Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfa Hambali
"Pada perkembangan teknologi saat ini, banyak mempergunakan beban-beban nonlinier seperti komputer, printer, juga motor-motor listrik yang menyebabkan timbulnya harmonik. Harmonik dapat mempengaruhi sistem tenaga listrik yang dirancang untuk beroperasi pada frekuensi 50 Hz, sehingga mengakibatkan munculnya arus / tegangan yang frekuensinya menjadi perkalian bulat dari 50 Hz. Frekuensi 50 Hz merupakan frekuensi fundamental sedangkan jika terjadi perkalian bulat dari frekuensi 50 Hz disebut harmonik. Harmonik dapat mempengaruhi mekanisme kerja pada Circuit Breaker seperti abnormalnya proses pemutusan rangkaian sehingga fungsinya sebagai alat proteksi menjadi kurang sempurna untuk memproteksi instalasi tenaga lisrik dan peralatan listrik lainnya.
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian mengenai pengaruh harmonik terhadap Miniature Circuit Breaker (MCB) dengan menggunakan beban non linier berupa kombinasi antara lampu pijar dan lampu fluorescent ballast elektronik untuk mendapatkan variasi nilai THD (Total Harmonic Distortion). Arus yang dialirkan sebesar 1,5 x In pada MCB. Dari pengujian yang telah dilakukan, ternyata distrorsi harmonik (THD) yang dihasilkan dapat mempengaruhi mekanisme kerja pada MCB dimana semakin besar nilai distorsi harmoniknya (THD) mengakibatkan waktu pemutusan MCB menjadi lebih cepat dalam melakukan pemutusan rangkaian.

Currently, technology development used to nonlinear loads such as computers, printers, electric motors which affected to emerge harmonic. Harmonics could affect the electrical power system designed to operate at a frequency of 50 Hz, that resulted in the emergence of the current / voltage to frequency with multiple of 50 Hz. Frequency of 50 Hz is the fundamental frequency multiplication whereas in case of a round of 50 Hz frequency called harmonics. Harmonic frequency could affect the working mechanism of the Circuit Breaker like abnormal tripping process so that its function as a protection device become imperfect to protect the installation of electricity power and other electrical equipments.
In this study, there was done a test about the effect of harmonics on Miniature Circuit Breaker (MCB), used by nonlinear load such as a combination of incandescent and fluorescent lamp ballast electronic to gain variation value of THD (Total Harmonic Distortion) with given operating current as 1.5 x In on the MCB. From the testing that has been done, apparently, the result of THD could affect the working mechanism of the MCB when the value THD increased the tripping process of MCB would be faster.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51255
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farchan Kamil
"Dewasa ini, dengan berkembangnya teknologi di bidang teknologi khususnya dunia kelistrikan, diperlukan juga sistem proteksi dan pengamanan yang lebih maju. Adapun keandalan suatu mCB, salah satunya ditentukan oleh kecepatan pemutusan (trip) saat terjadi arus beban lebih (over current) dan arus hubung singkat (short circuit). Standar pemutusan pengujian (trip test) di laboratorium- laboratorium universitas di Indonesia masih menggunakan stopwatch manual sebagai alat pencatat waktu pemutusan.
Penelitian ini bertujuan mengajukan rangkaian modifikasi untuk pengujian pemutusan dengan menggunakan peranti mikrokontroler Atmeg16 sebagai smart timer, untuk memperbaiki keakuratan pengambilan data pengujian. Pengujian dilakukan dengan sumber AC dan DC dan dengan 3 merk mCB uji (X, Y, dan Z). Untuk sumber AC didapatkan data persentase error 1.04 ? 3.04% untuk merk X, 0.4 - 2.65% untuk merk Y, dan 1.39 - 2.89%% untuk merk Z. Sedangkan untuk sumber DC, didapatkan data persentase error 2.11 - 10.79% untuk merk X, 2.53 - 10.5% untuk merk Y, dan 2.54 - 8.56% untuk merk Z.
Selain itu, penelitian ini juga memuat penerapan terhadap rangkaian uji modifikasi tersebut terhadap sistem AC maupun DC. Penerapan rangkaian uji modifikasi tersebut sekaligus melihat keandalan mCB AC, yang banyak dijual di pasaran, terhadap sistem dengan sumber arus searah (DC). Didapatkan bahwa ketiga merk mCB uji (X, Y, dan Z) tidak berada pada daerah toleransi kerja mCB tipe C sesuai standar IEC 60898-1.

Nowadays, with the advancing grow on science and technologies, especially in electricity field, improvement for protection and safety system also need to be reached.. The reliability of mCB mostly depend on its speed of trip when overload current and short-circuit current happened. The mCB trip test procedure on laboratories at all universities in Indonesia still based on manual stopwatch to record the time of the trip.
This research tend to propose the design of mCB trip test modification circuit based on Atmega16 microcontroller as smart timer for improving the precision of the test. This test using AC and DC supplies and with 3 brands of mCB (X, Y, dan Z). The results for AC supply, we got error percentage 1.04 - 3.04% for brand X, 0.4 - 2.65% for brand Y, and 1.39 - 2.89% for brand Z. For DC supply, we got 2.11 - 10.79% for brand X, 2.53 - 10.5% for brand Y, and 2.54 - 8.56% for brand Z.
Furthermore, this research also applying the modification circuit to AC and DC system. The implementation of the modification circuit used to evaluate the reliability of AC mCB on DC system. From the test, the results shown that the mCB (brand X, Y, and Z) did not met the standard IEC 60898-1 for working area tolerance of mCB type C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Honey Budiana Setjawidjaja
"Dalam melakukan tugas akhir ini saga membuat slat untuk dipergunakan oleh pabrikan dalam melakukan pengetesan untuk menentukan lulus atau tidaknya MCB (Miniature Circuit Breaker) yang diproduksi. Hasil yang akan didapat berupa angka yang menunjukkan waktu seberapa lama MCB dapat trip dengan arus yang telah ditentukan. Alat ini sangat berguna bagi pabrikan yang memproduksi MCB dalam jumlah yang banyak. Alat ini dapat melakukan pengetesan 5 HCB sekaligus dalam 1 kaii pengujian dan secara otomatis akan menunjukkan HCB mana yang lulus dan MCB mana yang tidak lulus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Abdul Mukti
"Proteksi adalah pengaman pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi tenaga listrik dan generator listrik dipergunakan untuk mengamankan sistem tenaga listrik dari gangguan listrik atau beban lebih dengan cara memisahkan bagian sistem tenaga listrik yang terganggu dengan sistem tenaga listrik yang tidak terganggu sehingga sistem kelistrikan yang tidak terganggu dapat terus bekerja.
Sistem proteksi pada gardu T75B, T149 dan MG61 terjadi kegagalan kerja dimana saat ada gangguan hubung singkat disisi konsumen, mengakibatkan PMT (Pemutus Tenaga) Penyulang trip. Hal ini mengakibatkan pemadaman meluas yang tidak diharapkan. Untuk mengetahui penyebab kegagalan sistem proteksi dilakukan beberapa pengujian dan analisis menggunakan metode Root Cause Analysis yaitu pengujian koordinasi relay proteksi, pengujian performa alat proteksi, analisis konstruksi sistem proteksi, dan Perhitungan pemilihan alat proteksi.
Pada gardu T75B, penyebab kegagalan sistem proteksi terdapat pada kesalahan pemilihan Transformator Arus yang jenuh saat dialiri arus gangguan melebihi 3.375 A. Pada gardu T149, penyebab kegagalan sistem proteksi terdapat pada pengaturan timing trip antara gardu dstribusi dan penyulang koasi memiliki kesamaan pada kurva Definite Time yaitu 0,2 sekon. Pada gardu MG61, penyebab kegagalan sistem proteksi terdapat pada kesalahan pemilihan Transformator Arus yang jenuh saat dialiri arus gangguan melebihi 1.250 A. Diharapkan dengan hasil pengujian tersebut dapat menjadi acuan untuk perbaikan sistem proteksi sehingga kegagalan serupa tidak terulang kembali.

Protection is a safety in the electric power system installed in the electric power distribution system, power transformer, electric power transmission, and generator used to secure the power system electricity from electrical disturbances or overloads by separating the disturbed parts of the electric power system from the undisturbed electrical power system so that the undisturbed electrical system can continue to work.
The protection system at the Distribution Substation of T75B, T149 and MG61 has a work failure where when there is a short circuit on the consumer side, it causes the PMT (Power Breaker) for the Feeder does not trip. This resulted in an unexpected widespread blackout. To find out the cause of the failure of the protection system, several tests and analyzes were carried out using Root Cause Analysis methods, namely protection relay coordination testing, protection equipment performance testing, protection system construction analysis, and calculation of selection of protection equipment.
At the T75B substation, the cause of the protection system failure is the Current Transformer design error which is saturated when the fault current exceeds 3.375 A. At the T149 substation, the cause of the protection system failure is the timing trip setting between the distribution substation and the feeder which has the same Definite Time curve as 0,2 sec. At the MG61 substation, the cause of the failure of the protection system is the Current Transformer selection which is saturated when the fault current exceeds 1.250 A.It is hoped that the test results can be used as a reference for improvement protection system so that similar failures do not recur.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Helmi
"Penyebab harmonik menurut standar IEEE 519-1992 terdiri dari beban elektronika daya, seperti converter, inverter, transformator, dan motor-motor listrik. Total Harmonic Distortion (THD) merupakan nilai prosentase antara total komponen harmonisa dengan komponen fundamentalnya. Semakin besar prosentase THD menyebabkan semakin besar resiko kerusakan peralatan akibat harmonisa yang terjadi pada arus maupun tegangan. Berdasarkan karakteristik circuit breaker tidak akan trip pada batas arus nominalnya, melainkan melebihi batas yang telah ditentukan sebesar In (rated current) ke ind (no tripping current) yang merupakan proses bimetalnya bekerja (mulai panas) sampai dengan id (tripping current) pada waktu yang telah ditentukan. Dari hasil pengukuran dan perhitungan didapatkan dari arus beban 2 A : Vthd tertinggi 1,71% ; serta daya yang hilang akibat distorsi rata-rata 2,32 VA (0,28%). Arus beban 4 A : VTHD tertinggi 1,6% serta daya rata-rata 3,32 VA (0,25%). Kualitas jenis produk juga akan berpengaruh kinerja circuit breaker, dari hasil pengujian circuit breaker 6 A diberi beban non linier 7,5 A waktu trip produk I (31,5 menit), II (57,35 menit), III (53,75 menit). Saat diberi beban non linier 7,5 A waktu trip lebih cepat dimana produk I (25,38 menit) produk II (43,72 menit) dan produk III (43,53 menit) "
Palembang: Fakultas Teknik Universitas Tridinanti, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asrizal Tatang
"ELCB mulai digunakan di Indonesia pada tahun 1980-an, yaitu dipasang pada instalasi perumahan dengan tegangan sistem 220 volt. tanpa megetahui terlebih dahulu tingkat sensi ti vi tas dan efektifitas kerjanya dalam melidungi dari bahaya terkena sengatan listrik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ELCB yang beredar di pasaran dapat bekerja secara efektif untuk melindungi dari bahaya kematian akibat listrik. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 3 sampel ELCB yang beredar di pasaran kemudian dicoba diteliti dengan Cara memasangkannya pada rangkaian simulasi listrik dan perumahan dengan tegangan sistem 220 .V satu fasa. Didapat beberapa besaran arus bocor dan tegangan sentuh yang terdeteksi oleh ELCB untuk memutuskan sumber daya listrik jika terjadi kontak satu kutub ke tanah. Hasil dari hasil penel i ti an ter nyata salah satu ELCB dapat bekerja dengan efektif memutuskan daya listrik jika arus bocor yang terdeteksi 21.5 mA dengan tahanan tubuh manusia 3000 Ohm."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Farabi
"Listrik adalah jenis energi yang sangat banyak digunakan masyarakat saat ini, dimana keberadaan fasilitas fasilitasnya sangat dibutuhkan. Mulai dari pembangkit lalu ke jaringan transmis gardu induk jaringan menengah , gardu kecil hingga ke rumah tangga atau industri. Pada setiap poin transmisi selalu diberi pengaman .pengaman tersebut sering disebut 'Circuit Breaker ( CB) ' atau dengan meminjam istilah PLN sering disebut PMT kependekan dari Pemutus. Berdasarkan sertifikasi KEMA ,Belanda yang mensahkan waktu dan kecepatan tertentu untuk membuka dan rnenutup CB pada tegangan sampai 170 kilo volt, maka semua penggerak CB harus memenuhi kedua aspek tersebut diatas_ Penggerak CB tersebut ada beberapa macam diantaranya penggerak sistem Pneumatis, Pegas Spiral dan yang paling banyak digunakan sistern Hidraulis.. Pengujian terhadap mekanisme penggerak CB dengan sistem hidraulis ini dilakukan dengan cara mengukur waktu operasi membuka dan menutup dengan mengaktifkan koil katup selenoid setelah di injek:si tegangan dan tekanan hidraulis minimum, normal dan maksimum. Peralatan pengujian dipasang pararel dengan tombol on CB pemicu timer, dan resistan kontak BAR A serta sensor HIOKI Osciloscop komputer Pada pembacaannya dipasang pararel dengan tombol off CB, resistan kontak BAR B. penghenti timer dan sensor IDOKI Osciloscop komputer, Dari pengamatan yang dilakukan maka didapatkan hasil pengukuran aktual waktu tutup"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Hariman
"Di era pandemi ini, banyak sekali kegiatan yang mengharuskan kita untuk dilakukan secara online. Kegiatan bisnis yang awalnya dilakukan secara tunai juga telah berubah menjadi non tunai, seperti menggunakan switching bill payment. Akan tetapi, jika terdapat banyak pengguna yang melakukan request, maka biller dapat mengalami overloaded dan menjadi tidak responsif. Oleh karena itu, penulis ingin membuat sebuah circuit breaker yang dapat menentukan kondisi dari biller kemudian memutuskan koneksi antara switching dengan biller jika biller tersebut dalam kondisi yang kurang baik. Circuit breaker yang ada akan diimplementasi menggunakan 2 service, dimana service pertama akan memiliki sebuah library circuitbreaker dalam bentuk decorator yang memiliki fungsi memutuskan atau menyambungkan koneksi antara switching dan biller. Service lainnya dari circuit breaker yaitu service model yang berfungsi sebagai penentu apakah suatu biller sedang berada dalam kondisi normal atau tidak. Cara service tersebut menentukan kondisi biller adalah dengan menggunakan sebuah dataset dummy yang kemudian dilakukan transformasi menggunakan Sequence Graph Transform (SGT). Kemudian, dataset yang telah ditransformasi tersebut akan dilakukan training menggunakan tensorflow untuk menghasilkan suatu model yang dapat melakukan prediksi terhadap kondisi biller. Penerapan circuit breaker ke sebuah switching bill payment dapat memberikan kenyamanan kepada pengguna dalam melakukan transaksi pembayaran berupa layanan yang cepat dari switching tersebut.

In this pandemic era, there are a lot of activities that requires us to do it online. Business activity that is done by using cash has now become cashless, like for example by using switching bill payment. However, if there is a lot of users making a request, there is a chance that the switch will be overloaded and it will become unresponsive. As a result, the author tried to create a circuit breaker that is able to determine biller's condition and if it is in bad condition then the circuit breaker will cut off the connection. The circuit breaker will be implemented using 2 services in which one of the services will have a circuitbreaker library in a shape of decorator . The other service is a service model where it will decide if a biller is in a normal condition or not. The way it determines biller's condition is by using a dummy dataset that is transformed using Sequence Graph Transform (SGT). Then, the transformed dataset will be trained using TensorFlow to produce a model that can be used to predict biller's condition. Implementing a circuit breaker into a switching bill payment gives convenience to the user in doing payment transactions by giving them a fast service from the switching.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Lazuardi
"Skripsi ini membahas perancangan sebuah sistem jaringan listrik dengan SMS sebagai media kontrol terhubung dengan rangkaian pengendali yang dapat menterjemahkan perintah-perintah SMS menjadi suatu command control untuk mengendalikan switch breaker, juga memberikan laporan dari feed back device yang dikendalikan oleh mikrokontroller sehingga dapat mengetahui status proses kontrol suatu switch breaker sudah berjalan dengan benar atau tidak. Seperti sistem SCADA yang digunakan untuk mengontrol jaringan listrik level menengah keatas (>20kV). Dalam sistem ini rangkaian pengendali hanya mengenal nomor operator dan operator juga yang mengetahui passwordnya sehingga aman untuk digunakan.

This final project designs a electrical circuit system using SMS as control media with control circuit that can translate SMS command to be other command controls that can control switch breaker, it's also give report from controlled feed back device that's control by microcontroller for knowing either work or not. This system is like SCADA system that's common use for controlling middle level electrical circuit(>20 kV). This system is safety due to only operator that have the password and the number to control the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40435
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>