Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Mayandi
"Perkembangan teknologi telekomunikasi menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan fasilitas komunikasi. Sekarang ini manusia telah mampu melakukan komunikasi tanpa harus tergantung pada waktu dan tempat. Hal ini bisa terwujud berkat ditemukannya teknologi komunikasi. Sebuah perusahaan membutuhkan sebuah jaringan untuk dapat menghubungkan beberapa kantor yang mereka miliki. Untuk dapat berhubungan antar kantor tersebut maka dibutuhkan jaringan sesuai dengan kebutuhan layanan yang akan dibuat pada jaringan tersebut.
Adapun pada penulisan skripsi kali ini, yang dirancang merupakan jaringan yang akan mengakomodir 4 buah layanan yaitu layanan video conferencing, IP VPN, IP telepon, serta internet. Sedangkan yang dijadikan backbone adalah layanan IP VPN. Layanan ini akan diwakili dengan perancangan backbone itu sendiri yang dibagikan menjadi 2 buah layanan pada tingkatan yang ada pada OSI layer. Layanan yang diwakili oleh layer 2 dibuat dengan backbone yang tersusun atas beberapa switch, sedangkan layer 3 disusun oleh router.
Untuk membuat sebuah jaringan maka dibutuhkan beberapa metode, yaitu PDIOO, yaitu singkatan dari Plan- Design- Implementation- Operation-Optimization. Langkah- langkah ini merupakan rekomendasi dari Cisco. Langkahlangkah inilah yang nantinya yang menjadi dasar untuk perancangan jaringan. Adapun perancangan ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Packet Tracer. Perangkat lunak ini akan mensimulasikan VLAN dan EIGRP tersebut dan untuk kemudian dapat diuji.

Development of telecommunication technology shows the big increasement and along with the increasement of human need to communicate between each other. Rigth now, people can communicate each other without limitation of place and time. This term can be done by invention of communication technology. A coorporate need the network to connect their branch office with another. Build a network can be done by look into what services will be build on that office.
In this research, the design of network hepefully can accomodate 4 servies, the services are : video conferencing, IPVPN, internet and ip telephony. IP VPN will be an option to build the backbone. This services represent by designing the backbone of layer 2 and layer 3. The backbone in layer 2 represent by switch and named switch, and the backbone in layer 3 represent by router and named the routing protocol with EIGRP.
To build a network, we need some method, the metchod called PDIOO, which recomended by Cisco. The abbreviation of Plan- Design ' Implementoperation an Optimization. This step of method that become a foundation of network building. This design of network build by simulation software called Packet Tracer. This software can be simulate EIGRP and VLAN and also test the network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40495
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Adi Purwanto
"Perusahaan yang memiliki unit ? unit usaha di lokasi tertentu tentunya ingin agar unit - unit usaha tersebut tersambung satu sama lain dalam satu jaringan dan dapat berbagi informasi penting untuk menunjang kelangsungan bisnis perushaan tersebut. Namun aspek privasi dari tiap unit ? unit usaha tersebut tentunya tidak boleh dikesampingkan sehingga aktifiitas penggunaan jaringan oleh suau unit usaha tidak mengganggun unit usaha lain. Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah penggunaan VPN. Dimana sumber daya jaringan dapat dipakai bersama namun aspek privasi antar unit usaha tidak dikesampingkan.
Salah satu alternatif pengimplementasian VPN adalah dengan L3VPN. Sesuai dengan namanya, backbone untuk menunjang L3VPN ini adalah divais yang beroperasi pada layer-3 yaitu router. Sehingga untuk mempesiapkan jaringan yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan L3VPN perlu disiapkan sebuah jaringan backbone yang tersusun dari router ? router yang walaupun tidak tersambung fisik tetapi harus tersambung secara logika. Ketersambungan secara logika ini dapat diakomodasi oleh routing protocol.
Dengan studi kasus dimana PT. Indonesia Comnets Plus bermaksud untuk membuat jaringan antar unit usaha PLN di Kota Palembang. Maka akan dilakukan perancangan jaringan yang dapat mendukung pengimplementasian L3VPN dengan memakai routing protocol OSPF yang akan dikonfigurasi menggunakan IOS command pada router.

Enterprise that has several branch unit within area surely wants so that its branch units can connect to each other within one network and share important information in order to support its business operations. Under that constraint, privacy among each branch units may not be neglected so the activity of network using won?t bother other unit branch?s activity. One solutin can be used is to implement VPN, on which network resources can be shared among unit branch and privacy aspect is still considerated.
One of the alternative for implementing VPN is to implement L3VPN. Backbone network used for supporting L3VPN is using layer-3 devices, which is router. So, in order to prepare a ntework to ready for L3VPN implementation it needs a backbone network which consist of routers, which are although not physically connected but logically connected. This logical connection between routers can be achieved using routing protocol.
With a case study on which PT. Indonesia Comnets Plus want to build network among PLN unit branch at Palembang, a network planning will be carried, under constraint that the network to be designed has to be able to support L3VPN implementation using OSPF dan EIGRP routing protocol configures using IOS command.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40449
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyidina Safitri
"Berkembangnya konvergensi internet dan telekomunikasi memberikan dukungan penuh terhadap keamanan data dan peningkatan kinerja jaringan. IETF menstandarkan MPLS sebagai pengembangan dari teknologi VPN. MPLS dapat menyederhanakan proses routing yang menjadi beban router, mengoptimalkan pemilihan jalur melalui kemampuan manajemen class of service dan traffic engineering. Untuk mendukung optimasi pemilihan jalur, routing protokol mempunyai peran yang fundamental didalam jaringan. Pemilihan routing protokol yang tepat diperlukan agar jaringan optimal dan efisien, serta dapat mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat.
IPSec diimplementasikan pada end-to-end router untuk memberikan proteksi pada lapisan jaringan dengan merancang mekanisme keamanan kriptografi. Implementasi tunnel IPSec pada jaringan MPLS yang dijalankan pada tiga routing protokol yang berbeda yaitu RIPv2, EIGRP dan OSPF dengan aplikasi video conference sebagai data pengujian menunjukkan bahwa perubahan kualitas pada trafik video lebih besar daripada suara, dimana untuk trafik video RIPv2 memiliki delay terbesar, sedangkan delay EIGRP dan OSPF relatif sama.
Setelah IPSec di implementasikan, terjadi kenaikan delay secara signifikan pada OSPF sebesar 101%, sedangkan pada RIPv2 dan EIGRP hanya sekitar 8%. Parameter pengujian lainnya seperti jitter, throughput dan packet loss lebih banyak dipengaruhi oleh delay yang terukur, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa EIGRP adalah routing protokol yang memiliki kinerja paling bagus dilihat dari parameter jaringan yang terukur, didukung dengan nilai MOS dari responden dan paling efektif untuk diimplementasikan pada jaringan MPLS dengan tunnel IPSec dalam skala network yang kecil dan bandwidth yang terbatas.

The growth of Internet convergence and telecommunication provide full support for data security and improvement in network performance. IETF standardize MPLS as part of VPN techology development. MPLS can simplify routing process which became a load in router, optimizing route selection through the capability of class of service and traffic engineering management. To support optimization in route selection, routing protocols have fundamental role in the network. Routing protocol selection is required for network become optimum and efficient, also can handle complex routing situation more fast and accurate.
IPSec is implemented to end-to-end router to provide protection at the network layer by designing cryptography mechanism. IPSec tunnel implementation over MPLS network that running at three different routing protocols RIPv2, EIGRP and OSPF using video conference application as testing data, shows that the change of quality in video traffic is bigger than voice. Video traffic RIPv2 has the largest delay, while EIGRP and OSPF delay relatively the same.
But after IPSec is implemented, delay significantly increase in OSPF by 101% while RIPv2 and EIGRP increase about 8%. Other testing parameters such as jitter, throughput dan packet loss are more influenced by measured delay, thus concluded that EIGRP is the best routing protocol in performance from measured parameters, supported with MOS value from respondents and the most effective to be implemented in MPLS network with IPSec tunnel in small scale network and limited bandwidth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51055
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Antares Abdillah Wahid
"Kemajuan teknologi mengakibatkan kebutuhan kecepatan data meningkat. Sehingga perlu dirancang suatu jaringan backbone serat optik yang handal berkapasitas tinggi. Pada skripsi ini, akan didesain suatu jaringan backbone berkapasitas 40G*80 kanal yang menghubungkan kota Bandar Lampung dan Palembang. Jaringan yang dirancang memiliki panjang total 566 Km dan melewati kota Bandar Lampung, Kotabumi, Martapura, Muara Enim, Prabumulih, dan Palembang. Jaringan dibuat menggunakan serat optik SMF-28 premium buatan Perusahaan Corning dan Unitrans ZXWM M920 dari Perusahaan ZTE. Menghasilkan jaringan yang mampu membawa minimal 7 kanal hingga 80 kanal dengan OSNR berkisar antara 32dB hingga 42 dB.

Technology advances make the demand of bit rate increase. So we need to design a reliable fiber optic backbone network with high-capacity. In this paper, a backbone network will be designed with a capacity of 40G * 80 channel that connects the city of Bandar Lampung and Palembang. Designed network has a total length of 566 km and pass through Bandar Lampung, Kotabumi, Martapura, Muara Enim, Prabumulih, and Palembang. Network created using SMF-28 premium from corning incorporated and Unitrans ZXWM M920 from ZTE coorporation. This network able to operate at 7 to 80 channel with ONSR value 34dB to 42dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafrudin
"Tujuan utama pengembangan IPv6 adalah untuk memenuhi kebutuhan alamat IP untuk jangka panjang sekaligus menyempurnakan berbagai kelemahan yang ada pada IPv4. Dengan hadirnya IPv6 maka dibutuhkan routing protocol yang mendukung jaringan IPv6 diantara RIPng dan OSPFv3. Routing protocol berfungsi untuk menghubungkan antar jaringan, dan memilih jalur atau rute untuk mencapai jaringan yang lain. Skripsi ini disusun untuk mengetahui kinerja dari routing protocol pada jaringan IPv6 yaitu RIPng dan OSPFv3. Pengujian dilakukan dengan analisa proses pemilihan jalur pada routing table, analisa paket header, dan pengujian dengan melakukan pengiriman paket pada masing-masing routing protocol. Metode yang digunakan adalah studi literatur, simulasi pada komputer, dan implementasi pada jaringan test-bed. Analisa data menunjukan bahwa secara umum kinerja RIPng dan OSPFv3 tidak jauh berbeda dengan routing protocol pendahulunya, yaitu RIP dan OSPF pada jaringan IPv4, perbedaan mendasar adalah dukungan terhadap pengalamatan 128-bit. Pada pengujian didapatkan kinerja OSPFv3 lebih baik karena kecepatannya dalam melakukan konvergen pada jaringan ketika terjadi link down dibutuhkan waktu sebesar 4,542 detik, jaluh lebih cepat daripada RIPng yang membutuhkan waktu 60,566 detik. Hasil pengujian throughput dengan window size paket TCP berukuran 2, 4, 8, 16, 32 Kbyte didapatkan nilai rata-rata 92,8 Mbits/detik untuk routing protocol RIPng, dan pada OSPFv3 didapatkan nilai rata-rata throughput 85,3Mbits/detik untuk windows size 2, 4, 8 Kbyte dan 92,9Mbits/detik untuk window size berukuran 16 dan 32 Kbyte. Pada pengujian jitter dengan paket UDP pada jaringan IPv6, didapat besar jitter dengan routing protocol RIPng rata-rata 1,196 ms dan dengan dengan OSPFv3 rata-rata sebesar 1,106 ms.

The main objective of the development of IPv6 (Internet Protocol Version 6) is to meet needs of IP addresses for the long term and improving the existing weaknesses in IPv4. With the presence of IPv6, also needed routing protocol that support IPv6 such as RIPng and OSPFv3. A routing protocol is a protocol that specifies how router communicate each other, select path or routes, and connect other network. This paper is arranged to determine the performance of RIPng dan OSPFv3 routing protocols. For the testing is done by analyzing the patch selection process in the routing table, packet header analysis, and testing by sending a packet. The method used is literature study, computer simulation, and implementation on the test-bed. Data analysis showed that the overall performance of RIPng and OSPFv3 are not much different from its predecessor routing protocol, RIP and OSPF on an IPv4 network, the fundamental difference is the support of 128-bit addressing. OSPFv3 on test performance showed better because the speed of convergence on the network do when it happens the link down it takes by 4.542 seconds, faster than the RIPng which took 60.566 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depi Prasetyo
"Dalam penulisan skripsi ini membahas tentang perbandingan performa protokol routing AODV, AOMDV dan AODV-UU pada mobile ad hoc network dengan menggunakan program Network Simuator 2. Dilakukan perbandingan dengan menggunakan koneksi UDP dan TCP untuk melihat performa yang dihasilkan pada setiap protokol routing. Analisa performa dilakukan dengan menggunakan variasi kecepatan pada setiap node dan topologi dengan pergerakan node yang saling menjauh dan saling mendekat. Pengukuran performa dilakukan dengan menggunakan parameter delay, paket drop, throughput, dan packet delivery ratio. Didapatkan kecepatan pergerakan antar setiap node mempengaruhi performa pada protokol routing yang digunakan. Pengaruh kecepatan memberikan efek yang signifikan terhadap koneksi UDP yang memiliki priotitas kecepatan pada saat menyampaikan paket antar setiap node. Pada AOMDV memiliki nilai throughput tertinggi dan sangat dihandalkan ketika kondisi kecepatan rendah dengan nilai delay 50% dari AODV-UU dan 25% dari AODV. Setiap protokol routing dengan perubahan kecepatan Menghasilkan PDR dengan rentang rasio 0.97% - 0.99% pada TCP dan 0.49% - 0.68% pada UDP.

This final project discussed the comparative performance routing protocol AODV, AOMDV, and AODV-UU in mobile ad hoc network using program Network Simulator 2. The comparison performed by using UDP and TCP connection to see the result of performance in each routing protocol. Analysis performance use variation of velocity on each node and variation topology with mobility every node get closer and get away. Performance measurement with using parameter delay, packet drop, throughput, and packet delivery ratio. The result from mobility each node influences performance in routing protocol. Effect velocity most significants in UDP connection with have speed priority to send packet in every node. AOMDV has highest throughput value than others and reliability with low velocity condition had delay value 50% from AODV-UU and 25% from AODV. Each routing protocol with change of velocity produce range ratio in PDR from 0.97%-0.99% in TCP and 0.49%-0.68% in UDP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada Mobile Ad hoc NETwork (MANET), node yang dilengkapi dengan peralatan wireless memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengorganisasi secara mandiri, walaupun tanpa kehadiran suatu infrastruktur jaringan. Jaringan ad hoc hybrid, memungkinkan beberapa node yang bergerak bebas (mobile) membangun komunikasi yang seketika (instant) dan terbebas dari ketergantungan pada infrastruktur dapat mengakses ke Local Area Network (LAN) atau ke Internet. Fungsi dari jaringan ad hoc sangat tergantung pada routing protocol yang menentukan jalur atau rute diantara node. Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) adalah salah satu routing protocol pada jaringan ad hoc yang bersifat reactive. Protokol ini adalah salah satu protokol yang paling banyak diteliti dan digunakan. Pada penelitian ini dilakukan pengkajian protokol AODV dengan membangun suatu testbed menggunakan Personal Computer, beberapa Laptop (sistem operasi Linux Red Hat 9.0 dan Fedora Core 2), serta Personal Digital Assitant (PDA). Penelitian ini juga membuat package yang lengkap dengan cara cross compilation untuk PDA iPAQ. Hasil yang didapat dari analisa simulasi protokol AODV dengan menggunakan Network Simulator NS-2 didapatkan rata-rata packet delivery ratio 99,89% , end-to-end delay sebesar 0,14 detik dan routing overhead sebesar 1.756,61 byte per detik. Kemudian hasil pengukuran simulasi dibandingkan dengan hasil pengukuran testbed. Dari hasil pengukuran testbed didapatkan packet delivery ratio adalah sebesar 99,57%, end-to-end delay sebesar 1,004 detik dan routing overhead sebesar 1.360,36 byte per detik.

Abstract
In Mobile Ad hoc NETwork (MANET), node supplemented with wireless equipment has the capacity to manage and organise autonomously, without the presence of network infrastructures. Hybrid ad hoc network, enable several nodes to move freely (mobile) to create instant communication. Independent from infrastructure. They could access the Local Area Network (LAN) or the Internet. Functionalities of ad hoc network very much dependent on the routing protocol that determines the routing around node. Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) is one of routing protocols in ad hoc network which has a reactive characteristic. This protocol is the most common protocol being researched and used. In this Research, AODV protocol investigation was conducted by developing a testbed using Personal Computer, several Laptops (the Linux Red Hat operation system 9.0 and Fedora Core 2), and Personal Digital Assistant (PDA). This research also made a complete package by mean of cross compilation for PDA iPAQ. In general, results obtained from the simulation of AODV protocol using Network Simulator NS-2 are packet delivery ratio 99.89%, end-to-end delay of 0.14 seconds and routing overhead of 1,756.61 byte per second. Afterwards results from simulation were compared to results from testbed. Results obtained from testbed are as follows: the packet delivery ratio is 99.57%, the end-to-end delay is 1.004 seconds and the routing overhead is 1,360.36 byte per second."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Bonar
"Pada skripsi ini dianalisa mekanisme signaling dan routing komunikasi voice pada interkoneksi jaringan PSTN dengan jaringan IP. Mekanisme yang dianalisa adalah proses integrasi signaling kedua jaringan dengan sistem pengalamatan yang berbeda. Integrasi kedua jaringan dijembatani oleh protokol ENUM yang merupakan protokol pengalamatan. Adanya integrasi kedua jaringan memungkinkan interkoneksi antara terminal-terminal pada kedua jaringan. Interkoneksi ini dilakukan dengan mengintegrasikan dua protokol signaling yang berbeda yaitu SS7 dan SIP. Sistem signaling kedua jaringan dibahas untuk menganalisa bagaimana pesan-pesan signaling dapat dipetakan dari satu protokol ke protokol yang lain. Dianalisa juga proses signaling yang melibatkan protokol ENUM untuk mendapatkan alamat yang dituju pada jaringan yang lain yang memiliki sistem pengalamatan yang berbeda. Hasil analisa studi literatur yang dilakukan menyatakan bahwa secara teknis implementasi ENUM untuk mengintegrasikan jaringan PSTN dengan jaringan IP sebagai core network pada generation network dapat dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Widyaningrum
"Routing protocol pada Mobile Ad hoc Network (MANET) merupakan salah satu isu penting dalam melakukan komunikasi antar node. Pemilihan routing protocol yang tepat sangat diperlukan untuk menentukan rute data yang efisien. Penelitian ini menganalisis kinerja routing protocol pada MANET yakni AODV, OLSR dan TORA di lingkungan IPv6 dengan melihat dampaknya terhadap stabilitas jaringan. Simulasi dijalankan dengan menggunakan simulator OPNET Modeler versi 14.5, dimana setiap routing protocol diuji dengan variasi jumlah node, variasi kecepatan gerak node, menjalankan aplikasi HTTP dan voice serta penambahan node yang melakukan serangan blackhole. Hasil simulasi menunjukkan bahwa routing protocol AODV memiliki kinerja terbaik dibandingkan dengan kedua routing protocol lainnya pada skenario variasi jumlah node, variasi kecepatan dan penerapan aplikasi HTTP dan voice. Packet end-to-end delay AODV yang dihasilkan berkisar antara 0,00048-0,00055 s dan nilai rata-rata network load yang dihasilkan AODV merupakan yang paling rendah dengan maksimum yang didapat sebesar 26.076 bits/sec. Namun pada kondisi terdapat serangan blackhole, routing protocol yang terkena dampak paling kecil adalah routing protocol OLSR dengan perubahan throughput sebesar 5,25%, packet end-to-end delay sebesar 1,52% dan network load sebesar 5,25%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebby Aprilyan Alhadi
"Wireless Mesh Network merupakan teknologi jaringan wireless yang dipercaya dapat meningkatkan peranan penting dalam wireless mobile network dimasa yang akan datang. Teknologi ini memiliki kemampuan mengkonfigurasi dan mengorganisasi dirinya sendiri, sehingga mampu membuat dan menjaga konektivitasnya serta memiliki jangkauan luas karena menggunakan system multihop. Dalam penulisan skripsi ini akan dibangun testsbed wireless mesh network tipe hybrid menggunakan perangkat mesh client dan mesh router dengan routing protocol AODV-UU dan UoBWinAODV. Mesh router dimodifikasi dengan menggunakan firmware opensource OpenWrt. Testbed tersebut digunakan untuk menguji performansi self configure, self healing serta parameter-parameter seperti throughput, latency dan jitter melalui beberapa skenario pengujian tertentu.

Wireless Mesh Network is a wireless network technology that trusted can increase important role in the future of wireless mobile network. Its has an ability in self configured and self organized, so that can make and maintain the connectivity and also has a large range because its used a multihop system. In this final project will be built a hybrid wireless mesh network testbed using a mesh client and mesh router device with AODV-UU and UoBWinAODV routing protocol. The mesh router device is modified using opensource firmware OpenWrt. The testbed will be used to test a self configure, self healing and also a network parameters such as throughput, latency and jitter performance through some of testing skenario."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.147 Alh i
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>