Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77255 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Prihantono
"Saat ini banyak dikembangkan material baja dengan menambahkan unsur paduan ringan ( sekitar 0,15%). Unsur tersebut dipadukan ke baja dengan salah satu metodenya melalui penguatan presipitat dan penghalusan butir. Dalam penelitian ini material yang digunakan yaitu baja HSLA 0,056% Nb, yang di reheating pada temperatur sekitar 1200_C. Dengan memodifikasi kecepatan pendinginan yang tentunya akan menghasilkan besar butir akhir yang berbeda. Data ukuran butir ini digunakan untuk memodifikasi persamaan kinetika butir sellars. Dengan menambahkan variabel kecepatan pendinginan dan penyesuaian konstanta, Konstanta untuk persamaan sellars pada baja HSLA 0,056% Nb adalah 1x1013 dan kecepatan pendinginannya adalah 12,7.

At this time, there are many development of steel with added alloying material less than 0,15 % Wt. One of kind method for alloyed this material with precipitation and grain refinement strengthening. In this research we use HSLA 0,056% Nb steel, which is reheat until 1200 _C, with modification of cooling rate variation which is final grain is different. Grain size used for modification of sellars kinetics grain equation. With adding cooling rate and constant value. The result of this research is 1x1013 constant value and 12,7 for cooling rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51648
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
"ABSTRAK
Berbagai penelitian dan para peneliti terdahulu terhadap pertumbuhan butir baja terfokus pada kondisi isothermal, sehingga berbagai tinjauan terhadap topik ini terdapat dalam berbagai literatur. Sedangkan berbagai aplikasi proses material, seperti canal panas pengecoran atau tempa berlangsung dalam kondisi non-isoternal. Prediksi pertumbuhan butir mempergunakan persamaan yang didapat secara empris dalam kondisi anil isothermal sehingga terjadi fluktuasi dalam besar butir dan sifat mekanis produk baja.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan mendapatkan pertumbuhan butir austenit dalam kondisi dimana pertumbuhan butirnya setelah dilakukan deformasi canal satu pass, dalam kondisi pendinginan kontinyu. Pendekatan yang digunakan adalah memberikan regangan deformasi canal panas antara O,3-0,4 dengan temperatur pemanasan awal l200°C, dan temperatur deformasi antara 900-1100C dengan kecepatan pendinginan antara 7-12 C/detik dalam rentang waktu rata-rata 30 detik setelah deformasi, kemudian didinginkan cepat ke temperatur ruang. Kecepatan pendinginan direkayasa dengan memasukkan benda iji ke dalam heating jacket dan pendinginan cepat dilakukan dengan water jetspray.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pertumbuhan butir austenit baja setelah proses canal panas dapat digambarkan sebagai fungsi kecepatan pendinginan. Besar butir austenit semakin menurun dengan meningkatnya kecepatan pendinginan. Kinetika pertumbuhan butir austenit non-isotermal didapat dengan melakukan modifikasi matematis persamaan pertumbuhan butir isotermal dengan memasukkan faktor inverse kecepatan pendinginan berpangkat m. Model modfikasi ini dilakukan iterasi dengan hasil eksperimen dan didapat model empris dengan nilai amat mendekati hasil eksperimen, dengan hubungan besar butir austenit yang berbanding terbalik dengan kecepatan pendinganan berpangkat m (1/Cr), dan penambahan konstanta B. Didapat konstanta kecepatan pendinginan m hampir tidak terpengaruh oleh komposisi baja yaitu sekitar 12 sedangkan konstanta B meningkat dari 3,0 x10'° sampai 8 x l0'° dengan peningkatan prosentase Nb, C atau N dalam baja. Model ini dievaluasi dengan perhitungan penumbuhan butir austenit hasil perhitugan matematis berdasarkan persamaan isothermal dan metode additivity. Didapati bahwa model modifikasi memilih nilai besar butir austenit yang amat mendekati perhitugan matematis , dengan nilai konstanta yang relatif sama dengan model matematis . Didapat bahwa perhitungan dengan model empiris non isotermal memiliki deviasix rendah terhadap nilai eksperimen (4-l5%). sehingga lebih tepat untuk memprediksi pertumbuhan butir austenit kondisi non-isotermal.

ABSTRACT
Many reviews in the literatures by many previous investigators on the steel grain growth mostly focused for the isothermal condition. At the same time, many of the materials processing such as hot-rolling, casting, and forging take place under non-isothermal conditions. Grain growth prediction uses empirically obtained formula in an isothermal annealing condition; in this instant, there are possibilities that the fluctuation in the predicted grains size and thus in the mechanical properties will occur.
The main purpose of this investigation is to evaluate and to obtain austenite grains growth in a non-isothermal condition. The grain growth of three compositions of HSLA-Nb steel, i.e. 0.019; 0.037; and 0.056 wt.% Nb, was examined after single-pass-hot-rolling process under continuous cooling condition. The materials were hot-rolled about 0.3-0.4 at an initial temperature of 1200C, deformation temperature of 900-1100C, cooling rate of 7-12K/s in an average time period of 30 second after deformation, and the quenched to room temperature. Cooling rate was achieved by putting the specimen into a heating jacket and quenching was performed by using a water jetspray.
The results show that the austenite grain growth was obtained by modifying isothermal grain growth relation with respect to the inverse factor of cooling rate to the power of m. This modification model was irerated by using experimental data and results in an empirical model with the value very close to the experimental data, in which the austenite grain size inversely proportional to the cooling rate power m (1/Cr) and an additional content of B. It was also found that the cooling rate m was almost not affected by steel composition, which is around 12, whereas the constant of B increases from 3.0 x 10 to 8 x 10 with the increase of Nb, C, or N content in the steel. The model was evaluated by using the austenite grain growth calculation based on isothermal and addivity methods. This model results in the same value as the calculation model with the same constant. The austenite grain growth calculated by modified empirical model was found has small deviation compare to the experiments value (4-15%). Hence, the model is appropriates to be applied to predicts the non-isothermal austenite grain growth after deformation in hot rolling process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesiaa, 2010
D1168
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tri Wahyu Sulistyo
"Kebutuhan akan baja dengan kombinasi sifat mekanis yang baik, yaitu antara lain kekuatan yang tinggi, ketangguhan, mampu las, dan ketahanan korosi yang baik semakin meningkat. Untuk itu dikembangkan baja paduan ringan, yaitu dengan penambahan sejumlah kecil (0,15 %) unsur paduan tertentu yang menghasilkan sifat mekanis yang baik melalui penguatan presipitat dan penghalusan butir. Penghalusan butir dapat diperoleh melalui proses canai, dengan memperhitungkan besar butir awal pada pemanasan sebelum canai dan kinetika rekristalisasi serta pertumbuhan butir setelah rekristalisasi, yang terjadi setelah proses canai. Benda uji yang digunakan yaitu baja HSLA 0,019 %Nb hasil coran kontinu, yang dipanaskan pada temperatur 1200°C dengan variasi kecepatan pendinginan yang akan menghasilkan besar butir akhir yang berbeda. Data ukuran butir ini digunakan untuk memodifikasi persamaan kinetika pertumbuhan butir isothermal Sellars. Persamaan Sellars, dimodifikasi dengan penambahan variabel kecepatan pendinginan dan penyesuaian konstanta, sehingga dihasilkan persamaan kinetika pertumbuhan butir dalam keadaan non-isotermal / kontinu. Untuk baja HSLA 0,019 %Nb, didapat penyesuaian konstanta B sebesar 1 x 1014, dan nilai m untuk variabel kecepatan pendinginan sebesar 14.

The need of steel with good mechanical properties combination, i.e. strength, toughness, weldability and corrosion resistant, is increasing. For that reasons, microalloyed steels are developed by adding small number of alloying element. This alloying element improve mechanical properties by precipitation hardening and grain size reduction. Grain size reduction can be achieved by rolling process. Attention needed on grain size when reheated before rolling, recrystallization and grain growth kinethics after rolling. HSLA-Nb steels product of continuous casting is used for this research. The steel is reheated at 1200°C, hot rolled and slowly cooled by variation of cooling rate, that will give different grain size. This grain size data can be used to modificate Sellars' equation on grain growth kinetic. Sellars' equation modified by adding of cooling rate variable and adjustment of constant to make grain growth kinetic equation on non-isotermal condition. For HSLA 0,019 %Nb steels, the adjustment of B constant is 1 x 1014, and m value for cooling rate variable is 14."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51526
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Norman
"ABSTRAK
Dalam mendapatkan sifat-sifat mekanis produk yang tinggi, proses
canai panas terkontrol merupakan salah satu proses penting melalui
pengamatan terhadap perubahan struktur selama proses. Parameter proses
seperti temperatur, tegangan dan pendinginan ternyata menjadi hal yang
sangat berpengaruh dalam proses canai panas.
Dari penelitian ini perubahan struktur diawali dengan fenomena
pertumbuhan abnormal butir austenit dari proses canai panas Baja
HSLA~Nb (0,03 %) selama pemanasan ulang pada temperatur 1080 °C
dalam waktu terrentu, walaupun belum mencapai temperatur pengkasaran
butir (grain coarsening temperature, Tc), H17 °C.
Hasil pengamatan terhadap perubahan-struktur butir austenit dan
ferit yang terjadi ?selama proses canai panas dan pendinginan, terjadi cukup
signzfkan. Laju pendinginan dan deformasi yang Iebih tinggi menghasilkan
bulir ferit yang kecil. Pada pendinginan ali (4156 °C) pada deformasi 0.6;
didapat diameter butir ferit sebesar 7,9 pm.
Proses nukleasi burir ferit sangat dipengaruhi oieh besar butir
austenit, dan pada butir ausrenit yang tidak seragam akan dihasilkan
butir ferit yang tidak seragam pula. Dari hasil rasio transformasi butir
ausrenit terhadap butir ferit, terjadi peningkaian Iaju nukleasi nada
bums butir rerdeformasi 0,30 sebesar 1,73 kali dibandingkan kondisi
tanpa deformasi, dan sebesar 1,77 kali untuk deformasi 0,50 ketika
didinginkan di udara. Butir austenit yang mengalami rekristalisasi
menghasikan laju nukleasi lebih kecil, karena ukuran butir yang
kecil."
2000
S41503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"During thermo-mechanical treatment process of High Strength Low Alley Steel, strengthening is
occurred during finishing deformation due to pre precipitation hardening formed after roughing. Using
HSLA steel containing 0.031% Nb, strengthening of this steel during finishing deformation at temperature
of 900?C under strain of 0.5 is evaluated in terms of stress at 0.05% strain. Data results shows that
the strengthening of this steel due to roughing deformation can be described into empirical model as a
function activation energy (QM) and roughing deformation temperature.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 15 (3) September 2001 : 317-322, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-317
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mujisantoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eddy Sumarno Siradj
"Kinetika pengendapan paduan mikro Nb(CN) dlm baja Nb-HSLA sangat dipengaruhi kondisi deformasi awal (roughing defermation) baik regangan ,laju regangan & temperaturzdeformasi. Dengan menggunakan HSLA (High Strength Low Alloy) yg mengandung 0,031 % Nb & menggunakan penekanan panas dengan satu kali deformasi awal (single roughing),hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan penguatan pd kurva tegangan-regangan hasil deformasi akhir (finishing deformation) pd tegangan deformasi0,5 & temperatur 900oC.Tegangan deformasi meningkat sebesar 85 MPa setelah sebelumnya diberikan regangan deformasi awal 0,5 pd temperatur 1045oC. Utk mengetahui peranan dr penguatan awal pengendapan (pre-precipitation) atau cluster hardening tegangan deformasi pd regangan 5% di evaluasi & hasilnya mendekati teori despersi partikel coheren dr mott & Nabarro"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-XV-1-Mar2001-74
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>