Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Ruben
"Bus Rapid Transit (BRT) dikenal sebagai salah satu solusi yang dapat menyediakan jasa angkutan masal yang berkualitas pada daerah perkotaan seperti Trans Jakarta. Kapasitas bus dipengaruh oleh lamanya waktu tempuh bus dimana pengaturan APILL (alat pemberi isyarat lalu lintas) dipersimpangan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi waktu tempuh. Pengkajian kecepataan rata-rata bus Trans Jakarta yang beroperasi dikoridor 1 Blok M-Kota dilakukan dengan survey dan pencarian data dari instansi terkait. Data tersebut diolah dan dipresentasikan dalam bentuk grafik, dengan melakukan trial and error sehingga dapat digambar grafik perjalanan bus. Dengan melakukan sinkronisasi waktu keberangkatan, kecepatan bus, dan lamanya waktu lampu hijau maka waktu tempuh dapat dioptimalisasi menjadi 37 menit 52 detik yaitu lebih cepat 19,3 % dari waktu tempuh yang ada serta dapat menghindari waktu tunda akibat lampu merah, yang mempengaruhi 18,04 % dari waktu tempuh.

Bus Rapid Transit (BRT) also known as one of the solution which can provide good public transportation service in urban area like Trans Jakarta. The travel time of busses influnce their capacity which the traffic light systematizing is one of the factors that can affect travel time. The study of Trans Jakarta busses average speed which operated in first corridor (Blok M-Kota) has been do ne with surveys and data gathering from related institution. All of the data was processed and presented in a form of graphic, with trial and error method, so the busses travel graphic can be obtain. With synchronization in departure time, speed of busses, and green time so the travel time of busses can be optimalize to 37 minutes and 52 seconds which is more faster 19.3 % from the actual travel time and can avoid delay that is caused by red light which can affect 18.04% from the travel time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50519
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Satrio Wicaksono
"ABSTRAK

Konsep Smart Mobility sangat erat kaitannya dengan transportasi umum. Efektivitas operasional Trans Jakarta merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan Smart Transportation di provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu tempuh antar halte dan jumlah minimum bus yang dapat digunakan untuk penyusunan time table dan mengoptimalkan utilisasi atas kapasitas bus Trans Jakarta di Koridor 1. Analisa dilakukan atas beberapa data yang diperoleh, baik data primer maupun sekunder. Data primer meliputi wawancara dan observasi lapangan, yaitu jumlah halte, durasi lampu lalu lintas, dan area yang menjadi titik potensi hambatan. Data sekunder berasal dari perusahaan, yaitu meliputi jumlah penumpang, riwayat perjalanan bus, dan spesifikasi serta kapasitas bus. Dengan menggunakan metode time series dan linier programming, didapatkan hasil yang menunjukkan perbedaan waktu tempuh di beberapa periode waktu dan juga utilisasi yang belum optimal atas kapasitas bus yang tersedia.


ABSTRACT


The concept of Smart Mobility is very closely related to public transportation. Trans Jakarta's operational effectiveness is one of the important factors in realizing Smart Transportation in DKI Jakarta province. The purpose of this study is to obtain the terminal-to-terminal bus travel time and the minimum number of buses that can be used to design time table and optimize the utilization of Trans Jakarta bus capacity in Corridor 1. The analysis is done on some data obtained, both primary and secondary data. Primary data include interviews and field observations, ie the number of stops, the duration of traffic lights, and areas that point to potential obstacles. Secondary data comes from the company, which includes the number of passengers, bus travel history, and bus specifications and capacity. By using time series and linear programming methods, the result shows the differences of travel time in some time period and also not optimal utilization of available bus capacity.

"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Piranggo
"Ketergantungan masyarakat Jakarta terhadap prasarana dan sarana transportasi semakin tinggi akibat perkembangan kota yang semakin menjauhkan tempat-tempat pemukiman dari tempat-tempat aktivitas sehari-hari kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Ketiadaan transportasi dapat berakibat pada Iumpuhnya aktivitas Jakarta sebagai kota.
Sejak 1 Februari 2004 Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan penyediaan moda angkutan darat massal baru yang dikenal masyarakat sebagai busway dengan sarana Bus Transjakarta melewati rute Koridor Blok M-Kota. Busway dikembangkan dan dioperasionalkan dengan membangun jalur-jalur khusus yang terpisah dari lalu lintas kendaraan Iainnya sebagai rute dengan halte-halte pemberhentian tertentu. Diharapkan moda busway mampu memberikan waktu perjalanan yang lebih cepat, kenyamanan yang lebih baik dan lebih aman serta mampu membentuk perilaku tertib bagi masyarakat pengguna bus kota. Sampai dengan tahun 2010 Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta memprioritaskan untuk tems mengembangkan moda busway ini dengan membangun 14 layanan angkutan utama dalam wilayah kota Jakarta yang terpadu dengan moda angkutan lain.
Masyarakat yang terpuaskan oleh pelayanan pemerintah akan cenderung memberikan dukungan dan loyalitas pada kebijakan pemerintah, sebaliknya rnasyarakat yang tidak terpuaskan akan menilai rendah pada kualitas dan kebijakan pelayanan publik yang dilakukan pemerintah. Kotler dan Armstrong (19891: h 202) mendefinisikan kepuasan sebagai kesesuaian harapan dengan hasil yang dirasakan oleh pembeli atau pelanggan yang mengalami kinerja organisasi pemberi pelayanan.
Sehubungan dengan rencana perkembangan prasarana dan sarana transportasi kota Jakarta di masa depan tersebut, seyogyanya dapat diketahui seberapa jauh kebijakan pelayanan publik pembangunan moda busway tersebut mampu menyecliakan kualitas pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat pelanggan pengguna Bus Transjakarta. Kualltas pelayanan diukur berdasarkan persepsi pelanggan terhadap kesesuaian antara tingkat kinerja pelayanan yang dirasakan dengan tingkat kepentingan pelayanan sebagai harapan terhadap pelayanan tersebut.
Pengukuran kualltas pelayanan Bus Transjakarta Koridor Blok M-Kota dilakukan dengan menggunakan metode SERVQUAL. Data dikumpulkan dari penilaian 129 responden pelanggan terhadap 24 indikator pelayanan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara aksidental.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya pelanggan menilai baik atas tingkat kinerja yang dirasakan terhadap indikator-indikalor kualitas pelayanan Bus Transjakarta Koridor Blok M-Kota, kecuali pada kemudahan menyampaikan saran/keluhan dan kpadatan penumpang dalam bus yang tidak berdesakan yang dinilai biasa saja tingkat kinerjanya oleh palanggan. Pelayanan Bus Transjakarta yang dinilai paling rendah kinerjanya adalah: kepadatan penumpang dalam bus yang oleh beberapa penumpang masih dirasakan perjalanan bus yang terkadang terlalu penuh mengangkut penumpang sehingga terpaksa berdesakan selama perjalanan. Pelayanan yang paling tinggi kepentingannya adalah keamanan dari kecelakaan dalam perjalanan dengan Bus Transjakarta.
Pelayanan Bus Transjakarta Koridor Blok M-Kota yang dinilai paling rendah kualltasnya adalah pelayanan berupa kepadalan penumpang yang terkadang terlalu penuh mengangkut penumpang sehingga pelanggan terpaksa berdesak-desakan selama perjalanan. Pelayanan yang dinilai paling tinggi kualitasnya adalah kecepatan perjalanan dengan Bus Transjakarta.
Perbaikan kualitas pelayanan seyogyanya diprioritaskan pada indikator pelayanan yang dinilai lebih rendah kinerjanya atau dinilai lebih tinggi kepentingannya Prioritas perbaikan agar dilakukan pada indlkator-lndikator pelayanan Bus TransJakarta Koridor Blok M-Kota yang dinilai lebih rendah kualitasnya berdasarkan persepsi pelanggan.

Jakarta society depended on transportation medium and infrastructure has become higher because the city development have maked their settlement keep away progressively from their social economic daily activity. No transportation can cause Jakarta as a city becomes paisied.
Since 1 February 2004 Province DKI Jakarta Local Government already apply the policy of the new mass rapid transportation presentation that known as busway with medium Transjakata Bus pass Blok M-Kota corridor route. Busway have been developed and operated by build the special bands that separated from other vehicle traflic as route with certain cessation shelters, Busway moda have expected can give quicker journey time, more convenience, more safe and also can form orderly behavior to society consumer ot bus. Up to year 2010 Province DKI Jakarta Local Government priority to continue develop this busway moda by developing 14 especial transportations service in city region of Jakarta that wrought with other transportation moda.
Society which left nothing to be desired by service of government will tend to give and support of loyalty at the policy of govemment, on the contrary society which do not left anything to be desired will assess to lower at quality and policy of service of conducted by is government. Kotler and Amstrong (1989: p 202) defining satisfaction as it to with result of felt by customers or buyer which.
Referring to plan growth of city transportation medium and infrastructure of Jakarta in the future, properly can know how far policy of public service development of the busway moda can provide the quality of satisfying service to society customers according to among felt service performance level with level importance of service as their expectation to service.
Measurement of service quality of Bus of Transjakarta Blok M-Kota corridor has conducted by SERVQUAL. Data collected from assessment 129 customers' respondent to 24 service indicators by using technique intake of sample by accidental.
The result of this research indicate that generally customers assess goodness of performance level which they fell to indicator of service quality of Bus of Transjakarta Blok M-Kota corridor, except to amenity submit suggestion and density of passenger in bus which pressure do not which assessed by mount of its performance by customers. Service of Bus of Transjakarta lowest assessed of its performance is: density of passengers in bus where some passengers still feel joumey of bus which sometimes too full of transporting passengers so that they pressure performed to during journey. Highest service its importance is the secure of accident on the way with Bus of Transjakarta.
Service of Bus of Transjakarta Blok M-Kota corridor lowest assessed its quality is service in the form of density of passenger which sometimes too full of transporting passengers so that customers performed to mill around during journey. Highest assessed service quality is speed of journey with Bus of Transjakarta.
Repair of Service quality properly given high priority at lower assessed service indicator of its performance or assessed higher importance. Repair priority to be done at lower assessed service indicator of its quality by customers? perception."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millennia Aulia Susanti
"Busway merupakan proyek Pemprov. DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan di Jakana. Sampai saat ini koridor yang telah berjalan adalah koridor Blok M-Kota. Agar transportasi ini diminati oleh banyak orang, maka yang paling penting adalah memberlakukan tarif yang murah pada busway. Selain dengan jalan mempcroleh subsidi, pihak penyeienggara busway juga perlu melalcukan peninjauan kembali terhadap tarif busway agar lebih optimal. Peninjauan terhadap tarif ini periu dilakulcan dengan mempertimbangkan jumlah bus Translakarta yang optimal. Hal ini dikarenakan jumlah bus sangat mempengaruhi pengeluaran busway, yang pada akhimya mernpengamhi besamya tarif.
Penentuan jumlah bus yang beroperasi dapat dilakukan dengan menggunakan simuiasi dengan Promodel. Dengan melakukan pengujian terhadap berbagai headway dan jumlah bus, maka akan diperoieh jumlah bus yang optimal untuk suatu jumlah penumpang. Kemudian, dari jumlah bus yang optimal tersebut ditentukan tarif bus yang optimal untuk penumpang.
Pada jumlah penumpang 50.000 orang per hari, berdasarkan simulasi dengan Promodel dihasilkan jumlah bus yang optimal Lmtuk beroperasi adalah 33 unit dengan headway sebesar 2,7 menit. Dcngan mengasumsikan 10% dari jumlah bus yang beroperasi adalah jumiah bus cadangan, maka jumlah bus secara keseluruhan adlah 37 unit. Kemudian dari jumlah ini diperolch larif bus Translakarta yang optimal dengan menjumlahkan semua biaya yang terdapat pada busway adalah Rp3.200,00 per orang. Tarif ini merupakan tarif yang belum disubsidi oleh pemerintah.

Busway is one of the DKI Jakarta government project to solve the traiiic jam problems in Jakarta. In the first step, the corridor Blok M to Kota is in operation. To attract more passengers, the busway tariff needs to be low. Besides by being subsidized, busway tariff have to be reviewed. In reviewing the tariff, it should consider the number of optimal bus in operation, because it influences the busway cost and it will influences the tarif.
Determination the number of optimal bus in operation could be done by simulating using Promodel. By doing some tests in headway and number of the bus, it shows the optimal number of the bus for a number of passengers. Then from the optimal number of the bus, the optimal tariff could be determined.
Simulation using the Promodel shows that the optimal number of busses in operation are 33 units (it comes to 37 units if additional 10% is allocated for reserve) with headway of about 2,7 minutes and the assumption of 50.000 passengers per day. By adding all busway cost, it yields the optimal bus tariff of Rp3-200 per passenger without subsidy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fajar Putro Pamungkas
"Busway merupakan fenomena baru di kota Jakarta. Kehadirannya sebagai sarana transportasi massa merupakan salah satu upaya pemerintah Jakarta untuk mengatasi sistem transportasi yang memburuk. Busway yang diterapkan dalam sebuah kota benar-benar merupakan sesuatu yang baru sehingga wajah Jakarta pun berubah setelah kehadirannya. Perubahan yang jelas terjadi adalah perubahan fisik jalan-jalan kota Jakarta, karena busway berdiri diatas jalan-jalan kota. Kondisi ini jelas mempengaruhi gambaran orang-orang tentang kota Jakarta.
Maka itu penulis membahas mengenai bagaimana kota Jakarta mengalami perubahan Image Kota dengan keberadaan Busway. Yang dilakukan penulis adalah dengan membahas literatur tentang image kota dan juga tentunya tentang busway. Dalam pembahasan penulis lebih menekankan teori Kevin Lynch mengenai elemen-elemen fisik pembentuk image kota .Selain membahas kedua bahan literatur tersebut, penulis juga meninjau langsung ke lapangan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang nyata terjadi dengan adanya busway. Dengan membahas literatur yang digunakan dan tinjauan langsung ke lapangan, penulis berusaha menjabarkan bagaimana busway membuat image baru kota Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Suryani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T40631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pietoyo Larastomo
"Salah satu permasalahan transportasi DKI Jakarta adalah meningkatnya mobilitas dan perjalanan harian penduduk terutama pengguna kendaraan pribadi yang mengakibatkan tingginya tingkat kemacetan lalu lintas di jalan. Untuk itu dibuatlah jalur khusus bus atau busway sebagai solusi dari masalah tersebut. Namun sejak beroperasinya jalur busway, telah terjadi kerusakan perkerasan jalan di beberapa bagian dari jalur busway tersebut. Dengan adanya kerusakan jalur busway ini maka dapat terjadi penurunan kinerja operasional sehingga kecepatan, ketepatan dan kenyamanan perjalanan bus dapat terganggu. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kerusakan perkerasan jalan yang digunakan untuk jalur busway khususnya perkerasan lentur (aspal). Penelitian ini akan mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan perkerasan jalan yang terjadi dan kombinasi jenis kerusakan yang ada sehingga dapat dianalisa penyebab kerusakan perkerasan jalan pada jalur busway dan metode perbaikan yang sesuai dengan jenisjenis kerusakan yang ada. Metode pengamatan yang dilakukan adalah nondestructive method yaitu survey secara visual di lokasi penelitian dengan mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan jalan lentur yang terjadi pada Jalur Busway Koridor I. Data kerusakan yang didapat dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya dan diolah menggunakan metode tabulasi silang untuk mendapatkan kombinasi kerusakan yang terjadi. Dari pengolahan data didapatkan hasil identifikasi jenis-jenis kerusakan yang dominan terjadi pada perkerasan jalan aspal Jalur Busway adalah jenis kerusakan Lubang sebesar 34 %, Alur sebesar 20 %, Retak Lelah sebesar 15 %, Penambalan 14 %, Retak Memanjang pada jejak alur roda sebesar 8 %, Retak Melintang 5 %, dan jenis kerusakan lainnya sebanyak 4 %. Kombinasi jenis kerusakan yang sering terjadi berupa Lubang - Penambalan 19,53 % dan Retak Lelah - Lubang 14,84 %. Lokasi jenis-jenis kerusakan tersebut sebesar 97,6 % terjadi pada jejak alur roda yang dilewati Bus dan 2,4 % terjadi diluar jejak alur roda. Hasil ini dapat menggambarkan kerusakan perkerasan jalan Jalur Busway terjadi karena adanya repetisi beban bus yang jatuh pada titik-titik jejak alur roda yang sama.

One of the transportation problems in DKI Jakarta is the increasing of mobility and daily trip especially private vehicle users that caused rate of traffic jam increasing too. Because of that, government makes right of way (ROW) bus or busway as the solution for that problem. But, since busway was operated, pavement distress has been happened in a part of that busway. With that pavement distress, it can make operational performance of the system decreasing so that speed, accuracy and comfortable of bus trip will be disturbed. This research is meant to identify about the pavement distress which used for busway especially on flexible pavement (asphalt). This research will be identifying the typical of the pavement distress and the combination between those types of distress so that the caused of pavement distress on busway can be analyzed and also the repairing method will match with typical of pavement distress. Observation method that taken in this research is non-destructive method. It is visualization survey in the research location with identifying the typical of pavement distress in flexible pavement on Busway corridor I. Distress data will be classified depends on the types and will be processed used cross tabulation method to get combination of those distress. From the processing, it will be got the result of identification pavement distress which dominant on busway flexible pavement. The dominant factor that happens in busway flexible pavement are potholes 34 %, rutting 20 %, fatigue cracking 15 %, patching 14 %, longitudinal cracking wheel-paths 8 %, transverse cracking 5 % and the others distress type is 4 %. The combination of distress types which often happens are potholes-patching 19,53 % and fatigue cracking-potholes 14,84 %. 97,6 % location of the distress types happened on wheel-paths and 2,4 % happened on non wheel-paths . This result can describes the pavement distress types on busway happened because load repetition of bus on the same spots."
2008
S35300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daradjat Kardono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Arya Sumasno
"Kemacetan Jakarta menjadi masalah yang cukup serius dan sampai sekarang tidak ada penyelesaian atas masalah tersebut. Kemacetan di Jakarta sudah menjadi hal yang lumrah terjadi, hampir di setiap jalan arteri besar di kota Jakarta terjadi kemacetan pada jam-jam sibuk. Berdasarkan Tomtom Traffic Index 2019, Jakarta mendapatkan peringkat ke-10 sebagai kota termacet di dunia, dengan nilai Traffic Index sebesar 53%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar Traffic Index diruas Jalan Arteri, dalam kasus kali ini, Jalan Jenderal Sudirman dipilih sebagai tempat penelitian. Analisis besaran Traffic Index sangat bergantung terhadap waktu tempuh. Waktu tempuh didapatkan dengan melakukan survey langsung di lapangan menggunakan kamera pribadi. Survey dilakukan pada siang hari dan sore hari. Dengan cara merekam lalu lintas kendaraan dari jembatan penyebrangan orang. Berdasarkan Tomtom, nilai Traffic Index Jakarta pada saat hari survey di siang hari sebesar 21% dan pada sore hari sebesar 51%, sedangkan nilai Traffic Index hasil survey pada siang hari sebesar 47,99% dengan waktu tempuh rata-rata sebesar 6 menit 23 detik, terdapat perbedaan sebesar 21%, sedangkan nilai Traffic Index hasil survey pada sore hari sebesar 58.34%, dengan waktu tempuh rata-rata sebesar 6 menit 50 detik, terdapat perbedaan sebesar 7,85%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Traffic Index siang hari dan nilai Traffic Index sore hari pada Jalan Jenderal Sudirman arah Bundaran HI – Senayan, termasuk dalam kategori macet. Dan untuk waktu kemacetan terparah, terjadi pada waktu sore hari.

Jakrta’s traffic congestion is a serious problem and until now there has been no solution over this matter. Traffic Congestion in Jakarta has become a common thing, almost every major arterial road in the city of Jakarta is jammed during rush hour. Based on the 2019 Tomtom Traffic Index, Jakarta is ranked 10th as the most congested city in the world, with a Traffic Index value of 53%. The purpose of this research is to find out how big the Traffic Index is in the Arterial Road section, in this case, Jalan Jenderal Sudirman was chosen as the research site. Analysis of the amount of the Traffic Index is very dependent on travel time. Travel time is obtained by conducting a direct survey in the field using a personal camera. The survey was conducted in the afternoon and evening. By recording vehicle traffic from pedestrian bridges. Based on Tomtom, the Jakarta Traffic Index value during the survey day in the afternoon was 21% and in the afternoon was 51%, while the Traffic Index value from the survey during the day was 47.99% with an average travel time of 6 minutes 23 seconds. , there is a difference of 21%, while the Traffic Index value of the survey results in the afternoon is 58.34%, with an average travel time of 6 minutes 50 seconds, there is a difference of 7.85%. Based on these results, it can be concluded that the value of the Traffic Index during the day and the value of the Traffic Index in the afternoon on Jalan Jenderal Sudirman in the direction of Bundaran HI – Senayan, are included in the traffic jam category. And for the worst traffic jam, it happened in the afternoon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>