Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132549 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Candraditya
"Kegagalan prematur pada material mixing chamber turbin gas. Bentuk kegagalan yang terdeteksi adalah terjadinya lubang atau sumuran. Analisa dilakukan dengan melakukan studi pada material paduan yang berjenis 16Mo3/17Mn4 untuk digunakan pada mixing chamber, dengan mengambil data-data seperti komposisi kimia, komposisi deposit, bahan bakar, mikrostruktur, dan kekerasan.
Dari hasil analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegagalan disebabkan oleh serangan korosi temperatur tinggi pada rentang temperatur 600 - 800°C atau tipe kedua. Data literatur menunjukkan terbentuknya senyawa natrium sulfat dan vanadium oksida dari proses pembakaran yang menyebabkan terjadinya korosi sumuran.

There were premature failures of mixing chamber part of turbine gas. The failure has been detected from pitting formation. Analyses is done taking from material alloy of 16Mo3/17Mn4 that used in mixing chamber with data-data like: material composition, deposits composition, fuel oil, microstructures, and micro hardness.
From analysis, it can be concluded that failure in mixing chamber were done by hot corrosion attack in temperature 600 - 800°C or type II (LTHC). Literatures showing that natrium sulfate and vanadium oxide were resulted from the combustion process thus pitting corrosion.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51503
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hardy Prasetia
"Mixing Chamber merupakan komponen dalam turbin gas yang berfungsi sebagai penghubung antara combustor gas turbin dan first stage nozle gas turbin. Mixing chamber juga berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas. Adapun, penelitian ini untuk mengkaji adanya indikasi creep, penyebab terjadinya creep, dan mengetahui jenis creep yang terjadi. Dengan demikian, hasil ini dapat digunakan dalam merencanakan sistem evaluasi, dan apakah perlu diadakan major inspection atau tidak. Mixing chamber dengan ASM specification number A516 gr 65 beroperasi pada temperatur berkisar 500-1100°C.
Metodologi penelitian ini dengan menggunakan pengujian kekerasan skala Vickers, pengujian struktur mikro, pemeriksaan XRD dan XRF. Bagian mixing chamber yang mengalami kegagalan memiliki nilai kekerasan rata-rata 140VHN. Dari hasil pengujian struktur mikro terdapat adanya intergranular cracking pada mixing chamber. Hasil pemeriksaan XRD pada deposit bahan bakar treated terdapat adanya unsur sulphur. Diketahui unsur sulphur yang mengakibatkan penurunan ketahanan creep dan mengakibatkan adanya proses sulfidisasi. Sehingga adanya unsur sulphur merupakan penyebab terjadinya kegagalan creep pada komponen mixing chamber. Kegagalan mixing chamber juga dikarenakan ketidaksesuaian antara kondisi operasional dengan spesifikasi pemilihan material. Kegagalan yang terjadi pada mixing chamber merupakan kegagalan jenis creep cavities, ini bercirikan adanya intergranular cracking.

Mixing Chamber are gas turbine component as used to connect a combustor of a gas turbine to a first stage nozzle gas turbine. Addition that, Mixing Chamber deliberately design to face and to form hot gas flow so that to correspond with nozzle size and turbine blade gas turbine. This research is purposed to study presence indicate creep, study at the bottom of creep, and to know variety creep presence. Therefore, this result can used to plan evaluation system and whether needed major inspection or not. Mixing Chamber with ASM specification number A516 gr 65 has temperature operation approximately 500-1100°C.
This research methodology used hardness testing scale Vickers, microstructure testing, XRD, and XRF. Part of failure of mixing chamber has average grade hardness 140 VHN. Result of microstructure presence intergranular cracking and XRD testing on deposit fuel treated presence sulphure. Whereas sulphure will result decreases creep resistance and sulphidation process. Therefore, failure creep of mixing chamber is consequence presence of sulphure and not properly between material selection with condition occurred. Failure creep variety presence is creep cavities, its has feature presence of intergranular cracking.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Blessmiyanda
"Wilayah perairan Indonesia yang sangat luas berakibat pada besarnya potensi sumberdaya laut yang ada. Sumberdaya ini perlu diupayakan agar penggunaannya memperhatikan daya dukung dan kelestarian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Kebutuhan energi listrik di Indonesia terutama di Pulau Jawa yang berfluktuasi dan cenderung meningkat, diperkirakan dalam periode 1986 - 2010 diperlukan tambahan pembangkit listrik sebesar 26.500 MW. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, Pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar yang memiliki kapasitas 2400 MW. PLTGU Muara Tawar yang direncanakan dibangun di atas lahan seluas 39,6512 Ha yang termasuk Desa Segara Jaya dan Desa Pantai Makmur Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan studi Analisis Mengenal Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan, jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak pada tahap konstruksi meliputi mobilisasi personil, peralatan dan material, pematangan lahan, pemancangan tiang pondasi dan pembangunan kanal pendingin dan demiaga sementara.
Mengingat aktivitas konstruksi PLTGU ini diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan di wilayah pesisir tempat proyek dibangun, maka dilakukan pemantauan pada komponen - komponen lingkungan hidup yang berpotensi menimbulkan dampak. Penelitian lapangan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi (Mei 1995 - Mei 1996) meliputi pengamatan dalam bidang Sosial Ekonomi, Kualitas Air Laut, dan Kualitas Udara. Pengamatan ini dilakukan terhadap aspek - aspek dan di lokasi yang diperkirakan mendapatkan dampak langsung dari aktivitas proyek. Hipotesis dari Tesis ini adalah : Konstruksi Proyek PLTGU Muara Tawar akan menimbulkan dampak pada lingkungan pesisir.
Dari penelitian diketahui sebanyak 29,25 % dari total pekerja non skilled diserap dari tenaga local/penduduk disekitar tapak proyek. Penyerapan tenaga kerja lokal ini menyebabkan perubahan lapangan pekerjaan beberapa penduduk yang sebelumnya nelayan menjadi buruh proyek PLTGU. Hasil analisis Statistik menunjukkan tingkat pendapatan penduduk yang bekerja sebagai buruh PLTGU ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bekerja sebagai nelayan.
Sebagian besar responden ( 91 %) menyatakan tidak keberatan terhadap keberadaan proyek, karena dipandang memberikan kesempatan kerja dan juga memajukan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat. Responden yang keberatan, berpendapat proyek ini membuat laut menjadi lebih dangkal dan berkurangnya hasil tangkapan udang dari pinggir pantai.
Berdasarkan pengukuran kedalaman yang telah dilakukan, menunjukkan adanya pendangkalan perairan. Pendangkalan ini disebabkan proses sedimentasi yang tinggi yang telah terjadi sebelum adanya proyek PLTGU. Proses sedimentasi terlihat dari kandungan bahan padatan tersuspensi (TSS) yang telah melampaui baku mutu menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 0211/1988. Kandungan TSS terbesar terjadi saat kegiatan pengerukan pantai dan pemancangan tiang pondasi. Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh dari pembangunan proyek PLTGU Muara Tawar pada tingginya kandungan TSS di perairan .
Hasil pemantauan kualitas air laut, dijumpai adanya beberapa parameter logam berat yang kandungannya meningkat sejak adanya proyek PLTGU bila dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya proyek. Parameter logam berat yang meningkat ini adalah Cd, Ni, dan Pb. Kandungan logam berat ini meningkat sebanding dengan meningkatnya curah hujan dan menurun seiring dengan menurunnya curah hujan. Logam berat ini bukan berasal dari proyek PLTGU tetapi menunjukkan limbah perkotaan yang terbawa aliran sungai masuk ke perairan pantai. Keadaan ini diduga juga dipengaruhi oleh berkurangnya hutan bakau yang tumbuh di pantai. Diketahui bahwa salah satu fungsi dari hutan bakau adalah sebagai penyerap lumpur karena adanya sistim akar yang padat sehingga partikel yang sangat halus mengendap di sekeliling akar bakau membentuk kumpulan lapisan sedimen yang sekali mengendap biasanya tidak dialirkan keluar lagi. Logam berat yang terbawa aliran sungai akan tersaring oleh lumpur hutan bakau sehingga tidak masuk ke perairan pantai, namun jika hutan bakau ini musnah, maka aliran sungai yang mengandung logam berat akan langsung masuk ke perairan pantai. Berdasarkan studi yang dilakukan saat AMDAL dijumpai hutan bakau sebanyak 1500 pohon/ha , namun saat penelitian pada tahap konstruksi ini hutan bakau yang ada tinggal 1135 pohon/ha.
Kandungan debu dan tingkat kebisingan terbesar terjadi di lokasi tapak proyek, kemudian semakin menurun pada daerah sekitar tapak dan nilainya kecil di daerah pemukiman yang jauh dari tapak proyek. Disini terlihat bahwa besarnya curah hujan juga ikut berperan terhadap kandungan debu. Pada saat curah hujan tinggi, kandungan debu rendah. Sedangkan saat curah hujan rendah, kandungan debu tinggi bahkan melampaui baku mutu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 660.31/SK1694-BKPMD182.
Persepsi penduduk menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di dekat tapak proyek merasa terganggu oleh debu dan kebisingan, sedangkan yang tinggalnya_ jauh dari tapak proyek tidak merasa terganggu. Hasil analisis Statistik menunjukkan adanya pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan debu, selain itu analisis Statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan kebisingan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konstruksi prayek PLTGU Muara Tawar menimbulkan dampak terhadap lingkungan pesisir.

Impact of the Contstruction of the Power Plant on the Coastal Environment (A Case Study in the Gas-Generated Power Plant at Muara Tawar-Bekasi, West Java)The vast area of Indonesian waters offers a wide variety of natural resources. It is very critical to conserve the use of these resources. The ecosystem along the coastal area is also sensitive due to its natural changes that shape the coastline. There is a steady concern of new development that will endanger the coastal ecosystem. Increasing awareness of the communities of any new development can prevent coastal destruction.
In Java the need of electricity is on the rise. It is estimated that from 1986 to 2010 as much as 26.500 MW is needed. Indonesia is building a gas-generated power plant (Perusahaan Listrik Tenaga Gas Uap or PLTGU) in Muara Tawar with a capacity of 2.400 MW. This plant is constructed on a 396,512 ha land in East Java.
Based on the environmental impact assessment (Analysis Mengenai Dampak Lingkungan or AMDAL) the development of this power plant will affect on the coastal ecosystem and environment. This study was conducted to investigate the impacts of PLTGU on water and air quality, and social economy of the coastal community.
The levels of some heavy metals such as Cd, N, and Pb, have increased since the development of the power plant. It was suspected that the heavy metals originated from the city sewage rather than from the PLTGU. Naturally the mangroves filter these heavy metals. However, the density of mangrove has declined from 1,500 trees/ha to 1,135 trees/ha after the PLTGU project was developed. It was noted that the levels of these heavy metals increased with the increasing amount of rainfall.
Project PLTGU also has affected the noise intensity and dust density around the area. It was found that the dust density and amount of rainfall are inversely related. When there was a high amount of rainfall, the dust density was low, and vice versa. Local communities around the project were greatly affected by the amount of dust and noise intensity. Statistics showed the impact of the dust density problem and of the noise intensity on the residential sites.
It was found that 29.25% of the local non-skilled workers who were fishermen have now become power plant workers. Power plant workers tend to have higher income than the fishermen. Individuals (91%) who are in favor of the power plant project consider that the plant will result in a higher employment rate. However, others feel that the plant will cause sedimentation and reduction in the ocean harvest. Sedimentation due to total suspended solids (TSS) has occurred even before the plant started and its rate will continue to increase as the plant developed.
In conclusion, the development of PLTGU Muara Tawar will impact on its coastal environment.
"
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Sarnita
1999
S47875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [date of publication not identified]
04 Suh a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Asyraf
"Mesin turbin gas adalah sebuah mesin konversi energi yang menggunakan sistem turbin gas di dalamnya dan terdiri dari tiga komponen utama: kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Mesin turbin gas juga merupakan suatu mesin kalor yang mengubah energi kalor menjadi energi mekanis secara kontinyu dan teratur. Beberapa kelebihan yang dimiliki suatu mesin turbin gas - seperti ukuran instaiasi yang relative kecil, getaran kecil, putaran tinggi, torsi yang tinggi, biaya per-satuan daya yang relative murah dan mudah pemeliharaannya membuatnya telah cukup banyak digunakan untuk berbagai aplikasi.
Namun dalam hal pengoperasiannya, suatu mesin turbin gas tidak selamanya memiliki performance yang terus menunjukkan peningkatan jika putaran kompresor, rasio tekanan ataupun laju aliran massa bahan bakarnya ditingkatkan. Ada batasan-batasan dimana unjuk kerja (perfonnance) dari suatu mesin turbin gas akan mencapai harga maksimumnya, yang kemudian akan mulai mengalami penurunan ataupun ketidakstabilan. OIeh karena itu, perlu kiranya untuk méngetahui bagaimanakah karakter operasional mesin yang sebenarnya.
Berdasarkan karakter aktual operasional mesin yang diperoleh, dapat diperkirakan dan kemudian ditentukan kondisi-kondisi operasional mesin yang baik dan benar, dalam pengertian bahwa mesin dapat bekerja secara setimbang, yaitu suatu kerja mesin yang menunjukkan adanya kesetimbangan antara jumlah bahan bakar yang dikonsumsi dengan daya keluaran (output power) yang dihasilkan.

A gas turbine engine is an energy convention engine which uses gas turbine system and consists of three main components : a compressor, a combustion chamber and a gas turbine. The gas turbine engine is also a heat engine which converts heat energy into mechanical energy continuously and regularly.
Some advantages of a gas turbine engine -such as it is relatively small size, generates small vibration, high speed and high torque. its cost per power unit is relatively cheap and its maintenance is easy-, makes this engine to be widely used in many applications.
But, in its operational, a gas turbine engine doesn't always show better performance as the compressor speed, pressure ratio or fuel mass flow is increased. There are limits where the performance of a gas turbine engine will reach the maximum value, and then will begin to drop or the engine will become instable. So, it is necessary to know the actual character of the engine, especially when the engine is running.
According to the actual character, the good and right operating conditions of the gas turbine engine can be-predicted and determined. So, the engine can run in its equilibrium conditions, where there is balance and compatibility between fuel which is consumed and output power which is generated by the engine.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaya Wardhana
"Gas turbin banyak digunakan untuk membangkitkan energi listrik. Gas turbin ini umumnya dirancang untuk beroperasi pada suhu ISO, yaitu 15°C. Dengan temperatur ambien Indonesia yang senilai kurang lebih 30°C maka efisiensi gas turbin akan menurun sekitar 10 . Semakin kecil efektivitas turbin tersebut, semakin kecil pula listrik yang diproduksinya. Maka pada studi ini, penulis akan menggunakan TIAC Temperature Inlet Air Cooling untuk mendingingkan suhu udara masuk ke gas turbin dari sekitar 30°C menjadi 15°C dengan harapan efisiensi gas turbin akan meningkat. Sistem TIAC yang dipakai pada studi ini adalah absorption chiller. Pendingin tersebut menggunakan sumber panas untuk membuat refrigerant bersirkulasi. Fluida yang digunakan pada parameter temperature ini adalah LiBr-H2O solution.
Tujuan dari studi ini adalah untuk merancang sebuah absorption cooling system supaya suhu ambien pada turbin gas dapat mencapai suhu ISO dan berfungsi secara efektif. Perancangan absorption cooling system ini akan dilakukan dengan perhitungan heat and mass balance menggunakan Engineering Equation Solver EES . Hasil dari studi ini adalah peningkatan dari power output turbin gas dikarenakan oleh penurunan suhu masuk udara dari sekitar 30°C menjadi 15°C.

Turbine gas is commonly used in power plant to get electricity. This turbine usually designed to operate in ISO Temperature, that is 15°C. With the ambient temperature of Indonesia that is around 30°C, the efficiency of turbine will take around 10 drop. If the effectivity of the turbine drops, the electricity that it produces will drop too. On this thesis, writer will use TIAC Temperature Inlet Air Cooling to cool down the inlet air of turbine gas from around 30°C to 15°C with hope of raising the efficiency. TIAC that will be used on this study is the absorption chiller system. This type of chiller used heat source to make refrigerant circulate. Fluid that is used on this system is LiBr H2O solution.
The goal of this thesis is to design an absorption cooling system to make the inlet air of gas turbine has ISO temperature. Design process of the absorption chiller will be done with heat and mass balance with the help of Engineering Equation Solver EES. The outcome of this study is a raise in power output of the gas turbine that is caused by inlet air temperature that is lowered from 30°C to 15°C.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Lastarda
"Dalam melayani sebuah sistem kelistrikan dibutuhkan pembangkit yang handal dan efisien. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap PLTGU merupakan salah satu pilihan pembangkit thermal yang mempunyai kriteria tersebut. Terdapat beberapa jenis konfigurasi PLTGU. Khusus untuk PLTGU dengan dua turbin gas memliki dua jenis konfigurasi, yaitu konfigurasi 2G-2H-3S dua turbin gas, dua HRSG, tiga turbin uap dan konfigurasi 2G-2H-1S dua turbin gas, dua HRSG, satu turbine uap . Mode operasi dari setiap jenis konfigurasi menghasilkan keandalan dan efisiensi yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi dan keandalan dari dua jenis konfigurasi PLTGU yang menggunakan dua turbin gas, sehingga dapat menentukan pengaruh jenis konfigurasi terhadap efisiensi dan keandalan PLTGU. Dengan menggunakan metode energi input ouput untuk menentukan besar efisiensi dan dengan menghitung Equivalent Availability Factor EAF untuk mendapatkan faktor kesiapan atau keandalan pembangkit.
Dari hasil perhitungan didapatkan konfigurasi 2G-2H-1S memliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dari konfigurasi 2G-2H-3S, terhitung Untuk mode operasi Full Blok Cycle konfigurasi 2G-2H-1S memliki efisiensi maksimum 55.5 sedangkan konfigurasi 2G-2H-3S efisiensi maksimum 53.5 . Sedangkan untuk nilai keandalan konfigurasi 2G-2H-3S lebih handal dibandingkan dengan konfigurasi 2G-2H-1S. Untuk mode operasi Full Blok Cycle memliki 93.39 EAF, sedangkan konfigurasi 2G-2H-3S 92.62 EAF. Dari segi keekonomian kedua jenis konfigurasi memiliki nilai kelayakan, dimana untuk konfigurasi 2G-2H-1S lebih ekonomis dilihat dari NPV 371,286,536 USD dan IRR 12 serta waktu pengembalian modal yang relative lebih cepat 9 tahun. Dengan mengetahui konfigurasi PLTGU yang handal, efisien dan ekonomis dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk pemilihan konfigurasi PLTGU yang sesuai dengan kebutuhan beban dasar, beban menengah, atau beban puncak di sebuah sistem kelistrikan.Kata Kunci : EAF, Efisiensi, Keandalan, Konfigurasi PLTGU, PLTGU.

In serving the electrical systems required a reliable and efficient plants. Combined Cycle Power Plant CCPP is one of the thermal power plants that have a selection criteria. There are several types of CCPP configurations. Especially for CCPP with two gas turbines have two types of configurations, the configuration of 2G 2H 3S two gas turbines, two HRSG, three steam turbines and the configuration of 2G 2H 1S two gas turbines, two HRSG, one steam turbine , The mode of operation of each type of configuration produces a different reliability and efficiency.
This study aimed to quantify the efficiency and reliability of two types of power plant configuration that uses two gas turbines, so as to determine the effect of this type of configuration on the efficiency and reliability of the CCPP. By using the input energy ouput to determine the efficiency and to calculate Equivalent Availability Factor EAF to obtain readiness factors or reliability of the power plant. From the results of the calculation.
Calculation resulting from the configuration of 2G 2H 1S has a higher efficiency values of configuration 2G 2H 3S, accounting for full block cycle operating modes configuration 2G 2H 1S discount maximum efficiency of 55.5 , while the configuration of 2G 2H 3S efficiency a maximum of 53.5 . As for the value of reliability configuration 2G 2H 3S is more reliable than the configuration of 2G 2H 1S. For full block cycle operating modes discount EAF 93.39 , while the configuration 2G 2H 3S 92.62 EAF. In terms of economics both types of configurations have a feasibility value, which for configuration 2G 2H 1S more economical views of NPV 371,286,536 USD and IRR 12 and the payback time is 9 years faster. By knowing the configuration of a reliable, efficient and economical power plant can be used as a basis for a decision on the selection of CCPP configurations in accordance with based load, medium load, or peak load requirements in an electrical system.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrikin
"Pengujian fatigue dilakukan pada material komposit fiber glass berjenis woven roving dengan epoxy sebagai matriksnya. Material yang diuji merupakan material yang lolos uji pada serangkaian uji mekanik statis sebelumnya, yaitu WR 200 asimetris epoxy dan WR 400 asimetris-epoxy. Material ini dibuat dengan metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) pada suhu ruang. Hasil pengujian fatigue dilanjutkan dengan ekstrapolasi data dari kurva S-N dengan Matlab 7.4 yang berisi curve fitting probabilitas kegagalan untuk memperkirakan masa pakai material.
Hasil curve fitting menunjukkan material mempunyai daya tahan di atas siklus 108 untuk pemakaian sekitar 20 tahun. Hasil pengamatan dengan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan mekanisme kegagalan material akibat uji fatigue, diawali dengan retaknya matriks, putusnya ikatan permukaan matriks-fiber, diikuti putusnya fiber yang menyebabkan patahnya material.

Fatigue test was carried out on composite materials with the type of woven roving fiberglass with an epoxy as a matrix. The specification of the fatigue tested materials was selected from previous static mechanical tests, namely WR 200 asymmetric-epoxy and WR 400 asymmetric-epoxy. These materials were produced by using Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) at room temperature. The fatigue test result followed by extrapolation of data from the S-N curve with Matlab 7.4 curve fitting, which contains the probability of failure to estimate the lifetime of the materials.
Curve fitting results indicate the materials have a resistance above 108 cycles for the use of about 20 years. The observation with optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM) shows the mechanism of failure due to fatigue test, begins from a matrix cracking, followed by a fiber-matrix interfacial debonding, then a fiber breakage that caused the final fracture.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S28
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Utama
"Kegiatan industri yang semakin meningkat tentunya menyebabkan pemakaian pembangkit listrik berbahan bakar fosil meningkat dan pada gilirannya pemakaian bahan bakar fosil meningkat pula. Selain dari itu pembangkit ini mempunyai permasalahan pertama efisiensinya rendah. Efisiensi ini dapat terlihat dalam karakteristik masukan/keluaran suatu pembangkit. Peran kerja dari suatu pembangkit dapat dimaksimalkan dengan terlebih dahulu mengetahui karakteristik dari pembangkit tersebut. Dengan memaksimalkan kapasitas pembangkit tentu saja dapat meminimalkan biaya operasional pembangkit yang berujung pada efisiensi pembiayaan. Pada skripsi ini akan diteliti tentang karakteristik pembangkit dalam hal ini karakteristik masukan/keluaran pembangkit tenaga gas. Sebagai studi kasus penelitian ini adalah karakteristik masukan/keluaran PLTG Muara Karang pada periode penelitian Januari 2006."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>