Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jordan Suharto
"Penelitian terhadap proses penghalusan butir serta efisiensi energi pada produksi harus dilakukan pada masa kini. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme penghalusan butir pada baja karbon rendah dengan memperhitungkan faktor efisiensi. Penelitian ini akan membandingkan dua proses penghalusan butir Thermo Mechanical Controlled Process (TMCP) dan Pengerjaan Hangat (Warm Working). Kedua proses dilakukan dengan menggunakan mesin canai laboratorium.
Dalam penelitian ini material yang digunakan yaitu baja SS 400, yang mana tergolong baja karbon rendah. Dengan memodifikasi temperatur akhir canai, pemanasan ulang dan metode deformasi yang dilakukan pada temperatur hangat, pada akhirnya akan menghasilkan besar butir akhir yang berbeda satu sama lain. Perhitungan besar butir menggunakan metode jeffries (ASTM E112).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kedua proses menghasilkan butir yang halus karena hampir seluruh proses mendapatkan diameter rata-rata butir 7.6 - 12.8 m. Namun tiap proses memiliki karakteristik tersendiri, khususnya pada penghalusan butir ferit.

The research of grain refinement process that followed by efficiency of energy on production process must be done in this age. Therefore, this research has done to know well the mechanism of grain refinement on low carbon steels with efficiency of energy as consideration. This research will compare two different process of grain refinement that are Thermo Mechanical Controlled Process (TMCP) and Warm Working. Both of process will be done by rolling laboratory.
The material of research is SS 400 steel, which is rank to low carbon steels. With modification on final rolling temperature, reheating, and deformation method that will be done at warm temperature, as a result will produce many final grain size that different each other. Grain size will be measured by using Jeffries method (ASTM E112).
As the final result, all of the process has showed that each process produced fine grain because the range of grain average diameters between 7.6 - 12.8 m. Nonetheless, each process has theirs own characteristic, especially on ferrite grain refinement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51111
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nofardiansyah Rizky Nugraha
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51663
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lendi Trigondo
"ABSTRAK
Penelitian terhadap proses penghalusan butir harus dilakukan pada saat ini untuk mendapatkan material dengan sifat mekanis yang baik yang diharapkan dapat bermanfaat untuk masa depan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur canai hangat multi pass dan waktu tahan terhadap kekerasan, struktur mikro, dan besar butir baja karbon rendah. Sampel dideformasi pada temperatur 500˚C dan 550˚dengan waktu tahan dan 10 menit dan derajat deformasi 20%-20%-20%-20%. Kemudian di-quench dengan media air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah temperatur canai hangat maka butir yang dihasilkan semakin halus dan kekuatan material yang dihasilkan juga lebih tinggi. Selain itu semakin singkat waktu tahan maka butir yang dihasilkan semakin halus dan kekuatan material yang dihasilkan juga lebih tinggi. Hasil yang didapatkan dari temperatur canai yang lebih rendah dan waktu tahan lebih singkat adalah ukuran butir 17,19 2m dengan nilai kekuatan 621 MPa.

ABSTRACT
Nowadays, the research of grain refinement process must be done, to get material with good mechanical properties that expected will be benefit for industry in the future. The object of the present work is to investigate the effect of temperature and delay time warm rolling multi pass on hardness, microstructure, and grain size of Low Carbon Steel. The samples deformed at temperature of 500 and 550 with holding time of and 10 minutes and the degree of deformation of 20% -20% -20% -20%. Then, the samples were quenched by water. Experimental results have shown that the lower the temperature of warm roll produced finer grain and higher strength. Shorter holding time produce finer grain and higher strength. The results obtained from the rolled lower temperatures and shorter holding time is the grain size of 17.19 2m with 621 MPa. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S884
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Matra Rizki Pratama
"Studi mengenai perubahan mikrostruktur pada butir ferit dan pengaruhnya terhadap ketahanan korosi pada baja karbon rendah telah dilakukan. Thermomechanical processing (TMP) merupakan sebuah subjek baru dalam ilmu rekayasa material yang mengkombinasikan perlakuan dan temperatur proses terhadap material dengan tujuan mendapatkan material berkualitas tinggi. Dengan memberikan perlakuan canai pada temperatur hangat, akan terbentuk struktur butir ferit yang halus, yang membuat sifat mekanik meningkat, laju korosi menurun, dan kemampuan mengabsorbsi hidrogen juga ikut menurun.
Uji polarisasi dan uji HIC dilakukan untuk mengukur laju korosi dan ketahanan penggetasan oleh hidrogen pada bagian spesimen yang searah dan tegak lurus dengan arah canai, dimana spesimen yang dilakukan pengujian adalah baja karbon rendah SS 400 tanpa deformasi dan dengan deformasi canai hangat. Besar deformasi reversible yang diberikan adalah 20%, 20% +20%, 20% +20% +20% and 20% +20% +20% +20% dengan ketebalan awal adalah ho 6 mm. Sebuah mekanisme baru dalam metode canai multi pass reversible juga dilakukan yang disebut metode canai double-side multi pass reversible. Dengan menggunakan metode canai double-side multi pass reversible, diharapkan butir ferit halus yang terbentuk akan terdistribusi seragam diseluruh bagian permukaan.

Microstuctural changes of ferrite grains and its relationship with corrosion resistance in low carbon steel were investigated. Thermomechanical processing (TMP) is a new subject in material engineering which is combining treatment and temperature process to material in order to obtain high quality materials. By applying rolling deformation process in warm working temperature, low carbon steel will have fine ferrite grain structures made its mechanical properties increased, its corrosion rate decreased and also its ability to absorb hydrogen decreased.
Polarization test and HIC test were conducted to measure the corrosion rate and hydrogen embrittlement resistance on both parallel and perpendicular specimen to rolling direction (RD) orientation of as-received and plastic-strained warm rolling material as raw material of SS400 low carbon steel. The applied mechanisms of pass deformation are reversible which are 20%, 20% +20%, 20% +20% +20% and 20% +20% +20% +20% with initial thickness ho 6 mm. A new mechanism of multi pass rolling methods was also proposed which is double-side multi pass reversible. By applying double-side multi pass reversible, it is expected that fine ferrite grains will be distributed uniformly in all surface points.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Edo Sondang A.A.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harjanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Primanila Serny
"ABSTRAK
Baja karbon rendah adalah baja dengan elemen pembentuk uramanya Fe
dan C di mana kandungan karbonnya tidak melebihi 0,05%. Karena Hu baja
jenis ini memiliki keuletan yang tinggi. Pada aplikasinya baja karbon rendah
banyak digunakan pada proses deep drawing untuk pembentukkan badan mobil.
Salah satu masalah yang timbul adalah kekuaran mekanisnya kurang. Salah
satu cara unruk meningkatkan kekuaran seperri yang diinginkan dcngan
mendaparkan siruktur butir-butir ferit yang berukuran kecil melalui metode
Thermo Mechanical Control Process (TMCP).
Penelitian yang dilakukan yaitu proses canai panas baja karbon rendah
pada temperatur austenit dengan menggunakan parameter perubahan deformasi
(regangan) dan Iaju pendinginan. Pada penelitian ini diamati transformasi butir
ausrenit menjadi butir ferit setelah proses canai panas dan hubungannya dengan
fungsi regangan deformasi dan laju pendinginan.
Benda uji yang dipakai berukuran 3.5 x 50 x 100 mm, dipanaskan sampai
temperatur ± 1100°c dan dicanai pada temperatur ausrentsast 95 0-1000°C.
Deformasi yang diberikan sebesar 0, 2; 0,3 dan 0.4 dan didinginan melalui media
pendinginan air, oli juga di udara terbuka Setelah proses canai dilakukan analisa
metalografi dengan menggunakan mikroskop optik dan metode planimetri untuk
perhitungan ukuran butir austenit prior dan ferit.
Kesimpulan yang didapat yaitu Iaju pendinginan yang cepat dan deformasi
yang besar akan menghambat pertumbuhan butir ferit sehingga ukuran butir ferit
Iebih kecil daripada pendinginan yang lambat dan deformasi yang kecil."
2000
S41626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Mossadik Kiprianov
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrini Wulandari
"Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap proses canai untuk mendapatkan material dengan sifat mekanis yang baik namun nilai ekonomisnya tetap tinggi. Penghalusan ukuran butir ferit melalui kontrol proses termo mekanikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk peningkatan sifat mekanik baja karbon rendah. Pada penelitian ini slab baja karbon rendah dideformasi dengan metode warm rolling, kemudian diuji kekerasan dan ketahanan korosi-nya melalui hydrogen charging test. Salah satu penguatan material terhadap serangan difusi hidrogen adalah dengan penghalusan butir ferit melalui proses deformasi. Sehingga dapat dibuat suatu hubungan antara deformasi dengan perubahan struktur mikro ferritic dan ketahanan korosi baja karbon rendah.
Ukuran butir yang diperoleh dalam penelitian ini diukur dengan metode garis intercept. Hasilnya berupa ukuran diameter butir baja karbon rendah yang lebih kecil dibanding dengan diameter butir baja karbon rendah yang tidak dideformasi. Sementara ketahanan korosi baja karbon rendah terhadap pengaruh proses difusi hidrogen untuk benda uji yang ukuran butirnya lebih kecil cenderung meningkat. Peningkatan kekuatan-nya diamati melalui pengujian kekerasan setelah sebelumnya benda uji diaplikasi ke dalam larutan 0,5M H2SO4 + 100 mg/L Thiourea CS(NH2)2 selama 10 menit.

Various studies have been carried out on rolling process to achieve materials with good mechanical properties but its economic value remains high. Grain refinement through thermo-mechanical process control is one of many methods used to improve low carbon steel mechanical properties. On this paper, low carbon steel is deformed with warm rolling method, then the deformed material is applied to hardness test and corrosion resistance test against hydrogen charging. Hydrogen introduction into material may occur in many ways and one of physical properties of material against this introduction is through microstructure refinement of ferrite grain size by deformation process. So there is a connection between the deformation with the change in ferritic microstructure and corrosion resistance of low carbon steel.
The grain size was measured by intercept line method. The result is grain size of the deformed steel is smaller than the undeformed one. In addition, there is an improvement of corrosion resistance of low carbon steel with smaller grain size against hydrogen diffusion. The improvement can be seen from the result of hardness test. Before the hardness test began, the deformed specimen are introduced to 0,5M H2SO4 + 100 mg/L Thiourea CS(NH2)2 solution for 10 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>