Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reski Taufik Wastiyanto
"Masalah utama industri pelat kuningan di Indonesia adalah penguasaan teknologi rolling. Ada banyak faktor yang menentukan dalam teknologi ini, salah satu faktor terpenting adalah proses anil rekristalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan karakteristik pelat kuningan 70/30 dengan kandungan Al < 1% yang sesuai dengan standar industri. Beberapa pengujian telah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengujian awal (kekerasan dan besar butir) dilakukan untuk menentukan temperatur dan waktu tahan yang optimal. Setelah mendapatkan variabel optimal, dilakukan uji tarik anisotropi, SEM, kekasaran permukaan dan difraksi sinar x.
Hasil pengujian awal didapatkan proses anil optimal dengan variabel temperatur 600°C dan waktu tahan 3 menit dengan nilai kekerasan 89 HVN dan besar butir 55 _m. Dari pengujian Tarik diperoleh nilai koefisien pengerasan regang (n = 0,5), anisotropi normal (r = 1,7), dan anisotropi planar (?r = 0,05). Kekasaran permukaan menurun dari 0,42 _m menjadi 0,32 _m setelah anil. Hasil difraksi tidak menunjukkan perubahan bidang proyeksi akan tetapi ada perbedaan sudut pada puncak intensitas tertingginya. Dari semua hasil pengujian disimpulkan bahwa setelah dilakukan proses anil rekristalisasi temperatur 600°C dan waktu tahan 3 menit pada pelat kuningan 70/30 dengan kandungan Al < 1% untuk aplikasi selongsong peluru memenuhi standar yang ditentukan oleh industri.

Main problem of brass plate industry in Indonesia is the controlling of rolling technology. There are many factors that determine in this technology, one of the important factors is anneal recrystallization process. The purpose of this study is to obtain characteristic of 70/30 brass plate containing aluminium less than 1% which is suitable with industrial standard. Several testings were conducted to reach this purpose. The initial testings (hardness and grain size) are done to determine optimal temperature and holding time. After getting a optimum variables, then applied anisotropy tensile, SEM, surface roughness and X-ray diffraction testing.
The initial testing result is obtained optimal anneal process with variable temperature 600°C and holding time 3 minute with value of hardness 89 HVN and grain size _55 _m. From tensile testing is obtained strain hardening exponent (n = 0,5), normal anisotropy (r = 1,7) and planar anisotropy coefficient (?r = 0,05). Surface roughness is decreased from 0,42 _m to 0,32 _m after annealed process. X-ray diffraction result did not show change in projection plane but there is a different angle of peak intensity. From all testing results were concluded that after anneal recrystalization process temperature 600°C and holding time 3 minute on 70/30 brass plate containing Al less than 1% for cartridge case application was satisfied with industrial standard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51665
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aridho Obstrian
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari proses anil rekristalisasi dengan variasi temperatur dan waktu tahan terhadap struktur mikro, besar butir, dan nilai kekerasan pelat kuningan 70/30 hasil canai dingin sehingga dapat ditentukan parameter proses anil yang optimum dengan karakteristik pelat sesuai dengan spesifikasi standar industri. Parameter proses anil yang optimum tersebut digunakan untuk menguji sifat mampu bentuk pelat melalui pengujian tarik, koefisien pengerasan regang, anisotropi normal, anisotropi planar, dan pengujian kekasaran permukaan.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan parameter proses anil yang optimum adalah temperatur 600°C dengan waktu tahan 3 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa proses anil rekristalisasi akan mengurangi ukuran butir pelat kuningan 70/30 hasil proses canai dingin dari 63,18 _m menjadi 52,73 _m dan menurunkan nilai kekerasan dari 147 BHN menjadi 76 BHN. Pelat kuningan 70/30 hasil proses anil optimum memiliki sifat mampu bentuk yang baik dengan nilai anisotropi normal 1,58 dan nilai anisotropi planar 0,24. Proses anil reksristalisasi juga menurunkan kekasaran permukaan pelat dari 0,50 _m menjadi 0,49 _m sehingga pelat kuningan 70/30 memiliki sifat mampu bentuk yang baik.

The purposes of this research is to study the effect of annealed recrystallization with various temperature and holding time on microstructure, grain size, and hardness of cold rolled 70/30 brass plate to determine the optimum process of annealing parameter appropriate with industrial standard specification. Those optimum parameter processes used to know the formability of plate through tensile test, strain hardening coefficient, normal anisotropy, planar anisotropy, and surface roughness test.
Based on this research, the optimum parameter of annealing is 600°C for temperature and 3 minute for holding time. The testing result show that the annealed recrystallization process will reduce the grain size of cold rolled 70/30 brass plate from 63.18 _m to 52.73 _m and decreasing the hardness from 147 BHN to 76 BHN. After annealing process, 70/30 brass plate has a good formability with normal anisotropy coefficient 1.58 and planar anisotropy coefficient 0.24. Annealed recrystallization process also decreases the surface roughness of plate from 0.50 ?m to 0.49 _m so the plate has a good formability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51104
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Isabella
"Tesis ini membahas tentang pengaruh proses ani1 hasil dari canai dingin pada baja tahan karat AISI 316L menggunakan Bright Annealing Line yang bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur mikro yang terjadi karena proses canai dingin dengan variasi persen reduksi 50% dan 75% . Struktur mikro dari hasil canai dingin reduksi 50% dan 75% terjadi deformasi butir dari bentuk persegi menjadi memanjang dan tampak butir yang terbagi menjadi beberapa butir. Selain itu, mengetahui perubahan struktur mikro yang terjadi pada proses ani1 dari hasil canai dingin setiap variasi reduksi dengan variasi temperatur 950, 1050, 1150°C yang ditandai dengan pertumbuhan butir baru dan bentuk butir menjadi bentuk persegi serta hasil optimal baik secara struktur mikro, nilai kekerasan dan uilai kuat tarik terjadi pada proses ani1 dengan waktu 27 detik dan temperatur 1150°C dari hasil 75% reduksi canai dingin dengan pencapaian nilai kekerasan 153.6 Hv, kuat tarik sebesar 646.95 MPa, kuat luluh sebesar 327.27 MPa dan elongasi 56%.

This thesis discusses the influence of the annealing process on the outcomes of cold rolled stainless steel AISI 316L using Bright Annealing Line that aims to identify changes in microstructure that occur due to process variations percent cold rolled with a reduction of 50% and 75%. Microstructure of cold rolled result of reduction of 50% and 75% deformation point of a equiaxed shape becomes elongated and looks grain split into several grains. In addition, knowing the changes in microstructure that occur in the annealing process from the cold rolled every variation reduction with temperature variation of 950, 1050, 1150°C characterized by the growth of new grains and grain shape into a equiaxed shape and optimum results both in the microstructure, hardness and tensile strength values occur in the annealing process with a time of 27 seconds and a temperature of 1150°C from the 75% reduction cold rolled with hardness 153.6 Hv, tensile strength of 646.95 MPa, yield strength of 327.27 MPa and elongation 56%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Putri Agustianingrum
" ABSTRAK
Paduan aluminum telah dikenal sebagai material utama untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan kombinasi antara kekuatan dan massa jenis yang rendah. Paduan aluminium yang sering diaplikasikan yaitu paduan seri 7xxx. Kebanyakan paduan ini digunakan untuk aplikasi pesawat terbang yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan keuletan. Dalam industri penerbangan, paduan Al-Zn-Mg mengalami proses pembentukan untuk menghasilkan produk struktural. Salah satu masalah yang sering muncul dari produk hasil pembentukan adalah peripheral coarse grain PCG dan hot tearing yang dapat mengurangi sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan. Penambahan paduan mikro dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Penambahan kromium Cr pada paduan Al-Zn-Mg dapat menekan pertumbuhan butir dan mengontrol ukuran butir dengan mencegah rekristalisasi lanjutan. Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengetahui pengaruh deformasi melalui proses canai dingin pada paduan Al-4.5Zn-1.5Mg-0.9Cr berat dan untuk mengetahui pengaruh kromium terhadap struktur mikro dan sifat mekanik selama rekristalisasi melalui proses anil.Dalam studi ini, paduan dihasilkan melalui squeeze casting. Kemudian, paduan dilakukan homogenisasi selama 4 jam dengan temperatur 400 C. Paduan kemudian dicanai dingin dengan persen deformasi 5, 10 dan 20 . Proses anil dilakukan pada sampel deformasi 20 dengan variasi temperatur 300, 400 dan 500 C selama 2 jam. Karakterisasi yang dilakukan terdiri dari analisis struktur mikro oleh mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope SEM - Energy Dispersive Spectroscopy EDS dan pengujian sifat mekanik dengan uji keras Microvickers. Hasilnya, terjadi pemipihan struktur diikuti dengan peningkatan reduksi ketebalan 5, 10 dan 20 dengan nilai rasio butir terdeformasi berturut-turut yaitu, 1.6, 2.84 dan 2.99. Struktur yang semakin pipih ini efektif untuk meningkatkan kekerasan. Selain itu, proses anil hasil canai dingin 20 pada temperatur 300 C dan 400 C belum menunjukkan adanya proses rekristalisasi. Proses rekristalisasi baru terjadi pada proses anil dengan temperatur 500 C. Sementara, pada paduan tanpa Cr, rekristalisasi baru terjadi pada temperatur 400 C. Hal ini dikarenakan adanya dispersoid Cr dalam bentuk Al, Zn 7Cr dengan ukuran kurang dari 1 m menghambat pergerakan dislokasi dan proses rekristalisasi. Hal ini ditandai dengan pembentukan butir baru berawal dari intermetalik Al, Zn 7Cr dengan ukuran lebih dari 1 m yang telah terdeformasi melalui mekanisme particle stimulated nucleation PSN .
ABSTRACT Aluminum alloys have been known as the main material for various application which requires the combination of strength and low density. One of the alloys that widely used is 7xxx series aluminum alloy. Most of the alloys are commonly used in aircraft industries for their high strength and ductility. In aircraft industries, Al Zn Mg alloys undergo many kinds of forming processes to create structural product. Problems that are usually found in the forming process include peripheral coarse grain PCG and hot tearing which decrease mechanical properties and corrosion resistance of the alloys. Microalloying element can be used to overcome these problems. The addition of chromium Cr in Al Zn Mg alloys can supress the grain growth and control the grain size by preventing excess recrystallization. The aim of this study is to understand the effect of deformation by cold rolling and Cr addition on the microstructure and mechanical properties of Al 4.5Zn 1.5Mg 0.9Cr wt. during recrystallization by annealing process.The Al 4Zn 1.5Mg 1Cr wt. alloy was fabricated by squeeze casting process and was subsequently homogenized at 400 oC for 4 hours. The samples were cold rolled for 5, 10 and 20 . The 20 deformed samples were then annealed at 300, 400 and 500 oC for 2 hours. The material characterization consisted of microstructure analysis by optical microscope and Scanning Electron Microscope SEM Energy Dispersive Spectroscopy EDS and also mechanical testing by Microvickers hardness test. The results showed that the deformed grain ratio was found to be 1.6, 2.84 dan 2.99 in the 5, 10 and 20 deformed samples, rexspectively. The elongated dendrites were effective to increase the hardness of the alloy. No recrystallization was detected during annealing at 300 oC and 400 oC. Recrystallization was observed in the annealing process at 500 oC. Whereas, for the samples without Cr addition, recrystallization occurred at 400 oC. It means the addition of Cr was found to increase the recrystallization temperature of the alloy. It occurred because Cr dispersoid in Al, Zn 7Cr with size less than 1 m impedes the dislocation motion. However, the presence of Al, Zn 7Cr intermetalics with size more than 1 m promote the formation of new grains around them by particle stimulated nucleation PSN mechanism. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Febriyanti
"[Permintaan terhadap munisi kaliber besar untuk kebutuhan bidang HanKam di
dalam negeri sangat tinggi. Oleh karena itu, produsen harus mengimpor bahan
baku Cu-Zn 70/30 dari luar negeri dengan harga yang tinggi. Hal ini yang
menyebabkan produsen di dalam negeri berlomba untuk menguasai teknologi
pembuatan selongsong peluru kaliber besar agar dapat meningkatkan kemandirian
di bidang HanKam supaya biaya produksi menjadi lebih rendah. Salah satunya
adalah menggunakan proses thixocasting untuk menghasilkan preform/mangkuk
Cu-Zn 70/30 dari billet yang dilanjutkan dengan ironing. Keberhasilan proses
ironing tergantung dari mampu bentuk dingin material Cu-Zn 70/30 yang
digunakan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipelajari bagaimana
meningkatkan mampu bentuk dingin dengan metode thermomechanical
controlled processed menggunakan teknologi canai hangat. Teknologi canai
hangat dilakukan dengan metode double pass reversible sebanyak 25% x 2, 30%
x 2, dan 35% x 2 dengan variabel temperatur 300oC, 400oC, dan 500oC. Dengan
melakukan pengamatan metalografi baik menggunakan optical microscope
maupun FE-SEM, pengujian mekanik baik uji tarik maupun uji keras mikro
vickers, dan pengujian mampu bentuk dengan swift test menghasilkan kesimpulan
yaitu derajat deformasi aktual canai hangat yang dilakukan tidak sesuai dengan
teoritis, namun dari variabel canai hangat yang dilakukan masih bisa dihasilkan
sifat mampu bentuk terbaik yaitu pada benda uji yang dideformasi canai hangat di
temperatur 500oC dengan derajat deformasi aktual sebesar 38.7%. Sifat mampu
bentuk yang tinggi berhubungan dengan sifat mekanik dan struktur mikro yang
dihasilkan yaitu ukuran butir halus mencapai 29 μm, berbentuk equiaxed dengan
nilai GAR mencapai 1.2, dan nilai kekerasan mikro yang tinggi mencapai 155
HV. Selain itu, kekuatan UTS dan YS tertinggi masing-masing sebesar 533 MPa
dan 435 MPa juga didapatkan dari benda uji yang dilakukan parameter deformasi
canai hangat di temperatur 500oC dengan derajat deformasi aktual 38.7%.
Sedangkan apabila dilihat dari sifat mampu bentuknya maka benda uji yang
dideformasi canai hangat pada kondisi parameter ini memiliki nilai koefisien
pengerasan regang yang tinggi sebesar 0.00228, nilai anisotropi normal rata-rata
yang tinggi sebesar 0.5452, nilai anisotropi planar (Δr) yang rendah yaitu Δr<1
sebesar -0.42, LDR tinggi sebesar 2.625, dan tinggi mangkuk terbesar yaitu 10.31
mm.;The needs of high calibre munition for Indonesian army is very high. To
fulfill this strategic requirement, the government has to import this munition even
the price is very high. This condition stimulates local industry to obtain the latest
technology to produce high calibre munition, especially on casing. It is expected
that the price will be lower by producing high calibre munition in Indonesia. On
of technology which is used to produce high calibre casing munition is
thixocasting to produce pre-formed cup of Cu-Zn from billet then followed by
ironing process. The quality result of ironoing process is mostly dependent on
cold formability of Cu-Zn 70/30 material used. Therefore, this research focuses to
study how to improve cold formability by implemented thermo mechanical
controlled processed with warm rolling. Warm rolling is conducted on double
pass reversible method with deformation 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at
various temperatur 300oC, 400oC, and 500oC. The specimens are then examined
and tested by several method such as metallography using optical microscopy and
FE SEM, tensile test, vickers hardness test and swift test to observed cold
formability. The result indicate that the aktual degree of deformasi of warm
rolling can not be achieved as planned due to some problems with the equipment.
However, the best formability can be measured, where the best formability is
obtained for specimens which were warm rolled at temperatur 500oC with aktual
deformation 38.7%. Formability is strongly related to the mechanical properties
and its microstructure where the best formability obtained for the specimens
which has 29 μm grain size in equiaxed form and has GAR value of 1.2, and
maximmum hardness value is 155 HV. This specimen has UTS and YS
maximum are 533 MPa and 435 MPa, maximum strain hardening coefficient
0.00228, average anisotropic 0.5452, anisotropic planar Δr<1 at -0.42, LDR
maximum 2.625, and the height of cup is 10.31 mm., The needs of high calibre munition for Indonesian army is very high. To
fulfill this strategic requirement, the government has to import this munition even
the price is very high. This condition stimulates local industry to obtain the latest
technology to produce high calibre munition, especially on casing. It is expected
that the price will be lower by producing high calibre munition in Indonesia. On
of technology which is used to produce high calibre casing munition is
thixocasting to produce pre-formed cup of Cu-Zn from billet then followed by
ironing process. The quality result of ironoing process is mostly dependent on
cold formability of Cu-Zn 70/30 material used. Therefore, this research focuses to
study how to improve cold formability by implemented thermo mechanical
controlled processed with warm rolling. Warm rolling is conducted on double
pass reversible method with deformation 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at
various temperatur 300oC, 400oC, and 500oC. The specimens are then examined
and tested by several method such as metallography using optical microscopy and
FE SEM, tensile test, vickers hardness test and swift test to observed cold
formability. The result indicate that the aktual degree of deformasi of warm
rolling can not be achieved as planned due to some problems with the equipment.
However, the best formability can be measured, where the best formability is
obtained for specimens which were warm rolled at temperatur 500oC with aktual
deformation 38.7%. Formability is strongly related to the mechanical properties
and its microstructure where the best formability obtained for the specimens
which has 29 μm grain size in equiaxed form and has GAR value of 1.2, and
maximmum hardness value is 155 HV. This specimen has UTS and YS
maximum are 533 MPa and 435 MPa, maximum strain hardening coefficient
0.00228, average anisotropic 0.5452, anisotropic planar Δr<1 at -0.42, LDR
maximum 2.625, and the height of cup is 10.31 mm.]"
2015
T44720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Kurnia
"Aluminium dan paduannya tengah dikembangkan sebagai badan pesawat terbang karena sifatnya yang lebih ringan daripada baja dan mudah dibentuk. Paduan aluminium 7XXX yang mengandung Zn dan Mg dapat ditingkatkan sifat mekanisnya melalui proses deformasi. Persentase deformasi yang diberikan akan meningkatkan kekerasan paduan melalui mekanisme penguatan regang. Proses anil yang dilakukan setelah deformasi akan mengembalikan keuletan paduan melalui mekanisme stress relieve, rekristalisasi dan pertumbuhan butir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persen deformasi dan temperatur anil terhadap rekristalisasi dan sifat mekanik paduan Al-4.7Zn-1.8Mg berat.
Pembuatan paduan dilakukan dengan proses squeeze casting. Proses homogenisasi dilakukan pada temperatur 400 oC selama 4 jam. Paduan hasil homogenisasi kemudian diberikan canai dingin dengan persen deformasi 5, 10 dan 20 . Selanjutnya paduan dengan deformasi 20 diberi perlakuan panas anil dengan temperatur 300, 400 dan 500 oC selama 2 jam. Karakterisasi meliputi pengujian kekerasan untuk melihat pengaruh canai dingin dan temperatur anil terhadap sifat mekanik paduan, pengamatan struktur mikro dengan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope SEM yang dilengkapi dengan Energy Dispersive Spectroscopy EDS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan persen deformasi sebesar menyebabkan terjadinya pemipihan butir. Deformasi 5, 10 dan 20 menghasilkan rasio deformasi butir sebesar 2.19, 3.19 and 4.59 dan meningkatkan kerasan paduan dari 69.5 HV menjadi sebesar 95.3, 100.1 dan 105.4 HV. Perlakuan panas anil pada temperatur 300 oC menyebabkan terjadinya recovery sedangkan rekristalisasi terjadi pada temperatur 400 oC dgrain 290 ?m. Grain growth terjadi pada temperatur 500 oC dgrain 434 ?m yang menyebabkan penurunan kekerasand dari 105.4 HV menjadi 71.5, 96.8 and 95.3 HV berturut turut. Rekristalisasi sempurna diprediksi pada temperature anil 375 ndash; 425 oC selama 2 jam.

Aluminium alloys are developed as airplane body due to its lighter weight compared to steel and good formability. Aluminium 7XXX series with Zn and Mg alloying elements are commonly used because of its mechanical properties can be improved through deformation process. Deformation such as cold rolling may increase the hardness of an alloy through strain hardening. Annealing process after deformation process will recover ductility through stress relieve, recrystallization and grain growth mechanisms. This research aimed to find out the effect of cold rolling and annealing temperatur on the recrystallization and mechanical properties of Al 4.7Zn 1.8Mg wt. alloy.
The alloy was produced by squeeze casting process. Homogenization was conducted at 400 oC for 4 hours followed by cold rolling with degree of deformation of 5, 10 and 20 . The samples with 20 of deformation were then annealed at 300, 400 and 500 oC for 2 h. Vickers hardness test was performed on the cold rolled and annealed samples to reveal strain hardening effect and subsequent recrystallization process. Microstructure was observed by using optical microscope and Scanning Electron Microscope SEM with Energy Dispersive Spectroscopy EDS.
The results showed that the higher the deformation, the more elongated the grains. Deformation of 5, 10 and 20 led to grain shape ratios of 2.19, 3.19 and 4.59, respectively and increase in the hardness of the alloy from 69.5 HV to 95.3, 100.1 and 105.4 HV, respectively. Annealing at 300 oC resulted in recovery, while at 400 oC, recrystallization occured dgrain 290 m. Grain growth was observed after annealing at 500 oC for 2 h dgrain 434 m. The annealing temperature of 300, 400 and 500 oC decrease the hardness of the alloy from 105.4 HV to 71.5, 96.8 and 95.3 HV, respectively. Full recrystallization was predicted to happen at 375 ndash 425 oC for 2 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Junaidi
"ABSTRAK
Paduan aluminium AA5083 merupakan jenis paduan aluminium yang sering digunakan untuk konstruksi badan kapal khususnya untuk kapal patroli atau kapal-kapal cepat. Untuk proses penyambungan pada konstruksi lambung kapal pada umumnya digunakan metode pengelasan gas metal arc welding (GMAW). Kekuatan hasil pengelasan sangat penting khususnya ketangguhan terhadap retakan (crack toughness), dikarenakan operational dari kapal cepat tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pengelasan paduan aluminium AA5083 dengan ukuran 150 mm x 350 mm , dengan ketebalan 15 mm dan 20 mm. Metode pengelasan dengan gas metal arc welding dengan dua logam pengisi yang berbeda yaitu ER5183 dan ER5356 dan gas pelindung yang digunakan adalah 99% argon.
Hasil penelitian diperoleh bahwa maksimum nilai ketangguhan retak didapatkan pada pengelasan dengan material tebal 15 mm dengan logam pengisi ER5356 dan masukan panas 7.8 kj/cm.

ABSTRACT
Aluminium alloys AA5083 is alloys which mostly used in the hull components of ship and high speed craft. Normally gas metal arc welding (GMAW) are used for joining the construction. Welding strength especially crack toughness is very important on this welding due to normal operation of the ship or high speed craft. On this research welding of aluminium alloys AA5083 with dimension 150 mm x 350 mm and thickness 15 mm and 20 mm, were carried out by gas metal arc welding method using two difference filler metal ER5183 and ER5356, and 99% argon are used as shielding gas.
The result of experiment that the maximum value of crack toughness was shown on welding with thickness plate 15 mm using filler metal ER5356 and heat input 7.8 kj/cm."
2015
T44354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Wibisono
"Industri pelat kuningan di Indonesia saat ini hanya menghasilkan pelat-pelat yang nilai tambahnya rendah, karena belum dikuasainya teknologi termomekanikal sebagai dasar rekayasa proses untuk pengembangan produk pelat, yang pada prinsipnya adalah rekayasa butir di dalam struktur mikro. Dalam penelitian disini akan dipelajari hubungan pengaruh kadar aluminium dibawah dan diatas 0,03% terhadap parameter proses anil cepat yaitu temperatur dan waktu tahan, terhadap Difraksi Sinar X, besar butir, struktur mikro, kekerasan, kekasaran dan mampu bentuknya, kemudian analisa dari hubungan tersebut, digunakan untuk mendapatkan kombinasi temperatur dan waktu tahan proses anil cepat, yang menghasilkan kemampuan bentuk optimal. Variabel dalam proses penelitian ini yaitu komposisi kadar aluminium memenuhi syarat (Al ≤ 0,03%) dan melebihi syarat (Al > 0,03%), pengaruh temperatur anil cepat yaitu 500°, 600° dan 700°C waktu tetap 3 menit, dan pengaruh waktu anil cepat yaitu 2,3 dan 4 menit temperatur tetap 600°C. Dari penelitian didapatkan kadar aluminium 0,16112% > 0,03% masih tergolong dalam kuningan 70/30 karena fasanya masih alfa, kemudian dengan semakin tingginya temperatur dan lamanya waktu anil cepat setelah pelat mengalami pengerolan dingin dengan reduksi 38%, terjadi penurunan besar butir rata-ratanya mengecil yaitu 11,742%, sedangkan penurunan kekerasan rata-ratanya membesar yaitu 51,05% berarti terjadi pertumbuhan butir, sehingga didapatkan temperatur dan waktu anil cepat optimal yaitu 600°C waktu 3 menit, kemudian diaplikasikan di pelat untuk menguji kemampuan bentuk melalui sampel uji tarik, ternyata elongasi, kekuatan tarik maksimal, koefisien pengerasan regang (n) dan anisotropi normal (r) mendekati referensi standar dan industri pengguna, untuk anisotropi planar (Δr) atau pengupingan sedikit diatas nilai nol. Kekasaran permukaan menurun dari pengerolan dingin ke proses anil cepat, akan tetapi distribusi kekasarannya masih tidak homogen. Dari pengerolan dingin melalui difraksi Sinar X didapat bidang (220) dan (111), setelah dianil terjadi penambahan satu bidang lagi yaitu (200).

Currently brass sheet industry in Indonesia only produce low value added sheet product, because not yet understand the thermomechanical technology as the basic of process engineering for sheet product development. The basic process that is grain engineering in the sheet microstructure. In this research we will be studied the relation of aluminium content under and up specification 0,03%, to rapid annealing process parameter that is temperature and holding time, correlation to X Ray Diffraction, grain size, microstructure, hardness, and surface roughness, and then from this analysis relationship, applied to get combination of optimal temperature and rapid annealing process holding time, for getting the optimal sheet formability. Process parameter using in this research that is aluminium content below or over 0,03%, effect of anneal temperature such as 500°,600° and 700°C with fixed 3 minute holding time, and effect of anneal holding time such as 2,3 and 4 minute with fixed temperature of 600°C. Resulting from this research is got aluminium content that is 0,16112% > 0,03% still classify as brass 70/30 because only one phase in the microstructure that is alpha, then with increasing anneal temperature and holding time after the sheet experiences cold rolling with reduction 38%, exist mean grain size decreasing 11,742%, whereas mean hardness decreasing extend to 51,05%, these means happen enlarge of grain size, until got temperature and rapid anneal optimal that is 600°C with time 3 minute, then after apply to brass 70/30 sheet for testing sheet formability by tensile testing method. The results such as elongation, ultimate tensile strength, strain hardening coefficient (n), normal anisotropy (r) close to standard reference and user industry specification, for planar anisotropy (Δr) or earing tendency is little about zero. Although surface roughness declines from cold rolling to rapid annealing process, however distribution of its roughness still not homogen. From cold rolling resulting two plane such as (220) and (111), after that from rapid annealing process add one more plane that is (200) because crystal plane move to stabil condition after got cold rolling and rapis annealing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26634
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Harjanto
"Kuningan merupakan salah satu material paduan tembaga yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan sifat konduktifitas listrik dan panas yang baik, katahanan yang tinggi serta formability yang bagus serta ketahanan terhadap fatik yang tinggi. Di kalangan industri manufaktur logam proses canai adalah hal yang umum dilakukan untuk mendapatkan material dengan bentuk dan ukuran tertentu. Akan tetapi hasil dari proses ini menyebabkan perubahan sifat mekanik yang sering menadi penyebab kegagalan bila diteruskan proses pengubahan bentuk selanjutnya. Oleh karena itu, dilakukan metode canai panas dimana proses deformasi dan perlakuan panas terjadi secara bersama. Hal ini dilakukan agar diperoleh nilai kekerasan dan besar butir yang optimal untuk untuk memberikan pengaruh yang baik pada proses pengerjaan dingin selanjutnya. Dalam penelitian ini menggunakan batang kuningan yang kemudian dicanai panas pada 800ºC dengan reduksi 20% lalu dilanjutkan dengan reduksi 40%. Setelah dicanai panas, kekerasan batang kunngan dari 54 BHN menjadi 72 BHN. Pada batang kuningan tersebut terjadi partial recrystallization dengan besar butir yang tidak seragam. Dimana butir besar berukuan 71-89 μm dan butir kecil 23-37 μm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armansyah
"Lembaran kuningan dengan mampu bentuk yang baik telah dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif material untuk pembuatan produk dengan proses pengempaan (stamping) yang merupakan teknologi pengubahan bentuk logam. SeIain itu kuningan mempunyai karakteristik yang mendukung seperti kekuatan tarik yang tinggi, konduktifitas panas yang baik, ketahanan korosi cukup baik dan mudah disambung. Proses canai dingin yang dilakukan untuk menghasilkan lembaran kuningan akan membelikan efek terjadinya pengerasan kerja atau pengerasan regang. Kekuatan dan kekeragan meningkat, sedangkan keuletan dan mampu bentuknya menumn. Untuk mendapatkan sifat mampu bentuk yang baik, Iembaran logam hasil canal dingin harus dipulihkan ke kondisi awal dengan melakukan proses pelunakan (anil). Dua faktor yang sering digunakan untuk mengontrol sifat mekanis dan besar butir yang dihasilkan setelah proses anil adalah temperatur dan waktu tahan. Berdasarkan hasil proses anil terhadap lembaran kuningan yang sebelumnya mengalami canai dingin dengan reduksi ketebalan sebesar 33%, didapat Bahwa peningkatan temperatur dari 500°C menjadi 600°C dan penambahan waktu tahan anil dari 1 jam menjadi 2 dan 3 jam meningkatkan keuletan dan parameter mampu bentuk lembaran kuningan. Hal ini terlihat dengan meningkatnya nilai koefisien pengerasan regang (n) dan nilai koefisien anisotropi plastis nomal (R) lembaran kuningan JIS H3100 C2600."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>