Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ludy Cahyadi
"Divais Sensor dapat mendeteksi perubahan kuantitas suatu besaran fisik menjadi kuantitas listrik, sehingga dapat diproses dalam rangkaian eklektronik. Tidak terkecuali dalam mengklasifikasikan gas sensor sebagai sensor kimia. Penemuan ini sangat membantu untuk mendeteksi gas yang berbahaya, seperti LPG gas yang mudah terbakar. Sekarang Penggunaan sensor gas sangat berguna untuk mendeteksi gas berbahaya di dalam ruangan. Pada saat ini penggunaan divais sensor gas masih menggunakan sensor tunggal. Kekurangan sensor tunggal masih terbatas pada rendahnya sensitivitas.
Dalam riset ini dibahas suatu peningkatan nilai sensitivitas divais sensor gas dengan merancang parallel divais tersebut yang ditandai dengan suatu peningkatan nilai konduktasi. Pembuktian hasil rancangan pada riset ini digunakan Matlab sebagai software bantu. Hasil simulasi menunjukkan nilai maksimum konduktansi paling besar ketika jarak antar sensornya satu satuan dan jumlah sensornya sebanyak dua puluh lima buah. Banyaknya jumlah sensor juga dipengaruhi oleh tebal substrat sensornya.
Dari analisa didapat suatu kesimpulan bahwa untuk suatu sensor gas array maka perlu diperhatikan jarak antar sensor, tebal substrat sensor dan jumlah sensor yang akan disusun. Dari hasil simulasi percobaan, didapat nilai konduktansi gabungan paling besar bernilai 22.4683 siemens dengan jarak antar sensornya satu satuan, dan jumlah maksimum yang dapat disusun sebanyak dua puluh lima sensor untuk mendapatkan hasil maksimum.

The sensor device can detect changes in the quantity of a physical quantity into the quantity of electricity, so it can be processed in the sequence eklektronik. No exception in classifying gas sensors as chemical sensors. This discovery is helpful to detect hazardous gases, such as LPG is a flammable gas. Now the use of gas sensor is very useful to detect harmful gases in the room. At present the use of gas sensor devices still use a single sensor. Lack of a single sensor is limited by low sensitivity.
In this study describes an increase in the value of the sensitivity of gas sensor devices with parallel design such devices are characterized by an increase in the value konduktasi. Prove results on the research design was used Matlab as the software supports. Simulation results show the maximum value of conductance at large when the distance between the sensor in one sensor unit and the number of twenty-five pieces. A large number of sensors is also influenced by the thickness of the sensor substrate.
From the analysis, a conclusion when it wants to construct a gas sensor array is necessary to note distance between sensors, sensor substrate thickness and number of sensors that will be prepared. From the simulation experiment, the conductance values obtained most valuable 22.4683 siemens combined with the distance between the sensor one unit, whereby the maximum amount that can be composed of twenty-five sensors to obtain maximum results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51275
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Sri Handayani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Ari Widyaningrum
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi kebijakan pemerintah pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai atas subsidi LPG tabung 3 kilogram. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi kebijakan pemberian insentif PPN Ditanggung Pemerintah atas LPG tabung 3 kilogram menjadi hasil temuan dalam audit BPK yang menyatakan bahwa implementasinya kurang sesuai dengan Undang-Undang PPN yang berlaku. Kemudian pemerintah mengambil kebijakan baru menggantikan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah yaitu dengan kebijakan yang disebut PPN Subsidi yang penganggaran yang tergabung dalam pos subsidi harga LPG tabung 3 kilogram. Perbedaan yang mendasar dari kedua kebijakan ini adalah adanya aliran uang dalam implementasi kebijakan PPN subsidi LPG tabung 3 kilogram yang baru ini.

The thesis is about the government's policy implementation of Value Added Tax incentives LPG tube 3 kilograms subsidy. It uses qualitative approach. The results of this thesis is government's policy implementation that gives VAT incentive for 3 kilograms LPG becomes the founding in BPK's audit that claim that the implementation was not accordance with VAT Act and regulations. Then the government issues the new policy to succeed that called the VAT Subsidy that the budgeting uses 3 kilograms LPG price policy section. The difference between both of policy is the cash flow in the new 3 kilograms LPG VAT subsidy policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Khozin Setiawan
"Chlorella vulgaris Buitenzorg adalah organisme yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produsen biomassa. Mikroalga ini mengandung banyak nutrisi yang dapat berperan sebagai antioksidan dan antivirus bagi tubuh. Selain itu kandungan klorofilnya yang tinggi menjadikan Chlorella vulgaris Buitenzorg sebagai organisme pemfiksasi CO2 yang efektif. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah melakukan alterasi intensitas cahaya. Penelitian sebelumnya menunjukkan metode ini dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 1,61 kali dan kemampuan fiksasi CO2 meningkat 3 kali dibandingkan pemberian cahaya dengan intensitas yang sama.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari gas buang terhadap ketahanan Chlorella vulgaris Buitenzorg serta mengetahui kemampuan fiksasi karbondioksida oleh mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg.
Penelitian ini menggunakan gas buang dari hasil pembakaran LPG yang komposisinya sudah dimodelkan dengan komposisi gas masukan 0.3 % LPG, 5 % CO2 dan 94.7 % udara. Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29_C, tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu Phillip Halogen 20W/12V/50Hz, volume reaktor 18 dm3, dan rentang intensitas cahaya yang dipakai adalah 4.5-35 klux.
Perlakuan alterasi pencahayaan meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris Buitenzorg sampai 1.5 kali, sedangkan kemampuan fiksasi CO2 meningkat sebesar 2 kali dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Pencahayaan alterasi juga menghasilkan ketahanan yang lebih baik terhadap LPG daripada pencahayaan kontinyu, hal ini dapat dilihat dari ketahanan sel yang lebih baik, yaitu selama 176 jam, sedangkan pencahayaan kontinyu menghasilkan ketahanan sebesar 128 jam sebelum memasuki fase kematiannya.

Chlorella vulgaris Buitenzorg is a potential organism to be generated as biomass producer. This microalgae species contain some nutrition that can be used as antioxidant and anti-virus for human s body. Besides high amount of chlorophyll compositions make this microalgae as effective organism in CO2 fixation. Previous research using the same method showed that this method can be used to enhance biomass Chlorella sp. production until 1.61 time and by using this method CO2 fixation s ability become greater 3 times than lightening with same intensity.
The main purpose of this research is to investigate effect of exhaust gas to the Chlorella sp. resistant and to evaluate CO2 fixation by this microalgae.
This research used exhaust gas from LPG combustion that its compositions have been modelized. Inlet gas composition is 0.3 % LPG, 5 % CO2, and 94.7 % air. Chlorella vulgaris Buitenzorg was cultivated in Beneck Medium as source of nutrition in 29_C, 1 atm, light lamp source used is Phillip 20 W/12 V/ 50 Hz. Reactor volume is 18 dm3 and range of light intensity is 4.5-35 klux.
Alterating lightening treatment could enlarge Chlorella sp. biomass production until 1.5 times. Besides fixation CO2 ability could escalate until 2 times that constant lighting. Alterating lightment make microalgae resistant to LPG become better than constant lighting. This conclusion known from longer cell life time which about 176 hours. Besides, continues lightening resulted shorter life time which is about 128 hours before death phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Isyanti A.K.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA1039
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdy Bastian
"ABSTRAK
Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bahan bakar gas sangat penting sebagai penunjang utama dari kebutuhan rumah tangga. Terutama setelah pemerintah menjalankan program konversi minyak tanah menjadi gas LPG, pada tahun 2007. Program konversi minyak tanah ke gas LPG, dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat akan bahan bakar minyak. Pemakaian gas lpg ini merupakan kebijakan yang tepat karena pemakaian gas lebih ramah lingkungan, lebih praktis, dan ketersediaannya lebih terjamin dibanding bahan bakar minyak BBM. Namun, terlepas dari berbagai keuntungan yang diperoleh dari GAS LPG terdapat juga risiko yang sering terjadi diakibatkan karena kelalaian dalam penggunaannya sehingga berakibat terjadinya ledakan tabung gas dan itu sangat mungkin untuk mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu dicanangkan mengenai penyebab ledakan tabung gas. Berdasarkan studi kasus yang marak terjadi, sebagian penyebab ledakan tersebut adalah kebocoran pada bagian katup tabung dan masalah pada bagian seal. Penelitian ini menggunakan 4 type katup dan 2 jenis seal yang berbeda sebagai objek. Sehingga, secara hipotesa, type katup dan jenis seal memberi pengaruh terhadap tingkat kebocoran pada gas LPG.

ABSTRACT
The Indonesian society need of fuel gas is so imperative as the main support for requirement of household activity, for instance for cooking and air-conditioning. This case could be more emphasized since the government's policy is about converting kerosene into LPG-tube in 2007. The converting kerosene to LPG tube program is planned to reduce people general requirement of kerosene. Actually, LPG tube consumption right is an appropriately right because gas usage is environmentally more friendly, more practical, and more availability than fuel oil. However, apart from the fact that LPG tube brings such advantages, it brings also hazard since careless usage of LPG tube would bring gas explosion and it is a big chance that resulting death. Therefore, advanced research should take place to know the cause of gas explosion, Based on the cases about gas blast which are lately happened, two of the causes of the explosion were a leak at the valve on the tube and complication in seal. The research will use 4 types of valves and 2 different types of seal as the object. So, hypothesizingly, type of valve and type of seal put on influence to leakage rates to LPG tube."
2012
S1165
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Refliwanto Alexander
"Program konversi dari minyak tanah ke LPG sebagai bahan bakar kompor menimbulkan banyak masalah di Indonesia. Salah satu dari masalah tersebut adalah terjadinya ledakan yang terjadi pada tabung gas LPG. Ledakan ini terjadi karena terjadinya kebocoran disalah satu komponen penunjang seperti karet pengaman, selang dan regulator. Pemerintah mencurigai karet pengaman sebagai salah satu sumber kebocoran pada sambungan katup-regulator. Untuk membuktikan pernyataan tersebut, sebuah kajian experimental dengan pendekatan analisis dilakukan.
Kajian eksperimental ini menggunakan berbagai macam tipe dari katup dan karet pengaman untuk mengetahui tingkat kebocoran yang terjadi pada masing-masing katup dan karet pengaman. Parameter dari kajian eksperimental ini adalah massa, tekanan, dan waktu. Sebuah pendekatan analisis dilakukan pada parameter tersebut untuk memprediksi tingkat kebocoran berdasarkan waktu. Tingkat kebocoran tersebut dibandingkan antar kedua seal pengaman dalam setiap jenis katup yang diujicobakan.

Conversion program from kerosin to LPG as stove fuel creating many problems in Indonesia . One of them is the explosion which is happened in the LPG cylinder. The explosion is happened because a leakage occurs in one of support component such as rubber seal, tube, and regulator. The government suspects rubber seal as the source of leakage in the valve-regulator connection. Proving that statement, an experimental study with analytical approach has been done.
This experimental study used various types of valve and rubber seal to know the leakage rate on each valve and rubber seal. The parameter from this experimental study is mass, pressure and time. An analytical approach has been made on those parameter to know the prediction of leakage rate in base of time. The prediction of leakage is compared each other between two types of rubber seal in every tested-valve.
"
2012
S1170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah Fatwa Kurnia Dewi
"Pemanfaatan gas suar bakar merupakan salah satu peluang untuk meningkatkan produksi LPG guna memenuhi kebutuhan LPG yang makin meningkat. Pemanfaatan gas suar bakar tersebut selain dapat meningkatkan ketahanan energi, juga memiliki keuntungan ekonomis dan sosial melalui penghematan devisa negara dari berkurangnya impor LPG, serta penciptaan lapangan kerja. Pemanfaatan gas suar bakar sebagai bahan baku kilang LPG perlu mempertimbangkan aspek kelayakan teknis maupun ekonominya.
Pada penelitian ini dilakukan analisis awal dari sisi teknis dan keekonomian untuk menilai kelayakan pembangunan kilang LPG berbahan baku flare gas di lapangan Tambun, Jawa Barat (10 MMSCFD); Pendopo, Sumatera Selatan (2.4 MMSCFD); Semoga, Sumatera Selatan (7.7 MMSCFD); dan Tuban, Jawa Timur (6 MMSCFD).
Simulasi proses menunjukkan kilang di Tambun dapat menghasilkan produk LPG terbesar yaitu 73.3 ton per hari produk LPG. Analisis parameter keekonomian juga menunjukkan kilang Tambun memiliki indikator keekonomian terbaik yaitu IRR 75.02%, NPV sebesar 43.86 juta US$, dan payback period 1.34 tahun. Analisis sensitivitas terhadap kilang LPG di Tambun, Pendopo, dan Semoga menunjukkan bahwa parameter yang paling memperngaruhi keekonomian ketiga kilang tersebut adalah biaya investasi.

Utilization of flared gas is an opportunity to increase Indonesia?s LPG production, to meet increasing LPG demand. Utilization of flare gas can strengthen Indonesia?s energy security, as well as economic and social benefit through reducing LPG import and creation of jobs and employment. Utilization of flared gas as LPG plant feed needed to be considered in technical and economical aspects.
This research is a preliminary technical and economical analysis to evaluate feasibility of LPG plants using flared gas as the feed in Tambun Field, West Java (10 MMCSFD); Pendopo Field, South Sumatera (2.4 MMSCFD); Semoga Field, South Sumatera (7,7 MMCSFD) and Tuban, West Java (6 MMSCFD).
Process simulation shows that Tambun LPG Plant can produce biggest LPG product, 73.3 tons per day. Economic parameters analysis also shows that Tambun Plant has the best economic indicator, which are IRR of 75.02%, NPV ofr 43.86 juta US$, and payback period of 1.34 years. Sensitivity analysis of Tambun, Pendopo and Semoga plants show that the most sensitive parameters impacted on plant economics is capital investment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26642
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Haithami Achmad
"ABSTRAK
Harga bahan bakar minyak (BBM) dunia yang terus naik berpengaruh secara langsung terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Beban subsidi yang ditanggung oleh pemerintah untuk konsumsi BBM dalam negeri menyebabkan defisit anggaran pada APBN. Beban subsidi yang ditanggung oleh Pemerintah tersebut akan makin besar seiring dengan kenaikan harga BBM di pasar internasional yang pada akhirnya akan makin membebani APBN. Berkaitan dengan makin tingginya beban subsidi BBM yang ditanggung oleh pemerintah, maka pemerintah merencanakan pengembangan pola substitusi sumber energi alternatif.
Pemerintah mentargetkan untuk menghapus subsidi kerosene (minyak tanah) secara bertahap dan menggantikannya dengan pemberian subsidi liquefied petroleum gas (LPG). Program substitusi dari kerosene (minyak tanah) ke LPG tersebut didasari dengan fakta bahwa trend konsumsi energi rumah tangga dunia terutama di Asia didominasi oleh penggunaan LPG dan juga dari perhitungan beban subsidi yang ditanggung pemerintah ternyata akan lebih kecil jika subsidi dialihkan kepada penggunaan LPG. Perhitungan perbandingan besarnya subsidi kerosene (minyak tanah) dengan LPG disimulasikan dalam perhitungan model keekonomian yang hasil perhitungannya menunjukkan potensi penurunan subsidi yang akan ditanggung pemerintah dengan adanya program peralihan ke LPG sebesar Rp 15,02 trilliun / tahun. Adapun perhitungan point of supply dari rantai suplai dan distribusi LPG pertamina nasional turut disajikan yang hasil akhirnya menampilkan harga jual keekonomisan LPG pertamina nasional tanpa subsidi ke konsumen sektor rumah tangga sebesar Rp 7.231,81 / Kg.
Sehubungan dengan program substitusi tersebut dilakukan analisis pembangunan jaringan moda distribusi LPG. Langkah-langkah yang dilakukan adalah perancangan program substitusi pemerintah daerah dengan target dan waktu pencapaian, melakukan sosialisasi penggunaan LPG, analisis respon masyarakat pengguna, dan menyusun sistem distribusi dari Pertamina ke Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) sampai ke agen penjualan. Pada studi ini ditampilkan perhitungan nilai tambah pengembangan penggunaan LPG dari sudut pandang peluang pendirian usaha transportasi darat pendukung SPBBE bagi pihak swasta. Dari hasil simulasi perhitungan indikator kelayakan ekonomi diperoleh nilai IRR untuk usaha transportasi SPPBE sebesar 32,76% dan nilai NPV Rp 110.391.320,95 dengan jangka waktu Pay Out Time hanya 2,6 tahun sehingga peluang usaha transportasi SPPBE dinyatakan layak untuk dijalankan.

ABSTRAK
The ongoing world fuel price hike directly affects Indonesia economy. The subsidy given by the government for domestic fuel consumption created deficit in the State Budget. Subsidy given by the government will increase hand in hand with the fuel price hike in the international market, which will then eventually, give more burdens to the State Budget.
Given the condition, the government then developed a plan of alternative energy source substitute pattern. Indonesia government targets itself to eliminate kerosene subsidy in stages and replace the subsidy into liquefied petroleum gas (LPG). Substitution program from kerosene to LPG is based on the fact that the world?s household energy consumption trend, particularly in Asia, is dominated by the use of LPG. Another fact comes from the calculation that shows that subsidy given by the government will be less if the subsidy is directed to LPG.
The calculation on kerosene to LPG subsidy comparison is simulated in the economy model and the results shown that the potential government subsidy retrenchment of using LPG instead of kerosene will be Rp 15,02 trillion / year. The yield of point of supply calculation from the supply chain and LPG distribution indicate that the economical sales price of LPG without subsidy given to the household sector consumers is Rp 7.231,81 / Kg.
This study then conducted LPG distribution network development analysis to apply the substitution program. Steps taken are local government substitution program planning that is targeted by time and achievements, socialization of LPG use, analysis of consumers? response and development of distribution system from Pertamina to the LPG Station (SPPBE) and to the sales representative agents. LPG use development added value calculation of land transportation business provider from the perspective of private sector as the supporter of LPG station is also provided in this study. From the simulation of economic feasibility calculation presents that the value of IRR for LPG trucking business is 32,76% with NPV value Rp 110.391.320,95 and Pay Out Time is only 2,6 years. As a conclusion, all of those results indicate that the LPG trucking business opportunity is feasible to be implemented.
"
2008
T24758
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saadda Tuddaroin
"Skripsi ini berisi tentang sistem pendeteksian gelombang gempa penyebab tsunami dengan menggunakan metoda Hidden Markov Models (HMM) dengan membandingkan keseluruhan sistem terhadap perubahan ukuran codebook, besarnya iterasi dan durasi sinyal. Pada sistem pendeteksian ini, gelombang gempa yang diterima disampling terlebih dahulu kedalam bentuk diskrit. Sinyal diskrit ini diekstraksi agar diperoleh karakteristiknya dengan menggunakan MFCC (Mel Frequency Cepstrum Coefficient). Vektor data yang terbentuk kemudian dikuantisasi dengan algoritma General Lloyd Algorithm (GLA) yang selanjutnya akan ditraining dengan metoda HMM dan diidentifikasi.
Pada tahap identifikasi gelombang gempa (recognition), ketiga jenis parameter ini diteliti unjuk kerjanya berdasarkan tingkat akurasi yang diperoleh. Peningkatan ukuran codebook, besar iterasi dan durasi sinyal memberikan peningkatan pada persentasi keberhasilan ini.
Dari hasil uji coba, tingkat akurasi rata - rata yang diperoleh pada sistem ini adalah untuk durasi pencuplikan 0,1 codebook 32 = 69,1 %, cobebook 64 = ,76,6 % dan codebook 128 = 85 %. Sedangkan untuk durasi pencuplikan 0,5 detik codebook 32 = 72,5 %, cobebook 64 = 73,3 % dan codebook 128 = 81,6 %. Serta untuk durasi pencuplikan 1 detik ukuran codebook 32 = 75 %, codebook 64 = 81,6 % dan codebook 128 = 87,5 %.

This skripsi contains a system of earthquake causes tsunami waves by using the method of Hidden Markov Models (HMM) compare with the whole system to change the size of codebook, the size of the Iterations and the duration of the signal. On this system, the earthquake waves which received then take sampling into diskrit form. Diskrit signal is extracted so that the characteristics obtained by using the MFCC (Mel Frequency Cepstrum Coefficient). Vector data and that the algorithm quantized by General Lloyd algorithm (GLA), which will then be trained with the methods and identified HMM.
At the identification stage, the wave changes phase (recognition), this third type of parameters are based on the performance of the level of accuracy obtained. Increasing the codebook size, duration and iteration of the signal gives an increase in the percentage success.
From the results of the testing, the level of accuracy the average obtained in this system is for the duration 0.1 seconds and codebook 32 = 69.1%, cobebook 64 = 76.6% and the codebook 128 = 85%. While for the duration 0.5 seconds and codebook 32 = 72.5%, cobebook 64 = 73.3% and the codebook 128 = 81.6%. And for 1 second duration size codebook 32 = 75%, codebook 64 = 81.6% and the codebook 128 = 87.5%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51129
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>