Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadry Secondaru
"Kebutuhan akan perluasan jaringan data/multimedia sekarang ini semakin tinggi. meningkatnya kebutuhan akan proses transfer data/multimedia dari jaringan satu ke jaringan lainnya melalui internet mendorong terpenuhinya kebutuhan pengguna akan efisiensi bandwidth dan tingkat keamanan proses transfer data yang akan dilakukan. Data yang melewati jaringan internet tidak terjamin keamanannya, oleh karenanya dibutuhkan sistem keamanan yang baik yang memungkinkan data yang dikirimkan tidak dapat di akses pengguna lain yang tidak berwenang. Tunneling memberikan solusi keamanan yang baik untuk permasalahan ini, dengan cara membentuk tunnel (terowongan) pada jaringan publik yang menghubungkan antara jaringan satu dengan jaringan yang lain. Tunneling ini tentunya juga akan menggunakan byte payload sebagai paket header, sehingga akan mengurangi kecepatan transfer data.
Pada penelitian kali ini akan dianalisa kinerja tunneling protocol GRE, dan OPENVPN dari sisi proses enkapsulasi, besar throughput, dan perilaku protokol yang dilewatkan didalamnya dengan melakukan simulasi transfer data FTP (File Transfer Protocol), RDP (Remote Desktop Protocol) dan Video Streaming yang dilewatkan melalui IP Tunnel.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa protokol openVPN pada network tanpa kelas, memiliki kinerja lebih baik dibandingkan dengan tunel GRE dalam hal efisiensi bandwidth hal ini dikarenakan openVPN melakukan kompresi pada paketnya. Penerapan class of service pada tunnel GRE akan mengoptimalkan penggunaan bandwidth menjadi 100%, dari yang sebelumnya tanpa class of service tunnel GRE hanya menggunakan 95% dari total bandwidth yang tersedia.

The needs of data/multimedia network expansion nowadays are getting higher. The increase of data/multimedia transfer needs from one network to the other through the Internet encouraged the users' bandwidth efficiency fulfillment and data transfer process security level that is about to be conducted. Data, which passes through the Internet networks are not securely guaranteed, therefore, a thorough security system is needed to enables the sent data could not be accessed by another unauthorized parties. Tunneling provides a good security solution for this problem by forming a tunnel on public network, which connects one network with another. This tunneling would of course use byte payload as a header package, in order to decrease data transfer speed.
On this research, tunneling protocol GRE, and OPENVPN performance would be analyzed from encapsulation process, throughtput and protocol characteristic which pass through inside tunnel by conducting FTP (File Transfer Protocol), RDP (Remote Desktop Protocol) data transfer simulation and Video Streaming passed through IP tunnel.
From the simulation show that openVPN protocol in a network without class of service has better performance than GRE tunnel this because openVPN doing packet compression before sending the packet over tunnel. Implementation class of service in GRE tunnel would optimizing bandwidth consumption become 100% , whereas without class of service GRE tunnel using 95% from available bandwidth.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51130
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghiffari Aulia
"Pada skripsi ini akan dibangun suatu jaringan sederhana untuk mengamati performansi aplikasi transfer file pada jaringan IPv6 tunneling GRE dan ISATAP beserta perbandingannya. Tunneling IPv6 adalah fitur pada jaringan IPv6 untuk membantu migrasi jaringan IPv4 ke IPv6 secara bertahap. Pada proses integrasi ke jaringan tunneling, pemilihan tipe tunneling harus berdasarkan aplikasi yang dijalankan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membandingkan kedua tipe tunneling (GRE dan ISATAP) pada FTP berdasarkan parameter-parameter QoS. Parameter-parameter QoS yang dibandingkan merupakan parameter penting untuk menentukan tunneling mana yang lebih baik dalam mengantarkan paket TCP.
Throughput pada jaringan tunneling ISATAP mengalami kenaikan sebesar 0,15% dari throughput pada jaringan tunneling GRE. Delay juga tidak banyak berbeda, pada tunneling ISATAP delay hanya menurun sebesar 0,98%. Perbedaan yang signifikan terjadi pada packet loss dimana ISATAP mempunyai packet loss yang lebih besar, yaitu 7,488% dibandingkan packet loss pada GRE yang bernilai 5,562%. Oleh karena itu, tunneling GRE lebih baik digunakan pada aplikasi FTP jika koneksi antar router yang membentuk tunnel tidak stabil dan sering mengalami gangguan interferensi yang menyebabkan paket hilang saat pengiriman file.

This thesis will design a testbed to measure file transfer performance on IPv6 tunneling GRE and ISATAP including the comparison. IPv6 tunneling is a feature in IPv6 to help network migrate from IPv4 network to IPv6 network gradually. In the process of integration, choosing the type of tunneling has to be based on running application on the network. This paper aims to compare two type of tunneling (GRE and ISATAP) on FTP by referring to their QoS parameters. These QoS parameters are important to select the best tunneling type between GRE and ISATAP when transporting TCP packets.
ISATAP tunneling throughput on the network has increased by 0.15% of the throughput on the network GRE tunneling. Delay is also not much different, the ISATAP tunneling delay only decreased by 0.98%. Significant differences occurred in which the ISATAP packet loss have a greater packet loss, which is 7.488% as compared to the GRE packet loss is 5.562%. Therefore, GRE tunneling is better used on FTP when connection between the routers making the tunnel is not stable and often get interference that can make packet lost during file transfer.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaka Naufan Azmi
"Virtual Private Network adalah sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang terkoneksi ke jaringan lokal melalui jaringan komputer publik dan membentuk suatu jaringan pribadi. Teknologi VPN dapat dibentuk dengan menggunakan tunneling. Ada beberapa teknologi tunneling yaitu GRE dan IPSecurity. Untuk mengetahui performansi tunneling yang terbaik maka akan dilakukan analisis dengan mengukur beberapa parameter QoS seperti throughput, packet loss dan delay.
Jaringan yang digunakan pada tesis ini menggunakan aplikasi video streaming. Pengujian akan dilakukan dengan cara memutar video dengan format .mpg dan .mp4. Pengukuran performansi dilakukan pada saat video streaming berjalan dari server ke client.
Dari hasil pengukuran QoS, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan performansi tunneling GRE lebih baik dibandingkan dengan performansi tunneling IPSecurity. Namun secara kehandalan tunneling IPSecurity lebih baik daripada tunneling GRE. Selisih performansi untuk tunneling GRE dan tunneling IPSecurity untuk parameter throughput,packet loss dan delay adalah 0.54%, 13.30%, dan 0.0015% untuk format video .mpg dan 3.17%, 7.06%, dan 0.032% untuk format video mp4.

Virtual Private Network is a technology that allows one to connect to the local network via a public computer networks and form a private network. VPN technology can be formed by using tunneling. There are several technologies that GRE tunneling and IPSecurity. To determine the performance of the best tunneling then be analyzed by measuring some QoS parameters such as throughput, packet loss and delay.
Network used in this tesis using a streaming video application. Testing will be done by rotating the video format. Mpg and. Mp4. Performance measurements made at the time the video stream running from the server to the client.
From QoS measurements, it can be seen that the overall performance is better than the GRE tunneling with tunneling IPSecurity performance. But the realibility of tunneling IPSecurity better than GRE tunneling Difference in performance for GRE tunneling and tunneling parameters IPSecurity for throughput, packet loss and delay is 0:54%, 13.30%, and 0.0015% for the video format. Mpg and 3:17%, 7.06%, and 0.032% to mp4 video format.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Aulia
"Skripsi ini akan membahas pengaruh serangan Denial of Service pada performansi jaringan IPv6 yang menggunakan tunneling GRE dan dual-stack. Mekanisme transisi diperlukan untuk melakukan interkoneksi jaringan IPv6 ke tujuan melewati core network yang masih menggunakan IPv4 dengan metode tunneling GRE dan dual-stack. Jaringan berbasis IPv6 tersebut akan diserang dengan cara flooding yang ukuran paketnya meningkat. Dari keadaan tersebut, dapat diamati perubahan kinerja ketika serangan ditingkatkan. Parameter yang digunakan pada untuk penilaian performansi adalah throughput, packet loss, dan delay. Mekanisme transisi yang dibandingkan merupakan parameter penting untuk mengetahui kinerja jaringan IPv6 pada mekanisme transisi.
Thoughput pada jaringan tunneling GRE mengalami penurunan sebesar 9.27% dan pada jaringan dual-stack sebesar 17.62%. Delay tidak banyak berbeda, pada tunneling GRE delay lebih baik dari dual-stack sebesar 15.84%. Perbedaan yang signifikan terjadi pada packet loss dimana GRE mempunyai packet loss yang lebih besar, yaitu 8.36% dibandingkan packet loss pada dual-stack yang bernilai 6.74%. Oleh karena itu, tunneling GRE lebih baik digunakan pada aplikasi FTP dalam keadaan server diserang menggunakan Denial of Service.

This thesis will discuss the effect of denial of service attacks on IPv6 network performance using GRE tunneling and dual-stack. Transition mechanisms needed to interconnect the IPv6 network to the destination through the core network is still using IPv4 with GRE tunneling method and dual-stack. IPv6-based networks will be attacked by flooding which package size increases. From these circumstances, changes in performance can be observed when the attack intensified. The parameters used for the assessment of performance is throughput, packet loss, and delay. Transition mechanism is an important parameter to determine the performance of IPv6 network transition mechanism.
GRE tunneling throughput on the network has decreased 9.27% and on dual-stack network 17.62%. Delay is not much different, the GRE tunneling delay is better than dual-stack by 15.84%. Significant differences occurred in which the GRE packet loss have a greater packet loss, which is 8.36% as compared to the dual- stack packet loss is 6.74%. Therefore, GRE tunneling is better used on FTP in attacked situation by Denial of Service.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Budiadji
"Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi untuk membandingkan kinerja protokol tunneling PPTP (Point to Point Tunneling Protocol) dan L2TP (Layer 2 Tunneling Protocol) dengan melakukan transfer data dari network satu ke network yang lain yang dilewatkan melalui tunnel. Trafik yang dilewatkan dalam simulasi ini adalah UDP (User Datagram Protocol), TCP (Transmission Control Protocol) dan RDP (Remote Desktop Protocol). Perbedaan karaketeristik dari trafik-trafik yang dilewatkan dapat membedakan konsumsi bandwidth yang mempengaruhi transfer rate dari masing-masing trafik, oleh karena itu trafiktrafik tersebut dibedakan tingkat prioritasnya dan dibagi menjadi kelas-kelas tertentu.
Sebelum dilewatkan dalam tunnel, data akan mengalami proses enkapsulasi yang mengakibatkan bertambahnya paket header yang akan mengurangi byte payload dari data yang akan dikirimkan sehingga proses pengiriman data melalui tunnel akan memakan waktu lebih lama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai throughput pada PPTP lebih besar daripada L2TP, throughput PPTP sebesar 90.68 % dan L2TP sebesar 83.01 % dari bandwidth yang tersedia.

In this study, simulation would be conducted to compare PPTP (Point to Point Tunneling Protocol) and L2TP (layer 2 Tunneling Protocol) performance by carrying data transfer from one network to another passed through the tunnel. The passed traffics in the simulation are UDP (User Datagram Protocol), TCP (Transmission Control Protocol) and RDP (Remote Desktop Protocol). The characters difference from the passed traffic could differ bandwidth consumption that affects transfer rate from each traffics, therefore those traffics are differentiated its priority level and divided into certain classes.
Before the data being passed through the tunnel, the data would experience encapsulation process which results in increased packet header that of course would diminish payload bytes from the sent data so that the process of transfering data through the tunnel would take longer time. The simulations show that PPTP's throughput greater than L2TP's, PPTP gets 90.68 % whereas L2TP gets 83.01 % of available bandwidth.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51137
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awan Asmara Frima
"IPv6 merupakan protokol generasi berikutnya dari IPv4. IPv6 memiliki kapasitas alamat yang jauh lebih besar dari pada IPv4. Panjang alamat pada IPv6 adalah 128 bit. IPv6 memiliki format header yang sederhana, tawaran QoS yang lebih baik dan keamanan yang lebih baik dari pada generasi sebelumnya. Analisis akan dilakukan pada jaringan IPv4 murni, IPv6 murni, IPv6 tunneling 6to4 dan IPv6 tunneling ISATAP. Pada masing-masing tipe jaringan tersebut akan dianalisa response time dan delay menggunakan aplikasi Chat dan VoIP. Agar data yang dianalisa menyerupai kondisi jaringan sebenarnya, maka saat pengambilan data akan dibandingkan antara kondisi tanpa trafik, trafik ICMP 64KB dan trafik FTP 60.660MB. Pengambilan data menggunakan aplikasi chat dan VoIP. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan jaringan IPv4 murni memiliki response time dan delay lebih cepat dari pada jaringan IPv6. Sedangkan IPv6 tunneling ISATAP memiliki response time dan delay lebih baik dari pada IPv6 tunneling 6to4.

IPv6 is next generation protocol of IPv4. IPv6 has more big addressing capacity than IPv4. IPv6 addresssing is 128 bits. IPv6 has more simple header format, better QoS and more high security than IPv4. Analysis will do at IPv4 network, IPv6 network, IPv6 tunneling 6to4 and IPv6 tunneling ISATAP. On that each network type will be analysed response time and delay. Network will be same as real network cause data will compare with network without traffic, using ICMP 64KB and FTP 60.660 MB. Data will be captured using Chat and VoIP applications. The result of this testing show that IPv4 network has response time and delay more fast than IPv6 network. Another result is IPv6 tunneling ISATAP has response time and delay more better than IPv6 tunneling 6to4."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ramadhan Paramayudha
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan performa dari jaringan protokol IPv4, IPv6 dan tunneling 6to4 yang diterapkan pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol) pada media wired dan wireless di sisi client. Proses pengambilan data menggunakan jaringan lokal sederhana. Dalam pengujian digunakan dua buah laptop yang diterapkan sebagai server dan client serta sebuah PC yang diemulasikan sebagai router dengan aplikasi GNS3. Pengambilan data dilakukan dengan cara men-download file dengan ukuran yang berbeda - beda dari server ke client. Untuk wireless, jarak uji coba antara access point dan client ± 10 m. Parameter uji coba yang dibandingkan adalah transfer time, throughput dan delay. Konfigurasi IPv4 murni memiliki nilai transfer time, throughput, dan delay paling baik dibandingkan konfigurasi lainnya. Untuk perbandingan throughput, jaringan IPv4 wireless memiliki nilai throughput lebih besar 20.63% dari jaringan IPv4 wired, jaringan IPv6 wireless juga lebih besar 3.85% dibandingkan dengan IPv6 wired, sedangkan jaringan tunneling 6to4 lebih besar 28.58% pada wireless daripada wired. Perbedaan performansi jaringan antara media wired dan wireless, dipengaruhi kemampuan perangkat access point dengan kecepatan 300 Mbps.

The aim of this paper is to analyze and compare the performance of network protocols IPv4, IPv6 and tunneling 6to4 is applied to the application of FTP (File Transfer Protocol) in wired and wireless media at client side. The retrieval of data using a simple local network. In the test used by the two laptops are implemented as a server and client and a PC is emulated as a router with GNS3 application. Data collection was done by way of downloading files with different sizes-ranging from server to client. For wireless, client and access point distance ± 10 m. Test parameters compared are transfer time, throughput, and delay. A pure IPv4 configuration has a value of transfer time, throughput, dan delay is best compared to other configurations. For comparison of throughput, IPv4 using the wireless network has a throughput of greater value 20.63% of the IPv4 network that uses wired, wireless IPv6 network is also 3.85% larger than IPv6 wired, while for 6to4 tunneling network greater than 28.58% on wireless wired. Differences in performance of the network using wired and wireless media, influence access point performance with 300 Mbps speed of bandwidth."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51319
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Afianto
"Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa dan membandingkan kualitas jaringan IPv4 murni, IPv6 murni dan tunneling 6to4 pada jaringan dengan media wired dan wireless untuk aplikasi video streaming. Dari data yang diperoleh dan dianalisa menunjukan bahwa delay yang terbaik adalah pada kondisi bit rate 256/64 kbps, pada jaringan IPv4, dengan media wireless, dan format file MP4 dengan delay 0,213 detik atau 16,14% lebih rendah dari delay pada streaming file AVI dengan kondisi bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dan dengan media wireless yang bernilai 0,254 detik. Pada parameter packet loss secara keseluruhan kedua tipe media (wired dan wireless) memiliki bagian dimana packet loss bernilai 0 namun karena pertimbangkan fleksibilitas koneksi wireless maka yang terbaik adalah packet loss pada bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dengan media wireless, serta dengan format file streaming menggunakan format AVI.

This thesis aims to analyze and compare the quality of IPv4, IPv6 and 6to4 tunneling on a network with wired and wireless media for streaming video applications. From the data obtained and analyzed showed that the best delay is the bit rate condition at 256/64 kbps, IPv4 networks, wireless media, MP4 file format that is worth 0.213 seconds or 16.14% lower than the bit rate conditions at 512/128 kbps, IPv4 network and the wireless media that is worth 0.254 seconds. Packet loss on the overall parameters of both types of media (wired and wireless) has a section where the packet loss is worth 0, but due to consider the flexibility of a wireless connection then the best bit rate is 512/128, with a wireless media, IPv4 networks, as well as a streaming file format using AVI format."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51343
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Nugraha
"Skripsi ini membahas tentang aplikasi Voice over Internet Protocol (VoIP) pada jaringan Mobile IPv6 (MIPv6) dengan menggunakan mekanisme komunikasi bidirectional tunneling. Jaringan MIPv6 sederhana yang dirancang akan diserang menggunakan variasi ukuran paket serangan Ping of Death sebesar 1 kB, 10 kB dan 100 kB untuk mendapatkan perubahan Quality of Service tertentu, yakni delay dan throughput, pada layanan VoIP. Kemudian akan dilakukan uji coba penyerangan pada variasi jenis codec (G.711, G.723.1 dan G.729) untuk menentukan jenis codec yang paling baik untuk digunakan pada jaringan Mobile IPv6 dengan ancaman keamanan Denial of Service.
Data hasil simulasi menunjukkan bahwa pada Home Network peningkatan delay mencapai 652,83 % dan penurunan throughput mencapai 57,05 % untuk serangan 1 kB, peningkatan delay 908,87 % dan penurunan throughput 60,95 % untuk serangan 10 kB dan peningkatan delay 2871,30 % dan penurunan throughput 61,75 % untuk serangan 100 kB. Codec G.723.1 merupakan codec yang paling baik digunakan untuk aplikasi VoIP pada environment ini dengan nilai delay paling kecil, yakni 147,94 ms di Home Network sebelum serangan dan 2,3 s setelah mendapat serangan, serta 4,9 s di Foreign Network sebelum serangan dan 10,8 s setelah mendapat serangan.

This paper discussing about Voice over Internet Protocol(VoIP) application in Mobile IPv6 (MIPv6) network using bidirectional tunneling mechanism. The simple MIPv6 network is going to be attacked using variant sizes of Ping of Death packets which are 1 kB, 10 kB and 100 kB to breakdown the certain Quality of Service, which are delay and throughput, on VoIP services. Then the attacking experiment to the variant of codec (G.711, G.723.1 and G.729) will be conducted to determine the recommended codec to be used for MIPv6 network which faces the security threats of Denial of Service.
Simulation data shows that in Home Network the delay increased by 652,83 % and the throughput decreased by 57,05 % for 1 kB Ping of Death, delay increased by 908,87 % and throughput decreased by 60,95 % for 10 kB Ping of Death, delay increased by 2871,30 % and throughput decreased by 61,75 % for 100 kB Ping of Death. Codec G.723.1 is the most recommended codec for VoIP application to be used in this kind of environment with the least delay value, which is 147,94 ms in Home Network before the threat occured and 2,3 s after the threat occured, and then 4,9 s in Foreign Network before the threat occured and 10,8 s after the threat occured.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muamar Putra Perdana
"Dalam perkembangan bidang telekomunikasi khususnya Internet Protocol (IP) telah memunculkan jenis protokol internet baru yang dinamakan IPv6. Kemunculan protokol internet baru IPv6 diharapkan memiliki performansi lebih baik daripada pendahulunya yaitu IPv4. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan performa dari jaringan protokol IPv6, IPv4 dan IPv6 menggunakan tunneling 6to4 dengan ISATAP yang diterapkan pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol). Proses pengambilan data menggunakan jaringan lokal berskala kecil. Dalam pengujian digunakan dua buah notebook yang diterapkan sebagai server dan client serta 2 buah router sebagai jaringan intermediate. Pengambilan data dilakukan dengan cara men-download file dengan ukuran yang berbeda - beda dari server ke client. Parameter uji coba yang dibandingkan adalah delay, transfer time dan throughput.
Kesimpulan yang didapatkan bahwa konfigurasi IPv4 murni memiliki nilai throughput, delay dan transfer time paling baik dibandingkan konfigurasi lainnya. Konfigurasi IPv6 murni memiliki nilai throughput lebih kecil 73.39% dari konfigurasi IPv4 murni, konfigurasi 6to4 lebih kecil 85.66% dari IPv4 murni, sedangkan konfigurasi ISATAP lebih kecil 85.51% dari IPv4 murni. Untuk parameter transfer time dan delay, IPv4 murni lebih kecil 73.94% dari IPv6 murni, lebih kecil 85.93% dari 6to4 dan lebih kecil 85.81% dari ISATAP. Konfigurasi ISATAP memiliki nilai throughput lebih besar 1.1% dari 6to4. Konfigurasi ISATAP memiliki nilai delay dan transfer time lebih kecil 0.85% dari 6to4. Perbedaan panjang header pada IPv6 dan IPv4 mempengaruhi besarnya nilai delay. Proses enkapsulasi dan dekapsulasi paket pada ISATAP lebih baik daripada 6to4.

In growth of telecommunications specially Internet Protocol (IP) have developed the new internet protocol named IPv6. Apparition of new internet protocol is expected to have performance better than IPv4. Intention of this last project is to analyse and compare a performance from IPv4 network, IPv6 network, IPv6 use 6to4 tunneling and ISATAP tunneling which applied at FTP (File Transfer Protocol). Experiment process use the small network. In examination is used two notebook which applied as server and client. It use two router as intermediate network. Experiment which The different size of file is downloaded by client from server. The parameter which is compared delay, transfer time and throughput.
The conclusion that IPv4 network have the value of throughput, delay and transfer time is the best from the other configuration. Configuration IPv6 network have the value of throughput smaller 73.39% than IPv4 network, configuraton of 6to4 smaller 85.66% than IPv4 network and configuration ISATAP smaller 85.51% from IPv4 network. For parameter of transfer time and delay, IPv4 network quicker 73.94% than IPv6 network, quicker 85.93% than 6to4 tunneling and quicker 85.81% than ISATAP tunneling. Configuration ISATAP tunneling have the value of throughput bigger 1.1% than 6to4 tunneling. Configuration ISATAP tunneling have the value of delay and transfer time smaller 0.85% than 6to4 tunneling. Difference of length header at IPv6 and IPv4 influence the value of delay. Encapsulation ans decapsulation process in ISATAP tunneling better than 6to4 tunneling.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>