Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119474 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Hajar Murdana
"Skripsi ini membahas mengenai suatu percobaan untuk mendapatkan pembagian beban genset yang dioperasikan parallel, ataupun dioperasikan tunggal secara optimal dan tidak melebihi kapasitas daya listrik unit tersebut. Caranya dengan penyetelan governor dan kontrol pembagi beban (LSM) pada setiap penggeraknya. Untuk mengetahui seberapa besar efisiensi dan batas maksimum kapasitas dayanya, dilakukanlah pengujian Technical Analysis Level 2 (TA2) secara individu. Kemudian memparalelkannya dengan sinkronisasi otomatis pada kedua genset dan pengujian pengambilan data pun dilakukan dengan membebani genset secara bertahap hingga batas tertentu.
Hasilnya, didapatkan karakteristik pembagian beban masing-masing genset di setiap tahapan pembebanan dengan perbedaan speed setting governor dan akan dibandingkan pengaturan mana yang paling optimal berdasarkan biaya per kWh dan konsumsi bahan bakarnya. Hal tersebut bisa dijadikan acuan pengoperasian unit pembangkit secara tunggal atau paralel berdasarkan beban sistem tertentu.

The focus of this study is to research to get the optimum of load division that is operated in parallel, or operated in single and don't exceed capacity of electric power unit. Those ways are adjustment for governor and load division / sharing control (LSM) are done each prime mover. To know its efficiency and maximum power capacity limit, is done Technical Analysis Level 2 (TA2) test individually. Then parallel and synchronize them automatically and testing to get the data measurements are done with loading both gensets in stages until certain of load.
The result, got the characteristic of loading division on each genset in every stage of loading with different the speed setting for governor and will be compared which one of the speed setting is most optimum based on cost per kWh and fuel consumption. That matter can to be reference for operation of genset in single or parallel based on load system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51293
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Nagok Nahum
"Kendaraan listrik merupakan sebuah perkembangan teknologi pada bidang otomotif untuk mengatasi permasalahan energi fosil yang semakin menipis di bumi. Energi akibat pengereman konvensional pada kendaraan sebagian besar terbuang menjadi energi panas sehingga diperlukan strategi pengereman yang optimal. Pengereman regeneratif merupakan mekanisme pengembalian energi yang terbuang saat proses pengereman. Pada pengereman regeneratif energi kinetik diubah menjadi energi listrik dengan bantuan generator. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu melakukan pengujian pengereman regeneratif dengan variasi beban resistif yang dihubungkan pada generator arus searah. Beban yang digunakan sebesar 12 Ω, 18 Ω, 22 Ω, 30 Ω, 38 Ω, 56 Ω, 80 Ω, dan 100 Ω. Perbedaan beban resistif mempengaruhi jumlah energi listrik yang dihasilkan dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman. Semakin kecil nilai resistansi pada generator maka semakin besar energi yang dihasilkan dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman semakin cepat.

Electric vehicles are a technological development in the automotive sector to overcome the problem of depleting fossil energy on earth. Most of the energy due to conventional braking on vehicles is wasted into heat energy, so an optimal braking strategy is needed. Regenerative braking is a mechanism to recover energy wasted during the braking process. In regenerative braking, kinetic energy is converted into electrical energy with the help of a direct current generator. The methodology used in this study is to test regenerative braking with variations in resistive loads connected to a generator. The loads used are 12 Ω, 18 Ω, 22 Ω, 30 Ω, 38 Ω, 56 Ω, 80 Ω, and 100 Ω. The difference in resistive load affects the amount of electrical energy generated and the time it takes to brake. The smaller the resistance value on the generator, the greater the energy produced and the time it takes to brake faster."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Alvien Nurhidayatullah
"Kendaraan listrik memiliki permasalahan utama yaitu memiliki jarak tempuh yang dekat dikarenakan energi listrik yang tersimpan dalam baterai jumlahnya terbatas. Solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan jarak tempuh dan efisiensi dari kendaraan listrik adalah menggunakan pengereman regeneratif. Pengereman regeneratif adalah sistem pengereman yang melakukan pengembalian energi yang terbuang pada saat proses pengereman kendaraan. Sistem ini mengubah energi kinetik kendaraan menjadi energi listrik yang disalurkan ke baterai yang nantinya dapat digunakan kembali. Namun, baterai sebagai media penyimpanan energi listrik pada kendaraan tidak dapat menerima lonjakan daya yang tinggi ketika terjadi pengereman regeneratif. Hal ini dikarenakan kerapatan daya dari baterai yang kecil, sehingga jika lonjakan daya terus terjadi, maka akan terjadi degradasi dan pengurangan siklus yang terjadi pada baterai. Super kapasitor dapat menjadi alternatif media penyimpanan yang baik dalam pengereman regeneratif. Super kapasitor memiliki kerapatan daya yang besar, sehingga mampu melakukan pengecasan dengan baik ketika pengereman regeneratif berlangsung.
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan pengujian pengereman regeneratif dengan variasi kecepatan roda dan variasi beban yang terhubung dengan generator DC yang nantinya terhubung dengan load, aki, dan superkapasitor. Nilai kecepatan yang semakin besar membuat daya keluaran generator lebih besar, sehingga energi yang dihasilkan lebih besar juga. Nilai resistansi yang semakin kecil membuat gaya pengereman semakin besar, sehingga waktu pengereman akan semakin cepat. Superkapasitor dapat menerima energi regenerasi paling besar dibandingkan melewati load dan pengisian aki. Hal ini dikarenakan lonjakan daya yang terjadi saat pengereman membuat energi yang dihasilkan lebih besar dengan waktu pengereman yang lebih singkat.

Electric vehicles main problem is they have a short distance due to the limited amount of electrical energy stored in the battery. The solution that can be used to increase the mileage and efficiency of electric vehicles is to use regenerative braking. Regenerative braking is a system that returns energy wasted during the vehicle braking process. This system converts the vehicle's kinetic energy into electrical energy channeled to the battery, which can later be reused. However, vehicles' batteries as a storage medium for electrical energy cannot receive high power surges when regenerative braking occurs. This is because the battery's power density is small, so if power surges continue to occur, there will be degradation and reduction of cycles in the battery. Supercapacitors can be a good alternative storage medium in regenerative braking. Supercapacitors have a large power density, so they can charge well when regenerative braking occurs.
The methodology used in this study is to test regenerative braking with wheel speed variations and load variations connected to a DC generator, which will generate load, charge lead acid battery, and charge supercapacitor. The research results show that the greater the speed value, the greater the generator's output power, so the energy produced is also greater. The smaller the resistance value, the greater the braking force, so the braking time will be faster. Supercapacitors can receive the most regeneration energy compared to going through the load and charging the lead acid battery. It happened because the power surge that occurs during braking results generated more energy with a shorter braking time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hegar Mada Bhaswara
"Untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik dengan tenaga mikrohidro, salah satu caranya yaitu memparalelkan generator induksi dengan generator sinkron. Dalam beroperasi sendiri, generator induksi tidak mampu mempertahankan frekuensi dan tegangannya, sehingga belum dapat dilakukan operasi paralel. Dengan menggunakan kompensator statis, tegangan terminal generator induksi lebih cepat stabil pada nilai 1 pu selama 0,3 detik dan frekuensi kerja dijaga stabil dalam rentang 49,6 ? 50,6 Hz. Selain itu, nilai eror tegangan dan frekuensi generator induksi berkurang dari 10,63% menjadi 3,48% dan 13,9% menjadi 0,01%. Kondisi saat operasi paralel yaitu, perbedaan sudut fasa tegangan dari generator sinkron dan generator induksi sebesar 0,71°, tegangan antar fasa dan frekuensi kerja masing-masing generator berada dalam range 0,9 ? 1,1 pu dan 49 ? 51 Hz, serta urutan fasa yang sama. Dari kondisi tersebut, operasi paralel generator sinkron dan generator induksi dengan menggunakan kompensator statis dapat dicapai dan masih dalam standar yang ditetapkan.

To improve the reliability of micro hydro power systems, one way is to parallel induction generator and synchronous generator. When induction generator stands alone, it can?t maintain the frequency and terminal voltage, so that parallel operation can?t be performed. By using static compensator, terminal voltage of induction generator is stable at value of 1 pu after 0.3 seconds and operating frequency is maintained in the range 49.6 to 50.6 Hz. In addition, error value of voltage and frequency of the induction generator is reduced from 10.63% to 3.48% and 13.9% to 0.01%. The terms of parallel operation are, voltage phase angle difference of synchronous generators and induction generators is 0.71 °, voltage magnitude and operating frequency of each generator is in the range of 0,9 ? 1,1 pu and 49 - 51 Hz, and the same phase sequence. From these conditions, parallel operation of synchronous generators and induction generators using a static compensator can be achieved and still within the set standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayda Ayu Lestari
"Pengoperasian beban yang tidak serempak pada satu waktu menyebabkan kurva beban tidak rata dalam satu hari. Perbedaan waktu operasi ini menyebabkan perlunya suatu studi untuk membahas prioritas beban berdasarkan waktu operasi masing-masing beban. Sehingga ketika suatu sistem mengalami gangguan beban lebih yang diakibatkan terputusnya sebagian suplai, maka dapat segera ditentukan beban yang memungkinkan untuk dilepaskan berdasarkan waktu terjadinya gangguan, dengan tidak mengganggu beban yang sedang beroperasi penuh.
Berdasarkan kurva beban Subsistem Kembangan kemudian dibagi menjadi 4 segmen waktu operasi beban. Gangguan yang terjadi pada segmen 1 diantisipasi dengan pemisahan sebesar 65,19 MVA atau 13,31% dari total beban keseluruhan, segmen 2 sebesar 156,57 MVA atau 28 % dari total beban keseluruhan, segmen 3 sebesar 175,8 MVA atau 32,6 % dari total beban keseluruhan, dan segmen 4 sebesar 160,86 MVA atau 30,4 % dari total beban keseluruhan.

Load operating time which not simultaneous at one time is led to not flat load curve in a single day. The time difference of this operation is causing the need for a study to examine the load priority based on time operation of each load. So when a system is experiencing overload caused partial interruption of supply, it can be readily determined which load to be shedded by the time of disturbance, with not disturbing load fully operational.
Based on Kembangan subsystem load curve then load operating time are divided into 4 segments. Disturbance on segment 1 is anticipated by shedding the load by 65,19 MVA or 13,31 % of total load, segment 2 by 156,57 MVA or 28% of total load, segment 3 by 175,8 MVA or 32,6% of total load, and segment 4 by 160,86 MVA of total load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handy
"Salah satu sistem pembangkitan sebuah turbin angin yang dinilai memiliki banyak keunggulan adalah sistem pembangkitan yang menggunakan generator induksi. Kelebihan utama dari sistem pembangkitan dengan generator induksi adalah kemampuannya untuk menerima pengendalian selama pengoperasian. Jenis generator induksi yang memungkinkan dilakukannya hal tersebut adalah jenis generator induksi doubly fed. Hal ini disebabkan karena konfigurasi rotornya yang berupa lilitan. Dalam skripsi ini dilakukan simulasi pengaplikasian generator induksi doubly fed sebagai sistem pembangkit pada turbin angin. Simulasi dilakukan dengan menggunakan program SIMULINK dari MATLAB versi 7.4 R2007a. Simulasi yang dilakukan pada skripsi ini terbagi menjadi dua, yaitu pada simulasi pengoperasian generator induksi doubly fed pada masukan torsi mekanik konstan dengan variasi beban terhadap waktu tanpa pengendali dan simulasi pengoperasian generator induksi doubly fed pada masukan torsi mekanik konstan dengan variasi beban terhadap waktu yang dikendalikan. Melalui kedua hasil simulasi ini dilakukan analisa perbandingan antara sistem yang belum dikendalikan dan sudah dikendalikan.

One of the numerous generating system that a wind turbine has as an advantage is a generating system that uses an induction generator. The main advantage of a generating system using an induction generator is its ability to be controlled during operation. The type of induction generator which enables it is the doubly fed induction generator. This is due to the rotor?s configuration that an induction generator may have which is a wound rotor. In this paper an implementation of doubly fed induction generator as a generating system in wind turbine was done. The simulation was performed using a SIMULINK program from R2007a 7.4 MATLAB version. The simulation which was performed in this paper consist of two parts, a simulation of a doubly fed induction generator operation on constant mechanical torque input with load variation without control system and a simulation of a doubly fed induction generator operation on constant mechanical torque input with load variation using control system. Through this two simulation results, an analysis of uncontrolled system and controlled system comparison was done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Dwitanto
"Kinerja suatu generator set dilihat dari kesiapannya untuk mengatasi kekurangan daya pada saat terjadi pemutusan hubungan dari sumber tenaga listrik utama yang terjadi setiap saat. Untuk mengetahui kinerja dari generator set diperlukan suatu pengujian, salah satu metode pengujian adalah dengan membebani generator set dengan beban resistif terpisah. Kondisi generator set akan berubah sesuai dengan jam pakai dan beban yang diaplikasikan. Pengujian dengan kondisi yang berbeda yaitu generator set baru, mencapai 15000 jam operasi dan setelah dilaksanakan overhaul, akan didapat kinerja yang berbeda. Berdasar kinerja setiap kondisi generator set, teknisi dapat menentukan langkah-langkah perawatan selanjutnya untuk mendapatkan kinerja yang optimal.

Performance of a generator set seen from readiness of it to overcome the energy insuffiency when the disconnection from main source of power electrics that happened every time. To know the performance from generator set need a test, one of test method is by loading generator set with the separate resistif load. Generator condition set will change as according to operation hour and load which applicated. Load test with the different condition generator set that is generator set newly, reaching 15000 hour operated and after general overhaul, will be got a different performance. Based on performance of each generator set condition, technician can determine the maintenance stages steps to get the optimal performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Firdaus
"Penelitian ini dilakukan untuk memperolehi beban optimal pada turbin gas PLTGU guna meminimalkan penggunaan bahan bakar gas. Optimasi ini dilakukan dengan merancang model matematika dengan menggunakan nonlinear programming sehingga dapat menentukan beban yang optimal pada masingmasing turbin gas untuk memenuhi perintah produksi. Pendekatan nonlinear programming digunakan karena hubungan yang terjadi antar variabel bersifat nonlinear. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah menurunnya biaya konsumsi bahan bakar gas. Setelah dilakukan penelitian, diperoleh penghematan biaya bahan bakar gas sebesar Rp 1.693.144.577,- per hari.

The aim of this research is to obtain gas turbines optimum load in PLTGU, in order to minimize gas fuels consumption. This optimization was achieve with build mathematic model using nonlinear programming which can determination optimum load to each gas turbine to fulfill production order. Nonlinear programming approach was used in this research because the variables correlation was nonlinear. The expectation from this research was cost reduction in gas fuels consumption. After the research is completely done, the result of saving gas fuels cost was reached IDR 1.693.144.577,- per day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52068
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3107
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Prawitasari
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang harus dapat mengoptimalkan sumber daya energi sehingga tercapai kemandirian dan ketahanan energi untuk pemerataan dan percepatan pembangunan perekonomian daerah yang jauh dari pusat kota atau disebut daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal). Peningkatan keandalan listrik untuk daerah 3T di Indonesia yang lebih ekonomis dapat dilakukan dengan optimasi sistem manajemen energi terbarukan dengan energi fosil yang sudah digunakan sebelumnya. Oleh karena itu dilakukan optimasi kedua sumber energi tersebut dengan tiga rancangan optimasi yaitu (1) PV-Baterai; (2) PV-Baterai-Generator Diesel 24 jam; (3) PV-Baterai-Generator Diesel 12 jam;. Sumber energi dari rancangan optimasi yang dilakukan tanpa terhubung ke jaringan utama dikarenakan daerah 3T yang tidak dapat akses dari jaringan utama. Simulasi menggunakan profil beban harian pada 7 daerah di Indonesia dengan hasil rancangan optimasi 1 memerlukan kapasitas PV dan baterai yang lebih besar dibandingkan rancangan optimasi lain dimana besar kapasitas PV juga mempengaruhi besar kapasitas baterai tetapi jka dalam sistem terdapat generator diesel hal tersebut tidak terpengaruhi dikarenakan adanya sumber energi lainnya. Jika dilihat dari pembiayaan seluruh sistem pada ketiga rancangan optimasi, sistem pembangkit hibrida untuk daerah 3T yang paling optimal adalah skema Optimasi 2, dimana pemanfaatan energi terbarukan diatas 90% dari seluruh sistem juga total biaya bersih saat ini pada sistem dan biaya pokok produksinya yaitu NPC dan COE yang paling rendah. Sistem pembangkit hibrida dapat meningkatkan keandalan sistem untuk menyediakan akses listrik 24 jam yang akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah 3T

Indonesia is an archipelagic country that must be able to optimize energy resources so that energy independence and security for equitable distribution and acceleration of regional economic development that are far from the city center or called 3T areas (Front, Remote, Disadvantaged). The use of electricity for 3T areas in Indonesia which is more economical can be done by optimizing the renewable energy management system with pre-existing fossil energy. Therefore, the optimization of the two energy sources was carried out with three optimization designs, namely (1) PV-Battery; (2) PV-Battery-Diesel Generator 24 hours; (3) PV-Battery-Diesel Generator 12 hours;. The energy source of the optimization design is carried out without being connected to the main network because the 3T area cannot access from the main network. The simulation of the use of loads in 7 regions in Indonesia with the results of daily design optimization 1 requires a larger PV and battery capacity than other optimization designs where the large PV capacity also affects the battery capacity but if in the system there is a diesel generator it is not affected because of the source other energy. When viewed from the financing of the entire system in the three optimization designs, the most optimal hybrid power generation system for the 3T area is the Optimization 2 scheme, where the use of renewable energy is above 90% of the entire system as well as the current total net cost of the system and its basic production costs, namely NPC and lowest COE. The hybrid generation system can improve the system to provide 24-hour electricity access which will improve the quality of life of the people in the 3T area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>