanical characteristic and to evaluate the application of reinforced Abaca composite which have multidirectional (0/90/_45). Orientation.The specimen were prepared and crested with the variation of fraction volume. The observation test includes tensile and flexural testing and tested in the laboratory for its Tensile Strength, Modulus Tensile of Elasticity, Flexural Strength and the Modulus Flexural of Elasticity with fiber orientation at 0,2 and 0,3 fiber fraction volume.
The results showed that Abaca Composite have the nearest value with the value from BKI, Lloyd Register, and Germanischer Lloyd. From flexural test, the Flexural Strength of composit Abaca is 139,26 MPa and Modulus Flexural Of Elasticity is 7567,8 MPa. when the fraction volume 0,3.But the value of Tensile Strength only 28,38 MPa or about one third of the rules. The results showed that there are relationship between increasing the fiber volume fraction with Young's Modulus at different fiber orientation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Olaf Julian
"Riset tentang material alternatif dalam pembangunan badan kapal merupakan topik yang menarik untuk dikaji. Penggunaan material besi atau baja pada pembangunan badan kapal yang telah umum digunakan dapat mengakibatkan terjadinya korosi dalam jangka waktu tertentu serta memiliki biaya pemeliharaan yang cukup tinggi. Salah satu riset yang telah berkembang yaitu penggunaan komposit dalam pembangunan badan kapal menggunakan serat alam. Dengan ketersediaan di alam yang melimpah,dapat diperbaharui, memiliki ketahanan terhadap korosi, dan memiliki biaya pemeliharaan yang rendah diharapkan komposit berpenguat serat alam dapat menjadi bahan alternatif dalam pembangunan badan kapal.
Penelitian kali ini dilakukan untuk melihat karakteristik mekanik dan mengevaluasi penggunaan komposit berpenguat serat alam dengan beberapa lapis (laminar). Serangkaian pengujian antara lain uji tarik dan uji lentur untuk mengetahui kekuatan tarik, modulus tarik, kekuatan lentur, dan modulus lenturnya pada komposit 4 lapis dengan orientasi [00/900] dan 6 lapis dengan orientasi [-450/450].
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara banyaknya jumlah lapisan dengan modulus young. Hasil dari pengujian juga menunjukkan bahwa komposit abaka dengan beberapa lapisan masih memiliki nilai di bawah standar yang telah ditetapkan oleh peraturan BKI dan Llyod Register.

Research of alternative materials for ship hull construction purposes is an interesting subject to study. Application of steel material for ship hull building which commonly usage has a result corrosions in certain time including high maintenance cost. One of the developed research that is application of natural fibre for ship hull construction. Availability in nature with abundant, renewable, and also have a resistant to corrosion with minimum maintenance cost to be expected as a material alternative for ship hull construction.
These research is carried out to observe mechanical characteristic and also to evaluate an application of Abaca natural fibre reinforced composite with several layers. The series tests including tensile and flexural testing to know tensile strength, modulus tensile of elasticity, flexural strength, and modulus flexural of elasticity with 4 (four) layers composite with fibre orientation [00/900] and 6 (six) layers with fibre orientation [-450/450].
The results showed, that there are relationship between numbers of layer with Young s Modulus. The results also showed that Abaca Natural Fibre composite with several layers still have the value below the standard of rules of BKI and Llyod Register.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38095
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dirajaya PR
"Penelitian kekuatan komposit ferrocement dengan penambahan serat serabut kelapa untuk aplikasi lambung kapal adalah sebuah pembahasan ilmiah yang bertujuan untuk mendapatkan komposit yang baru dan dapat diaplikasikan sebagai material pembangun kapal.Serat alam yaitu serat serabut kelapa diaplikasikan sebagai serat (fiber) pada komposit FRC (Fiber Reinforced Concrete) jenis ferrocement. Serat alam sendiri memiliki kelebihan daripada serat sintetis dari segi karakteristik mekaniknya dan ketersediaannya yang berlimpah. Hal inilah yang menjadi latar belakang perlu dilakukannya penelitian mengenai serat alam.
Penelitian kali ini dilakukan untuk melihat karakteristik mekanis dari komposit tersebut. Sampel uji yang digunakan divariasikan sesuai dengan fraksi volumenya yang telah disesuaikan oleh persyaratan penggunaan serat pada FRC. Dilakukan pengujian di laboaratorium untuk melihat kekuatan tarik, besarnya defleksi,lebar retak,berat spesifik, water absorbtion dan kandungan air dari sampel uji. Dimana karateristik tersebut dibandingkan dengan data mekanis ferrocement yang telah diaplikasikan pada lambung kapal. Sedangkan sampel uji dengan penambahan serat serabut kelapa berkisar 5,7.5, 0 % dari volume fraksi sample.
Dari hasil pengujian test lentur dan didapat nilai kekuatan Beban lentur sebesar 403,33 ; 473,33 ; 501,67 dan 460 N pada masing-masing spesiemen (0,5,7.5 dan 10%), sedangkan dalam analisa struktur tegangan tarik pada masing-masing spesimen A =4,698 Mpa (681,377 psi),spesimen B = 5,833Mpa (826,247 psi),Spesimen C = 5,697 Mpa (845,995 psi) dan Spesimen D = 4,31 Mpa (625,213 psi). Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara defleksi, lebar retak, water absorbtion dan kandungan air dengan kenaikan fraksi volume serat serabut kelapa.

The research of ferrocement composite with adding coconut fiber for ship hull application is an scientific subject that purpose to get a new composite and applied for boat building. Natural fiber that's coconut fiber is used to as reinforcement in fiber reinforced concrete (FRC) inside of ferrocement. Coconut natural fiber has self uniques mechanical properties and widely available than syntetic fiber which is used for reinforcement. Based on it's research is carried out.
The research is done to observe mechanical properties of ferrocement composite. The variation of sample tests are prepared according to faction volume that's qualify of fiber reinforced concrete (FRC). Tests are done at laboratory to observe tensile strength, level of deflection, wide of crack, specific weight, water absorption, water content of sample tests. Those properties compare with mechanical properties of ferrocement that's applied for hull ship construction. The variation of sample tests which is adding of coconut fiber based on 5 %, 7,5 % and 10 % of faction volume.
The result of test shows flexural strength values are 403,33 ; 473,33 ; 501,67 dan 460 N for each specimen (0%,5%,7.5% and 10% faction volume). Result of analysis structure shows the tensile strength for each specimen that specimen A =4,698 Mpa (681,377 psi); specimen B = 5,833Mpa (826,247 psi); specimen C = 5,697 Mpa (845,995 psi) and specimen D = 4,31 Mpa (625,213 psi). The result shows relation of deflection, water absorption, water content with level of faction volume coconut fiber on specimen too.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Budiman
"Material utama pembuatan kapal seperti baja merupakan material yang sulit di daur ulang dan sudah menjadi material yang langka. Oleh karena itu diupayakan untuk menggantikan material baja tersebut dengan material baru seperti komposit. Dalam penelitian ini akan diteliti atau diadakan percobaan komposit dengan serat alam. Serat alam yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat bambu. Sedangkan matriks atau pengisi yang digunakan adalah resin jenis epoksi resin. Pembuatan komposit tersebut adalah dicetak pada suatu cetakan dengan ukuran tertentu. Setelah hasil cetakan tersebut jadi, kemudian hasil cetakan tersebut dipotong untuk dijadikan spesimen sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Tahap selanjutnya adalah pengujian terhadap material tersebut. Adapun uji yang dilakukan adalah uji tarik (tensile test) dan uji lentur (flexural test) dengan standar ASTM. Tujuan dari pengujian material tersebut adalah untuk mendapatkan nilai kekuatan mekanik dari material tersebut...

The main material of shipbuilding such as steel is the material that difficult in recycle and has become scarce material. therefore, the new material such as composite must replace steel. The composite what we means is the composite which has fulfilled material standard development of ship. This research is to make composite within natural fiber. Natural fiber in this research is bamboo fiber. While the filler or matrix which we use is epoxy resin. The material composite that we use is made at one particular selected moulding. After that, the moulded material is cut by grindstone. The purpose of cutting material is to get qualified specimen. The dimension of that specimen based on ASTM and test standard. Next step is do testing to that material. The testing is tension testing and flexural testing. both of them result the strength of that or mechanical properties of the material. From this values we can know and judge that this composite can use in hull of ship or not..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syuherman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randi
"Sekarang komposit telah semakin sering digunakan dalam aplikasi maritim, tidak hanya sebagai komponen-komponen dari mesin dan peralatan yang ada di kapal tetapi juga sebagai material yang digunakan dalam pembuatan kapal itu sendiri. Tetapi komposit yang selalu digunakan hanyalah komposit berpenguat serat sintetik saja, serat alam sendiri sangat tidak popular dalam pengaplikasiannya. Padahal serat alam memiliki keunggulan dalam sumbemya yang melimpah dan bahannya yang ramah linkungan.
Dalam penelitian ini ingin dibuktikan apakah serat alam memiliki karakteristik kekuatan yang jauh dibawah serat sintetik sehingga jarang sekali digunakan sebagai penguat pada komposit atau malah sebaliknya. Cara pengevaluasianya dengan membandingkan dengan komposit sejenis tapi menggunakan penguat dari serat sintetik yaitu Glass Reinforcement Cement (GRC). Serat alam yang digunakan adalah serat pohon pisang abaca, dipilihnya serat ini karena serat ini sangat mudah ditemukan didaerah tropis seperti Indonesia dan juga tumbuh tanpa mengenal musim sehingga sumbemya sangat melimpah. Selain itu serat pohon pisang abaca juga kuat dan cukup panjang bila dibandingkan dengan serat alam lainnya, panjangnya sendiri bisa mencapai 2 meter.
Sebagai komposit, serat abaca dengan matriks beton akan dibandingkan dengan rules material pembuat perahu dari biro klasifikasi untuk melihat apakah komposit tersebut telah memenuhi sehingga dapat digunakan sebagai material pembuat kapal. Dipilihnya beton sebagai matriks pada komposit ini karena beton masih jarang digunakan sebagai meteria pembuat kapal di Indonesia karena dianggap masih terlalu kaku dan mudah retak. Tapi dengan menjadikan beton sebagai komposit yang diperkuat dengan serat pohon pisang abaca, sifat kaku dari beton dapat dikurangi.

Now, composite has been often using in maritime applications, not only just use as a components from machine and tool in the ship but composite had been using as a material in ship building itself. Generally, composite that used is just only a composite with synthetic fiber as reinforcement, natural fiber as reinforcement not popular in application. Although natural fiber had advantage in source which is unlimited and the properties that very safe for surrounding because can be recycle.
In this researcher will be prove, what is natural fiber have strength characteristic that far away from synthetic fiber so it very rare using as reinforcement composite or the opposite. The method evaluation by compared with composite with same matrix but used a synthetic fiber as reinforcement, Glass Reinforcement Cement (GRC). Natural fiber that used in this research is fiber from banana abaca tree, choosing it because it very easy to find in tropical area like Indonesia and can be growth all season. Beside that abaca fiber has very strong fiber and also long enough if compared by the other natural fiber, long of abaca fiber can be 2 meter.
As Composite, abaca fiber and concrete matrix will be compared with rules for ship material from biro classification to look if the composite has fulfilled so it can be evidence that composite can be used for ship material. Chosen concrete ac a matrix in this composite because concrete itself not very familiar as a ship material in Indonesia, concrete has very high stiffness and easy to crack. But with made it as composite which reinforcement with abaca fiber, stiffness properties from concrete can be minimally.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Hafizhah
"Komposit ramah lingkungan telah berkembang dalam empat dekade terakhir karena kebutuhan terhadap material ramah lingkungan meningkat. Salah satu komposit ramah lingkungan adalah penggunaan serat alam sebagai penguat pada komposit. Indonesia memiliki berbagai macam serat alam, salah satunya serat daun nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan serat daun nanas, yang berasal dari Subang, pada sifat tarik dan suhu defleksi komposit polipropilena/serat daun nanas Subang. Serat daun nanas diberi perlakuan awal alkalisasi, sedangkan butiran polipropilena sebagai matriks diekstrusi menjadi bentuk lembaran. Metode pembuatan komposit yang digunakan adalah metode Hot Press.
Hasil uji tarik dan uji Heat Deflection Temperature menunjukkan komposit dengan fraksi berat serat daun nanas 30 wt.% adalah yang terbaik. Nilai nilai kuat tarik, modulus elastisitas an suhu defleksi masing-masing sebesar (64,04 ± 3,91) MPa; (3,976 ± 3,91) GPa dan (156,05 ± 1,77) °C, dengan kenaikan masing-masing 187,36%, 198,60%, 264,72% dibandingkan dengan polipropilena murni. Hasil pengamatan pada permukaan patahan menunjukkan moda kegagalan yaitu serat patah dan kegagalan matriks.

The development of eco-friendly composites has been increasing in the past four decades because the requirement of eco-friendly materials has been increasing. Indonesia has a lot of natural fiber resources and, pineapple leaf fiber is one of those fibers. This experiment aimed to determine the influence of weight fraction of pineapple leaf fibers, that were grown at Subang, to the tensile properties and the deflection temperature of polypropylene/Subang pineapple leaf fibers composites. Pineapple leaf fibers were pretreated by alkalization, while polypropylene pellets, as the matrix, were extruded into sheets. Hot press method was used to fabricate the composites.
The results of the tensile test and Heat Deflection Temperature (HDT) test showed that the composites that contained of 30 wt.% pineapple leaf fiber was the best composite. The values of tensile strength, modulus of elasticity and deflection temperature were (64,04 ± 3,91) MPa; (3,976 ± 3,91) GPa and (156,05 ± 1,77) °C respectively, in which increased 187,36%, 198,60%, 264,72% respectively from the pure polypropylene. The results of the observation on the fracture surfaces showed that the failure modes were fiber breakage and matrix failure.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"ABSTRAK
Material FRP menawarkan potensi yang sanggat baik untuk aplikasi di bidang kelautan, dimana ketahanan korosi dan beratnya yang ringan merupakan kelebihan utama dibanding struktur logam. Namun, seringnya terjadi kecelakaan kapal berbahan fiberglass disebabkan oleh desain konstruksi dan proses produksi kapal fiberglass yang umumnya belum mengacu pada persyaratan klasifikasi, khususnya pada kapal-kapal berukuran di bawah 24 meter. Selain itu jenis bahan, komposisi, dan susunan laminasi di masing-masing galangan bervariasi, tanpa adanya pengujian spesimen di laboratorium, sehingga kekuatan konstruksinya sulit dijamin. Pada penelitian kali ini akan dilakukan perhitungan kekuatan struktur kapal menggunakan regulasi ISO 12215-5 yang dilanjutkan dengan kajian variasi arah penyusunan serat komposit FRP pada lambung kapal untuk mendapatkan komposisi susunan laminasi yang optimum dengan menggunakan metode elemen hingga (FEM). Hasil optimasi menunjukkan orientasi arah serat 45 derajat memiliki defleksi paling kecil.

ABSTRACT
FRP materials offer tremendous potential for applications in a marine environment, where their corrosion resistance and light weight are their principal advantages compared to metallic structures. However, the strength of ship's hull lamination construction sometime becomes the cause of sea accident as the result of construction design and hull lamination process of fiberglass vessels generally do not comply to class requirement especially for hull with length less than 24 meter. Besides that, the shipyards do not have engineering standards with regard to material used, composition, and lamination procedures that could fulfill the classification requirements. This research is particularly intended to assess the strength of ship's hull lamination through standard ISO 12215-5, and continue with the study of variation ply angle using finite element method (FEM). The optimization result shows, fiber with 45 degree ply angle have smallest deflection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ujang Wahid Rahmatulah
"Penggunaan material komposit untuk proses pembuatan kapal nienjadi tren (ersendiri pada saat ini. Kemudahan rnendapatkan material dan kemudahan dalam hal proses pembuatan kapal menjadi alasan tersendiri mengapa material komposit ini sering digunakan. Komposit adalah campuran secara fisika antara matriks pengisi dan serai (sebagai penguat) sehingga dihasilkan bahan baru dengan karakteristik mekanik yang dibutuhkan. Hal yang menarik pada pembuatan komposit adalah penggunaan serat alam sebagi pengikat. Serat alam diaplikasikan sebagi net dalam campuran fisika antara semen pasir dalam proses pembuatan badan kapal. Ketersediaan di alam, berkembangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, serta material yang lebih murah akan mendorong booming penggunaan serat alam di masa yang akan datang.
Penelitian kali ini dilakukan untuk melihat pengaruh orientasi sudut serat pada komposit dengan matriks pengisi semen dan berpenguat serat alam. Orientasi sudut yang diteliti adalah 90°, 45°, dan 30°. Sampel material mengalami serangkaian pengujian berupa uji bending, dan uji tarik untuk melihat kekuatan bending dan tariknya sehingga bisa dibandingkan diantara ketiga orientasi sudut yang ada, mana yang mempunyai nilai kekuatan bending dan tarik yang paling besar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit dengan orientasi sudut 45° mempunyai nilai kekuatan bending yang paling besar, sehingga bisa direkomendasikan untuk bagian badan kapal yang rawan terhadap beban bending untuk menggunakan net serat dengan orientasi sudut 45°. Sedangkan untuk hasil uji tarik, komposit dengan orientasi sudut 90° mempunyai kekuatan modulus tarik yang paling besar sehingga penulis bisa merekomendasikan penggunaan net serat dengan orientasi sudut 90° untuk bagian kapal yang rawan terhadap beban tarikan.

Composite used to the process of ship building become separate tren at the moment. Amenity get material and amenity in the case of process of shipbuilding become separate reason why this composite material often be used. composite is a mixture in physics between matrix of filler and fibre (as losing) so that be yielded a new substance with required mechanic characteristic. Piquancy at composite making is natural fibre used for fastener. Natural Fibre is aplicated for net in physics mixture between sand and cement in course of making ship hull. Availability in nature, the expand of awareness socialize to take care of environment, and also the cheaper material will push booming of natural fibre use in the future.
These research are done to see influence orient fibre angle at composite with filler matrix cement and have the experienced fibre losing. Orient angle; corner checked is 90°, 45°, and 30°. Natural Sampel material with refer to examination in the form of bending test, and tensile test to see strength of bending and tensile, so we can compared among three orient existing angle, which has highest value of bending and tensile strength.
The Result of research indicate that composite with angle orientation 45° having biggest value of bending strength, so that can be recommended for organ of ship which gristle to bending load to use net fibre with angle orientation 45°. While the result of tensile test, composite with angle orientation 90° having the biggest modulus tensile strength. So we can recommend to use net fibre with angle; comer orientation 90° in the part of ship which gristle to tensile load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1995
621.369 2 FIB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>