Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wieke Harmandar
"ABSTRAK
Landfill adalah metode yang digunakan Kota Depok dalam menangani sampahnya di Tempat Pembuangan Akhir. Metode ini menghasilkan air lindi yang memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Lahan basah buatan merupakan salah satu metode pengolahan air limbah secara biologis yang terbukti dapat menurunkan kadar pencemar organik dengan efisiensi tinggi, biaya terjangkau, dan perawatan yang mudah. Penelitian lahan basah buatan selama 12 hari dengan sistem Free Water Surface (FWS) continuous menggunakan tanaman Limnocharis flava ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengurangan COD dan ammonium, pembebanan optimal, serta waktu optimal pengolahan yang dibutuhkan. Dilakukan pula pembandingan dengan sistem lahan basah buatan tanpa tanaman (sistem kontrol). Dengan debit 24 L/hari didapatkan hasil bahwa lahan basah buatan ini dapat mengurangi parameter COD hingga 59,4%. Dimana pengurangan COD pada lahan basah buatan lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Dengan menggunakan persentase efektivitas didapatkan pembebanan optimal COD adalah sebesar 168,35 mg/L serta waktu pengolahan selama 12 hari. Untuk parameter ammonium, dengan pembebanan yang ada, yaitu 27,5-219 mg/L maka lahan basah buatan dengan skala kecil ini tidak dapat bekerja efektif. Sehingga pembebanan dan waktu optimal tidak dapat ditetapkan.

ABSTRACT
Landfill is a method that use by Depok City to control its solid waste in end process. This method generate leachate water which need to treat before discharge into environment. Constructed wetlands is one of the method to treat waste water, biologically, that has high efficiency to reduce organic pollutant, low cost, and less maintenance. This study with Free Water Surface (FWS) and continuous systems, for 12 days, using Limnocharis flava, has objectives for investigate COD and ammonium removal, optimum loading, and optimum retention time. This study also compare with constructed wetlands without plant (control system) Discharge 24L/day, this study demonstrated removing COD up to 59,4%, which COD removal in constructed wetlands show higher removal than control system. Using presentation of effectiveness, resulting the optimum loading for COD is 168,35 mg/L in 12 days. For ammonium, with loading 27,5-219 mg/L, this pilot scale wetlands demonstrate ineffective removal. Optimal loading and retention time based on ammonium are not able to fix. This study conlude constructed wetlands are able to applicate in wastewater treatment of TPA Cipayung to enhance the leachate quality."
2010
S50609
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Ferina
"ABSTRAK
Efluen dari pengolahan air lindi TPA Cipayung saat ini mengandung Cr(VI) 0,055-0,490 mg/l dan TSS 76-484 mg/l sedangkan baku mutu untuk Cr(VI) adalah 0,1 mg/l dan TSS adalah 200 mg/l. Lahan basah buatan merupakan alternative pengolahan air lindi yang efektif, murah dan mudah untuk diaplikasikan. Penelitian dilaksanakan dengan membuat lahan basah buatan tipe aliran bawah tanah (subsurface constructed wetland) dengan volume 37.500 cm3 menggunakan akar wangi (Vetiveria zizanioides) secara batch. Air lindi yang digunakan adalah air lindi yang ditambahkan K2Cr2O7 untuk menambahkan kadar logam Cr(VI) hingga 0,51 mg/l. Digunakan variasi waktu tinggal 1 hingga 5 hari. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa presentase penyisihan logam krom heksavalen dan TSS meningkat seiring dengan bertambahnya waktu tinggal. Konsentrasi logam Cr(VI) pada efluen lahan basah buatan memenuhi baku mutu pada waktu tinggal 3 hari, yaitu 0,042 mg/l dengan besar penyisihan 91,8%. Kandungan logam Cr(VI) pada Vetiveria zizanioides di akhir penelitian pada daun bagian atas sebesar 150,6 mg/kg; daun bagian bawah sebesar 101,3 mg/kg dan yang terbesar ada pada bagian akar, yaitu 170,2 mg/kg.

ABSTRACT
The existing TPA Cipayung leachate treatment?s effluent still contains exceeded Cr(VI) 0,055-0,490 mg/l and TSS 76-484 mg/l, while regulation restricts the maximum content of Cr(VI) and TSS to be no more than 0,1 mg/l and 200 mg/l. Constructed wetland is an alternative technology for leachate treatment which is effective, low cost, and easy to be applied. This research used subsurface constructed wetland with the volume of 37.500 cm3 and using Vetiver grass (Vetiveria zizanioides) with batch system. Experiment methods was by enriching the leachate with Cr(VI) by K2Cr2O7 until 0,51 mg/l. Detention time was 1 until 5 days. The result showed that precetage of content reduction for Cr(VI) and TSS increased in line with the increasing of detention time. After 3 days of detention time, the concentration of Cr(VI) in effluent has become 0,042 mg/l or equal with 91,8% reduction rate and fulfilled the standard. In the end of research, the top and bottom Vetiveria zizanioides leaves contained 150,6 mg/kg and 101,3 mg/kg of Cr(VI), while the highest content was in the root, 170,2 mg/kg."
[;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Arta Oktoryna
"Lahan basah buatan dengan menggunakan tanaman Cyperus papyrus dapat mengolah kandungan non logam, khsuusnya kandungan organik dan nitrogen dengan baik. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan sistem aliran horizontal bawah permukaan skala pilot plant selama 81 hari dengan lindi sebagai limbah yang diolah berasal dari kolam IPAL TPA Cipayung. Debit diatur sekitar 7,1 L/hari dengan waktu tinggal hidrolik selama 7 hari. Efisiensi penyisihan maksimum BOD adalah 66,77%, COD 67,38%, Amonia 95,42%, dan Nitrat 76%. Ada 219 batang baru tanaman papirus yang tumbuh sepanjang pproses penelitian berlangsung, yang tersebar dalam 6 rumpun tanaman yang ada pada unit lahan basah buatan.

Constructed wetland using Cyperus papyrus able to treat non metalllic compounds well, especially organic compound and nitrogen. This research was carried experimentally using pilot plant of horizontal subsureface flow in 81 days with leachate as wastewater took from wastewater treatment Cipayung Landfill. The flowrate is 7,1 L/day with hydraulic retentuon time 7 days. The highest efficiency removal for BOD is 66,77%, COD 67,38%, Amonia 95,42% and Nitrat 76%. There are 219 shoots papirus that grow up while the research were running, that spread in 6 clumps papirusin constructed wetland unit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Nugrahsia
"Air lindi yang dihasilkan di TPA Cipayung Depok mengandung zat – zat yang harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh variasi parameter operasional proses UV/H-2O2 dalam penyisihan warna lindi dan efektifitas proses UV/H2O2 sebagai pengolahan lanjutan dalam sistem pengolahan air lindi. Advanced Oxidation Process (AOP) menggunakan UV/H2O2 adalah salah satu dari beberapa senyawa yang dapat digunakan pada proses ini. Dalam proses ini, radikal hidroksil (•OH) dibentuk melalui fotolisis hidrogen peroksida dan sinar UV berperan sebagai katalis pada proses oksidasi. Desain eksperimen full factorial 2k digunakan untuk menganalisis pengaruh parameter operasional proses yaitu dosis H2O2, rasio P/V dan pH. Hasil menunjukan bahwa semua faktor memiliki dampak terhadap penyisihan warna pada air lindi. Faktor yang memiliki dampak paling signifikan adalah dosis H2O2 diikuti dengan pH, dan terakhir rasio P/V. Dengan menggunakan uji statistik, didapatkan bahwa kondisi terbaik untuk menyisihkan warna yaitu saat pH 4, konsentrasi H2O2 7500 mg/L, dan rasio P/V 12 W/L. rata-rata penyisihan warna dalam kondisi tersebut yaitu sebesar 78,7%. Interaksi antar faktor yang memiliki dampak signifikan secara berurutan yaitu dosis H2O2 dengan rasio P/V dan dosis H2O2 dengan pH, sedangkan interaksi rasio P/V dengan pH tidak signifikan mempengaruhi penyisihan warna. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan didapatkan penyisihan polutan organik sebagai berikut, penyisihan warna sebesar 79,3%; penyisihan COD sebesar 97,3%; penyisihan N-Total sebesar 12,5%; dan penyisihan total koliform sebesar 100%.

The leachate produced in Cipayung Depok Landfill contains substances that must be processed before being discharged into water bodies. The main objective of this study was to analyze the effect of variations in operational parameters of the UV/H2O2 process in the removal of leachate color and the effectiveness of the UV/H2O2 process as an advanced treatment in the leachate treatment system. The Advanced Oxidation Process (AOP) using UV/ H2O2 is one of several compounds that can be used in this process. In this process, the hydroxyl radical (•OH) is formed by photolysis of hydrogen peroxide and UV light acts as a catalyst in the oxidation process. The full factorial 2k experimental design is used to analyze the effect of process operational parameters, the dose of H2O2, P/V ratio and pH. Result showed that all factors had an impact on color removal in leachate. The factor with the most significant impact was the dose of H2O2, pH, and the P/V ratio respectively. By using statistic test, it was found that the best conditions for color removal were pH 4, H2O2 concentration 7500 mg/L, and P/V ratio 12 W/L. The average color removal under these conditions is 78,7%. The interaction between factors that had a significant impact is the dose of H2O2 with a P/V ratio and the dose of H2O2 with pH, respectively. Meanwhile the interaction of the P/V ratio with pH did not significantly affect color removal. Based on the experiments that had been carried out, it is found that the removal of organic pollutants is as follows, the color removal is 79.3%; COD removal of 97.3%; removal for N-Total of 12.5%; and coliform total removal is 100%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Widiastuti
"Keberadaan TPA sebagai tempat pemrosesan akhir sampah menjadi suatu kebutuhan bagi pengelolaan persampahan di Kota Depok, salah satunya adalah dengan keberadaan TPA Cipayung yang menerapkan sistem controlled landfill. Salah satu masalah yang timbul dari aktivitas TPA adalah kemungkiman terjadinya pencemaran air tanah dangkal akibat rembesan air lindi yang tidak sepenuhnya tersalurkan dengan baik ke kolam stabilitasi lindi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air lindi dan pengaruhnya terhadap kualitas air tanah dangkal pemukiman warga di sekitar TPA. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan parameter yang diuji berupa suhu, pH, Total Suspended Solids TSS , Biological Oxygen Demand BOD , Chemical Oxygen Demand COD , Total Nitrogen TN , Merkuri Hg , Kadmium Cd , dan fecal coliform. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas air dari 17 titik sampling yang diambil menggunakan teknik purposive sampling, dengan menarik 3 garis lurus yang berpusat pada kolam stabilitasi air lindi, variasi jarak setiap 100 meter pada radius jangkauan adalah 600 m. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas air lindi masih berada di atas baku mutu pada parameter BOD, COD, dan Total Nitrogen, yaitu sebesar 4178.0 mg/L, 70556.0 mg/L dan 373.3 mg/L untuk titik influen, dan 3142.0 mg/L, 9055.2 mg/L, dan 350 mg/L untuk titik efluen. Selain dipengaruhi oleh jarak,kadar pencemaran di masing-masing titik uji juga disebabkan oleh perbedaan ketinggian muka air tanah antar radius jarak. Indeks Pencemaran pada air tanah dangkal warga tergolong cemar ringan dan cemar sedang.

The presence of TPA as a place of landfill becomes a necessity for waste management in Depok City, one of them is TPA Cipayung which applied controlled landfill in their system. One of the problems that arise from landfill activity is shallow ground water quality due to leachate water that is not well absorbed into leachate stabilization pond and be leaked. This study aims to determine the characteristics of leachate and their effect on shallow groundwater quality of residents around the landfill. The method is by using a quantitative approach with parameters tested for temperature, pH, Total Suspended Solids TSS , Biological Oxygen Demand BOD , Chemical Oxygen Demand COD , Total Nitrogen TN , Mercury Hg , Cadmium Cd , And fecal coliform. In this study, water quality measurements of 17 sampling points were taken using purposive sampling technique, by drawing 3 straight lines with leachate stability rsquo s pond as benchmark, the distance variation every 100 meters at a radius of 600 meters. The results showed that leachate quality was still above the standard of BOD, COD, and Total Nitrogen parameters 4178.0 mg L, 70556.0 mg L and 373.3 mg L for influent point, and 3142.0 mg L, 9055.2 mg L, and 350 mg L for the effluent point. In addition of effect by distance, the pollution levels at each test point are also caused by height differences in water surface between every distance in sampling radius. Pollution Index in shallow groundwater of shallow groundwater is as lightly contaminated and moderately contaminated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Luthfiah
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi pengelolaan air lindi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung Kota Depok Tahun 2019. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menerapkan teori pendekatan sistem dimana terdiri dari unsur-unsur input, proses, dan output . Pada unsur input pengelolaan air lindi mencakup enam hal yaitu man, money, method, machine, dan sarana penunjang. Unsur proses mencakup produksi dan pengolahan air lindi. sedangkan
untuk unsur output mencakup kualitas air lindi yang dihasilkan. Data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu data primer dengan cara pengujian kualitas air lindi dan wawancara terhadap informan penelitian.
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa pengelolaan air lindi di TPA Cipayung sudah cukup sesuai dengan teori yang diterapkan pada penelitian ini hanya saja beberapa bagian dari unsur yang ada masih belum terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

This study aims to describe the management of leachate at Cipayung Landfill (TPA) Depok City in 2019. This type of research is descriptive with qualitative research methods. This research applies a system approach theory which consists of elements of input, process, and output. The input elements of leachate management include six things, namely man, money, method, machine, and supporting facilities. Process elements include production and processing of leachate. while for the output element includes the quality of leachate produced. The data used in this study are primary data by testing the quality of leachate and interviewing research informants. The results showed that the management of leachate in Cipayung landfill was quite in accordance with the theory applied in this study except that only a few parts of the existing elements were still not fulfilled both in terms of quality and quantity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Sulistyo Arbi
"Daerah Cipayung, Depok Jawa Barat merupakan tempat pembuangan akkir (TPA) sampah dari masyarakat Depok. Limbah sampah organik dalam bentuk air lindi berpotensi menjadi sumber pencemar air sumur penduduk di sekitar lokasi TPA. Air lindi dilokasi bersifat basa (pH=8,39) sedagkan sir sumur bersih bersifat asam (ph =4,2). Konduktivitas listrik air lindi jauh lebih besar (25mS0 dibandingkan air sumur bersih (0,3 mS). Telah dilakukan servey resistivity dan IP untuk memetakan daerah terindikasi tercemar di darerah sebelah Timur dan Selatan TPA. Survey menggunakan konfigurasi dipole-dipole dan pengukuran time domain dengan jarak elektroda arus maupun tegangan 15 m. Alat SuperSting R8 IP multi channel resistivity meter telah digunakan dalam akuisisi data pada tiga lintasan yang berbeda dengan 56 elektroda untuk tiap lintasan denagn panjang total kabel 825m. terindikasi daerah tercemar berada pada lintasa 1 dan 2, sedangkan pada lintasan 3 tidak terindikasi adanya pencemaran. Indikasi pencemaran air lindi beada pada kedalaman 30 meter hingga sejauh 110 meter dan pada kedalaman 20-30 meter sejauh 85 meter pada masing-masing lintasan dari pagar batas TPA. Terdapat akuifer yang bersih pada lintasan 3 sebagai alternatif pengganti air bersih bagi masyarakat sekitar TPA. Daerah lapisan akuifer tertekan diperkirakan berada pada kedalaman 110 meter berada pada posisi sekitar 213 meter dari batas selatan TPA."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S43178
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Campbell, Craig S.
New York: Wiley, 1999.
628.35 CAM c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Noerfitriyani
"Pengoperasian TPA dapat menimbulkan permasalahan lingkungan akibat dekomposisi sampah berupa produksi lindi.TPA Cipayung memiliki instalasi pengolahan lindi menggunakan kolam stabilisasi denganSungai Pesanggrahan sebagai badan air penerima. Pemeriksaan kualitas lindi dan air sungai diperlukan untuk memastikan pembuangan lindi ke badan air telah memenuhi baku mutu.Karakteristik lindi bersifat fluktuatif dengan temperatur antara 33,8oC ndash; 36,4oC, konsentrasi TSS sebesar 70mg/L- 75mg/L, nilai pH 7,8 ndash; 7,9, BOD 2.874,0mg/L - 4.826mg/L, COD 4.586,4mg/L- 8.937,6mg/L, Total Nitrogen280mg/L- 466,7mg/L, dan logam berat Merkuri0,0008mg/L- 0,0032mg/L, sertaKadmiumdi bawah 0,001mg/L. Efluen Instalasi Pengolahan Lindi belum memenuhi baku mutu lindi sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap unit pengolahan. Hasil evaluasi desain unit Instalasi Pengolahan Lindi TPA Cipayung menunjukan bahwa desain kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam maturasi tidak memenuhi kriteria desain sehingga diperlukan desain perbaikan. Efluen lindi IPL TPA Cipayung mempengaruhi kualitas Sungai Pesanggrahan berdasarkan kenaikan konsentrasi parameter BOD, COD, dan Total Nitrogen, serta penurunan konsentrasi DO. Analisis statistik Korelasi Pearson menunjukan keterkaitan antara parameter kualitas lindi COD dan TN r=-0,997, p.

Operation of landfill caused environmental problems by waste decomposition in the form of leachate production. CipayungLandfill has leachate treatment plantusing stabilization pond with Pesanggrahan River as recipient water body. Examination of leachate and water quality of Pesanggrahan River is needed to ensure that leachate discharge to water bodies does not excessed the standard limit. The characteristics of leachate are fluctuated with temperatureranged from 33,8oC ndash 36,4oC, concentration of TSS 70mg L 75mg L, pH 7,8 to 7,9, BOD 2.874mg L 4.826mg L,COD 4.586,4mg L 8.937,6mg L, Total Nitrogen 280mg L 466,7mg L, and heavy metals Mercury 0,0008mg L 0,0032mg L, while Cadmium below 0,001mg L. Effluent of leachate excessedthe leachate standard limit, and need to be evaluated. The result of design evaluation shows that the anaerobic pond, facultative pond, and maturation ponddesign do not meet design criteria, and design improvement is needed. Leachate effluent of Cipayung Landfill affect the quality of Pesanggrahan River based on the increased of BOD, COD, and Total Nitrogen concentration, and decreased of DO. Statistical analysis Pearson Correlation showed correlation between leachate quality parameter COD and TN r 0,997, p"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Lestari
"Fosfat merupakan nutrien yang diperlukan bagi kelangsungan kehidupan akuatik. Namun, keberadaannya dalam jumlah yang berlebih dapat menurunkan produktivitas perairan. Akibat kandungan fosfat yang berlebih, perairan dapat mengalami eutrofikasi. Pemodelan kualitas air permukaan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi fosfat di Sungai Pesanggrahan yang mendapatkan input lindi dari TPA Cipayung Kota Depok. Model dibuat untuk mengetahui perubahan konsentrasi fosfat dalam sungai terhadap jarak dan terhadap waktu. Perhitungan model perubahan konsentrasi fosfat dalam kondisi steady state diselesaikan dengan pendekatan control volume. Kemudian perhitungan model dilanjutkan dengan menggunakan metode finite difference dan pendekatan forward-time/centered-space untuk mengetahui perubahan konsentrasi dalam kondisi unsteady.
Hasil perhitungan tersebut adalah berupa model perubahan konsentrasi fosfat terhadap jarak (x) dan waktu (t). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa konsentrasi awal fosfat dalam Sungai Pesanggrahan cukup tinggi yaitu 1,47 mg/L. Nilai tersebut tidak memenuhi klasifikasi perairan kelas I, II, dan III seperti yang tercantum dalam PP No. 82 Tahun 2001. Observasi lapangan dilakukan sebagai bentuk validasi terhadap model. Perbandingan hasil observasi dengan model menunjukkan terjadinya over predict, yaitu hasil prediksi model lebih tinggi daripada pemeriksaan konsentrasi secara langsung (observasi).
Hasil pemeriksaan fosfat dalam sungai secara observasi berkisar 1,50 hingga 1,96 mg/L pada jarak 2 hingga 4 m dari titik input lindi. Sedangkan menurut prediksi model, konsentrasi fosfat pada jarak 2 hingga 4 m adalah berkisar 2,03 mg/L. Sementara untuk pemeriksaan konsentrasi yang berubah terhadap waktu, dari observasi diketahui bahwa kenaikan konsentrasi yang terjadi berkisar 0,02 hingga 0,5 mg/L. Sedangkan kenaikan konsentrasi yang diprediksi oleh model adalah sebesar 0,8 hingga 1,1 mg/L. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena adanya batasan-batasan yang diambil oleh penulis dalam penyusunan model. Untuk meningkatkan validitas model, perlu ditinjau kembali batasan yang diambil oleh penulis. Sementara untuk mengantisipasi terjadinya eutrofikasi dalam Sungai Pesanggrahan, dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi removal fosfat pada Instalasi Pengolahan Air Lindi TPA Cipayung.

Phosphate is an important nutrient for aquatic life. However, excessive amounts of phosphate can reduce the productivity of waters. Excess phosphate can lead waters to eutrophic condition. Surface water quality modelling in this study is conducted to predict the concentration of phosphate in Pesanggrahan River which receives leachate from Cipayung Landfill at Depok. Model is used to predict the alteration concentration against the distance (space) and time. Model calculation for alteration concentration in steady state condition is solved by control volume approach. Then, model calculation with finite difference methods and forwardtime/centered-space approach is done to determine the alteration concentration in unsteady conditions.
The result of these calculations is a model for alteration concentration against the distance (x) and time(t). Direct examination results showed that the initial concentration of phosphate in Pesanggrahan River is quite high at 1,47 mg/L. It doesn?t meet the classification of class I, II, and III of waters listed in PP No.82/2001. Field observations is conducted as a form of model validation. Comparison of observation results with model results indicates an over-predict condition. It denotes that the result of model predictions was higher than direct examination by observations.
Observation results showed that phosphate concentration in the river is ranged at 1,50 to 1,96 mg/L for the distance of 2 to 4 m from the leachate input. Meanwhile, according to model predictions, the concentration of phosphate at a distance of 2 to 4 m is about 2.03 mg / L. As for the examination of alteration concentration against the time, observation results showed that the increasing concentration occured is about 0,02 to 0,5 mg/L. While the increasing concentration predicted by the model is ranged at 0,8 to 1,1 mg/L. Such differences may occur because of the limitations and assumptions taken for the model calculation. To increase the validity of models, its assumptions need to be refined. The potential action required to anticipate the occurence of eutrophication in Pesanggrahan River is to increase the efficiency of phosphate removal in Leachate Treatment Plant of Cipayung Landfill."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1516
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>