Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153593 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gustowo Suprayugi
"Struktur beton merupakan material yang paling banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. Penggunaan yang beragam dikarenakan beton memiliki kekuatan yang besar dalam menahan beban, terutama adalah kuat tekannya. Untuk mendapatkan kekuatan yang besar, teknologi beton terus berkembang. Salah satunya yang akan diteliti adalah penggunaan serbuk cangkang kerang darah ke dalam material beton, sebagai pengganti semen PCC dengan persentase 0%; 5%; 10% dan 15%. Dengan penggantian tersebut, diharapkan dapat menjadi sumber daya baru dan memberikan kekuatan yang lebih besar dibanding beton normal dengan proporsi campuran yang sama.
Beberapa kegagalan dapat terjadi seperti akibat panas hidrasi dan kondisi lingkungan pada awal pengecoran serta susut selama masa penggunaannya. Oleh karenanya, dalam penelitian ini juga akan diteliti pengaruh penggantian semen PCC dengan serbuk cangkang kerang darah terhadap karakteristik suhu awal beton segar dan susut kering setelah beton mengeras.
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh adanya kenaikan suhu awal beton segar. Kenaikan suhu tersebut bukan merupakan akibat pengaruh reaksi kimia dalam campuran beton, tetapi akibat karakteristik suhu material pembentuk beton dan kondisi lingkungan sekitar. Dari penelitian susut, diperoleh susut yang semakin besar pada penggantian semen PCC dengan serbuk cangkang kerang yang semakin besar.

Concrete structure is the most commonly structural type used in building construction. The variety use of concrete is mostly due to the high strength in load capacity, particularly its compressive strength. Concrete technology continues to grow to get the high strength. That will be examined is the use of Anadara granosa?s shell powder for the concrete material, as a PCC substitution which its percentages are 0%, 5%; 10% and 15%. This substitution is expected to become a new material source and provides greater strength than normal concrete mixes with the same proportion.
Some failures can occur as a result of heat hydration and environmental conditions at the beginning of the concreting and the shrinkage during the use of concrete. Therefore, this study also examined the influence of PCC substitutions to characteristics of temperature of freshly mixed concrete and drying shrinkage of hardened concrete.
Based on the research, there is an increase in temperature of freshly mixed concrete. The increase in temperature is not a result of the influence of chemical reaction in the concrete mixes, but due to the temperature characteristics of the material forming the concrete and the surrounding environment. From the research of shrinkage, there is a greater of PCC substitution with Anadara granosa?s shell powder, ands greater shrinkage of hardened concrete.
"
[, ], 2009
S50517
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Loly Azyenela
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan serbuk cangkang kerang darah sebagai bahan pengganti semen dalam beton terhadap kuat tekan, modulus elastisitas dan koefisien permeabilitas. Pemilihan serbuk cangkang kerang darah sebagai bahan pengganti semen ini dikarenakan cangkang kerang darah mengandung kalsium karbonat yang dapat mengikat agregat menjadi massa padat bila bereaksi dengan air. Variasi pemakaian serbuk cangkang kerang darah dalam sampel beton adalah sebanyak 0%, 5%, 10%, dan 15% dari berat semen. Diharapkan dengan penggantian serbuk cangkang kerang darah dapat meningkatkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton, dan menurunkan koefisien permeabilitas. Untuk pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas (ME) digunakan silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm dan pengujian permeabilitas digunakan silinder diameter 150 mm dan tinggi 150 mm.
Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton komposisi 5%, komposisi 10% dan komposisi 15% mengalami penurunan dari komposisi acuan yaitu 0%. Sedangkan koefisien permeabilitas komposisi 5%, komposisi 10% dan komposisi 15% mengalami kenaikan terhadap komposisi acuan 0%.

This thesis aims to understand the influence of the bloody cockle s powder as replacement of cement in the concrete compression strength, modulus of elasticity and permeability coefficients. Elections bloody cockle s powder as a replacement of cemen because this body shell oysters contain calcium that can bind carbonic aggregate into dense masses when reacts with water. Variations in the powder body shell oysters in the blood sample of concrete is 0%, 5%, 10%, and 15% of the weight of the cement. It is expected that the replacement body shell powder can increase the compression strength and concrete elasticity modulus, and lower permeability coefficients. To test a compression strength and modulus elasticity (ME) used cylinder diameter 150 mm and 300 mm high and the permeability test is used cylinder diameter 150 mm and 150 mm high.
Results of research shows a strong press and modulus elasticity concrete composition 5%, the composition of 10% and the composition of 15% decrease from the reference composition is 0%. While the permeability coefficients composition 5%, the composition of 10% and the composition of 15% to increase the composition of the 0% reference.
"
2009
S50533
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Randi Putra
"Bukanlah mustahil untuk kita dapat daur ulang kembali sampah cangkang kerang sebagai bahan pengganti semen sehingga memiliki nilai ekonomis. Dalam penelitian ini digunakan cangkang Kerang Darah (Anadara Granosa). Dari segi material, sebagai eksoskeleton dari kerang, bagian cangkang memiliki kandungan kalsium oksida yang tinggi. Kalsium merupakan bahan yang dapat meningkatkan proses hardening saat semen berhidrasi dengan air. Kalsium oksida juga merupakan bahan baku pembuat semen sehingga dengan terdapatnya kandungan kalsium oksida dalam cangkang kerang darah menjadikan material ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti semen dalam campuran beton. Penelitian ini mengamati karakteristik lentur dan karakteristik geser dari beton. Sampel dibuat dengan penggantian serbuk cangkang kerang sebanyak 0%, 5%, 10%, dan 15% dari berat semen PCC. Dari variasi tersebut dapat kita lihat pengaruh pemakaian Serbuk Cangkang Kerang Darah terhadap nilai kuat lentur dan geser dari beton beserta pola keretakan yang terjadi terhadap kondisi lentur murni dan geser . Dari hasil pengujian ditemukan semakin besarnya kadar percampuran serbuk cangkang kerang darah dengan semen PCC terjadi penurunan kuat lentur dan kuat geser beton.

Its not impossible for us to recycle waste of body shell as material replacement of cement so that it has economic value. This research used blood cockle's body shell (Anadara Granosa). In terms of material, as exosceleton from the shell, the body shell have high calcium oxide. Calcium is a substance that can improve hardening process of cement with water. Calcium oxide is also the raw material of cement, so calcium oxide in the body shell of blood cockle can be used as a replacement for cement in the concrete mix. This study observed the flexural and shear characteristics of concrete. Sample made with the replacement blood cockle body shell's powder as much as 0%, 5%, 10%, and 15% of the weight of the Portland composite cement. From the variations we can see the influence of cement replacement with the shear and flexural strength of concrete and cracks happens to pure flexural and shear condition. From the results test we found each increase the amount of replacement will decrease the flexural and shear strength of concrete."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifuddin
"Abstrak
Beton adalah hasil campuran yang diperoleh dengan cara mencampurkan semen Portland, air dan agregat (halus dan kasar) serta bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan. Beton digunakan sebagai struktur dalam konstruksi bangunan dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Seperti untuk struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Semen sebagai perekat banyak type/jenis semen namun yang dijual (dipasarkan) ada semen yang disebut semen OPC (ordinary Portland Cement) dalam kemasannya disebut type I dan semen PPC (Portland Puzzoland cement). Penelitian ini, adalah membandingkan dan mengetahui mutu atau kualitas beton dengan menggunakan Semen PPC sebagai penganti dari semen type I. Dari hasil pengujian dengan membuat benda uji kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dibuat 20 buah dengan umur uji 7, 14, 21,dan 28 hari serta masing-masing umur lima buah. Perlakuan pembuatan benda uji sama antara pengunaan semen type 1 dan semen PPC. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan, beton dibuat dengan menggunakan berat dari masing-masing bahan sesuai rencana, selanjutnya bahan tersebut diaduk dengan molen, setelah adukan merata dituang kedalam cetakan kubus 15 x 15 x 15 cm dan dipadatkan dengan rojokan menggunakan tongkat besi sampai merata, lalu diratakan dan di catat tanggal pembuatannya, setelah benda uji dibuat berumur 24 jam cetakan dibuka dan direndam dalam bak perendaman, sehari sebelum pelaksanaan pengujian sesuai dengan umur yang diinginkan benda uji dikeluarkan dari bak perendaman selanjutnya diuji kuat tekan dengan dengan alat tes kuat tekan, selanjutnya hasilnya diolah sesuai dengan jenis semen yang direncanakan. dihitung kuat tekan beton sesuai umur dan di hitung kuat tekan rata-rata sesuai umur benda uji. Hasil pengujian untuk umur 7, 14, 21, dan 28 hari semen type I 140 kg/cm, 180 kg/cm2, 186 kg/cm2, dan 175 kg/cm2, sedang semen PPC 139 kg/cm2, 171 k/cm2, 168 kg/cm2, dan 148 kg/cm2. Dari hasil pengujian serta pengolahan data maka dapat disimpulkan semen type 1 lebih tinggi dengan umur 7, 14, 21, dan 28 hari , yaitu 0,71 % , 3,9 %, 9,8%, dan 15,43 % kualitasnya dari semen PPC."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marendi Rahman
"Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete.
This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement.
Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.

Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Jauhari Maknun
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50512
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Wahyu Murti
"Pemakaian semen Portland putih di Indonesia cenderung hanya digunakan sebagai pekerjaan finishing saja. Hal ini dikarenakan harga yang mahal karena semen Portland putih merupakan produk impor di Indonesia. Kini, dengan diproduksinya semen Portland putih oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, mendorong diaplikasikannya semen Portland putih sebagai bahan penyusun beton dengan fungsi sebagai elemen struktur. Campuran beton dengan menggunakan semen Portland putih dikenal dengan istilah Beton Semen Putih. Hasil penelitian mengenai karakteristik beton semen putih belum banyak dipublikasikan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap karakteristik beton semen putih.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh variasi rasio air-semen terhadap kuat geser dan susut pada beton semen putih kemudian dibandingkan dengan beton normal yang menggunakan semen Portland komposit. Metode dan prosedur pelaksanaan pengujian beton putih dilakukan dengan mengacu pada Standar ASTM dan dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Beton Semen Putih dibuat dengan menggunakan semen Portland putih dan pasir putih dengan komposisi tertentu. Variasi rasio air-aemen yang digunakan pada campuran beton adalah 0,4; 0,45; 0,5; dan 0,55. Kemudian dilakukan pengujian terhadap kuat geser pada umur 28 hari dan susut selama 56 hari. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa kenaikan rasio air-semen sebesar 0,1 akan meningkatkan 26,52% susut pada beton semen putih. Nilai susut beton semen putih pada rasio air-semen 0,5 lebih besar 18,75% dibandingkan dengan nilai susut beton normal. Kenaikan rasio air-semen sebesar 0,1 akan menurunkan kuat geser senilai 11,58% pada beton semen putih. Beton semen putih memiliki kuat geser lebih tinggi 10,35% dibandingkan beton normal.

The used of white Portland cement in Indonesia tend to be used only as a finishing work. The reason for this is its price was expensive while it was an imported product in Indonesia. Now, white Portland cement is produced by PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. encouraging its applied as an structural element. Concrete mix with white Portland cement is known by the term White Cement Concrete. The research's result on the characteristics of white cement concrete has not been much publicized. Therefore, it is need to do the research of it.
Goal of this research is to study the influence of variations in water-cement ratio for shear strength and shrinkage of white cement concrete then it compared with the normal use of Portland composite cement. Methods and procedures of the testing are based on ASTM Standards and implemented in the Laboratory of Structure and Materials Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Indonesia. White Cement Concrete made with white Portland cement and white sand with a specific composition. Variations in water-cement ratio that are used in the concrete mixture are 0.4, 0.45, 0.5 and 0.55. Then we do the shrinkage's test for 56 days and shear strength's test at the age of 28th day. From this research, it can be concluded that increasing 0.1 of water-cement ratio will increase 26.52% shrinkage in white cement concrete. Shrinkage's value of white cement concrete with water-cement ratio of 0.5 is greater 18.75% than its normal concrete. The increase in 0,1 of water-cement ratio will decrease 11.58% the shear strength in white cement concrete. White cement concrete has shear strength 10.35% higher than normal concrete.
"
[, ], 2009
S50509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Alvis Abdilah
"Limbah Kaca dihasilkan dari kegiatan manusia baik kegiatan sosial ataupun kegiatan industri, pada kebanyakan kota besar seperti Jakarta kebanyakan limbah kaca ini dibuang lansung ke alam tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Seperti kita ketahui alam memerlukan waktu yang lama untuk mendaur ulang kaca, karena alasan itu harus ada inovasi untuk mengurangi limbah kaca ini. Karena alasan itu pula pada penelitian ini kaca akan dijadikan sebagai filler dan pengganti aggregat halus pada campuran beton. Pada penelitian ini akan dibuat dua variasi kaca sebagai filler (5 % dan 10 %) dan dibuat dua variasi kaca sebagai aggregat halus (20% dan 30%).
Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa penggunaan kaca sebagai filler dan aggregat halus akan menurunkan kekuatan tarik dari beton, hasil ini didapat dari hasil uji tarik belah dan uji pembebanan tiga titik, dimana uji keduanya berguna untuk mengetahui kekuatan tarik beton secara tidak langsung.

Glass waste is produce from human social live or industrial process, specialy in big city like jakarta many of this waste have no recovery psocess, but it is fill dirctly to the earth, as we know the earth can?t recover the glass immediately. Because that reason there must be innovation to reduce this glass waste. For that reason, this glass waste will be add to concrete as filler or substitute fine aggregate. In this research, the glass is make in two variant as filler (5% and 10 %), and two variant as fine aggregate (20 % and 30 %).
The result from this research we can see that tensile strength from concrete using glass as filler or fine aggregate is lower than normal concrete. This result is from spliting test and tird point load test, as we know both method is for explain tensile strength undirrectly.
"
2009
S50447
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Semen merupakan suatu bahan pengikat (bonding material) yang dipakai
bersama-sama dengan bahan agregat. Salah satu jenis semen adalah semen portland
yaitu semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang
terutama terdiri dari silikat-silikat kalsiun yang bersifat hidraulis bersama bahan
tambahan yang biasanya dipakai adalah gipsum.
Sifat-sifat semen dipengaruhi oleh senyawa-senyawa utama yang terdapat di
dalamnya seperti C3S, C2S, C3A maupun C4AF dan dipengaruhi pula oleh senyawa-
senyawa minor seperti gipsum, MgO, CaO bebas, oksida Alkali dan lain-lain.
Senyawa-senyawa utama dalam semen memberikan pengaruh terhadap panas hidrasi,
kuat tekan, shrinkage (pengerutan), soundness, warna semen maupun durability.
Penelitian dilakukan secara skala laboratorium. Dengan menambahkan zeolit
sebagai aditif pada penggilingan klinker (1-3% per 1,5 Kg klinker) maka diharapkan
dapat menaikan nilai kuat tekan. Dengan meningkatnya nilai kuat tekan akan
menaikan kualitas dari semen itu sendiri dan akan menambah persaingan diantara
para prosdusen dalam kualitas. Dan akibatnya semen yang ada dipasaran domestik
merupakan semen yang berkualitas baik.
Penambahan zeolit 1-2% Ze-Lampung pada penggilingan akhir semen maka
kuat tekan semen untuk 28 hari akan meningkat 1% sampai dengan 4,4% dibanding
dengan semen standard.
Untuk penambahan Ze-Lampung 3% kuat tekan semen 28 hari akan sama
dengan kuat tekan semen standar. Dapat dikatakan bahwa penambahan Ze-Lampung
1%-2% akan menaikan kuat tekan akhir suatu beton."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Yuris K.
"Industri konstruksi di Indonesia saat ini terus berkembang, sehingga konsumsi akan material pun kian bertambah. Salah satu material yang sangat banyak digunakan dan terus bertambah permintaannya pada konstruksi adalah semen, khususnya semen tipe 1 (Ordinary Portland Cement). Padahal dari tahun ke tahunnya produksi klinker, yaitu campuran utama pembuat semen, semakin menurun seiring bahan baku yang berkurang. Permasalahan ini coba dipecahkan oleh produsen semen dengan membuat berbagai semen dengan campuran bahan-bahan baru, seperti semen pozzolan, semen dengan silica fume, semen komposit dan lainnya.
Portland Composite Cement (PCC) salah satu dari semen tadi merupakan produk yang saat ini telah beredar dan banyak digunakan. PCC dianggap memiliki karakter yang mirip, bahkan lebih baik dibandingkan dengan OPC. Akan tetapi, pada penggunaanya mix design untuk PCC masih sama dengan OPC. Selain itu, belum diketahui pasti karakteristik beton yang dihasilkan dengan menggunakan PCC.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui salah satu karakteristik beton dengan semen PCC yaitu kuat lentur (modulus of rupture) dan susut, dimana mix design yang digunakan tetap menggunakan aturan ACI yang berlaku bagi beton dengan OPC. Jika benar PCC mempunyai kualitas yang lebih baik dibanding OPC, seharusnya kuat lentur (modulus of rupture) juga lebih baik. Kekuatan lentur atau tarik beton akan dipengaruhi oleh perubahan volume, yang dapat mengakibatkan retak. Penggunaan material tambahan seperti fly ash, pozolan dan lainnya, akan mempengaruhi terhadap perubahan susut beton, dimana penggunaan fly ash seharusnya akan mengurangi penyusutan.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kuat lentur beton PCC mengalami kenaikan yang lebih lambat dibanding beton OPC, trend yang dihasilkan berupa grafik logaritma yang setelah lewat 28 hari lambat laun menjadi asimtotis. Nilai kuat lentur beton PCC pada umur 28 hari dan setelahnya, lebih tinggi dibanding beton normal. Penggunaan PCC tidak terlalu berpengaruhi terhadap nilai susut beton dibanding beton normal.

Indonesia construction industry growing fast, that is why the needs for construction material keep growing. One of them is cement that used a lot for many construction applications and its demand increase from time to time, especially for Ordinary Portland Cement (OPC). On the other side, clinker productivity had been decreasing every year. To solve this problem, cement producer making many variation of composite cement, such as, pozzolan cement, cement with silica fume, PCC, etc.
Portland Composite Cement (PCC) is one of the product that used by many people and project. PCC have similar characteristic and even better quality than OPC. Even PCC used the same way with OPC, but the true characteristic of PCC not known yet.
This research has objective to study flexural strength and shrinkage of concrete using PCC. If PCC has better quality, its flexural strength should be better than OPC. Flexural strength influenced by volume alteration that cause concrete crack. Fly ash in PCC has property that influencing concrete volume alteration. Fly ash should be able to reduce concrete shrinkage.
The research shows that PCC concrete flexural strength increasing slower than OPC concrete. The graph of PCC concrete flexural strength increasing on logarithmic equation those after 28 days by degrees become asymptotic. The PCC concrete flexural strength after 28 days is higher than OPC concrete. Using PCC in concrete does not give significant effect for the concrete shrinkages."
2008
S35323
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>