Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138781 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gazali Ulfa
"Pembangunan simpang tak sebidang seperti flyover diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah kemacetan di kota-kota besar. Tapi pada pelaksanaannya pembangunan flyover tidak membantu memecahkan masalah kemacetan, dibeberapa tempat malah menimbulkan masalah baru. Pengguna sarana transportasi umum yang akan berpindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya di kaki simpang flyover kurang terfasilitasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis simulasi pejalan kaki di kaki simpang flyover yang akan berpindah moda transportasi sehingga perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana pejalan kaki dapat mempertimbangkan simulasi pejalan kaki tersebut. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode pencacahan dan metode simulasi NOMAD. Hasil analisis terbaik dari sekenario simulasi NOMAD adalah pemindahan rute angkutan umum sehingga perjalanan pejalan kaki menjadi lebih pendek.

Construction of grade separated junctions such as flyovers are expected to solve congestion problem in major cities. However, despite solving congestion problem, flyovers may also cause new problem in terms of a number pedestrian who need to shift to a connection transportation mode at intersection approach or at the outer edge of intersection leg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marnala R. Chandra
"Pembangunan simpang tak sebidang seperti flyover diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah kemacetan di kota-kota besar. Kenyataannya malah sebaliknya dimana flyover menjadi tempat angkutan umum untuk mengetem di kaki simpang flyover tersebut. Perilaku mengetem ini terkadang malah menambah masalah kemacetan yang ada di kota-kota besar. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh arus lalu lintas yang mengalir dan jumlah penumpang terhadap perilaku mengetem angkutan umum. Adapun metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh tersebut menggunakan metode pendekatan dengan regresi linier. Hasil analisa ini dapat memberikan gambaran dalam kondisi seperti apa perilaku mengetem ini mengganggu kelancaran lalu lintas dan juga sebaliknya dalam kondisi seperti apa justru tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Development of such an intersection like Flyover was expected to help solving congestion problems in big cities. In fact is the opposite Flyover to be a place where public transport to idle at the foot of flyover. Idle behavior is sometimes adds to the existing congestion problems in big cities. This study aimed to determine the influence of traffic flow and amount of passengers to public transport idle behavior. The analytical methods used to determine the effect using the method of linear regression approach. The results of this analysis can provide a illustration in what conditions the idle behavior disrupts the fluency traffic and vice versa in what conditions it does not interfere with the fluency traffic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sandra Dewi
"Skripsi ini membahas street furniture pada ruang pejalan kaki suatu kota. Akibat stagnansi pengalaman ruang yang dialami, ruang pejalan kaki hanyadipahami untuk mengakomodasi mobilitas warga kota. Padahal, saya melihat bahwa street furniture merupakan salah satu aspek pembentuk interioritas ruang pejalan kaki. Sehingga, street furniture dapat mendukung ruang pejalan kaki sebagai ruang publik yang hidup. Untuk itu, dilakukan studi kasus terhadap ruang pejalan kaki di kawasan Sudirman-MH Thamrin, sehingga didapat kesimpulan bahwa street furniture sebagai pembentuk interioritas dapat membuat pejalan kaki tinggal sementara di ruang publik dengan intim, aman, dan nyaman.

This undergraduate thesis analyzes street furniture in the pedestrian space of a city. Due to pedestrian space that is limited to space experience, this pedestrian space is usually perceived just to accommodate the mobility of the citizens of the city. Thus, street furniture approach could to evolve pedestrian spaces into a living public space. I analyze case study in Sudirman MH Thamrin pedestrian about street furniture along the path. So that it can be inferred, street furniture can be a factor to make people to do their activities temporary inhabitation in public space within intimate, safe, and convenient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
"Berjalan kaki bukan hanya merupakan moda transportasi dasar yang murah dan mudah di dalam suatu kota yang pergerakan manusia dan barangnya tinggi dan kompleks, namun disebut juga sebagai perekat moda transportasi. Trotoar adalah salah satu jalur bagi pejalan kaki. Namun sayangnya trotoar tidak dianggap sebagai infrastruktur yang melekat pada sistem transportasi dan perancangan kota yang baik. Tidak adanya standarisasi yang baku dari segi fasilitas dan pengontrolan terhadap pemanfaatan non pejalan kaki yang ada sehingga kondisi trotoar bervariasi dari segi fisik dan sosial. Untuk itu penelitian ini bertujuan menemukan persepsi pejalan kaki terhadap kondisi tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan partisipasi aktif dan wawancara mendalam dengan informan sebagai pejalan kaki dengan menggunakan tiga indikator persepsi, yaitu motif, harapan, dan minat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini didapat kategori persepsi yang beragam dari tiap indikator persepsi di mana kelengkapan fasilitas dan penyalahgunaan oleh kelompok non pejalan kaki di tiap fungsi bangunan berbeda.
Walking is not just a mode of transportation that is cheap and convenient base in a city. In a city, the movement of people and goods are high and complex, but is also known as adhesive mode of transportation. The sidewalk is one lane for pedestrians. But unfortunately the pavement is not considered as an infrastructure that is attached to the transport system and good urban design. The lack of standardization in terms of facilities and control of the use of non existing pedestrian sidewalk makes a varies condition of physical and social. This research aims to discover pedestrian perception because of those condition. Data collected through observation and active participation of in-depth interviews with informants as a pedestrian by using three indicators of perception, such as motive, expectation, and interest. The analysis used is descriptive analysis. The results of this study concluded that there are varies of perception category for each perception indicator which is facility completeness and use of non-pedestrian for each building function are different."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Arus pejalan kaki (pedestrian) pada area pusat pelayanan atau pusat
bisnis di suatu kota, secara umum memiliki perbedaan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya serta dari waktu ke waktu. Beberapa nodal prediktor seperti
gedung-gedung perkantoran, stasiun angkutan, pusat perbelanjaan, tempat
makan, tempat hiburan dan lain sebagainya kemudian dijadikan titik sampel
untuk mengetahui di mana dan seberapa besar pengaruh jenis nodal tersebut
sebagai pembangkit atau generator arus pejalan kaki. Melalui pengukuran
langsung pada 18 lokasi diperoleh pola arus pejalan kaki, yang selanjutnya
dikaitkan dengan jenis penggunaan tanah, fisik trotoar dan luas lantai
bangunan melalui analisis deskriptif sehingga diperoleh hasil bahwa secara
temporal arus pejalan kaki pada sore hari lebih tinggi dibandingkan pagi dan
siang hari; dan secara spasial arus pejalan kaki yang sangat tinggi umumnya
terjadi pada penggunaan tanah komersial atau pusat perbelanjaan.
Sedangkan luas lantai bangunan sebagai indikator banyaknya pejalan kaki
potensial ternyata tidak berkorelasi dengan tingkat arus pejalan kaki di
Koridor Sudirman Thamrin."
Universitas Indonesia, 2006
S34014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariel Pratama
"Jakarta Timur memiliki jumlah kecelakaan lalu lintas tertinggi dibandingkan kota-kota lain di Jakarta selama beberapa tahun terakhir, menunjukkan perlunya peningkatan keselamatan lalu lintas, terutama untuk mobilitas aktif. Berbagai proyek telah dilaksanakan di Jakarta untuk meningkatkan serviceability bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda untuk mendorong kebiasaan mobilitas aktif. Namun, hal itu masih belum diterapkan di Jakarta secara keseluruhan. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan perbaikan lalu lintas pada simpang tidak aman tertentu di Jakarta Timur. Persimpangan sendiri dipilih sebagai pejalan kaki dan pengguna sepeda adalah yang paling rentan saat menggunakannya. Melalui studi banding kasus, makalah ini diharapkan dapat menentukan desain geometris persimpangan yang sesuai untuk meningkatkan keamanannya bagi pergerakan pejalan kaki dan sepeda, dengan tetap mempertahankan kinerjanya, seperti kapasitas, derajat kejenuhan, dan tundaannya. Studi menunjukkan bahwa peningkatan geometris persimpangan dengan beberapa penyesuaian meningkatkan kemudahan servisnya untuk mobilitas aktif.

East Jakarta has the highest amount of traffic accident than other cities in Jakarta for the last few years, indicating the need of traffic improvement on their safety, particularly for active mobility. Various projects have been implemented in Jakarta to improve its serviceability for pedestrian and bicycle user to drive the habit of active mobility. However, they still not have been implemented in Jakarta as a whole. This paper aims to do traffic improvement on a particular unsafe intersection in East Jakarta. Intersection itself is chosen as pedestrian and bicycle user are the most vulnerable when using it. Through comparative study cases, this paper is expected to determine appropriate junction geometrical designs that improve its safety for pedestrian and bicycle movement, while maintaining its performance, such as its capacity, degree of saturation, and delay. The study shows that junction geometrical improvement with several adjustments improves its serviceability for active mobility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victorina Arif
"Peningkatan tinggi pada Urban Heat Island (UHI) merupakan salah satu kontributor utama perubahan iklim dan menjadi masalah lingkungan yang mendesak di kota-kota padat tinggi saat ini. Perkembangan lingkungan luar ruang mempengaruhi pola dan perilaku penduduk kota. Parameter iklim dan fisik mempengaruhi kenyamanan termal manusia dalam melakukan aktivitas di luar ruangan. Dalam konteks studi perkotaan, berjalan kaki merupakan salah satu aktivitas ruang luar utama. Namun, iklim sebagai faktor yang mengidentifikasi keberhasilan ruang luar tidak banyak dibahas dalam studi sebelumnya terutama dalam konteks kawasan tropis. Penelitian ini mengkaji iklim mikro dan kenyamanan termal di jalur pejalan kaki Jalan MH. Thamrin dan Sudirman, Jakarta. Analisis penelitian menggunakan simulasi Envi-met dan RayMan untuk mengetahui korelasi variabel fisik dan spasial terhadap iklim mikro dan kenyamanan termal. Tingkat kenyamanan berjalan kaki dianalisis menggunakan simulasi Outdoor Thermal Comfort (OTC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh konfigurasi ruang dan modifikasi iklim mikro terhadap kenyamanan berjalan kaki melalui studi kenyamanan termal dan kenyamanan berjalan kaki di kawasan tropis. Penelitian telah menemukan bahwa hampir sembilan jam sehari, dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore dianggap sebagai kondisi yang tidak nyaman karena radiasi matahari yang tinggi. Studi ini menunjukkan bahwa Sky View Factor (SVF) dan Rasio Lebar Tinggi (rasio H / W) secara signifikan berkorelasi dengan kenyamanan termal dan kenyamanan berjalan kaki. Berdasarkan penelitian, untuk mencapai kenyamanan termal di kawasan tropis nilai SVF berkisar 0-0,35 dan rasio H/W di atas 1. Penelitian ini berimplikasi pada teori Oke terutama pada konfigurasi spasial dan kenyamanan termal di wilayah beriklim tropis yang membutuhkan teduhan. Sedangkan bagi perencana kota, vegetasi merupakan strategi yang paling efektif terutama pada kawasan yang telah terbangun dan berkepadatan tinggi.

Rapid increase of high Urban Heat Island (UHI) intensity as one of the main contributors to climate change is an urgent environmental issue in high dense cities today. The development of outdoor environment influence the pattern and behavior of city dwellers. Climate and physical features parameters affect the thermal comfort of humans doing their outdoor activities. In the context of urban design studies, Walking is a main outdoor activity of pedestrians. However, climate factors in identifying the success of an outdoor design is not frequently discussed especially in the tropical context. This study investigates the microclimate and pedestrian’s thermal comfort in Sudirman and Thamrin sidewalk, Jakarta. Integration of computer simulation models of Envi-met and RayMan was used to determine the correlation of physical and spatial variables with the microclimate and thermal comfort. The level of walking comfort was analyzed using the correlation model Outdoor Thermal Comfort (OTC). This study aims to determine the effect of various spatial configuration and micro-climate modification on thermal comfort and walking comfort in tropical region. Research has found that nearly nine hours a day, from 8 a.m. to 4 p.m. is considered an uncomfortable condition due to high solar radiation. This study shows that Sky View Factor (SVF) and Height to Width Ratio (H / W ratio) are significantly correlated with thermal comfort and walking comfort. This study also found that to achieve thermal comfort in the tropical regions, the value of SVF need to be on the ranges from 0-0.35 while the H / W ratio is above 1. This research has implications on Oke’s theory, especially in spatial planning and thermal comfort in tropical climates that require shadings. Meanwhile, for urban planners, vegetation is the most effective strategy to achieve thermal comfort, especially in developed and high-density areas."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Dewi Fajri
"Hasil Sakernas Agustus 2020 menunjukan bahwa lebih dari 800.000 pekerja asal DKI Jakarta, 1,8 juta pekerja asal Jawa Barat, dan 600.000 pekerja asal Banten adalah pekerja komuter dimana mereka melakukan perjalanan lintas kabupaten/kota secara rutin setiap harinya. Tingginya mobilitas antar provinsi ini menyebabkan terjadinya kepadatan lalu lintas, salah satunya di Kota Depok yang berperan sebagai kota penyangga DKI Jakarta. Salah satu penyebab masalah lalu lintas di Kota Depok adalah keberadaan Terminal tipe C di Jalan Margonda Raya. Untuk menguraikan kepadatan lalu lintas tersebut, Pemerintah Kota Depok membangun Terminal Jatijajar dengan tipe A dan mengalihkan operasional bus AKDP dari Terminal Margonda ke Terminal Jatijajar. Pemindahan layanan bus AKDP ini akan membuat jumlah pengunjung Terminal Jatijajar meningkat. Terminal yang dirancang untuk menjadi Kawasan Transit Oriented Development ini akan melayani transportasi publik berupa angkutan kota, trans Jakarta, AKDP, dan AKAP. Konsep TOD yang digunakan juga didukung dengan disediakannya fasilitas penunjang seperti area Park n Ride dan zona Drop Off bagi pengguna terminal yang menggunakan kendaraan pribadi. Pergerakan pejalan kaki di Terminal tipe A seperti Terminal Jatijajar ini menjadi penting untuk diperhatikan. Dalam Master Plan Terminal Jatijajar yang dibuat Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah merencanakan bagaimana pergerakan orang di Terminal. Analisis pergerakan pejalan kaki dilakukan guna melihat bagaimana kondisi fasilitas pejalan kaki pada rancangan tersebut. Analisis dilakukan menggunakan aplikasi PTV Vissim dengan model mengacu pada Master Plan yang telah dibuat BPTJ selaku pengelola pusat. Model akan disimulasikan dengan jumlah pejalan kaki atau pedestrian input bervariasi; free flow, rancangan kapasitas pesimis, moderat, dan optimis. Setelah itu, hasil simulasi berupa travel time (waktu pergerakan pejalan kaki di area terminal pada rute-rute yang telah dibuat) pada kondisi eksisting dianalisis untuk kemudian model usulan dibuat. Model usulan ini akan menjadi alternatif desain fasilitas pejalan kaki yang dapat mempersingkat waktu perjalanan yang dibutuhkan.

The August 2020 Sakernas show that more than 800,000 workers from DKI Jakarta, 1.8 million workers from West Java, and 600,000 from Banten are commuter workers who travel across districts/cities regularly every day. The high mobility between provinces causes traffic congestion, one of which is in Depok, which acts as a buffer city for DKI Jakarta. One of the causes of traffic problems in Depok is the existence of a Type C Terminal on Jalan Margonda Raya. To describe the traffic density, The Government built the Terminal Jatijajar with type A and divertedAKDP bus operations from Terminal Margonda to Terminal Jatijajar. The transfer of the AKDP bus service will increase the number of visitors at Terminal Jatijajar. The terminal, designed to be a Transit Oriented Development Area, will serve public transportation in the form of Angkutan Kota, Trans Jakarta, AKDP, and AKAP. The TOD concept is also supported by supporting facilities such as park-n-ride areas and drop-off zones for terminal users who use private vehicles. Pedestrian movement in Type A Terminals such as Terminal Jatijajar is crucial. The Terminal Jatijajar Master Plan made by the Jabodetabek Transportation Management Agency (BPTJ) has planned a network where people move in the Terminal. Pedestrian movement analysis is done to see how the condition of the pedestrian facilities in the design is. The analysis was done using the PTV Vissim application with the model referring to the Master Plan that had been made by BPTJ as the central manager. The model was then simulated with the pedestrian input varies; free flow, pessimistic, moderate, and optimistic capacity design. After that, the simulation results in the form of travel time (pedestrian movement time in the terminal area on the routes that have been created) in existing conditions are analyzed and a proposed model is made. The proposed model will be an alternative design that can shorten the required travel time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyahcinantya Mahadewi
"Skripsi ini membahas tingkat keramaian jalur pejalan kaki di Sudirman CentralBusiness District, Jakarta berdasarkan volume pejalan kaki dan kaitannya dengan fungsi gedung. Penelitian ini adalah penelitian idiografik dengan deskripsi tingkat keramaian jalur pejalan kaki. Sebagai kawasan superblok, jalur pejalan kaki menjadi penting karena sebagai penghubung antar blok maupun sebagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat keramaian pada jalur-jalur pejalan kaki di SCBD berfluktuasi terhadap waktu kegiatan perkantoran dan tidak dipengaruhi oleh fungsi gedung "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Yunita
"ABSTRAK
Simpul transportasi yang akan dikembangkan sebagai kawasan berorientasi transit memiliki tantangan dalam estimasi bangkitan pergerakan. Guna menunjang pengembangan kawasan berorientasi transit maka dinilai perlu adanya gambaran saat ini terkait distribusi pergerakan pada simpul transportasi. Dalam konteks Jabodetabek, Stasiun Sudirman merupakan simpul transportasi perkerataapian perkotaan yang diproyeksikan sebagai kawasan berorientasi transit. Informasi asal dan tujuan dalam menggambarkan distribusi perjalanan menjadi sangat essensial, oleh sebab itu pada penelitian ini mencoba pendekatan survei dan sumber data baru seperti sosial media untuk menggambarkan distribusi perjalanan pekerja urban. Penelitian ini menggunakan analisis spasial deskriptif dengan menggunakan statistik sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa distribusi pergerakan pada Stasiun Sudirman sebagai stasiun keberangkatan dan tujuan mengakomdasi pekerja urban dari pusat ke pinggiran, pingiran ke pusat, maupun pusat ke pusat di Kota Metropolitan Jakarta yang didominasi pada wilayah penggunaan tanah pemukiman menuju tanah perusahaan dengan pergantian moda angkutan paratransit nontrayek. Perbandingan distribusi perjalanan yang diperoleh melalui pendekatan survei menunjukan hasil yang lebih bervariasi dibandingkan sumber data baru seperti sosial media Twitter.

ABSTRACT
Transport nodes which will be developed as a transit oriented area has a challenge in estimating the trip generation. In order to support the development of transit oriented areas, it is deemed necessary to conduct the current representation of the movement distribution in gateways. In the context of Jabodetabek, Sudirman Station is an urban rail based transportation node which is projected as an area of transit oriented. The data collection in this research is used through surveys and new data sources such as social media to illustrate the trip distribution of urban workers. The results show Sudirman Station as a departure station and destination accommodates the movement distribution of urban workers from the centre to suburban, suburban to the centre, as well as the centre to the centre of Jakarta Metropolitan Area which is dominated in settlement zone to the commercial zone with the nodal interchange of paratransit mode. Geolocated Tweet was used to identify the origin and destination of urban workers. The trip distribution which was obtained through the survey shows more varied results than new data sources such as social media Twitter, nevertheless both of them show the same trip distribution based on similarity characteristics of the origin and destination area. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>