Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Sudiarjo
"Switch layer 2 dapat mengklasifikasikan incoming packet pada port input berdasarkan access-list yang didefinisikan untuk menandai paket. Ketika paket datang ke port switch layer-2, paket yang sesuai dengan attachment access-list akan diberikan nilai berdasarkan konfigurasi sehingga paket yang kelasnya lebih tinggi akan didahulukan pada saat traffic jaringan telah memenuhi bandwidth yang tersedia.
Dalam Tugas Akhir ini digunakan tiga jenis aplikasi untuk uji coba, yaitu Video Conference dengan UDP, Web akses dengan HTTP, Packet Generator dengan TCP dan UDP. Dilakukan uji coba pengkelasan masing-masing aplikasi sehingga didapatkan kondisi terbaik pada saat bandwidth maksimal, 10 Mbps. Pada saat tersebut video conference berada pada kelas 3, website pada kelas 1, dan packet generator pada kelas 2, dimana kelas dengan nilai terbesar memiliki prioritas tertinggi. Untuk melihat berapa bandwidth yang terpakai pada jaringan digunakan - Cacti - dan untuk mengambil jalannya paket pada jaringan digunakan - Wireshark -.
Dari hasil pengujian diperoleh Delay sebesar 7086 ms, Jitter sebesar 7400,86 ms untuk video protocol dan 2963,02 ms untuk audio protocol dan Packet Loss sebesar 4000 paket atau 22,22 %. Kondisi ini terjadi pada saat apliaksi video conference diset pada kelas 1, aplikasi website pada kelas 3 dan Packet Generator pada kelas 5.

Layer 2 switch can classify the incoming packet based on the input port access-list is defined to mark the packet. When the packet comes into port layer-2 switch, which according to packet access-list attachment will be given based on the value of the configuration so that packets a higher class will take precedence at the network traffic meets the available bandwidth.
This Final Project using three types of aplication, namely Video Conference with UDP, Web access with HTTP, Packet Generator with TCP and UDP. At this time the trial will be conducted classify each packet so that the best conditions obtained at maximum bandwidth, 10 Mbps. That are at the time of video conferencing is in class 3, Web site in class 1, and packet generator in class 2. To see how much bandwidth is used on the network, used 'Cacti' as bandwidth monitoring and to take the course package used 'Wireshark' on the network.
According to the trial, take place Delay about 7086 ms, Jitter about 7400.86 ms for video protocol and 2963,02 ms for audio protocol, and number of Packet loss about 4000 packets from 18000 or 22.22 %. The condition happened when video conference application in class 1, website in class 3, and Packet Generator in class 5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bara Iman Prasetyanto
"Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi, salah satu caranya dengan membangun Virtual Private Network (VPN). Pada teknologi VPN, aliran data di enkripsi untuk membungkus protokol-protokol jaringan serta dapat mengamankan jalur yang digunakan. Pada skripsi ini akan dibuat sistem bernama Hybrid VPN yang dirancang untuk menciptakan sebuah jaringan dengan tingkat keamanan cukup tinggi dengan menggabungkan dua buah metode VPN yang memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Untuk mengetahui performansi dari jaringan ini akan diukur beberapa parameter Quality of Service (QoS) untuk video streaming seperti throughput, delay, jitter, dan packet loss. Hasil Pengukuran membuktikan bahwa jaringan Hybrid VPN memiliki standar QoS yang baik untuk video dengan bitrate 1200 Kbps dengan nilai throughput sebesar 873.92 Kbps, Delay sebesar 40.51 ms, Jitter sebesar 59.62 ms, dan Packet Loss sebesar 12.62%.

For delivering some confidential information, network must have a high level of security, such as implementing a Virtual Private Network (VPN). On VPN technology, the flow of data is encrypted to encapsulate network protocols and can be used to securing the path. A system called Hybrid VPN is designed to create a network with a high level of security by combining two methods of VPN that has the advantages and disadvantages each other. To determine the performance of these networks, it will be measured several parameters of Quality of Service (QoS) for video streaming such as throughput, delay, jitter, and packet loss. The results prove that the network with a Hybrid VPN has a good QoS for video streaming on 1200 Kbps of video bitrate with 873.92 Kbps of throughput, 40.51 ms of Delay, 59.62 ms of Jitter and 12.62% of Packet Loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubil
"Kualitas jaringan CDMA 2001 xEVDO dalam penelitian ini ditinjau dari besarnya throughput rata-rata, deviasi dan perbandingan input output data yang lewat dalam jaringan CDMA 2001 xEVDO selama proses streaming dilakukan dengan tipe data, ukuran bit rate yang berbeda-beda baik dalam kondisi diam ataupun dalam kondisi bergerak.
Tesis ini bertujuan untuk meneliti kualitas jaringan CDMA 2001 xEVDO sehingga akan diketahui bagaimana throughputnya, ukuran bit rate file dan jenis file apa yang cocok digunakan untuk melakukan proses streaming di dalam jaringan tersebut.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat baik secara statis maupun secara mobile disimpulkan bahwa ukuran bit rate file yang cocok dipakai untuk menjalankan proses streaming adalah 50kbps dimana didapat throughput rata-rata sebesar 12000 B/s atau 42%. Sedangkan untuk tipe data yang cocok dipakai adalah mpeg4 yaitu dengan rata-rata throughput sebesar 12150 B/s atau sebesar 43.23%.
Dari pengujian juga terlihat bahwa kualitas jaringan sangat dipengaruhi oleh kualitas sinyal dan dalam kondisi apa streaming dilakukan, apakah dalam kondisi diam atau bergerak. Dimana jika dalam kondisi bergerak perpindahan antar cell dan besarnya bit rate file sangat mempengaruhi kualitas dari video streamingnya.

The network quality of CDMA 2001 x EVDO in this thesis has been measured from amount of the network's throughput, and comparision between data input and output in CDMA 2001 xEVDO network . Measured test has been tested with different types of data and different bit rate. It also has been tested with two diffrent conditions which in static condition and in mobile condition.
This thesis has been made for researching the quality of CDMA 2001 x EVDO's network and the result will give a point about the network throuhgput, which types and bit rate files that we can use to doing a video streaming in this network area.
At the result, we can get the conclution that the best bit rate we can use is 50 kbps which the network's throghput is 12000 B/s or 42%. For the type of data, we can use MPEG4, which have a network's throughput as 12150 B/s or 43.23%.
From the test, we can see that the quality of network are depend on the signal quality and the condition of the tested, static or mobile condition. In the mobile condition, the quality of the video are depend on the amount of Data's bit rate and handover process between cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hendra Kusumawardhana
"Kemajuan teknologi internet saat ini sangat pesat. Salah satu teknologi pada pengembangan jaringan internet adalah Cloud Computing. Private Cloud Computing merupakan permodelan cloud yang diterapkan di jaringan lokal. Pembuatan Cloud computing pada skripsi ini dilakukan dengan membangun infrastruktur fisik cloud dimana infrastruktur yang dipakai adalah Eucalyptus. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengukur dan menganalisa performa jaringan eucalyptus private cloud terhadap banyaknya pengguna. Kemudian dalam pengujiannya dilakukan uji coba unggah data, unduh data, serta video streaming. Besar rata-rata delay pada proses unggah adalah 0,24 ms untuk 1 klien dan 2,82 ms untuk 3 klien; pada proses unduh adalah 1,37 ms untuk 1 klien dan 19,47 ms untuk 3 klien; pada proses video streaming adalah 11,36 ms pada bit rate 400 kbps, 11,43 ms pada bit rate 1200 kbps, 11,69 ms pada bit rate 2000 kbps ms untuk 1 klien dan 13,89 ms pada bit rate 400 kbps, 16,71 ms pada bit rate 1200 kbps, 17,53 ms pada bit rate 2000 kbps ms untuk 3 klien. Besar rata-rata throughput pada proses unggah adalah 4094,04 packets/s untuk 1 klien dan 355,03 packets/s untuk 3 klien; pada proses unduh adalah 739,08 packets/s untuk 1 klien dan 57,10 packets/s untuk 3 klien; pada proses video streaming adalah 88,04 packets/s pada bit rate 400 kbps, 87,47 packets/s pada bit rate 1200 kbps, 85,51 packets/s pada bit rate 2000 kbps ms untuk 1 klien dan 72,14 packets/s pada bit rate 400 kbps, 59,98 packets/s pada bit rate 1200 kbps, 57,20 packets/s pada bit rate 2000 kbps untuk 3 klien.

The advances of Internet technology is increase rapidly. One of internet technology which increase is Cloud Computing. Private Cloud Computing is a cloud model which applied in a local network. Cloud computing in the this thesis was build in the physical cloud which used Eucalyptus infrastructure. The purpose of this paper is to quantify and analyze the effects of the network performance using eucalyptus private cloud towards the number of users. The test whichhas been taken is data uploading, data downloading, and video streaming. The average delay in the upload process is 0,24 ms for 1 client and 2,82 ms for 3 clients; in the download process is 1,37 ms for 1 client and 19,47 ms for 3 clients; in the streaming video process is 11,36 ms at a bit rate of 400 kbps, 11,43 ms at bit rate 1200 kbps, 11,69 ms at bit rate 2000 kbps for 1 client and 13,89 ms at bit rate 400 kbps, 16,71 ms in bits rate 1200 kbps, 17,53 ms at bit rate 2000 kbps for 3 clients. The average throughput on the upload process is 4094.04 packets/s for 1 client and 355,03 packets/s for 3 clients: in the download process is 739,08 packets/s for 1 client and 57,10 packets/s for 3 clients; in the streaming video process is 88,04 packets/s at bit rate 400 kbps, 87,47 packets/s at bit rate 1200 kbps, 85,51 packets/s at bit rate 2000 kbps for 1 client and 72,14 packets/s at bit rate 400 kbps, 59,98 packets/s at bit rate 1200 kbps, 57,20 packets/s at bit rate 2000 kbps for 3 clients."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Wicaksono
"Pada skripsi ini, dilakukan analisa mengenai pengaruh mobilitas pengguna pada jaringan Mobile IPv6 terhadap kualitas layanan aplikasi real-time video streaming. Pembangunan jaringan uji Mobile IPv6 sesuai dengan RFC 3775 telah dilakukan. Komponen jaringan uji Mobile IPv6 yang dibangun meliputi Mobile Node, Home Agent, Router, Access Router dan Correspondent Node. Pengukuran parameter kualitas layanan berupa throughput, delay, dan jitter dilakukan pada saat mobile node tidak berpindah link maupun saat ia handover. Lima buah skenario pengujian diajukan untuk mengamati kualitas layanan jaringan uji Mobile IPv6. Pengukuran parameter dilakukan terhadap traffic aplikasi real-time video streaming berupa UDP datagram. Proses handover diamati saat mobile node berpindah dari home link ke foreign link dan saat kembali dari foreign link ke home link. Pengukuran dilakukan dengan menangkap paket-paket data yang mengalir dalam jaringan uji Mobile IPv6. Filterisasi paket dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter kualitas layanan yang sesuai untuk traffic UDP datagram yang dibangkitkan oleh aplikasi real-time video streaming. Hasil pengukuran tiap skenario dibandingkan dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kualitas layanan jaringan Mobile IPv6. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kualitas layanan saat mobile node tidak melakukan perpindahan link hampir sama dengan saat ia tidak bergerak. Proses returning home memiliki kualitas layanan berupa throughput dan delay yang lebih baik jika dibandingkan dengan saat handover berlangsung. Secara umum, kualitas layanan saat proses handover dari home link ke foreign link sangat rendah jika dibandingkan dengan skenario lain terutama karena adanya pemutusan koneksi yang lama antara mobile node dan correspondent node. Proses returning home memiliki kualitas layanan yang hampir mendekati nilai kualitas layanan saat mobile node tidak berpindah link."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zairil Hakim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
TA3242
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyidina Safitri
"Berkembangnya konvergensi internet dan telekomunikasi memberikan dukungan penuh terhadap keamanan data dan peningkatan kinerja jaringan. IETF menstandarkan MPLS sebagai pengembangan dari teknologi VPN. MPLS dapat menyederhanakan proses routing yang menjadi beban router, mengoptimalkan pemilihan jalur melalui kemampuan manajemen class of service dan traffic engineering. Untuk mendukung optimasi pemilihan jalur, routing protokol mempunyai peran yang fundamental didalam jaringan. Pemilihan routing protokol yang tepat diperlukan agar jaringan optimal dan efisien, serta dapat mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat.
IPSec diimplementasikan pada end-to-end router untuk memberikan proteksi pada lapisan jaringan dengan merancang mekanisme keamanan kriptografi. Implementasi tunnel IPSec pada jaringan MPLS yang dijalankan pada tiga routing protokol yang berbeda yaitu RIPv2, EIGRP dan OSPF dengan aplikasi video conference sebagai data pengujian menunjukkan bahwa perubahan kualitas pada trafik video lebih besar daripada suara, dimana untuk trafik video RIPv2 memiliki delay terbesar, sedangkan delay EIGRP dan OSPF relatif sama.
Setelah IPSec di implementasikan, terjadi kenaikan delay secara signifikan pada OSPF sebesar 101%, sedangkan pada RIPv2 dan EIGRP hanya sekitar 8%. Parameter pengujian lainnya seperti jitter, throughput dan packet loss lebih banyak dipengaruhi oleh delay yang terukur, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa EIGRP adalah routing protokol yang memiliki kinerja paling bagus dilihat dari parameter jaringan yang terukur, didukung dengan nilai MOS dari responden dan paling efektif untuk diimplementasikan pada jaringan MPLS dengan tunnel IPSec dalam skala network yang kecil dan bandwidth yang terbatas.

The growth of Internet convergence and telecommunication provide full support for data security and improvement in network performance. IETF standardize MPLS as part of VPN techology development. MPLS can simplify routing process which became a load in router, optimizing route selection through the capability of class of service and traffic engineering management. To support optimization in route selection, routing protocols have fundamental role in the network. Routing protocol selection is required for network become optimum and efficient, also can handle complex routing situation more fast and accurate.
IPSec is implemented to end-to-end router to provide protection at the network layer by designing cryptography mechanism. IPSec tunnel implementation over MPLS network that running at three different routing protocols RIPv2, EIGRP and OSPF using video conference application as testing data, shows that the change of quality in video traffic is bigger than voice. Video traffic RIPv2 has the largest delay, while EIGRP and OSPF delay relatively the same.
But after IPSec is implemented, delay significantly increase in OSPF by 101% while RIPv2 and EIGRP increase about 8%. Other testing parameters such as jitter, throughput dan packet loss are more influenced by measured delay, thus concluded that EIGRP is the best routing protocol in performance from measured parameters, supported with MOS value from respondents and the most effective to be implemented in MPLS network with IPSec tunnel in small scale network and limited bandwidth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51055
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salmon Hardani
"Aplikasi video streaming yang dijalankan pada jaringan dapat mempengaruhi bandwidth dari jaringan tersebut. Aplikasi ini dapat diterapkan pada perusahaan maupun dunia pendidikan yang memiliki kendala dalam hal jarak dan waktu sehingga aplikasi video streaming ini dapat menghubungkan dari satu client ke server. Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang berada pada kondisi top secret, salah satu caranya dengan membangun Virtual Private Network (VPN). Pada teknologi VPN, aliran data di enkripsi dengan menggunakan protokol tunneling untuk membungkus protokol-protokol jaringan serta dapat mengamankan jalur yang digunakan.
Skripsi ini membahas tentang analisa unjuk kerja aplikasi video streaming saat dijalankan pada jaringan VPN. Pengukuran parameter Quality of Service (QoS) meliputi, delay, throughput dan packet loss. Nilai video loss yang diperoleh dari pengujian jaringan melalui VPN ini adalah berkisar antara 0,64% sampai 7,02% sedangkan nilai voice loss nya adalah berkisar antara 0,21% sampai 2,18%.

Video streaming application that run in network can influence bandwidth from network. this application applicable in company also education that has obstacle in the case of distance and time so that application of video streaming can connect from client to server. For information delivery in secret need network that present in condition top secret, one of the way with build virtual private network (VPN). In VPN technology, data current will be encrypth by using protocol tunneling to wrap up network protocols with can protect stripe that used.
This research discusses about analysis procedure of application video streaming moment run in network vpn. measurement quality of service (QoS) cover, delay, throughput and packet loss. Video loss values obtained from measurements of the network through a VPN is range from 0,62% to 7,02 while the value of his voice is a loss range from 0,21% to 2,18%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Dimas Hardo Trihatmoko
"Jaringan Mobile IPv6 merupakan jaringan yang mampu memberikan kemudahan akses kepada pengguna dalam melakukan perpindahan dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Hal ini dikarenakan mendukung perpindahan mobile node dari titik akses satu ke titik akses lain. Namun, jaringan Mobile IPv6 memiliki handover latency yang cukup tinggi yang membuat ketika mobile node melakukan handover, terjadi penurunan kinerja dari jaringan. Jaringan Proxy Mobile IPv6 merupakan pengembangan dari jaringan Mobile IPv6 dimana sifatnya adalah berbasis jaringan, dimana mampu mengurangi besar handover latency.
Dua buah skenario diimplementasikan pada masing-masing jaringan untuk mengetahui QoS dari jaringan Mobile IPv6 dan jaringan Proxy Mobile IPv6. Parameter QoS untuk pengukuran adalah throughput, delay dan packet loss. Aplikasi yang diukur adalah Video Streaming. Besar packet loss mencapai 20,340% pada skenario 2 jaringan Mobile IPv6. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa untuk masingmasing parameter, jaringan Proxy Mobile IPv6 lebih stabil daripada jaringan Mobile IPv6. Selain itu, nilai dari packet loss pada Proxy Mobile IPv6 jauh lebih kecil daripada jaringan Mobile IPv6.

Mobile IPv6 network is a network that can provide ease of access to the user in performing the displacement of a network to another. This is due to the support movement of mobile nodes from the access point a to point other access. However, Mobile IPv6 networks have the handover latency is high enough to make when the mobile node handover, a decline in the performance of the network. Proxy Mobile IPv6 network is an extension of Mobile IPv6 networks where nature is network based, which is able to reduce the large handover latency.
Two scenarios are implemented on each network to determine the QoS of Mobile IPv6 network and Proxy Mobile IPv6 network. QoS parameters to measure are throughput, delay and packet loss. Applications that measured is Video Streaming. Packet loss reaches 20.340% in scenario 2 Mobile IPv6 network. From the measurement results is known that for each of the parameters, the Proxy Mobile IPv6 network is more stable than the Mobile IPv6 networks. In addition, the value of packet loss on Proxy Mobile IPv6 is much smaller than the Mobile IPv6 networks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen
"Video streaming saat ini menjadi teknologi yang mempermudah kita dalam mendapatkan informasi dalam bentuk tampilan video. Semakin interkatif sebuah video, user akan mendapatkan informasi lebih banyak. Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem video streaming yang interaktif yaitu video clickable dengan menggunakan HTML5. Untuk mengetahui kualitas dari video interaktif ini, maka sistem ini akan diuji QoS nya yaitu delay dan jitter, kemudian dibandingkan dengan video streaming biasa.
Pada pengukuran TCP dan HTTP menunjukan bahwa terjadi peningkatan delay sebesar 31.99% dari delay video streaming biasa sehingga menyebabkan delay semakin lama. Namun delay video clickable masih dalam standar delay yang baik karena di bawah 150 ms. Sedangkan pada pengukuran jitter, terjadi penurunan jitter sebesar 13.21% dari jitter video streaming biasa. Namun jitter video streaming biasa masih dalam standar jitter yang baik karena diantara 0-75 ms.
Dari hasil survey menggunakan kuisioner, diperoleh nilai uji antarmuka dari keseluruhan sistem 4.32 dari nilai maksimal 5. Uji fungsionalitas sistem secara keseluruhan sudah berfungsi dengan baik. Pengujian terhadap browser yang berhasil mengakses halaman Web dengan baik adalah IE, Chrome dan Safari.

Nowadays, streaming video is becoming a technology that facilitate us to get information easier from video. More interactive the video is, more infomation that user will get. In this research, created an interactive streaming video, especially clickable video using HTML5. To know quality of interactive video, system will tested for its QoS that are delay and jitter.
In TCP and HTTP measurement, the enhancement delay of clickable video up to 31.99% from common streaming video so it is cause the delay time longer. However, the delay of clickable video still in a good standard of delay, because it is under 150 ms. On the other hand, in jitter measurement, the increased jitter of clickable video up to 13.21% from the common jitter streaming video. But, the normal condition of jitter streaming video still in a good standard for jitter, because it is between 0-75 ms.
From the survey that using questionnaire, the score of interface get 4.32 from the overall system of maximum score 5. Functionality test from the whole system are well functioning. Testing of the browser to access web pages successfully are IE, Chrome and Safari.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>