Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83380 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Insan
"Komputer bergerak pada umumnya memiliki rentang nilai tegangan dari 15V - 18V, untuk itu regulator yang dibutuhkan yang mampu mensuplai rentang nilai tegangan tersebut. Selain itu perancangan sistem juga harus memiliki tegangan masukan yang sesuai dengan rentang tegangan panel surya yang memiliki nilai tegangan maksimum sebesar 21V, dan daya maksimum yang sesuai dengan kebutuhan komputer bergerak. Untuk itulah dibutuhkan regulator yang mampu memenuhi akan tegangan masukan dari panel surya dan kebutuhan tegangan keluaran untuk beban dan daya maksimum. Regulator yang digunakan adalah switching regulator, hal ini karena tingkat efisiensi dari switching regulator sangat tinggi. Untuk memenuhi semua kebutuhan beban dan sumber daya maka digunakan IC L4970 yang merupakan IC switching regulator yang memiliki kemampuan yang memadai untuk kebutuhan sistem ini.
Implementasi dari switching regulator dengan IC L4970 ini menghasilkan regulator yang memadai dan memiliki tingkat efisiensi yang sangat baik. Komputer bergerak toshiba dilakukan pengisian dari kondisi 60% selama 1 jam didapat hanya naik sebesar 10% menjadi 70%, padahal dengan adaptor toshiba itu sendiri mencapai 90% untuk waktu pengisian selama 1 jam, hal ini karena daya yang diberikan oleh panel surya bukan merupakan daya maksimum yang bisa diberikan ke komputer bergerak, sehingga pengisian dilakukan lebih lama dibandingkan adaptor toshiba itu sendiri. Hal ini juga berlaku terhadap komputer bergerak Acer.

Laptops generally have a range of voltage 15V - 18V, for the regulator that is capable of the required supply voltage is the value range. In addition, the design system should also have a voltage input voltage range in accordance with the solar panel that has a maximum voltage value of 21V, and maximum power in accordance with the needs of mobile computers. It is necessary for the regulator will be able to meet the input voltage from solar panel and the need to load the output voltage and maximum power. The regulator switching regulator is used, this is because the level of the switching regulator efficiency is very high. To meet all the needs and resources, the burden then used the IC L4970 IC is a switching regulator that has the ability adequate to the needs of this system.
Implementation of the switching regulator IC with the L4970 is the regulator and has a sufficient level of efficiency that is very good. Toshiba laptop made of the condition of 60% obtained for 1 hour only increased by 10% to 70%, with the adapter toshiba itself up to 90% for the time for 1 hour, this is because the power provided by solar panels is not the maximum power which can be given to moving the computer, so that the charging is done more than old toshiba adapter itself. This also applies to moving Acer computer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51370
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prayudo Kusumo Wardhana
"Skripsi ini membahas mengenai perancangan dan pengujian sistem regulasi energi sel surya sebagai sumber catu daya untuk laptop dengan tingkat tegangan keluaran yang dapat diatur. Penggunaan sel surya dimaksudkan untuk memanfaatkan alternatif energi lain, sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Dalam perancangannya, sistem catu daya ini menggunakan prinsip Switching Regulator dengan rangkaian terpadu L4970A. Pemilihan Switching Regulator dimaksudkan untuk menjaga kestabilan tegangan catu dan efisiensi sistem. Tujuan perancangan dan pengujian ini adalah untuk membuat sistem suplai catu daya laptop dengan spesifikasi tegangan catu 15-20 V. Dari hasil berbagai pengujian, terlihat bahwa efisiensi sistem ini cukup tinggi, sekitar 82%-90%. Sistem ini juga sudah teruji cukup baik untuk pencatuan beban pengganti. Agar dapat mencatu laptop secara optimal, sistem regulasi harus mendapat tegangan masukan minimal 24 V.

This undergraduate thesis describes about designing and testing of solar cell regulation system as power supply for laptop with adjustable output voltage level. Solar cell is used to utilize alternative power source, so it can decrease consumption of fossil fuel. In designing process, this power supply system uses Switching Regulator principle with IC L4970A. Switching Regulator is used to keep stability and efficiency of power supply output. The target is to make stable notebook power supply with output range from 15 V to 20 V. From various testing process, it can be seen that the system has quiet high efficiency, about 82%-90%. This system has also been proved quiet well for supplying supplementary load. This system should be supplied with 24 V minimum voltage input to be able to supply laptop correctly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Emmanuel Rico
"Skripsi ini merancang bangun sebuah sistem catu daya berbasis switching regulator, untuk menjaga ke-stabilan tegangan keluaran perangkat sel surya. Sehingga didapatkan efisiensi konversi energi listrik dari penyerapan sinar matahari yang intensitasnya berubah-ubah. Selain itu, merancang pengendalian pembatasan pengisian tegangan ke baterai pada saat low voltage. Hal ini, diperlukan sebagai perlindungan terhadap rangkaian dan baterai dari low voltage, sehingga menjaga umur pemakaian rangkaian dan baterai komputer bergerak. Sistem ini terdiri dari switching regulator, voltage divider, komparator dan relay. Switching Regulator pada sistem ini menggunakan IC L4970A yang dapat memenuhi kebutuhan daya yang diperlukan oleh komputer bergerak. Voltage divider mengkonversi tegangan sel surya untuk keperluan masukan komparator sebagai sensing sinyal untuk pengendalian sistem. Relay mengontrol hubungan pen-saklaran komputer bergerak untuk charging atau discharging. Dari hasil pengujian, sistem catu daya ini sudah dapat diterapkan untuk penggunaan pada komputer bergerak bertegangan antara 16-19 V.

This research study related to design and build up a power supply system based on switching regulators, to maintain the stability of the output voltage of solar cell devices. Then, to getting an efficiency of electrical energy conversion of sunlight energy absorption that had variable intensity. In addition, designing a voltage controller to the battery charging during low voltage. It is necessary, as a protection against a series of low voltage, thus keeping the circuit and the battery life of mobile computers. This system consists of a switching regulator, voltage divider, comparator and relay. This Switching Regulator system uses a L4970A IC that can meet the needs of the power required by the mobile computer. Voltage divider converting voltage of solar cells for sensing purposes as a comparator input signal to the controller system. Relay as a controller to mobile computer for charging or discharging function. From the test results, the power supply system is applicable for use in mobile computer requiring voltage between 16-19 V."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitchell, Daniel M.
New York: McGraw-Hill, [Date of publication not identified]
621.381 MIT d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marulitua, Edison
"Para pembuat IGBT sedang berusaha membuat piranti elektronik ini menjadi pilihan alternatif yang menarik untuk rentang yang luas di bidang elektronika daya, seperti halnya penggunaan IGBT sebagai kendali PWM berbasis mikrokontroler AT90PWM3 yang dirancang untuk sebuah perangkat inverter 3 fase dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya, dimana pada IGBT tersebut membutuhkan catu daya (power supply) untuk mencatu penyaklaran dimana catu daya tersebut terpisah dari sistem yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan perancangan rangkaian yang dapat mengatur power supply yang digunakan sebagai pembangkit pencatuan saklar IGBT.
Perancangan rangkaian yang akan dibahas, akan menghasilkan beberapa tegangan yang terpisah yang sesuai dengan kebutuhan tegangan yang akan digunakan pada sistem, termasuk untuk menyuplai IGBT tersebut, serta alat yang mendukung kinerja dari pencatuan IGBT. Dimana diharapkan tegangan keluaran yang dihasilkan memiliki tingkat kestabilan yang cukup. Maka dirancanglah flyback regulator untuk mencatu sistem penyaklaran IGBT pada inverter.

IGBT's makers are trying to make electronics device has become an attractive alternative choice for the range in the field of power electronics, as well as use as an IGBT ' based PWM control of the AT90PWM3 that is designed for three phase inverter device in the system of solar power plants, where the IGBT requires power supply that is separate from the system used. Therefore, it required the design of a circuit which can adjust the power supply is used as power rationing IGBT switches.
The design of circuit that will be discussed, will generate the appropriate voltage multilple output voltage needs to be used on the system, including for the supply IGBT, as well as tools that support the performance of IGBT. Where the resulting output voltage is expected to have sufficient level of stability. Flyback regulator was designed to distribute the inverter IGBT switching system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S51062
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junartho Halomoan
"Sistem Daya Tenaga Surya untuk Komputer Bergerak merupakan sistem yang
menggunakan energi matahari sebagai sumber listrik untuk komputer bergerak. Dengan menggunakan sistem ini, sumber listrik untuk komputer bergerak bisa didapatkan dimana saja selama ada cahaya matahari sistem ini terdiri dari sel surya regulator, dan beban. Sol surya berfungsi sebagai pengubah energi matahari menjadi energi listrik dan Regulator berfungsi sebagai peregulasi tegangan antara sel surya dan beban. Beban yang digunakan berupa komputer bergerak. Toshiba seri Satellite Pro 6000. Bahan yang disertai baterai membutuhkan tegangan sebesar 15V dengan arus sebesar 2A. Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik komputer bergerak tersebut, sel surya yang dibutuhkan mempunyai spesifikasi daya minimum sebesar 30W. Dalam tugas akhir ini, sel surya yang digunakan BP585F yang mempunyai spesilikasi daya sebesar 85W. Sel surya mempunyai karakteristik kelistrikan yang berubah-ubah terhadap irradiansi matahari. Oleh karena itu, regulator tegangan dibutuhkan untuk meregulasi tegangan antara sel surya dan beban serta melindungi beban. Regulator tegangan yang digunakan IC (integrated circuit) linear LM723 yang meregulasi tegangan masukan minimum sebesar 17,7 V (berdasarkan simulasi PSPICE) menjadi tegangan keluaran sebesar l5V dengan arus keluaran sebesar 2A Selain regulator tegangan, komparator dan indikator juga dimasukkan ke dalam sistem. komparator yang digunakan IC Op-amp (operational amplifier) LM324 yang berfungsi mendeteksi tegangan masukan dari sel surya dan indikator yang digunakan 2 buah LED (light emitting diode) yang berguna untuk memberikan informasi keadaan sistem kepada pemakai. Hasil perancangan sistem daya tenaga surya disimulasikan dalam PSPICE menunjukkan bahwa komputer bergerak dapat bekerja jika besar irradiansi matahari di alas 410W/m2. Dalam basil uji coba sistem, komputer bergerak dapat bekerja pada irradiansi matahari di atas 395,833W/m2 • Pada uji coba sistem pada komputer bergerak yang tidak beroperasi/ hanya mengisi baterai internalnya, tegangan keluaran yang terukur berkisar antara 14,5V-15,5V, arus keluaran yang terukur berkisar antara 0,06A-l ,22A. dan baterai terisi dari 70o/~78% selama 60 menit Sedangkan pada uji cuba sistem pada komputer bergerak yang beroperasi sambil mengisi baterai internalnya, tegangan keluaran yang terukir berkisar antara
l4V-15V, arus keluaran yang terukir berkisar antara l,OIA-1,58A, dan baterai terisi dai 7l%-73% selama 79 menit
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA3357
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Christianto Alexander Prasetia
"Kebutuhan energi nasional Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Seiring potensi yang belum dioptimalkan, energi terbarukan mulai dijadikan solusi, salah satunya energi surya. Sayangnya, panel surya dinilai masih memiliki efisiensi yang terbilang rendah dan sistem yang membutuhkan sumber penyokong atau media penyimpanan seperti baterai. Untuk meningkatkan performa dan mengamankan sistem yang rumit tersebut, juga dibutuhkan algoritma yang dapat mengatur saklar penghubung sistem secara optimal. Dalam desain yang diberikan, performa dan efisiensi sistem panel surya dapat ditingkatkan dengan pengendali surya MPPT. Pengendali tersebut menentukan tegangan referensi panel surya sehingga dapat memberikan keluaran daya maksimum sesuai dengan spesifikasinya. Sistem pengendali MPPT tersebut dioptimasi lagi dengan algoritma PI yang dapat mempercepat waktu tunak sistem. Baterai disusun paralel dengan beban dan dimodelkan sebagai media penyimpanan daya arus searah sekaligus suplai daya untuk beban saat panel surya tidak bekerja. Model kompleks tersebut dilengkapi sistem saklar otomatis dengan algoritma yang dirancang oleh penulis berdasarkan parameter sistem untuk mengamankan dan mengoptimasi kerja sistem. Pada pengujian, PI MPPT panel surya-baterai mengahasilkan keluaran yang sesuai keadaan nyata dengan waktu tunak yang kurang dari 1 detik. Sistem lalu disimulasikan pada dua kondisi acak berbeda, yaitu kondisi A dengan parameter acak yang ditentukan oleh penulis; dan B yaitu kondisi acak dengan basis nilai keadaan nyata sesuai data yang dikutip penulis. Sistem memberikan hasil yang dinilai optimal pada seluruh kondisi dengan algoritma saklar otomatis yang berfungsi menjaga sistem. Pada akhirnya, sistem yang diberikan penulis dapat menjadi acuan awal yang dikembangkan ataupun diaplikasikan pada sistem dengan skala yang lebih besar.

Indonesia electrical power demand is increasing day by day. Getting along with an unimproved potential source, renewable energy is starting to become a solution in need, such as solar energy. However, solar panel is still considered as an alternative with lower efficiency rate and a complex system that needs a backup source and direct current storage which is battery. In order to raise the performa as well as to secure the system with that kind of complexity, an algorithm to manage a joint switch between each system optimally is very much needed. In the design presented, the performance and efficiency given by solar panel system can be elevated by a MPPT Solar Charge Comtroller. The controller will determine the voltage reference maximizing the power output given by the solar panel. MPPT will then be optimized by a PI controller to reduce the settling time of the system. Battery is arranged paralelly with the load and is modelled as a DC power storage and as well as a power source for supplying the lload were the solar panel is not working. This block is equipped with an automatic switching system based on an algorithm created by writer considering all the parameters contained to optimize and secure the work of the system.When its in testing process, PI MPPT solar panel battery deliver a result suitable to a real condition with a below 1 second settling time. After that, the system is tested upon two random conditions, which are A with a random parameter stated by writer and B with a parameter based on a literature cited by writer. Eventually, the system is giving an appropriate result in all conditions with the switching algorithm is working properly. This result proves that the system and algorithm given by writer is eligible to be applied and develop further."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Fachrezi Adrianno
"Saat ini, pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menghasilkan banyak emisi CO2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu pembangkit listrik yang dapat menghasilkan energi listrik menggunakan energi terbarukan yaitu energi matahari dan tidak menghasilkan emisi CO2 dalam pembangkitan energi listriknya. Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia harus turut hadir dalam menggunakan pembangkit energi terbarukan yang lebih bersih. Sebagai institusi pendidikan dengan beban yang lebih tinggi pada siang hari untuk aktivitas akademis, PLTS tergolong salah satu alternatif energi terbarukan yang cocok untuk diimplementasikan di Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah studi pemanfaatan potensi matahari di lingkungan Universitas Indonesia menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang optimal berdasarkan lahan yang tersedia. Penelitian dilakukan menggunakan perangkat lunak PVsyst, DIgSILENT, dan HOMER. Kapasitas PLTS yang dirancang sebesar 2842 kWp dengan pengurangan LCOE sebesar Rp 40,30/kWh dan mengurangi emisi karbon sebesar 2.912.969 Kg/tahun. Implementasi PLTS pada jaringan listrik Universitas Indonesia yang sudah ada juga tidak menganggu aliran daya karena kondisi tegangan bus sistem masih berada pada batas Grid Code.

Currently, power plants in Indonesia are still dominated by Steam Power Plants which produce a lot of CO2 emissions. Solar Power Plant (PV) is one of the power plants that can produce electrical energy using renewable energy, namely solar energy and does not produce CO2 emissions. The University of Indonesia as one of the leading universities in Indonesia must also be the one to use cleaner renewable energy plants. As an educational institution with a higher load during the day for academic activities, Solar Power Plant is classified as one of the alternative renewable energy that is suitable to be implemented at the University of Indonesia. The purpose of this research is to study the utilization of solar potential at the University of Indonesia using an optimal solar power plant based on available area. The research was conducted using PVsyst, DIgSILENT, and HOMER software. The designed Solar Power Plant capacity is 2842 kWp with a reduction in LCOE of Rp 40.30/kWh and reduces carbon emissions by 2,912,969 Kg/year. The implementation of Solar Power Plant on the existing University of Indonesia electricity network does not interfere the flow of power because the system bus voltage is still following the Grid Code."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cherish Amarissa Gadisku
"Indonesia memiliki tekad untuk mengurangi gas rumah kaca dengan mencanangkan target energi terbarukan. Dari seluruh jenis energi terbarukan, energi surya adalah jenis energi yang memiliki potensi paling tinggi. Namun, sangat disayangkan bahwa penggunaannya masih sangat minim. Untungnya, semakin banyak pebisnis yang sadar manfaat dari investasi PLTS atap. Salah satu perusahaan yang memiliki keinginan untuk investasi PLTS atap adalah PT XYZ, sebuah pabrik manufaktur yang terletak di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut memiliki keinginan untuk menginvestasikan PLTS atap di salah satu bangunan yang ada di lokasi pabrik. Namun, sebelum melakukan investasi panel surya, sebaiknya perusahaan sebagai investor memperhitungkan faktor ketidakpastian yang dapat terjadi saat dilakukan pemasangan PLTS atap. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis kelayakan investasi dari segi teknis maupun ekonomi terhadap pemasangan PLTS atap pabrik dengan tetap mempertimbangkan risiko dari faktor ketidakpastian untuk menghemat biaya listrik bulanan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode value at risk dengan teknik Simulasi Monte Carlo. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa faktor ketidakpastian pada investasi kelayakan pemasangan PLTS atap pabrik dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu faktor yang mempengaruhi biaya, energi keluaran, dan kebijakan. Sesudah mempertimbangkan seluruh faktor ketidakpastian, proyek pemasangan PLTS atap layak untuk dilakukan dengan nilai NPV at Risk sebesar Rp 154.205.585,00, IRR at Risk sebesar 6,52 %, dan Payback Period at Risk sebesar 9 tahun dengan confidence level 95% dan jangka waktu simulasi selama 15 tahun.

Indonesia is determined to reduce greenhouse gases by setting renewable energy targets. Of all the renewable energy types, solar energy is the one with the highest potential. However, it is unfortunate that its use is still very minimal. Fortunately, more and more businesses are realizing the benefits of rooftop solar power investment. One such company is PT XYZ, a manufacturing plant located in Kendal Industrial Park, Central Java. The company wants to invest in rooftop solar panels on one of its buildings. However, before investing in solar panels, the company as an investor should consider the uncertainty factors that can occur when installing rooftop solar panels. Therefore, it is necessary to analyze the feasibility of investment from a technical and economic perspective on the installation of rooftop solar panels while still considering the risk of uncertainty factors to save monthly electricity costs. This research was conducted using the value at risk method with the Monte Carlo simulation technique. The result of this study is that the uncertainty factors in the feasibility investment of installing PLTS on the factory roof can be divided into three factors, namely factors affecting costs, output energy, and government policies. After considering all uncertainty factors, the rooftop PLTS installation project is considered as feasible with an NPV at Risk value of Rp 154,205,585.00, IRR at Risk of 6.52%, and Payback Period at Risk of 9 years with a confidence level of 95% and a simulation period of 15 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>