Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97774 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba.
Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik.
Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure.
The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control.
Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate momen.
"
2008
R.01.08.33 Wij s
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba. Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure. The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control. Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate moment."
2008
S35332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Pratama Putra
"Kebutuhan perluasan ruang vertikal di daerah perkotaan terutama Jakarta terkadang mengalami hambatan dari keberadaan bangunan purbakala yang harus dilestarikan. Oleh karena itu bangunan baru yang ingin dibangun diatas bangunan purbakala harus menggunakan sistem transfer, yang dalam penelitian ini berupa balok prategang dan kolom pendukungnya. Terletak pada wilayah gempa, nantinya beban gempa termasuk gempa vertikal dan beban gravitasi akan dikerjakan pada bangunan bertingkat yang akan diteliti. Selain itu, untuk menjamin bahwa sistem transfer tidak gagal terlebih dahulu daripada komponen struktur lainnya, gaya gempa pada sistem transfer diperbesar dengan faktor kuat lebih yang diambil berdasarkan SNI 03-1726-2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja sistem transfer akan semakin baik dengan penambahan dimensi dari balok prategang. Selain itu, kinerja sistem transfer akan semakin baik seiring dengan pertambahan jumlah lantai yang dipikulnya. Displacement pada titik tengah balok prategang akan semakin berkurang seiring peningkatan jumlah lantai dengan profil dan gaya prategang yang berbeda-beda serta akan berkurang juga seiring dengan peningkatan dimensi balok prategang. Dapat dilihat juga dengan adanya sistem prategang pada balok transfer, kebutuhan tulangan longitudinal non-prategang pada balok dapat berkurang.

The need of vertical expansion in cities especially Jakarta sometimes has obstacle from the existence of heritage building which should be kept. Therefore the new building intended to be built above the heritage building must use particular transfer system, in this research it would be a prestress beam and its supporting column. Located in seismic region, later a seismic load including its vertical and horizontal component and gravity force will be assigned to the multi-story building. In addition, to guarantee the transfer system doesn?t fail before the other structural components do, seismic forces for transfer system will be scaled up with excessive strength factor based on SNI 03-1726-2002.
This research shows that the performance of transfer system will be better with the increase of transfer beam dimension. Furthermore, the performance of transfer system also will be better with the increase of number of stories. Displacements at transfer beam mid-span will be less with increasing amount of stories held with different transfer beam dimensions and different prestress loads, also will be less with the increase of prestress beam dimension. It is observable since the existence of prestress system at transfer beam, the need of non-prestress longitudinal reinforcement will be reduced.
"
2012
S44676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Balok merupakan elemen struktur yang utamanya menahan lentur dan geser dengan atau tanpa gaya aksial atau torsi. Tujuan penelitian ini adalah mengamati perubahan natural frekuensi terhadap pembebanan bertahap pada balok beton bertulang dengan agregat daur ulang. Studi dilakukan secara eksperimen, yakni menggunakan beton dengan agregat kasar daur ulang (kuat tekan fc’ 20,74 MPa). Balok yang digunakan berukuran 3000 × 150 × 250 mm3 yang diberi beban semi-siklik dengan metode pembebanan four-point loading. Pembebanan dilakukan dalam 4 siklus, yaitu siklus 2 ton, 4 ton, 6 ton, dan 8 ton. Respon struktur berupa grafik perpindahan vs beban dan waktu, regangan vs beban diolah dari hasil pengujian menggunakan Digital Image Correlation (DIC) dan pengukuran manual dengan LVDT, dial gauge, dan strain gauge. Karakteristik dinamik balok berupa frekuensi alami dan rasio redaman diperoleh dengan alat accelerometer. Hasil eksperimen tersebut dibandingkan dengan hasil perhitungan teoritis. Analisis menunjukan bahwa balok mencapai batas elastis pada beban 8000 kg. Frekuensi alami cenderung menurun terhadap penambahan beban, hal dikarenakan nilai kekakuan balok yang telah diberi beban akan turun akibat muncul retakan. Nilai rasio redaman pada balok RAC cenderung menurun terhadap penambahan pembebanan bertahap.

Beams are structural elements that primarily resist bending and shear with or without axial or torsional forces. The purpose of this study was to observe the natural frequency changes to the gradual loading of reinforced concrete beams with recycled aggregate. The study was conducted experimentally, using concrete with recycled coarse aggregate (compressive strength fc' 20.74 MPa). The beam used is 3000 × 150 × 250 mm3 which is given a semi-cyclic load with a four-point loading method. The loading is carried out in 4 cycles, namely 2 tons, 4 tons, 6 tons, and 8 tons. Structural responses in the form of graphs of displacement vs. load and time, strain vs. load were processed from the test results using Digital Image Correlation (DIC) and manual measurements with LVDT, dial gauge, and strain gauge. The dynamic characteristics of the beam in the form of natural frequencies and damping ratio were obtained by using an accelerometer. The experimental results are compared with the results of theoretical calculations. The analysis shows that the beam reaches its elastic limit at a load of 8000 kg. The natural frequency tends to decrease with increasing load, this is because the stiffness value of the beam that has been given a load will decrease due to cracks appearing. The value of the damping ratio in the RAC beam tends to decrease with the addition of gradual loading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
George Juan Susanto
"Dengan sekitar 48,42 juta ton produksi kelapa sawit pada tahun 2019, Indonesia menjadi produsen terbesar kelapa sawit terbesar di dunia. Dengan demikian, pemanfaatan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar tentu dapat mengurangi limbah yang dihasilkan industri kelapa sawit. Pada penelitian ini, penulis mengamati nilai lendutan, regangan, rasio redaman dan frekuensi alami dari balok beton bertulang dengan agregat kasar cangkang kelapa sawit (Oil Palm Shell/OPS) berukuran 15 x 25 x 300 cm³ (dengan jarak 2,7 meter dari tumpuan ke tumpuan). Balok OPS akan diuji dengan metode destruktif, dengan konfigurasi four-point loading, dan protokol pembebanan semi-siklik. Pada tahap eksperimennya, penelitian ini dibantu dengan sistem Digital Image Correlation (DIC), yang dapat mengamati lendutan dan regangan melalui analisis subset foto permukaan sampel. Adapun data pengukuran percepatan balok dengan accelerometer dapat digunakan untuk diolah penulis menjadi rasio redaman dan frekuensi alami yang merupakan karakteristik dinamik balok OPS. Disimpulkan hasil pengamatan karakteristik dinamik sampel menunjukan terjadinya downtrend pada nilai frekuensi alami dan rasio redaman balok setiap selesainya siklus pembebanan, dengan penurunan signifikan hanya terjadi pada nilai rasio redaman balok. Selain itu DIC disimpulkan cukup akurat untuk mengamati lendutan balok.

With around 48.42 million tonnes of palm oil production in 2019, Indonesia is the world's largest producer of palm oil. Therefore, the use of oil palm shells as a substitute for coarse aggregate can certainly reduce the waste generated by the palm oil industry. This research will observe the deflection, strain, and natural frequency of a reinforced concrete beam with oil palm shell (OPS) coarse aggregate, measuring 15 x 25 x 300 cm³. The OPS beam will be tested using a destructive method, with a four-point loading configuration, and a semi-cyclic loading protocol. This research was assisted by the Digital Image Correlation (DIC) system, which can observe the deflection and strain through analysis of a subset of sample surface photos both non-destructive and contactless. The measurement of the acceleration of the beam with an accelerometer is carried out to be processed into damping ratio and natural frequency which is the dynamic characteristic of the OPS beam. It was concluded a downtrend happened both on the natural frequency and damping ratio value of the beam after the loading test. The downtrend was more significant on damping ratio rather than on the natural frequency. In addition, DIC was concluded to be quite accurate for observing beam deflection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Gayatri
"Sebagai material yang paling banyak digunakan, ekonomis, beton juga memiliki kelebihan, yakni mudah dibentuk serta dapat dirancang untuk mencapai kekuatan yang direncanakan. Objek pada penelitian ini adalah balok beton bertulang dengan ukuran 15 x 25 x 300 cm3 dengan target fc’ sebesar 22,051 MPa. Sampel diuji pembebanan four-point loading. Pembebanan dilakukan hingga beton melewati batas elastisnya. Pengamatan dibantu oleh metode Digital Image Correlation (DIC) untuk mendapatkan respon struktur berupa grafik perpindahan vs beban dan waktu, renggangan vs beban. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengevaluasi karakter dinamis, yakni frekuensi getar alami dari struktur balok tersebut untuk mendapatkan respons terhadap beban tertentu. Tujuan penelitian ini adalah mengamati perubahan natural frekuensi terhadap pembebanan bertahap. Hasil analisis menunjukan bahwa balok mencapai batas elastis pada beban 8000 kg. Nilai frekuensi alami teoritis 38,079 Hz sebelum dilakukan pembebanan dan frekuensi alami hasil eksperimen pada siklus 0, 2 ton, 4 ton, dan 8 ton berturut-turut sebesar 39,06 Hz, 37,78 Hz, 23,26 Hz, 24,06 Hz, dan 21,527 Hz. Frekuensi natural cenderung meningkat pada pembebanan setelah 2 ton namun kemudian turun dibawah kekakuan yang awal, dimana hasil ini tidak sesuai dengan teori kekakuan yang seharusnya berkurang saat diberi pembebanan bertahap akibat timbulnya retakan pada balok. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang pengukuran natural frekuensi terhadap pembebanan bertahap pada beton bertulang.

As the most widely used, economical material, concrete also has the advantage that it is easy to form and can be designed to achieve the planned strength. The object of this research is a reinforced concrete beam with a size of 15 x 25 x 300 cm3 with a target fc' of 22,051 MPa. The sample was tested by four-point loading. Loading is carried out until the concrete exceeds its elastic limit. Observations were assisted by the Digital Image Correlation (DIC) method to obtain structural responses in the form of graphs of displacement vs. load and time, strain vs. load. This research was also conducted to evaluate the dynamic character, namely the natural vibration frequency of the beam structure to obtain a response to a certain load. The purpose of this study was to observe the natural frequency changes with gradual loading. The results of the analysis show that the beam reaches the elastic limit at a load of 8000 kg. The theoretical natural frequency value is 38,079 Hz before loading and the experimental natural frequency at 0, 2 tons, 4 tons, and 8 tons cycles are 39,06 Hz, 37,78 Hz, 23,26 Hz, 24,06 Hz, dan 21,527 Hz . The natural frequency tends to increase in loading after 2 tons but then decreases below the initial stiffness, where this result is not in accordance with the theory of stiffness which should decrease when given gradual loading due to cracks in the beam. So it is necessary to do further research on natural frequency measurements of gradual loading on reinforced concrete."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Robinsyah
"Salah satu masalah yang sampai sekarang cukup menarik adalah getaran. Studi ini meneliti gerakan berosilasi dan kondisi-kondisi dinamisnya. Gerakan ini dapat berupa gerakan beraturan dan berulang secara kontinu atau dapat juga berupa gerakan tidak beraturan seperti gempa bumi.
Salah satu jenis lain dari getaran adalah getaran respons singkat akibat beban tumbukan (impact) yang bekerja pada struktur. Beban ini umumnya menghasilkan respons yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengetahuan yang cukup mengenai beban ini, karena tidak semua material cukup mampu menanggung tipe beban tersebut.
Dalam skripsi ini, dibahas mengenai perilaku dinamik balok beton fiber dengan rendaman dan tanpa rendaman akibat beban berulang tumbukan terbagi merata di tengah bentang. Benda uji yang digunakan terbuat dari balok beton mutu K-300 yang diperkuat dengan metal fiber dengan kandungan fiber yang berbeda-beda, yaitu sejumlah 0%, 1%, 2%, 3% terhadap volome balok (m3) tersebut. Selain itu, juga dibuat variasi terhadap balok, yaitu balok terendam dan tidak terendam. Balok terendam akan direndam dalam kolam selama 28 hari dan diuji dalam kondisi basah/jenuh. Sedangkan balok tanpa rendam, hanya direndam dalam kolam selama 7 hari dan selanjutnya di curing dengan karung goni basah dan diuji pada umur 28 hari. Dari keempat jenis benda uji ini akan diteliti sehingga didapatkan kondisi yang paling optimum terhadap tumbukan, terhadap parameter frekuensi dan keretakan serta kelelahannya.
Keempat jenis balok beton tersebut masing-masing diletakkan diatas perletakan sendi-rol di kedua sisi ujungnya kemudian diberi beban dinamik berupa beban tumbukan terbagi merata di tengah bentang. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur akan tercatat pada osciloskop dan terekam oleh kompoter mikro (PC). Sinyal percepatan ini akan menjadi bahan mentah yang akan diolah untuk menjadi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan fiber tidak meningkatkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton. Tetapi sebaliknya, memberikan fatigue life yang lebih panjang dikarenakan fiber memperlambat tumbuhnya retak akibat beban tumbukan. Selain itu, perendaman balok selama 28 hari setelah pengecoran dan pengujian pada saat jenuh menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan balok jika dibandingkan dengan balok tanpa perendaman.

One of the interesting problems to be solved is vibration. This thesis research about osilated motions and theirs dynamic conditions. These motion can be sinusoidal motion and or it can be non sinusoidal motion such as ground motion.
Another type of load that cause vibration is an impact loading. Generally, this condition makes a significant response to the structure. Therefore, we need to know a lot about this load, because it depends so much to material characteristics.
In this thesis, writer would like to research about dynamic response of partially and fully cured fiber reinforced concrete beam subjected to the repetition of an impact loading locally distributed at beam mid span. The test samples that writer used is K-300 concrete compressive strength, and variations of metal fiber (0%, 1%, 2%, and 3% of beam?s volume) and also there are variations of partially and fully cured fiber reinforced concrete beam. The research include the optimum condition under impact loading based on frequency parameters and analysis about cracking growth and its fatigue life.
Those four beams located on hinge at each end span and those beams has been tested under distributed impact loading at mid span to get acceleration records and would be managed by PC. These acceleration records would be processed to be frequency records.
The result shows metal fiber as concrete filler didn?t increase the concrete compressive strength, moreover metal fiber decreased it. On the contrary, it prolong the fatigue life of concrete beam.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunyamin Hatibie
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S34476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursetiawan Suroso
"Balok beton prategang sebagian umumnya dirancang untuk diperbolehkan mengalami
retak pada saat menerima beban kerja. Namun adanya retak ini dapat mengakibatkan korosi pada tulangan sehingga mengurangi kekuatan balok tersebut. Oleh karena im retak harus dikendalikan sedemikian rupa agar Iebamya tidak berleblhan. Untuk dapat mengendalikan lebar retak tersebut maka perlu diketahui terlebih dahulu perilaku dari Iebar retak di balok beton prategang sebagian.
Lebar retak pada balok beton prategang sebagian dipengaruhi oleh banyak fhktor. Hal
ini menyebabkan kerumitan dalam penyusunan persamaan untuk menghitung lebar retak yang dilakukan oleh para peneliti. Namun secara umum pendekatan yang digunakan oleh peneliti- peneliti tersebut untuk menghitung lebar retak dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) metode, yaitu metode yang berdasarkan tegangan tarik khayal beton dan metode yang berdasarkan tegangan baja setelah tahap dekompresi. Masing~masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Metode yang didasarkan pada tegangan tarik khayal beton sangat sederhana dalam proses perhitungannya tetapi mengasumsikan penampang balok dalam kondisi yang tidak retak, meskipun sebenarnya tegangan tarik beton ini sudah melampaui kekuatan tarik beton (modulus keruntuhan baton). Sedangkan perhitungan untuk metode yang
didasarkan pada tegangan baja cukup rurnit tetapi menggunakan penampang balok yang retak dalam analisanya sehingga menyerupai keadaan balok yang sebenamya.
Tulisan ini membahas kedua metode tersebut di atas bersama-sama dengan beberapa
persamaan untuk menghitung lebar retak yang telah dibuat oleh para peneliti dan batasan lebar retak yang diijinkan oleh peraturan. Untuk mengetahui seberapa jauh persamaan-persamaan tersebut dapat memberikan hasil yang memadai maka dilakukan pula perbandingan antara hasil yang didapat dari perhitungan dengan hasil yang didapat dari percobaan yang dilakukan di laboratorium oleh beberapa peneliti. Selain itu akan dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh dari beberapa parameter pada balok beton prategang sebagian terhadap perilaku lebar retak yang muncul. Parameter-parameter tersebut meliputi bentuk penampang balok, tingkat
prategang, kombinasi tulangan prategang dan non-prategang, jumlah tulangan, indeks
penulangan, dan letak/kedalaman tulangan prategang."
1996
S34603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damrizal Damoerin
"Penelitian di laboratorium dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan kecepatan pembebanan dan perbedaan kadar air terhadap Perilaku Tanah Residual Depok Yang Dipadatkan Akibat Beban Siklik Satu-Arah Pada Kondisi Terkonsolidasi Takterdrainasi dengan menggunakan alat triaxial sistim otomatis dan dengan pengontrolan tegangan dan dalam kondisi takterdrainasi. Pemadatan pada contoh uji dilakukan sesuai standar Proctor (T-99) dengan kadar air awal masing-masing 40, 45 & 50 %. Contoh uji sebelum pengujian dijenuhkan terlebih dulu sampai koeffisien B > 0,97. Pengujian dilakukan dengan kecepatan pembebanan 0,05 dan 0,50 %/menit, dengan tekanan lateral pada contoh uji, 50 kPa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa delta regangan terbesar terjadi akibat kecepatan pembebanan yang tinggi sedangkan tekanan air pori terbesar terjadi pada kadar air yang mendekati optimum, 45 % dan terkecil pada kadar air maximum, 50 %.

A laboratory research has been conducted to investigate the loading rate and varies water content effect on Behavior of Compacted Depok Residual Soils Under One-Way Cyclic Loading on Consolidated Undrained Condition by using triaxial automated system apparatus under stress controlled and under undrained condition. The samples were compacted using Standard Proctor (T-99) at water content of 40, 45 and 50 % respectively and saturated until its reached coefficient B higher than 0,97. The tests were carried out at loading rate of 0,05 and 0,5 %/min. and performed a confining pressure of 50 kPa.The test results indicate that the largest delta-strain occurred at peak loading rate and the largest excess pore water pressure occurred to the samples which have water content close to optimum of 45 % and the smallest excess pore water pressure occurred to the samples which have maximum water content of 50 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D935
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>