Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Dananjaya Utama
"Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang melewati daerah dengan morfologi yang berbukit. Pada tanggal 29 Januari 2006, di daerah Sta 96+900 Jalan Tol Cipularang terjadi keruntuhan lereng atau longsor yang memotong badan jalan tol arah ke Bandung. Analisa Metode Equilibrium sering digunakan dalam mencari faktor keamanan lereng. Peniliti mencoba melakukan analisa mengenai faktorfaktor apa yang mempengaruhi stabilitas lereng Cipularang dengan melakukan pemodelan ke dalam software.
Analisa Metode Equilibrium menggunakan software Geoslope menggunakan metode Bishop dan Janbu. Selain itu digunakan software Plaxis dua dimensi sebagai pembandingnya. Pada Geoslope dan Plaxis ini kita akan mengetahui pengaruh kenaikan muka air tanah terhadap keamanan lereng, pengaruh variasi beban pada puncak lereng terhadap keamanan lereng, dan pengaruh percepatan gempa terhadap keamanan lereng berdasarkan SNI. Nilai faktor keamanan yang didapat dari Geoslope dan Plaxis v8 hampir sama, tetapi bidang longsor yang terjadi perbedaan.

Highway Road-Purwakarta-Padalarang passes through a hilly area with morphology. On January 29, 2006, at Sta 96 +900 Cipularang highway road slope failure occured or landslides which cut the road toll to Bandung direction. Equilibrium Analysis Method is often used in finding the slope safety factor. Researchers try to do an analysis of what factors affect the slope stability Cipularang by doing modeling into the software.
Equilibrium Method Analysis using software Geoslope Bishop and Janbu. Then for comparison, used twodimensional Plaxis software . In the Plaxis and Geoslope,we will find the effect of ground water level rise to the stability of slopes, the effect of load variation on top of the slope to slope safety, and the influence of earthquake acceleration on slope safety Standard. Safety factor values obtained from Geoslope and Plaxis v8 is almost the same, but the field of landslides that occurred a difference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Gusti Dayanti
"Akibat hujan deras yang terus turun selama lebih dari 3 jam, lereng penyangga rel kereta di Cilebut, Bogor, mengalami kelongsoran. Kelongsoran menyebabkan rel kereta jalur Bogor menuju Jakarta menggantung dan tidak dapat dilalui, empat tiang listrik rubuh, serta puluhan rumah warga yang berada di bawahnya mengalami kerusakan. Sebagai upaya mengidentifikasi faktor penyebab kelongsoran tersebut, dilakukan analisis kestabilan pada lereng tersebut berdasarkan beberapa variasi pembebanan dengan melihat pengaruh rembesan atau seepage akibat keberadaan sungai yang letaknya tidak terlalu jauh dari lereng.
Analisis seepage dilakukan dengan menggunakan metode steady-state, sementara analisis stabilitas lereng menggunakan metode limit equilibrium. Dari hasil analisis stabilitas lereng, kondisi sebenarnya ketika terjadi longsor yaitu saat terjadi hujan dan hanya ada beban kendaraan memang sudah menunjukkan kondisi yang cukup kritis dengan faktor keamanan mendekati 1.000, sementara kondisi yang paling kritis berdasarkan hasil analisis adalah ketika terdapat luapan air dari sungai akibat hujan dan terjadi gempa, serta ada kereta yang melintas di jalur arah Jakarta dengan faktor keamanan sebesar 0.965.
Kondisi yang paling kritis dari hasil analisis tersebut kemudian menjadi acuan dalam merencanakan alternatif perkuatan lereng dengan menggunakan soil nail dan geotextile. Kenaikan muka air tanah akibat hujan, pembebanan di area lemah, serta adanya getaran akibat gempa merupakan beberapa hal yang menyebabkan kondisi lereng menjadi tidak aman.

After heavy rains fell for more than 3 hours, slope that supports railway tracks in Cilebut, Bogor, suffered a landslide. This landslide/slope failure made Bogor-to-Jakarta track to hang and cut, four electric poles collapsed, and dozens of houses were damaged underneath. As an effort to identify factors causing the landslide, slope stability analysis is applied to the slope with some loading variations and considering the effect of seepage from a river near the slope.
Seepage analysis is done using steady-state method, while slope stability analysis is done using limit equilibrium method. From the results of slope stability analysis, the actual condition in the event of landslide occur when rain falls and there is only vehicle load already shows considerable critical condition with a safety factor close to 1,000, while the most critical conditions based on the results of the analysis is that when there is a surge of water from the river due to long-duration rain, a train passing Bogor-to-Jakarta track, and an earthquake, with a safety factor of 0.965.
The most critical conditions of the analysis are then become a reference in planning alternatives for slope reinforcement using soil nail and geotextile. Rise in groundwater levels due to rain, loading in the weak area, and the vibrations caused by the earthquake are several things that cause slope condition becomes unsafe.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Putri Nuradi
"Geogrid merupakan salah satu perkuatan yang sering digunakan untuk perbaikan lereng karena kemampuannya dalam menahan gaya tarik yang ditimbulkan oleh beban vertikal. Suatu hal yang menarik jika meneliti pula kemampuan geogrid yang dipasang pada lereng dalam menahan beban horizontal, dalam hal ini adalah gempa (beban dinamik). Studi dilakukan pada lereng Cipularang KM 96+900. Penelitian ini membahas mengenai perilaku geogrid dalam menahan beban gempa. Parameter utama untuk menganalisis perilaku geogrid tersebut adalah nilai axial force geogrid akibat pembebanan statik dan dinamik yang disimulasikan menggunakan software Plaxis 2D V8.2. Perilaku geogrid yang diteliti antara lain apakah beban gempa menyebabkan geogrid putus atau tidak, perbedaan nilai axial force geogrid antara pembebanan statik dan pembebanan dinamik, pengaruh beban statik terhadap nilai axial force geogrid saat terjadi pula gempa pada lereng, dan pengaruh kenaikan axial stiffness geogrid terhadap axial force geogrid setelah terjadi gempa.

Geogrid is one of reinforcement used for slope stabilization due to its ability to restrain tensile force caused by vertical loading. It’s an interesting thing to review also the abililty of geogrid to restrain horizontal force, in this case is earthquake (dynamic loading). This study was performed on Cipularang slope KM 96+900. This study analysed behavior of geogrid in restraining dynamic load. Main parameter to analyse the behavior is axial force of geogrid developed by static loading and dynamic loading using software Plaxis 2D V8.2. The behavior of geogrid which was reviewed whether geogrid would fail or not after dynamic loading, difference in value of axial force of geogrid between static loading and dynamic loading, influence of static load towards axial force in dynamic loading, and influence of increasing axial stiffness towards axial force."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Feby Lidya
"Metode yang digunakan dalam analisis stabilitas lereng semakin berkembang menyebabkan terdapat lebih dari satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis stabilitas lereng. Saat ini, Limit Equilibrium Method (LEM) dan Finite Element Method (FEM) menjadi metode analisis stabilitas lereng yang paling umum digunakan. Hal tersebut mendasari pertanyaan apakah terdapat perbedaan dari metode tersebut dan bagaimana pengaruh dari hasil analisis stabilitas lereng menggunakan metode tersebut pada permodelan longsor translasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan hasil faktor keamanan dan gambar pola kelongsoran dari penggunaan FEM dengan software MIDAS GTS NX dan LEM dengan software GeoStudio. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat sensitivitas kedua metode tersebut terhadap pengaruh dari variasi parameter tanah permodelan longsor translasi. Penelitian perbandingan hasil faktor kemanan terhadap kedua metode dilakukan dengan mensimulasikan metode LEM dan FEM yang terdapat pada kedua software. Hasil perbandingan metode FEM dan LEM untuk permodelan lereng translasi memiliki hasil yang berbeda. LEM memberikan hasil faktor keamanan yang lebih kecil daripada FEM dan nilainya lebih dekat dengan perhitungan manual. Software MIDAS GTS NX menunjukan sensitivitas yang lebih tinggi daripada software GeoStudio. Dari penelitian ini, untuk analisis stabilitas lereng translasi direkomendasikan untuk menggunakan GeoStudio metode Janbu atau metode Morgenstern-Price untuk hasil faktor keamanan yang lebih optimal.

The method used in the analysis to increase growth causes there to be more than one that can be used in the slope. Currently, Limit Equilibrium Method (LEM) and Finite Element Method (FEM) are the most commonly used slope analysis methods. In that case, are there any differences between these differences and what is the effect of the results of the question analysis using the method on translational landslide modeling. The purpose of this study was to compare the results of the safety factor and slide pattern images from the use of FEM with MIDAS GTS NX software and LEM with GeoStudio software. In addition, this study aims to examine the sensitivity of the two methods to the effect of variations in soil parameters in translational landslide modeling. Comparative research on the results of the safety factor against the second method was carried out by simulating the LEM and FEM methods contained in the second software. The results of the comparison of FEM and LEM methods for translational slope modeling have different results. LEM gives a smaller safety result than FEM and its value is closer to manual calculation. The MIDAS GTS NX software shows higher sensitivity than the GeoStudio software. From this research, for slope safety analysis, it is recommended to use GeoStudio Janbu’s method or Morgenstern-Price’s method for optimal safety factor results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Christ Anugrah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Hiswara
"Dikarenakan input yang rumit dalam menghasilkan mesh dan dokumentasi terkait pengaruh dari ukuran mesh dalam analisa stabilitas lereng, Metode Elemen Hingga untuk analisa stabilitas lereng jarang untuk digunakan untuk keperluan praktis. Oleh karena itu, tujuan dari riset ini adalah untuk mendapat ukuran dan kepadatan mesh yang direkomendasikan dalam software geoteknik dengan input yang rumit. Riset analisa stabilitas lereng dilakukan dengan MIDAS GTS, yang memiliki input yang rumit untuk menghasilkan mesh dalam bentuk element size dan refinement factor, dibandingkan dengan PLAXIS 2D, yang memiliki input yang simpel yaitu dari kekasaran Very Coarse ke Very Fine. Analisa sensitivitas dilakukan dengan mencari dalam tingkat kekasaran apa MIDAS GTS dan PLAXIS 2D memiliki kemiripan nilai FK dan garis lengseran, dan menentukan ukuran dan kerapatan mesh yang dianjurkan untuk semua tingkat kekasaran di MIDAS GTS. Studi berlanjut dalam kasus nyata dari kegagalan lereng untuk menentukan tingkat kekasaran dalam MIDAS GTS yang menghasilkan hasil yang paling akurat. Ditemukan bahwa MIDAS GTS dan PLAXIS 2D memiliki hasil yang paling sama dalam kekasaran Medium, namun GTS menghasilkan hasil paling akurat untuk keperluan praktis pada kekasaran Very Fine.

Due to complex input in generating mesh and the documentation of mesh sizes effect in slope stability analysis, Finite Element Method (FEM) for slope stability analysis is rarely conducted in practical uses. This reason inspired the objective of this research, which is to find the recommended generated mesh size and density in complex inputted geotechnical related software. This research of slope stability analysis is conducted using MIDAS GTS, which has a complex input of mesh generation in form of element size input and refinement factor, and compared to PLAXIS 2D, which has a simpler optional input which are Very Coarse to Very Fine coarseness, for the mesh generation. Sensitivity analysis firstly conducted to decide in what coarseness MIDAS GTS and PLAXIS 2D has a similar SF and slip critical line result, and to decide the recommended mesh size and density for all coarseness level in MIDAS GTS. The study continues to the real case of slope failure to decide in which coarseness in MIDAS GTS that resulting the most accurate result for practical use. It is found in Medium coarseness that MIDAS GTS and PLAXIS 2D produce the most similar result, but GTS produces the most accurate result for practical use in Very Fine coarseness."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Hiswara
"Dikarenakan input yang rumit dalam menghasilkan mesh dan dokumentasi terkait pengaruh dari ukuran mesh dalam analisa stabilitas lereng, Metode Elemen Hingga untuk analisa stabilitas lereng jarang untuk digunakan untuk keperluan praktis. Oleh karena itu, tujuan dari riset ini adalah untuk mendapat ukuran dan kepadatan mesh yang direkomendasikan dalam software geoteknik dengan input yang rumit. Riset analisa stabilitas lereng dilakukan dengan MIDAS GTS, yang memiliki input yang rumit untuk menghasilkan mesh dalam bentuk element size dan refinement factor, dibandingkan dengan PLAXIS 2D, yang memiliki input yang simpel yaitu dari kekasaran Very Coarse ke Very Fine.
Analisa sensitivitas dilakukan dengan mencari dalam tingkat kekasaran apa MIDAS GTS dan PLAXIS 2D memiliki kemiripan nilai FK dan garis lengseran, dan menentukan ukuran dan kerapatan mesh yang dianjurkan untuk semua tingkat kekasaran di MIDAS GTS. Studi berlanjut dalam kasus nyata dari kegagalan lereng untuk menentukan tingkat kekasaran dalam MIDAS GTS yang menghasilkan hasil yang paling akurat. Ditemukan bahwa MIDAS GTS dan PLAXIS 2D memiliki hasil yang paling sama dalam kekasaran Medium, namun GTS menghasilkan hasil paling akurat untuk keperluan praktis pada kekasaran Very Fine.

Due to complex input in generating mesh and the documentation of mesh sizes effect in slope stability analysis, Finite Element Method (FEM) for slope stability analysis is rarely conducted in practical uses. This reason inspired the objective of this research, which is to find the recommended generated mesh size and density in complex inputted geotechnical related software. This research of slope stability analysis is conducted using MIDAS GTS, which has a complex input of mesh generation in form of element size input and refinement factor, and compared to PLAXIS 2D, which has a simpler optional input which are Very Coarse to Very Fine coarseness, for the mesh generation.
Sensitivity analysis firstly conducted to decide in what coarseness MIDAS GTS and PLAXIS 2D has a similar SF and slip critical line result, and to decide the recommended mesh size and density for all coarseness level in MIDAS GTS. The study continues to the real case of slope failure to decide in which coarseness in MIDAS GTS that resulting the most accurate result for practical use. It is found in Medium coarseness that MIDAS GTS and PLAXIS 2D produce the most similar result, but GTS produces the most accurate result for practical use in Very Fine coarseness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Aqila Husna
"Tanah longsor translasi dianggap lebih jarang terjadi daripada tanah longsor rotasi. Akibatnya, tidak banyak publikasi tentang masalah ini. Menurut penelitian sebelumnya, salah satu program perangkat lunak yang digunakan selama penelitian mengalami masalah. Penelitian ini menguji kompatibilitas dua program perangkat lunak menggunakan dua cara berbeda untuk menghitung nilai faktor keamanan. Seperti untuk Metode Elemen Hingga, MIDAS GTS NX, dan untuk Metode Kesetimbangan Batas, GeoSlope. Fokus hanya pada aspek geometris longsor, seperti sudut kemiringan, elevasi air, dan rasio ketebalan tanah terhadap tinggi lereng. Selanjutnya, penelitian membedakan antara dua jenis tanah. Temuan utama studi ini menunjukkan bahwa masalah utama bukan pada input perangkat lunak. Sebaliknya, kedua program tidak dikembangkan untuk menghitung faktor keamanan slide translasi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil faktor keamanan mendekati perhitungan manual ketika ilustrasi bidang keruntuhan kritis menunjukkan geseran rotasi. Rekomendasi dari penelitian ini dalam menentukan faktor keamanan longsor translasi adalah dengan Metode Limit Equilibrium menggunakan software GeoSlope karena hasil dari GeoSlope lebih akurat dibandingkan dari MIDAS GTS NX.

Translational landslides are thought to be more uncommon than rotational landslides. As a result, there are not many publications on the subject. According to previous studies, one of the software programs employed throughout the study encountered an issue. This research examined the compatibility of two software programs using two distinct ways to calculate the safety factor value. Such as for the Finite Element Method, MIDAS GTS NX, and for the Limit Equilibrium Method, GeoSlope. Focus solely on the geometrical aspects of the landslide, such as the slope angle, water elevation, and the ratio of soil thickness to slope height. Furthermore, the research distinguishes between two types of soil. The study's primary finding shows that the main issue was not with the software's input. Instead, both programs were not developed to calculate the safety factor of a translational slide. It shows that the result of the safety factor is close to the manual calculation when the illustration of the critical failure plane shows a rotational slide. The recommendation from this study in determining the factor of safety of a translational landslide is by Limit Equilibrium Method using the GeoSlope software since the result from GeoSlope is more accurate than from MIDAS GTS NX. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Farhan Muhammad
"Penelitian ini membahas stabilitas lereng pada lokasi studi kasus Bantaran Sungai Cisadane, khususnya Kecamatan Empang Kota Bogor yang merupakan pemicu penulisan ini karena terjadinya longsor pada Maret 2023 pada lokasi tersebut. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui lokasi yang rentan mengalami kelongsoran di batasan lokasi studi. Metode yang digunakan adalah analisis menggunakan FEM (finite element method) mode SRM (strength reduction method) dengan perangkat lunak MIDAS GTS NX, dan menggunakan model konstitusi tanah Mohr-Coulomb. Perangkat lunak lain yang digunakan adalah ArcMap dan AutoCAD CIVIL 3D untuk pengolahan kontur dan proses analisis yang meliputi interpolasi IDW (inverse distance weighted). Urutan pengerjaannya berupa 1) analisis stabilitas lereng pada lokasi sampel, 2) pencarian grid ukuran optimal, 3) penggambaran pola kelongsoran dari nilai FK pada peta dengan interpolasi IDW, dan 4) perbandingan pengaruh MAT pada nilai FK. Hasil analisis stabilitas nilai FK digambarkan pada suatu peta bahaya yang menunjukkan 3 titik kritis dengan faktor keamanan (FK) <1.25 pada lokasi studi untuk kondisi perkiraan hujan dengan MAT -2 m. Dari penelitian juga ditemukan hubungan antara meningginya muka air tanah (MAT) dengan penurunan FK.

This research discusses the slope stability of the Cisadane River Basin case study location, specifically Empang Sub-district, Bogor City, which is the trigger for this writing because of the landslide in March 2023 at that location. The expected objective of this research is to find out the locations that are prone to landslides in the study area. The method used is analysis using FEM (finite element method) SRM (strength reduction method) mode with MIDAS GTS NX software, and using Mohr-Coulomb soil constitution model. Other software used are ArcMap and AutoCAD CIVIL 3D for contour processing and analysis process which includes IDW (inverse distance weighted) interpolation. The sequence of work is 1) analysis of slope stability at the sample location, 2) search for the optimal size grid, 3) depiction of landslide patterns from FK values on the map with IDW interpolation, and 4) comparison of the effect of MAT on FK values. The results of the stability analysis of FK values were depicted on a hazard map showing 3 critical points with factor of safety (FK) <1.25 at the study site for rainfall forecast conditions with MAT -2 m. The study also found a relationship between the increase of groundwater level (MAT) and the decrease of FK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiril Muqsithin Pambayun
"Keuntuhan lereng batuan merupakan kasus kelongsoran yang memerlukan analisis khusus, sehingga menimbulkan antusias untuk melakukan analisis berdasarkan metode elemen hingga. Metode tersebut dianggap paling memiliki sensitivitas yang baik. Dalam melakukan analisis perlu direncanakan pemodelan yang dianggap tepat dalam memodelkan geometri antar batuan utuh dan model konstitutif yang merepresentasikan kondisi batuan aslinya. Digunakan model geometri yang merepresentasikan jenis kelongsoran guling khususnya dalam memodelkan diskontuniutas celah antar batuan utuh. Model geometri yang digunakan adalah model dengan elemen area kecil bersudut 60̊ berlawanan jarum jam. Model konstitutif yang digunakan untuk memodelkan lereng batuan adalah Mohr-Coulomb. Ada beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi keruntuhan lereng, diantaranya pengaruh pemotongan lereng karena pekerjaan konstruksi dan kondisi muka air tanah. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pemodelan yang optimal pada analisis kelongsoran lereng batuan menggunakan media perangkat Midas GTS NX.

The failure of rock slopes is a landslide case that requires special analysis, so that it creates enthusiasm to carry out an analysis based on the finite element method. This method is considered to have the best sensitivity. In conducting the analysis, it is necessary to plan a model that is considered appropriate in modeling the geometry between intact rocks and a constitutive model that represents the original rock condition. A geometric model is used that represents the type of toppling failure, especially in modeling the jointed rock. The geometry model used is a model with a small area element at an angle of 60̊ counterclockwise. The constitutive model used to model rock slopes is Mohr-Coulomb. There are several factors that are predicted to affect slope failure, including the effect of cutting slopes due to construction work and ground water level conditions. The purpose of this study was to obtain optimal modeling of rock slope slide analysis using sotfware Midas GTS NX."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>