Ditemukan 194036 dokumen yang sesuai dengan query
Irfan Affandi
"Pada penyulang SADEWA di GI Cawang sering sekali terjadi gangguan baik yang bersifat temporer maupun permanen diantaranya adalah gangguan hubung singkat. Oleh karena itu untuk melokalisasi gangguan tersebut diperlukan sistem proteksi yang memenuhi persyaratan sensitifitas, keandalan, selektifitas dan kecepatan, yang semuanya bergantung pada ketepatan setting peralatan proteksinya. Peralatan proteksi yang digunakan pada penyulang SADEWA adalah relai arus lebih (OCR) dan relai hubung tanah (GFR), yaitu relai yang berfungsi mengintruksikan PMT untuk membuka, sehingga saluran yang terganggu dipisahkan dari jaringan. Pada skripsi ini akan dibahas tentang penyetelan relai arus lebih dan relai gangguan tanah pada penyulang SADEWA di GI Cawang secara manual sehingga dihasilkan setting yang lebih baik.
Sadewa feeder in Cawang main station often having fault the character of temporary and permanent. So is needed a protection system which is fulfill the qualification such as sensitivity, reliability, selectivity, and speed, which all of that depend on the accuration of tool protection setting. In Sadewa feeder it is used Over Current Relay (OCR) and Ground Fault Relay (GFR), that is relay which has function to instruction the PMT for open the circuit, so the feeder which has disturbance separate from network. In this Final Project it will discuss about setting of over current relay and ground fault relay from calculate result at SADEWA feeder in Cawang main station with manual method to make a better setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51414
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Enggou Prastyo Utomo
"Suatu sistem distribusi sangat rentan akan gangguan karena daerahnya yang luas dan dekat dengan konsumen. Pada sistem distribusi, jaringan tegangan menengah memiliki peranan penting dalam pendistribusi tenaga listrik. Dalam kenyataannya gangguan sering terjadi pada jaringan tegangan menengah. Gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan pada perlatan listrik sehingga menyebabkan terganggunya kontinyuitas suatu sistem distribusi.
Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan sistem proteksi yang efektif. Sistem proteksi yang efektif memiliki beberapa syarat yaitu cepat, selektif, sensitif, dan handal sehingga dapat menghilangkan dan mengurangi dampak gangguan yang terjadi. Sistem proteksi distribusi tegangan menegah terdiri dari relai arus lebih dan relai gangguan tanah sebagai proteksi jaringan tegangan menegah.
Pada skripsi ini akan dibahas tentang perbandingan setting hasil perhitungan dan setting eksisting yang ada pada penyulang limo di gardu induk Gandul. Dari perbandingan didapat bahwa relai hasil seting perhitungan dapat bekerja sedikit lebih cepat dari pada hasil seting lapangan.
A distribution system is highly vulnerable to disruption due to a broad area and close to the consumer. In the distribution systems, medium voltage networks have an important role in electrical power distribution. In fact disturbance common in medium voltage networks in particular short circuit. This disturbance can cause damage to the electrical equipment and causing disruption of continuity of a distribution system. To overcome this needed an effective protection system. Effective protection system has several requirements like fast, selective, sensitive, and reliable so as to eliminate and reduce the impact of disturbance. Protection of medium voltage distribution system consists of overcurrent relay and ground-fault relay as protection for medium voltage networks. In this paper will discuss comparison between the results of the calculation and settings that exist in the field setting limo feeder in Gandul main station. The results obtained that the relay setting calculation may work slightly faster than on the results of field settings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52578
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Armiya
"Jaringan distribusi merupakan bagian sistem tenaga listrik yang paling sering mengalami gangguan. Hal ini terjadi karena jaringan ini merupakan jaringan yang paling besar dan kompleks. Perlindungan terhadap kelangsungan jaringan ini penting untuk melindungi konsumen. Pada jaringan distribusi primer 20kV, proteksi terhadap arus gangguan dilakukan oleh rele arus lebih dan rele gangguan tanah. Fungi rele ini sangat penting agar gangguan tidak terjadi. Parameter rele ditentukan agar fungsi koordinasi dari rele ini dapat bekerja dengan baik dalam hubungan proteksi utama-cadangan. Parameter yang paling susah ditentukan adalah time multiplier setting (TMS).
Pada penelitian ini, perhitungan TMS akan dianalisis berdasarkan metode analitik dan perbandingannya terhadap metode big-M untuk mencapai kinerja rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang diinginkan. Penggunaan metode big-M memiliki kelebihan dimana pengguanaan iterasi menjadikan metode ini lebih cocok untuk perhitungan berbasiskan mesin, sedangkan metode analitik lebih cocok untuk perhitungan manual. Sedangkan berdasarkan nilai galat, rata-rata galat menggunakan metode big-M bernilai 2,54% sedangkan metode analitik menghasilkan galat rata-rata sebesar 2,66%. Hal ini menunjukkan secara efisiensi, metode big-M lebih efisien daripada penggunaan metode analitik. Sedangkan berdasarkan pada proses kerja, big-M lebih lama dalam menentukan hasil sebesar 87% berdasarkan pada perhitungan manual. Secara hasil, tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan antara metode big-M dan metode analitik.
Distribution is the most sensitive part of an electric power system, because of its complexity and as far as he has. Protection of such a system is very important for electricity consumer. The 20kV main distribution is protected only by relays and overcurrent ground fault relay, thus its function is considered very important. Utilization is necessary adjusting for failure points is not acceptable. Parameter settings are set to ensure relay coordination in the backup-primary relationship. The time multiplier (TMS) setting is one the most difficult parameter to measure. In this study, the time multiplier settings were analyzed based on on the comparison between analytic calculations and the big-M method to meet the desired criteria for overcurrent relays and ground fault relays. The nature of the big-M method makes it the most suitable for machine-based calculations because it utilizes the use of iteration, whereas Analytical calculations are best used for manual calculations. In case of errors, the big-M method produces an average error of 2.54% while analytical methods produce 2.66% an error in general. Based on this fact, the big-M method is done more efficiently than analytically calculation. While based on the steps used to find a solution, the big-M method is proven 87% longer value when compared based on manual calculations. Based on the results, there are there is no significant difference between the big-M method and the analytic method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ficky Pratka Setya
"Skripsi ini dibuat untuk menentukan nilai setting rele pada gardu induk dengan perhitungan secara manual. Untuk menentukan setting rele pada jaringan tegangan menengah maka perlu diketahui beberapa hal yaitu antara lain data jaringan, perhitungan hubung singkat, persyaratan pemilihan dan setting peralatan proteksi. Dalam skripsi ini gangguan yang dihitung adalah gangguan antar fasa, gangguan tiga fasa, gangguan satu fasa ke tanah dan gangguan dua fasa ke tanah. Dengan menganalisa koordinasi setting sistem proteksi pada GI maka nantinya dapat dipergunakan untuk melihat kehandalan dari sistem proteksi tersebut.
Nilai setting rele dapat ditentukan dengan mengolah data yang didapat dari gardu induk, nilai impedansi total dapat dihitung dengan menjumlahkan impedansi trafo, impedansi saluran dan impedansi sumber. Setelah didapatkan nilai impedansi maka nilai arus gangguan dapat dihitung dan lalu didapatkan nilai setting rele yang baik. Berdasarkan dari sistem proteksi yang ditentukan diatas, dapat pula dibandingkan hasil perhitungan dan penyetelan peralatan proteksi dengan system proteksi yang telah ditetapkan untuk GI yang sama agar dapat mengetahui system proteksi yang optimal.
This paper is made to set relay in with mathematical calculation. To set relay in intermediate voltage network, we need to know several things as network data, short circuit calculation, and protection setting. Coordination analysis is usefull to know the reliability of the protection instrumentation. Based on the mathematical calculation, we can compare the result of mathematical calculation with actual setting in same GI so we can know the optimal setting for the protection syatem.The value of relay setting can be determined with calculating data from GI, the total impedance can be calculated by adding transformator impedance, line impedance and source impedance. After calculating total impedance, the fault current can be calculated. Furthermore it can be used to set relay."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40357
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.
One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don't cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51023
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.
One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don?t cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.154 Feb a
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Heraldus Panji Arikson
"Gangguan satu fasa ke tanah terjadi pada kabel bawah laut yang menghubungkan Pabelokan ke Nora. Gangguan ini seharusnya dapat segera diatasi oleh rele arus lebih pada penyulang Pabl – Nora dalam waktu 0,593 sekon. Akan tetapi, hal itu justru tidak terjadi dan malah menyebabkan seluruh area selatan, beberapa daerah area utara juga tengah mengalami pemadaman. Dalam skripsi ini, akan disimulasikan tiga kondisi arus gangguan yang berbeda – beda yaitu 397 A, 795 A dan 1,19 kA yang berasal dari kombinasi kontribusi arus gangguan oleh tiga generator yang bekerja. Ketidakseimbangan tegangan terjadi selama gangguan sehingga menyebabkan surge arrester pada G101B pecah. Kontribusi arus gangguan pun turun menjadi 397 A karena G101C memang tidak diaktifkan untuk bekerja. Nilai arus gangguan yang kecil ini membuat waktu tunda rele arus lebih IAC-53 pada feeder Pabelokan Nora beroperasi setelah 25 sekon. Nilai ini lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan oleh rele SR489 untuk bekerja dengan nilai arus gangguan yang sama yaitu 8,31 sekon. Hal ini menyebabkan generator G101A lebih dahulu mengalami trip karena ground fault rele. Oleh karena itu, pengaturan nilai pick up arus gangguan dan waktu kerja rele pun harus diatur lebih cepat lagi yaitu pada kisaran 5 sekon untuk nilai arus yang sama agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Phase to ground fault happened to the subsea cable that connected Pabelokan to Nora. This fault should be cleared by Over c urrent relay at Pabl- Nora feeder in 0,593 second. Nevertheless, it didn’t work that way instead it caused all the south area and some of central and north area was shutdown. There will be three conditions of fault current that will be simulated on this simulation which are 397 A, 795 A and 1,19 kA that is coming from the combination of three generators that worked. The unbalanced voltage that happened when fault is inserted caused surge arrester in G101B blown up. The current fault decreased and it was 397 A because G101C was not work from the first, due to repairement. The fault current value that is so small caused delay in IAC-53 reay at Pabl-Nora feeder. This rele worked after 25 seconds. This value is longer than the time that SR489 relay needed to work at the exactly same fault current that is 8,31 seconds. It is caused generator G101A tripped by ground fault relay. As the solution, pick up current and time delay setting must be set faster that is about 5 seconds for the same value of current fault so this kind of things is not going to happened again."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56682
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nagib Muhammad
"Skripsi ini membahas tentang metode proteksi stator generator dari gangguan fasa-tanah. Hal ini dikarenakan gangguan hubung singkat yang terjadi pada stator generator dapat menimbulkan kerusakan yang serius. Metode proteksi umumnya tidak dapat melindungi keseluruhan dari belitan stator. Metode proteksi konvensional umumnya hanya dapat memproteksi sekitar 90-95% dari belitan stator. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang mampu medeteksi gangguan pada keseluruhan belitan stator generator sinkron. Metode tegangan kurang harmonisa ketiga yang dikombinasikan dengan metode konvensional dapat melindungi keseluruhan dari belitan stator. Berdasarkan metode tersebut penulis bertujuan untuk mendapatkan nilai penyetelan rele tegangan kurang harmonisa ketiga(27TN) dan rele tegangan lebih(59N) yang akan diaplikasikan pada generator sinkron PT.X. Berdasarkan standar IEEE didapatkan nilai penyetelan tegangan pick-up untuk rele tegangan kurang harmonisa ketiga sebesar 1,1 Volt dengan waktu tunda sebesar 1 detik dengan nilai undervoltage inhibit sebesar 97 Volt, dan nilai penyetelan tegangan pick-up pertama untuk rele tegangan lebih (59N) sebesar 5 Volt dengan waktu tunda sebesar 1 detik dan penyetelan tegangan pick-up kedua sebesar 34,6 Volt dengan waktu tunda sebesar 0,1 detik. Berdasarkan simulasi yang dilakukan metode ini memiliki kelemahan yaitu ketika terjadi busur api gangguan tersebut tidak dapat dideteksi oleh metode ini.
This thesis discuss about protection method of stator ground fault, because short circuit that occurs in the stator can cause a very seriously damage. Conventional protection method cannot protect all of stator winding. Conventional protection method generally can protect about 90-95% of stator winding, because of conventional protection method cannot protect all of stator windings. So, this thesis use undervoltage third harmonic method which can protect the last 5-10% of stator winding . This tesis use this method for setting protection relay. Based on IEEE standart this tesis obtain value of third harmonic undervoltage relay setting is 1,1 Volt and time delay is 1 second ,and value for overvoltage relay (59N) is 5 Volt and time delay is 1 second, then the second setting is 34,6 Volt for time delay 0,1 second. Based on simulation result this method cannot detect the arcing fault near the neutral of stator winding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62692
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38487
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library