Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridwan
"Pada daerah DKI Jakarta dari tahun 2003 - 2007 terjadi peningkatan secara perlahan dalam jumlah kasus kebakaran bangunan pribadi dan dari tahun 2003 - 2008 jumlah persentase pokok benda yang terbakar pada bencana kebakaran di DKI Jakarta untuk bangunan pribadi menempati porsi terbesar mencapai 45% dari total kasus. Untuk mangkaji hal itu dilakukan penelitian ini.
Pada penelitian ini, arah penelitianya difokuskan pada kajian simulasi, eksperimental mengenai pengaruh jarak dan ketinggian bangunan terhadap penyebaran nyala api pada kebakaran antar bagunan di pemukiman penduduk. Pada penelitian ini metode pendekatan dan pengamatan masalah dilakukan dengan pengkajian hasil survei dan simulasi yang dibuat dengan software FDS (NIST), sedangkan untuk eksperimen penelitian dilakukan dengan mereduksi skala eksperimen.
Dari observasi hasil penelitian ketersedian jarak dan akses antar bangunan merupakan hal yang penting untuk dikaji dalam penataan pemukiman karena jarak antar bangunan yang cukup akan memberikan kemudahan dalam mitigasi bencana serta yang terpenting pada penyebaran api, jarak yang cukup dapat mengurangi probabilitas bahaya dan resiko.
Selain jarak, ketinggian bangunan juga menjadi hal pokok dalam penyebaran api karena keberadaan target yang lebih tinggi pada jarak yang sama akan memberikan dampak probabilitas resiko yang tinggi untuk rasio yang relatif kecil pada lebar jarak antar bangunan terhadap besar jangkauan plumes. Selain itu aspek diatas juga dapat memberikan dampak kepada waktu yang tersedia untuk menyelamatkan diri (life threatening time).

Fire accident in DKI Jakarta from 2003 until 2007 happened increase slowly on personal building fire case and from 2003 until 2008 amount of fundamental percentage object burnt at fire accident in DKI Jakarta for the building of personal occupy the biggest portion reach 45 % from totalizing case. For that we do this research.
In this research, we focus at study of computer simulation and laboratory experimental about effect of building separation and height to fire spreading between houses on urban area. The method use for research is evaluation survey result, computer simulation and reduced-scale experiment analisis.
From this result of research, availability separation and access between building represent the important matter to be studied in settlement, because enough distance between building will give the amenity in all important mitigation disaster and also at fire spreading, enough building separation can lessen the probability of danger and risk.
Besides distance, building height also become the fundamental matter in fire spreading, because higher target existence at same distance will give the high risk probability impact for the ratio of which small relatively at wide apart between building to fire plumes reach. Beside that, aspect above also can give the impact to time which is available to saving occupy life (life threatening time).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Aekukula Renggana
"Kebakaran merupakan salah satu bencana yang banyak terjadi di dunia ini, terutama pada perumahan padat penduduk kebakaran merupakan salah satu hal yang sangat memprihatinkan. Sepanjang tahun 2009 di DKI Jakarta (hinga Desember 2009) telah terjadi 800 kasus kebakaran, dengan kerugian tidak kurang dari Rp. 300 Milyar. Dengan melihat kondisi dari propinsi DKI Jakarta yang harga tanahnya relatif cukup mahal maka orang-orang akan cenderung untuk - mengintensifikasikan - rumah mereka yang menyebabkan perumahan padat penduduk berkembang dengan cepat di Jakarta. Maka dari itu diperlukan peneltian-penelitian untuk memahami mengenai proses penyebaran api pada perumahan yang umum ada di DKI Jakarta. Penelitian mengenai kebakaran umumnya memakan biaya yang mahal, tempat yang besar, dan memiliki potensi bahaya tinggi. Oleh karena itu dilakukan percobaan dengan menggunakan model scale-down sehingga biaya dan tingkat bahaya bisa dikurangi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai Heat Flux dan Temperatur sebagai nilai kritis penyebaran api pada jarak yang telah diskenariokan dari hasil survey yang dilakukan pada tahun 2008. Jarak tersebut adalah 1,5 meter, 3 meter, dan 4,5 meter. Ada pun penambahan Atap dan Tirai Air merupakan tambahan dari skenario yang sudah ada. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jarak dan ketinggian yang kritis untuk api dapat menyebar, sehingga dapat diketahui upaya-upaya untuk mencegah ataupun meminimalisir dampak dari kebakaran.

Fire is one of the disaster that recurrently happens in this world, especially in the concentrated and populated housing area, fire is becoming a major concern. During the year of 2009 in DKI Jakarta (until December 2009) there is 800 fire cases, with no less than 300 billion rupiah loss. Because of the expensive land price in Jakarta, people tends to make their houses 'more intensified' with inadequate spaces between houses. Therefore an experiment concerning fire is needed for better understanding of fire spread phenomenon. However a fire experiment is expensive, needs a large space area, and potentially dangerous. Thus, experimental study using a scale-down model is implemented.
The purposes of this experiment is to measure a heat flux and temperature value as the critical point in fire spread, with scenarios that is made from the survey that was concluded in 2008. In this study, the effects of roof and water spray on fire spread intensity are also considered. The results of this experiment give knowledge about the effect of the height and distance regarding fire spread, as well as how to prevent or minimize the hazard of fire spread.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50787
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Lazuardi
"Deteksi awal kebakaran mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keselamatan penghuni suatu bangunan, oleh karena itu penggunaan smoke detektor sangat penting dalam suatu bangunan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja suatu smoke detektor dengan penempatan dan pemilihan smoke detektor yang sesuai. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui time respon dari smoke detektor dari penempatan smoke detektor pada variasi lokasi dan jarak terhadap sumber api dengan konfigurasi bentuk geometri ruang yang berbeda yaitu dengan ketinggian sekat yang berbeda.
Hasil dari experiment yang didapatkan kemudian di bandingkan dengan hasil simulasi dari program FDS untuk melihat seberapa besar FDS dapat menggambarkan kejadian pergerakan asap yang sebenarnya. Dari hasil experiment didapatkan bahwa time respon yang dibutuhkan suatu smoke detektor pada saat experiment relatif leih lama dibandingkan time respon yang didapat dari hasil FDS pada lokasi dan kondisi yang sama dengan selisih waktu _ 19 detik.
Dari hasil experiment juga didapatkan persentase opasitas pada saat alarm dari smoke detektor berbunyi relatif lebih besar dibandingkan hasil yang didapatkan dari simulasi menggunakan FDS. Dari hasil experiment persentase opasitas yang terukur saat smoke alarm berunyi mencapai 11%/m - 12%/m, tetapi dari simulasi yang didapat dari FDS, persentase opasitas yang terukur saat smoke detektor berbunyi adalah 2,9%/m - 3,3%/m.

Early detection of fire have a very important role of the safety of a building, therefore the use of smoke detectors is very important in a building. The main objective of this research is to optimize the performance of a smoke detector with the selection and placement of smoke detectors accordingly. In research conducted this test to know the response time of the placement of smoke detectors smoke detector on the variations of location and distance to the source of fire with the configuration space of a different geometry, using the dividers with a different altitude.
Results obtained from the experiment to be compared with the results from FDS simulation program to see how FDS can describe the actual smoke movement. From the results of the experiment it was found that the required response time of a smoke detector at the time of experiment is relatively long response time compared to the results obtained from the FDS on the same location and condition with the time difference _ 19 seconds.
From the results of the experiment also found the percentage of opacity at the time of the smoke detector alarm sounds is relatively larger than the results obtained from simulation using FDS. From the results of the experiment that measured the percentage of opacity time when the smoke alarm sounds reached 11% / m - 12% / m, but from that obtained from simulation of FDS, which measured the percentage of time opacity smoke detector beep is 2.9% / m - 3.3%
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devandra Octavio Putra
"Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan di tempat yang tak terduga. Seringnya, kebakaran terjadi pada sebuah bangunan. Kebakaran gedung ini dapat berupa kebakaran pada perumahan, kebakaran pada perkantoran, dan kebakaran pada mall. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan suatu gedung diperlukan adanya perencanaan sarana keselamatan saat terjadi kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan bagi asap untuk memenuhi ruangan dan waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan asap dari ruangan dengan menggunakan ventilasi alamiah. Penelitian ini menggunakan sabut kelapa sebagai bahan bakar dan dengan variasi massa 40 gr, 60 gr, dan 80 gr. Pembuangan asap hanya akan menggunakan ventilasi natural dan tanpa exhaust fan atau alat bantu lainnya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa massa bahan bakar yang digunakan akan mempengaruhi temperatur, laju produksi asap, dan waktu yang dibutuhkan untuk membuang asap dari bangunan.

Fires can occur at any time and in the most unexpected places. Often, fires occur in a building. This building fire can be a housing fire, an office fire, and a mall fire. Therefore, in planning the construction of a building, it is necessary to plan safety facilities in the event of a fire. This study aims to determine the time needed for smoke to fill the room and the time needed to clear the smoke from the room using natural ventilation. This study used coconut coir as fuel and with mass variations of 40 gr, 60 gr and 80 gr. Smoke disposal will only use natural ventilation and without exhaust fans or other assistive devices. The takeaways from this experiment is the amount of fuel mass will affect temperature changes, smoke production rate, and the amount of time it takes to clear all the smokes from the building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puguh Mahendrodjati Djati
"Nama:Puguh MahendrodjatiProgram Studi:Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul Tesis:Analisa Dampak Kebakaran dan Ledakan pada Fasilitas Pengolahan Hidrokarbon Gas dan Kondensat Menggunakan Software ALOHA di PT. X Kebakaran pada sebuah tangki hidrokarbon adalah kecelakaan yang relatif langka yang dapat menyebabkan konsekuensi tak terduga untuk personil, instalasi dan lingkungan. Karakteristik hidrokarbon baik gas vapor ataupun cairan liquid yang memiliki bahaya dan risiko tinggi menyebabkan banyaknya kejadian kecelakaan yang melibatkan hidrokarbon tersebut. Penelitian ini merupakan deskriptif dengan desain kuantitatif melalui pengumpulan data sekunder dan studi literatur tanpa melakukan intervensi pada objek penelitian non experimental dan dianalisa menggunakan perangkat lunak ALOHA dan metode lainnya seperti event tree analysis, probit analysis, dll untuk mengevaluasi model konsekuensi kebakaran dan ledakan pada fasilitas pengolahan hidrokarbon gas dan kondensat yang merupakan Major Hazard Plant, berdasarkan skenario kegagalan yang mungkin terjadi. Major Accident Event MAE dari fasilitas tersebut antara lain kolam api, api jet dan ledakan uap awan. Kejadian kolam api dari fasilitas tersebut memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap personil di dalam fasilitas tersebut. Risiko individu masih berada berada di ALARP region, sedangkan risiko social berada di ldquo;Intolerable region rdquo.

Name Puguh MahendrodjatiStudy Program Master Program of Occupational Health and SafetyThesis rsquo Title The Impact Analysis of Fires and Explosions on the Gas and Condensate Hydrocarbon Processing Facility Using Software ALOHA in PT. X Fire on a hydrocarbon tank is a relatively rare accident that can lead to unforeseen consequences for the worker 39 s, installation and environmental. Characteristics of hydrocarbons either gas vapor or liquid liquid that have a danger and high risk to cause the number of incidents involving the hydrocarbon incident. This research is descriptive with quantitative design through secondary data collection and literature study without intervention on research object non experimental and analyzed using software ALOHA and other methods such as event tree analysis, probit analysis, etc. to evaluate model consequences Fire and explosion at the gas and condensate hydrocarbon processing facility which is the Major Hazard Plant, based on possible failure scenarios. Major Accident Events MAE of the facility include a pool of fire, jet fire and cloud vapor explosion. The event of a pool of fire from the facility has a very significant impact on personnel within the facility. Individual risk is still in the ALARP region, while social risk is in the Intolerable region.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nellyana
"Pemukiman yang padat memiliki risiko terhadap kejadian kebakaran, karakteristik tempat tinggal yang padat, pencahayaan yang kurang, jarak antar rumah yang berdekatan, akses jalan yang sempit dan perilaku masyarakat yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi resiko bahaya kebakaran pada warga pemukiman padat di RT 02 dan 05 Kel. Pekojan, Kec. Tambora, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan semi-kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden pada penelitian ini adalah warga RT 02 dan RT 05 Kelurahan Pekojan, Kec. Tambora, Jakarta Barat yang terdiri dari 65 responden dari RT 02 yang belum pernah mengalami kebakaran, dan RT 05 terdiri dari 56 responden adalah RT yang sudah pernah mengalami kebakaran. Penelitian ini menggunakan 8 Dimensi Paradigma Psikometri (kesukarelaan, potensi dampak, pengetahuan risiko, pengendalian, keparahan, ketakutan, kebaruan dan efek segera) dengan persepsi risiko, dan variabel pendahulu yaitu karakteristik responden (jenis kelamin, usia, pendidikan), pengalaman, dan kondisi tempat tinggal. Parameter yang digunakan adalah skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden di RT 02 dan RT05 sudah cukup baik. Dari 8 Dimensi Paradigma Psikometri di RT 02 yang memiliki kriteria baik yaitu pengetahuan risiko, pengendalian, ketakutan, keparahan, dan efek segera, dan di RT 05 yang memiliki kriteria baik yaitu kesukarelaan, potensi dampak, pengetahuan risiko, pengendalian, dan keparahan. Hasil uji bivariat didapatkan bahwa di RT 02 terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi pengetahuan risiko, pengendalian, ketakutan, efek segera dan keparahan terhadap persepsi risiko kebakaran, sedangkan di RT 05 didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kesukarelaan, potensi dampak, pengetahuan risiko, dan keparahan terhadap persepsi risiko kebakaran

Dense settlements have risks to fires, densely populated characteristics, insufficient lighting, adjacent house spacing, narrow road access and poor community behavior. This study aims to determine the perceptions of risk of fire hazard to densely populated residents in RT 02 and 05 Kel. Pekojan, Kec. Tambora, West Jakarta. This research uses semi-quantitative approach with cross-sectional study design. Respondents in this research are the residents of RT 02 and RT 05 Pekojan Village, Kec. Tambora, West Jakarta, consisting of 65 respondents from RT 02 who had never experienced a fire, and RT 05 consisting of 56 respondents are RTs who have experienced fire. This study uses 8 Dimensions of Psychometric Paradigm (volunteerism, impact potential, risk knowledge, control, severity, fear, novelty and immediate effect) with risk perception, and predecessor variables are respondent characteristics (gender, age, education), experience, residence. The parameter used is Likert scale. The results showed that respondents' perceptions in RT 02 and RT05 were good enough. Of the 8 Dimensions of the Psychometric Paradigm in RT 02 which have good criteria of risk knowledge, control, fear, severity, and immediate effect, and in RT 05 which has good criteria of volunteerism, potential impact, risk knowledge, control, and severity. The result of bivariate test shows that in RT 02 there is a significant correlation between risk knowledge dimension, controlling, fear, immediate effect and severity to perception of fire risk, whereas in RT 05 it is found that there is a significant relationship between volunteerism, impact potential, risk knowledge, and severity on perceptions of fire risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Press, 2012
627.4 BUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI-Press, 2012
627.4 BUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Menteri Negara Lingkungan Hidup , 1998
634.9 LAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Cholianawati
"ABSTRACT
Partikulat halus (PM2,5) merupakan partikel pencemar yang berukuran kurang dari 2,5 μm. Partikulat tersebut bersumber dari alami maupun antropogenik. Peningkatan konsentrasi partikulat berkontribusi pada peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas. Kebakaran hutan tahun 1997 berkaitan dengan penurunan status gizi tinggi badan terhadap umur sebesar 3,4 cm pada usia dewasa. WHO menetapkan empat tahap standar baku mutu konsentrasi partikulat baik jangka pendek (24 jam) maupun jangka panjang (tahunan), yaitu Air Quality Guideline (AQG), Interim Target-3 (IT-3), IT-2, dan IT-1. Wilayah Indonesia bagian timur memiliki konsentrasi partikulat halus tahunan yang masih memenuhi baku mutu utama (AQG) WHO, sementara beberapa wilayah Indonesia bagian barat rentan mendapat paparan partikulat halus yang cukup tinggi yang dapat meningkatkan risiko kesehatan hingga 6%"
Jakarta: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, 2019
520 DIRGA 20:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>