Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andita Kusuma Dewi
"Ketergantungan dan kelangkaan bahan bakar fosil adalah masalah energi yang akan dihadapi di masa yang akan datang berikut dampaknya terhadap lingkungan. Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi alternatif merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka mengantisipasi masalah energi dan lingkungan tersebut. Salah satu jenis energi alternatif yang telah banyak berkembang di Indonesia adalah biodiesel. Diberlakukannya Keputusan No.3675K/24/DJM/2006 perihal diperbolehkannya pencampuran bahan bakar minyak solar dengan biodiesel membuka pangsa pasar biodiesel sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Namun, belum ada suatu sistem pendistribusian biodiesel yang terstruktur dan terintegrasi yang dapat mengoptimalkan pemanfaatannya dan menjaga keberlangsungan persediaannya dari segi biaya dan energi.
Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi daur hidup energi dan rantai suplai biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor dengan studi kasus di DKI Jakarta. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari perkebunan kelapa sawit, pabrik CPO, pabrik olein, pabrik biodiesel, depot, sampai SPBU. Terdapat dua skenario yang digunakan dalam simulasi ini. Pada skenario pertama biodiesel digunakan sebagai bahan bakar substitusi BBM solar sepenuhnya sedangkan skenario kedua mempertimbangkan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang menjadi pilihan disamping BBM solar dengan dua alternatif pilihan rute. Rute pertama melalui pabrik olein sebagai bahan baku biodiesel sedangkan rute kedua bahan baku biodiesel langsung berasal dari CPO tanpa diolah menjadi olein terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan nilai efisiensi daur hidup energi tertinggi dan rasio energi fosil tertinggi diperoleh pada Skenario Alternatif b yaitu 78,7% dan 1,3. Sedangkan nilai emisi CO2 yang terendah di atmosfir diperoleh pada Skenario 1.b. Didapatkan pula harga biodiesel terendah diperoleh pada Skenario 1.b yaitu antara Rp 4785,00 ? Rp 5041,00. Dari hasil simulasi tersebut didapatkan Skenario 1.b dengan pasokan CPO utama di Sumatera Selatan dan pabrik biodiesel di Cikupa, Tangerang dapat menjadi pilihan untuk menanggulangi masalah energi dan lingkungan.

Dependency and the lack of fossil fuel are problems from the energy crisis in present and in the future plus the impact on the environment. To develop and to use alternative energy has been an important effort in anticipating the crisis of energy and environment. One of the alternative energies that is already being developed in Indonesia is biodiesel. Government regulation No.3675K/24/DJM/2006 that allows the mixing of diesel fuel with biodiesel, enables biodiesel to be used as a transportation fuel and further expand its market. However, there isn?t any structurized and integrated system for the distribution of biodiesel that can optimized the usage of biodiesel and sustain its availability from an energy and cost based point of view.
In this research, the simulation of biodiesel energy life cycle and supply chain as an alternative fuel for land transportation is designed with case study in DKI Jakarta province. This simulation involves all aspects that are related to biodiesel production, integrating it from its beginning at palm nursery, CPO producer, olein industry, biodiesel industry, depot, with the final stage at the gas station (SPBU). There are two scenarios that are used in this simulation. In the first scenario, biodiesel is used as a substitution for all diesel fuel. In the second scenario, biodiesel is used as an option to diesel fuel. Each scenario have two alternative routes. In the first route, the raw material for making the biodiesel is obtained from olein industry, while in the second route, the raw material is comes directly from CPO.
Based on the simulation, the highest life cycle energy efficiency and fossil fuel ratio are obtained from Scenario with Alternative b which are 78.7% and 1.3 ratio. The lowest CO2 emission released to atmosphere is obtained from Scenario 1.b The simulation also resulted the lowest price of the biodiesel which is get from Scenario 1.b around Rp 4785,00 ? Rp 5041,00. The simulation concludes that Scenario 1.b with CPO supply from South Sumatera and biodiesel plant on Cikupa, Tangerang could be a scenario that can help to overcome the crisis of energy and environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Anggreini
"Pemanfaatan sumber energi alternatif merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka mengantisipasi kelangkaan dan mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil di masa mendatang. Salah satu jenis energi alternatif yang telah banyak berkembang di Indonesia adalah biodiesel. Diberlakukannya Keputusan No.3675K/24/DJM/2006 perihal diperbolehkannya pencampuran bahan bakar minyak solar dengan biodiesel membuat pangsa pasar biodiesel semakin besar karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Namun, belum ada suatu sistem yang terstruktur dan terintegrasi dari pendistribusian biodiesel ini yang dapat mengoptimalkan pemanfaatannya dan menjaga keberlangsungan persediaannya.
Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi rantai suplai biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor dengan studi kasus di DKI Jakarta. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari pabrik pemasok bahan baku minyak nabati berupa CPO, pabrik olein, pabrik biodiesel, depot, sampai SPBU. Terdapat dua skenario yang digunakan dalam simulasi ini. Pada skenario pertama biodiesel digunakan sebagai bahan bakar substitusi BBM solar sepenuhnya sedangkan skenario kedua mempertimbangkan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang menjadi pilihan disamping BBM solar dengan dua alternatif pilihan rute. Rute pertama melalui pabrik olein sebagai bahan baku biodiesel sedangkan rute kedua bahan baku biodiesel langsung berasal dari CPO tanpa diolah menjadi olein terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan harga biodiesel terendah diperoleh pada Skenario 1.b yaitu antara Rp 4821,00 - Rp 4839,00 sedangkan total biaya terendah diperoleh pada Skenario 2.b. Dalam hal kondisi infrastruktur sampai tahun 2025, pada Skenario 1 untuk campuran biodiesel 10% diperlukan tambahan satu buah unit blending pada tahun 2016 dan satu buah pabrik biodiesel baru pada tahun 2021, sedangkan untuk Skenario 2 untuk campuran biodiesel 10% hanya diperlukan penambahan infrastruktur berupa satu unit dispenser dan dua buah tangki pendam baru di seluruh SPBU di DKI Jakarta.

The using of alternative energy has been an important thing as the way for anticipated the lack of fossil fuel and also to reduce its consumption in the future. One of the alternative energy that already developed in Indonesia is biodiesel. Based on the government regulation No.3675K/24/DJM/2006 about the allowance to mix the diesel fuel with biodiesel, makes makes biodiesel is able to use as a transportation fuel so that biodiesel market become greater. However, there is not any system that structured and integrated for the distribution of biodiesel that can optimize the using of biodiesel and makes the supply of biodiesel is sustainable.
In this research, the simulation of biodiesel supply chain as an alternative fuel for land transportation will be design with case study in DKI Jakarta provinces. This simulation involve all aspect that related with biodiesel business and also integrated it start from CPO producer, olein industry, biodiesel industry, depot, until the fuel station (SPBU). There are two scenarios that used in this simulation. First scenario, biodiesel is used as a substitution for all diesel fuel, and second scenario, biodiesel is used as a choice beside the diesel fuel. Each scenario have two alternative route, the first route is through the olein industry that used as the raw material for making biodiesel, and second route is neglect the olein industry and used CPO as a direct raw material for making biodiesel.
Based on the result of the simulation, the lowest price of the biodiesel is get from Scenario 1.b which is around Rp 4821,00 - Rp 4839,00 and for the lowest cost of supply is get from Scenario 2.b. The infrastructure condition until 2025 for Scenario 1 needs one blending unit at 2016 and one biodiesel plant at 2021 for 10% biodiesel mixed. Later for Scenario 2 needs two underground storage and one dispenser in all fuel station in DKI Jakarta provinces.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Muhammad Kahfie
"Pemanfaatan bahan bakar nabati dewasa ini menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin tinggi. Sebagai contoh, kebutuhan gasoline untuk sektor transportasi dapat digantikan oleh bioetanol. Bioetanol dapat dijadikan campuran di dalam gasolin yang juga disebut biogasolin. Pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar tersebut tidak diiringi dengan kesiapan infrastruktur dan sistem rantai suplai.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan luaran mengenai infrastruktur rantai suplai yang perlu disiapkan dan mengetahui biaya rantai suplai biogasolin. Dalam penelitian ini dirancang sistem rantai suplai biogasolin sebagai bahan bakar untuk sektor transportasi di daerah DKI Jakarta. Rantai suplai ini melibatkan seluruh entitas yang terkait dalam penyelenggaran bahan bakar biogasolin yaitu: petani perkebunan singkong, pabrik bioetanol, kilang, depo (unit blending), dan SPBU.
Terdapat empat skenario yang digunakan pada penelitian ini.
Pada Skenario 1 biogasolin akan mensubstitusi 10% konsumsi gasolin di Jakarta pada 22 SPBU dari total 221 SPBU di Jakarta. Komposisi bioetanol pada skenario ini adalah 5% volume.
Pada Skenario 2 biogasolin akan mensubstitusi 10% konsumsi gasolin di Jakarta dengan komposisi bioetanol sebesar 5% volume.
Skenario 3 adalah skenario bahan bakar alternatif dimana biogasolin menjadi bahan bakar alternatif pendamping gasolin. Kandungan bioetanol pada Skenario 3 adalah 5% volume.
Skenario 4 juga merupakan skenario bahan baker alternatif dengan komposisi bioetanol sebesar 20% volume.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan biaya rantai suplai terendah pada Skenario 2 dengan rata-rata sebesar Rp 10.559 per liter. Pada akhir tahun 2025 diperkirakan biaya rantai suplai Skenario 2 mencapai Rp 13.032 per liter. Secara umum biaya rantai suplai Skenario 3 dan 4 lebih tinggi dibandingkan Skenario 1 dan 2 dengan selisih rata-rata Rp 1.386 per liter pada tahun 2008. Di awal tahun 2008 dibutuhkan satu buah unit blending untuk melakukan pencampuran boetanol dan gasolin. Pada tahun yang sama juga dibutuhkan tangki timbun dan dispenser untuk menjalankan skenario 3 dan 4. Berdasarkan hasil perhitungan tidak perlu ada penambahan infrastruktur seperti: SPBU, unit blending, pabrik bioetanol dan kilang. Berdasarkan hasil analisa sensitivitas, variable yang paling berpengaruh terhadap biaya rantai suplai adalah biaya gasolin.

The utilization of biofuel becomes one of major solution to meet energy demand for transportation. As an example, gasoline needs for transportation can be substituted to bioethanol. The utilization usually mixed with gasoline that usually called biogasoline. The development of this fuel is not supported by infrastructure development and supply chain system.
This research is implemented to provide some output for supply chain infrastructure preparation and also cost of supply. In this research, the case study is designed to meet transportation fuel demand in DKI Jakarta. This supply chain involves all of the entity that related to the provision biogasoline which are: cassava farming, bioethanol plant, oil refinery, blending unit and gas station.
There are four scenarios that used in this research.
In Scenario 1, biogasoline will substitute 10% of non subsidized gasoline consumption on 22 SPBU from total 221 SPBU in Jakarta. The composition of bioethanol in this scenario is 10% volume.
In Scenario 2 biogasoline will substitute 10% of non subsidized gasoline consumption in Jakarta with 20% volume.
Scenario 3 is alternative fuel scenario, biogasoline is planned to enter market besides gasoline fuel. The bioethanol composition for this scenario is 5% volume.
Scenario 4 is also alternative fuel scenario with 20% volume of bioethanol.
Based on simulation result, the lowest cost of supply for biogasoline is get from Scenario 2 average Rp 10.559 per liter. In the late 2025 the cost of supply of Scenario 2 is estimated about Rp 13.032 per liter. Generally Scenario 3 and 4 average cost of supply is Rp 1.386 higher than Scenario 1 and 2 in 2008. In early 2008, there is a need for a blending unit construction to blend bioethanol and gasoline. In the same time it also need underground storage and dispenser to implement Scenario 3 and 4. Based on the calculation, there is no need for new infrastructure as gas station, blending unit, bioethanol plant, and oil refinery until 2025. Based on sensitivity analysis the most influential variable for cost of supply is the cost for gasoline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49708
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Handaya Saputra
"Pemanfaatan sumber energi merupakan hal yang penting untuk mengantisipasi kelangkaan dan mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil di masa mendatang yang salah satunya adalah biodiesel. Diberlakukannya Keputusan No.3675K/24/DJM/2006 membuat biodiesel dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Namun, belum ada suatu sistem pendistribusian biodiesel yang terstruktur dan terintegrasi sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatannya dan menjaga keberlangsungan persediaannya. Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi rantai suplai biodiesel sebagai bahan bakar substitusi atau pengganti BBM solar sepenuhnya dengan menggunakan campuran 5% dan 10% sebagai biosolar dengan studi kasus di DKI Jakarta. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait mulai dari pabrik pemasok CPO sampai SPB U. Pada studi ini terdapat dua Skenario rute yang dianalisa yaitu melalui pabrik olein dan tanpa melalui pabrik olein. Dari hasil simulasi didapatkan harga biodiesel terendah pada skenario jalur distribusi yang melalui pabrik olein yaitu Rp 4821, - . Kondisi infrastruktur untuk skenario jalur distribusi yang melalui pabrik olein memerlukan tambahan satu buah unit blending pada tahun 2016 dan satu buah pabrik biodiesel pada tahun 2021.

Energy alternative has been an important thing for anticipated the lack of fossil fuel and reduce its consumption. One of them is biodiesel. The regulation No.3675K/24/DJM/2006 makes biodiesel can be used as a transportation fuel. However, there is no structured and integrated system available for the distribution of biodiesel. This research will design the simulation of biodiesel supply chain to substitute solar fuel completely with 5% and 10% composition as biosolar with case study in DKI Jakarta. This simulation involve all aspect that related with biodiesel business which start from CPO producers until the fuel stations. This study has two alternative routes or scenarios that are being analyzed ; i.e through the olein industry and without the olein industry. The result of the simulation give the lowest price of biodiesel from scenario through olein industry which is Rp 4821,-. The infrastructure condition for scenario through olein industry needs one blending unit in 2016 and one biodiesel plant in 2021."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Kholiq Abuyazid
"Penelitian tentang rantai suplai bigasolin dan biodiesel di wilayah Jabodetabek telah dilakukan. Dalam penelitian ini dirancang sistem rantai suplai biogasolin dan biodiesel sebagai bahan bakar untuk sektor transportasi di wilayah Jabodetabek. Rantai suplai ini akan melibatkan seluruh entitas yang terkait dalam penyelenggaraan bahan bakar biogasolin dan biodiesel ini, yaitu: petani perkebunan singkong, pabrik CPO, pabrik olein, pabrik biodiesel, pabrik bioetanol, kilang, depot, dan SPBU. Rencana untuk rantai suplai biogasolin dan biodiesel akan menggunakan dua skenario yaitu, skenario substitusi dan skenario alternatif. Skenario substitusi biogasolin dan biosolar akan merencanakan biogasolin dan biosolar sebagai BBM pengganti 10 % kebutuhan gasolin dan solar di Jabodetabek, sedangkan skenario alternatif merencanakan biogasolin dan biodiesel akan menjadi BBM pilihan yang dijual bersama-sama gasolin dan solar dalam suatu SPBU. Dari hasil penelitian, kebutuhan dan biaya suplai kedua BBM tersebut akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kebutuhan biogasolin kota Jakarta dengan skenario substitusi merupakan yang tertinggi di Jabodetabek yaitu mencapai 106.764 KL pada akhir tahun 2025, sedangkan untuk kebutuhan biosolar kota Tangerang pada skenario alternatif merupakan yang tertinggi di Jabodetabek. Biaya suplai terendah untuk masing-masing kota di Jabodetabek untuk biogasolin dan biodiesel adalah skenario suplai dengan komposisi 5% volume.

The research of supply chain has done for biogasolin and biodiesel in Jabodetabek. Biogasolin and biodiesel supply chain in this research is designed as fuel for transportation sector in Jabodetabek. This supply chain involved all entity to produced of biofuel, i.e: cassava garden, CPO and olein factories, biodiesel and bioetanol factories, refinery, depot, and SPBU. In this research, the planning for supply chain design will be use two scenario, substitute and alternative. Substitutes scenario for biogasolin and biosolar will be plan to changed 10% needs fuel of gasoline and diesel in Jabodetabek, whereas biogasolin and biosolar for alternative scenario will be plan to fuel alternative which sale together with gasoline and diesel. Based on simulation result, needs and cost of both biofuel will be increase annually. Needs of biogasolin in Jakarta for substitution scenario is most high in Jabodetabek, 106.764 L in end of year 2025, whereas needs of biosolar in Tangerang for alternative substitution is most high than others city in Jabodetabek. The cheapest cost of supply for each city in Jabodetabek for biogasolin and biosolar is scenario of supply with composition 5% volume."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51728
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Zaen
"Kebutuhan telekomunikasi termasuk kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan jasa telekomunikasi adalah inovasi teknologi yang dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia sampai ke pelosok area, bukan hanya telekomunikasi di darat bahkan saat berada ditengah laut sekalipun. Adanya kerjasama Perusahaan Telekomunikasi Selular untuk mendukung ketersediaan telemetri, yang kemudian memiliki manfaat besar yaitu tersedianya jaringan telepon selular bagi para penumpang diatas kapal, dan untuk terus berinovasi serta memberikan yang terbaik kepada konsumen, pihak penyedia layanan harus terus memperbaiki kualitas.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode SERVQUAL agar dapat diukur kualitas pelayanan berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan dengan menganalisa kesenjangan (gap) yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterima. Pada penelitian ini keinginan dan harapan konsumen diterjemahkan kedalam House of Quality pada Quality Function Deployment. Hasil penelitian diusulkan menggunakan nilai strategi perusahaan untuk mendapatkan prioritas perbaikan atribut pelayanan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

The need for telecommunications, including the category of primary need for the people of Indonesia, one of the important aspects that need to be considered by the telecommunications company is a technological innovation that can cover all of Indonesia to outlying places, not only telecommunications on land even when in the middle of the ocean though. With Cellular Telecommunications Company cooperation to support the availAbility of telemetry, then develop into the greatest benefit is the availAbility of the Mobile phone network for the passengers on board, to continue to innovate and deliver the best to customers, the service providers must continue to improve quality.
Research conducted using the SERVQUAL method to used to measure the quality of service based on the five dimensions of service quality by analyzing gaps that occurs due to a mismatch between customer expectations and perceptions of the quality of service received. In this study wants and expectations of consumers translated into House of Quality in Quality Function Deployment. Results of research propose using strategy value to get priority repairs according to the company’s ability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berry Elen
"Sebagai suatu bangsa yang besar, Indonesia tentu barus memiliki strategi untuk menjamin ketabanan energi nasional. Saat ini, konsumsi energi di Indonesia didominasi oleh penggunaan bahan bakar minyak (BBM). BBM ini digunakan oleh seluruh elemen dalam masyarakat dalam kehidupan sehari­-hari. Tingginya konsumsi ini juga membuat pemerintah terpaksa melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan di tengah menipisnya cadangan BBM yang tersisa di Indonesia. Salah satu sektor yang membutuhkan konsumsi BBM di Indonesia adalah sektor transportasi. Di pulau Batam, meningkatnya pertumbuhan kendaraan juga semakin meningkatkan konsumsi BBM setiap tahunnya. Maka diperlukan suatu terobosan untuk membantu menurunkan konsumsi BBM seperti dengan penggunaan gas bumi sebagai alternatif bahan bakar untuk sektor transportasi. Salah satu pemanfaatan gas bumi sebagai alternatif bahan bakar ialah CNG (Compressed Natural Gas). Alokasi pemanfaatan CNG ini telah diatur dalam Peraturan Menteri No.l9 Tahun 2010. Namun, alokasi pemanfaatan CNG ini masih terkendala dengan minimnya infrastruktur di pulau Batam. Mininmya infrastruktur ini menyebabkan sistern distribusi CNG tidak dapat menjangkau dan memenuhi seluruh kebutuhan bahan bakar di pulau Batam. Untuk itu, perlu dikembangkanlah sistem pendistribusian CNG melalui penentuan metode suplai CNG, lokasi serta jumlah stasiun pengisian CNG untuk menjangkau seluruh potensi konsumen CNG dan meminimalisir harga jual CNG di tangan konsumen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode distribusi CNG yang sesuai adalah mother & daughter system dengan I mother station yang melayani 5 daughter station. Sistem seperti ini akan menghasilkan harga jual kesetaraan CNG di pulau Batam sebesar Rp. 2.321,-­/lsp untuk metode pendanaan subsidi dan Rp. 3.426,-/lsp untuk metode pendanaan business as usual.

As a great nation Indonesia needs to have a strategy to ensure national energy security. Currently, the energy consumption in Indonesia is dominated by the use of fuel oil BBM. This fuel is used by all elements of society in everyday life. The high and rising consumption of fuel oil also makes the government resorted to import them to meet the needs of the community. This is very worrying in the middle of the depletion of oil reserves left in Indonesia. One sector that requires fuel consumption in Indonesia is the transportation sector. On Batam Island, increased growth of economic also annually increases the vehicle 39's fuel consumption. A breakthrough to help lower fuel consumption as the use of natural gas as an alternative fuel for the transportation sector came into urgency. One of the utilization of natural gas as an alternative fuel is CNG (Compressed Natural Gas). The use of CNG has been allocated in the Ministry Policy Number 19 on 2010. However, the utilization of CNG allocation is still hampered by the lack of infrastructure on Batam island. This lack of infrastructure leads to problem onto the CNG distribution system where can not reach out and meet all the fuel demand in Batam Island. As a solution, a CNG distribution system is developed through the method of determining the supply methods of CNG, the location and number of CNG, filling stations for CNG, reach all potential consumers and minimize the selling price of CNG. This study concludes that the method of distribution is the appropriate with the current infrastructure condition is CNG mother and daughter station system with 1 mother daughter station that serves 5 daughter stations. Such system will result in the selling price of CNG in Batam Island of Rp. 2.321,-/lsp for subsidized funding method and Rp. 3.426.-/lsp for business as usual funding method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirajuddin
"Pemanfaatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk subtitusi bahan bakar diesel/solar pada sektor transportasi di DKI Jakarta merupakan salah satu alternatif solusi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar khususnya pada sektor transportasi yang berbahan bakar diesel. Dengan pemanfaatan biodiesel ini, diharapkan adanya kesinambungan persediaan BBM terhadap pemenuhan kebutuhan BBM di DKI Jakarta. Oleh karena itu, dalam menunjang kelancaran distribusi BBM dan Biodiesel sebagai subtitusi Solar, dibutuhkan sebuah sistem perencanaan yang secara integralistik dengan mengacu kepada program ketersediaan energi dan udara bersih secara berkelanjutan di DKI Jakarta.
Model perencanaan yang dibuat menggunakan alat bantu perangkat lunak Powersim 2005, yang merupakan tools pembuatan model pemanfaatan biodiesel di DKI Jakarta. Dengan model ini, kebutuhan BBM dan pemanfaatan biodiesel terhadap ketersediaan BBM dan CPO nasional di DKI Jakarta sampai tahun 2015 dapat diketahui. Peran transportasi dan energi sebagai motor penggerak aktivitas perekonomian di DKI Jakarta sangat signifikan. Pemakaian energi oleh transportasi selain memberikan dampak terhadap persediaan BBM juga berdampak terhadap lingkungan di DKI Jakarta yang semakin memperhatinkan.
Simulasi model menunjukkan pada tahun 2015 transportasi di DKI Jakarta mencapai 15.318.592 unit dengan jumlah transportasi yang berbahan bakar diesel sebesar 801.120 unit. Bahan Bakar Diesel yang dibutuhkan sebesar 25.763.860 barrel, sedangkan rasio kebutuhan BBM dengan kebutuhan BBM nasional -255%. Dengan pencampuran biodiesel sebesar 15%, pada tahun 2015 Biodiesel yang dibutuhkan sebesar 8.140.068 Barrel, CPO yang dibutuhkan mencapai 575.875 Ton sedangkan Rasio Kebutuhan CPO dengan Produksi CPO 3,21% dan Rasio dengan kebutuhan BBM nasional berkurang menjadi -221 %. Dengan adanya pemanfaatan biodiesel ini, diharapkan mampu menjadi alternatif solusi yang efektif dalam pemenuhan bahan bakar khususnya transportasi berbahan bakar diesel di DKI Jakarta.

The biodiesel utilization as alternative fuel to substitute for diesel in the transportation sector at DKI Jakarta is one of alternative solution to fulfill needs of fuel, especially for transportation which using diesel. With this utilization, we expected that there is continuity of BBM stock to fulfill needs of BBM in DKI Jakarta. Therefore, to support the fluency of BBM and biodiesel distribution as a diesel substitution, we need an intergalactic planning system that referred to sustainable energy and fresh air program in DKI Jakarta.
Planning model was making with Powersim Software 2005, which are tools for making biodiesel utilization model in DKI Jakarta. With this model, we able to know the needs of BBM and The biodiesel utilization on the BBM and CPO national stock in DKI Jakarta until 2015. The role of transportation and energy as a generator for economic activity in DKI Jakarta is so significant. Energy consumption for transportation sector had been impacted on the BBM stock and also to the environment in DKI Jakarta.
Simulation model showing that in 2015, transportation in DKI Jakarta will reach 15.318.592 unit with the amount of transportation using diesel is 801.120 units. The needs of diesel fuel are 25.763.860 barrel, while ratio need of BBM and national BBM is -255%. With mixing biodiesel 15%, in 2015, the needs of biodiesel is 575.875 ton while ratio of CPO need and CPO production is 3,21 % and ratio CPO with national BBM needs decrease to -221 %. So, the use of biodiesel is expected to be able to become an effective alternative solution in the fulfill of fuel, especially for transportation which using diesel in DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41038
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Gunastra
"Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi pada wilayah Jakarta dan Jawa Barat menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar minyak untu kendaraan yang digunakan untuk mengangkut manusia dan barang. Data menunjukkan bahwa ketiga wilayah ini memiliki volume ekspor yang tinggi. Dalam kuartal I Tahun 2012, Jakarta sebesar 749 ribu ton dan Jawa Barat sebesar 2.990 ribu ton. Sementara itu, pasokan BBM memiliki kecenderungan untuk melebihi kuota yang telah ditentukan dan hal tersebut berdampak kepada beban subsudi yang semakin besar. Oleh karena itu, Program konversi bahan bakar gas di jalur transportasi antara Jakarta - Cikampek diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin tinggi untuk ketiga wilayah ini akibat proses pendistribusian manusia dan barang yang semakin tinggi.
Dalam penelitian ini dilakukan kajian teknik dan keekonomian penerapan stasiun LCNG untuk suplai Energi di jalur transportasi Jakarta - Cikampek dengan menggunakan simulasi Random Number Generation (RNG). Diestimasi kebutuhan bahan bakar gas untuk kedua wilayah ini adalah sebesar 3,758,274 Lsp per hari atau sekitar 131.54 MMSCFD. Dari nilai estimasi tersebut dapat dibuat rencana kebutuhan untuk penerapan stasiun LCNG seperti FSU dengan kapasitas 147.500M3, truk LNG sebanyak 66 unit dan stasiun LCNG yang terintegrasi dengan SPBU sebanyak 153 stasiun yang berkapasitas rata-rata 0.5 dan 1 MMSCFD per stasiunnya.
Hasil simulasi dengan program RNG adalah usaha stasiun pengisian bahan bakar berteknologi LCNG dengan tahun proyek selama 20 tahun, secara keekonomian visible untuk dijalankan dengan payback periode (PBP) selama 9 tahun 6 Bulan, IRR 16.59%, B/C ratio sebesar 1.20 dan NPV positif sebesar US$ 105,811,915.43 dengan skenario harga LNG Rp. 5000 per Lsp dan CNG Rp.5500 per Lsp.

Higher economic growth in the area of Jakarta and West Java led to increased demand for fuel vehicles, used to transport people and goods. The data showed that the three regions have high export volume. In the first quarter of year 2012, Jakarta had an export volume of 749 thousand tons and West Java amounted to 2990 thousand tons. Meanwhile, the supply of fuel has a tendency to exceed the quotas that have been determined and it is impacting the subsidy load to increases. Therefore, the gas fuel conversion program in transport between Jakarta - Cikampek were necessary to anticipate higher needs for fuel due to the distribution activities.
In this research, engineering studies and economic implementation LCNG station to supply transportation fuel between Jakarta - Cikampek using Random Number Generation simulation. Estimated result were gas fuel requirements for these region is equal to 3,758,274 Lsp LSP per day or approximately 131.54 MMSCFD. Then this value are usefull to planning the gas need like : for FSU 147.500M3 estimated capacity, LNG 66 units of truck with its volume 52 M3 and as many as 153 units LCNG integrated with the pump station with an average capacity of 0.5 and 1 MMSCFD per station.
The simulation results with the RNG program is a business fueling station with LCNG technology for 20 years project is visible to run based on its economic indicators like: the payback period (PBP) for 9 years and 6 months, 16.59 % of IRR, B / C ratio of 1.20 and a positive NPV of US$ 105,811,915.43. These indicators are available at LNG price IDR 5000/ liter equal with gasoline and CNG price IDR 5500/liter equal with gasoline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Hanung Prakoswa
"Pada tahun 2019, kualitas udara di DKI Jakarta tercatat memburuk, diindikasikan oleh meningkatnya konsentrasi Particulate Matter berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM 2,5) di wilayah tersebut. Seiring pesatnya pertumbuhan populasi dan laju urbanisasi, sektor transportasi menjadi kontributor utama bagi emisi polutan PM 2,5 di DKI Jakarta, yang kemudian menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat. Dengan pendekatan bottom-up serta permodelan dispersi udara menggunakan perangkat lunak AERMOD, studi ini mengestimasi tingkat konsentrasi PM 2,5 tahunan yang dihasilkan aktivitas transportasi di DKI Jakarta. Kemudian, studi ini mengkalkulasi kasus mortalitas dan morbiditas yang diakibatkan paparan konsentrasi PM 2,5 tersebut, beserta kerugian ekonomi yang terkait dengannya. Valuasi ekonomi dari dampak kesehatan dilakukan dengan nilai satuan Value of Statistical Life (VSL) untuk kasus mortalitas, serta nilai satuan Cost of Illness (COI) dan Willingness to Pay (WTP) untuk kasus morbiditas. Ketiga nilai tersebut diturunkan dengan pendekatan benefit-transfer nilai satuan dari studi terdahulu di DKI Jakarta dan wilayah lainnya di luar negeri, dengan penyesuaian terhadap tingkat pendapatan maupun inflasi. Khusus untuk insiden perawatan dan kunjungan Rumah Sakit, nilai satuan COI diperoleh dari regulasi terkini yang mengatur standar tarif pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.
Rata-rata konsentrasi PM 2,5 tahunan dari sektor transportasi di DKI Jakarta berada di rentang 3,16 µg/m-69,12 µg/m3 pada tahun 2019, di mana konsentrasi tinggi (37-69 µg/m3) cenderung berada di ruas jalan tol. Sebagai dampaknya, tingkat kematian prematur yang diakibatkan mencapai 4.267 jiwa, sebagian besar diakibatkan penyakit jantung iskemik dan stroke. Kemudian, paparan konsentrasi PM 2,5 juga diestimasikan menyebabkan 2.626 kasus perawatan rumah sakit, 26.000 kasus kunjungan IGD, 320.852 kasus serangan asma, 19.544 kasus bronkitis akut pada anak-anak, 3.075 kasus bronkitis kronis, respiratory symptom days sebanyak 20,25 juta hari, dan berkurangnya hari kerja sebanyak 1,72 juta hari. Sejumlah dampak kesehatan tersebut diperkirakan menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp24,35 triliun, atau setara dengan 0,86% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta tahun 2019. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah untuk melakukan intervensi kebijakan secara spesifik di sektor transportasi, yang merupakan kontributor terbesar bagi pencemaran udara di DKI Jakarta.

In 2019, Particulate Matter less than 2,5 micrometers (PM 2,5) was recorded increasing in DKI Jakarta, which signaled deteriorating air quality in the region. Along with rapid population growth and urbanization, the transportation sector becomes a major contributor to PM 2,5 emission in DKI Jakarta, which then poses health risks to the society. Through the bottom-up approach and air dispersion modelling with AERMOD software, this study estimates the annual PM 2,5 concentration that produced by transportation activities in DKI Jakarta. Furthermore, this study calculates mortality and morbidity cases resulting from these PM 2,5 exposures, as well as the associated economic losses. Economic valuation of health impacts is executed using the Value of Statistical Life (VSL) for mortality cases, together with Cost of Illness (COI) and Willingness to Pay (WTP) unit value for morbidity cases. Using benefit-transfer methods, these unit values are derived from previous studies in DKI Jakarta and other regions abroad, with adjustment to income level and inflation. Specific to hospital care incidents, the COI unit value is obtained from the latest regulations governing health service tariffs at the Dr. Cipto Mangunkusumo hospital.
The annual PM 2,5 concentration from transportation sector in DKI Jakarta ranged between 3,16 µg/m3-69,12 µg/m3 in 2019, where high concentration (37-69 µg/m3) tends to be along the highway road. Subsequently, PM 2,5-attributable mortality was 4.267, mostly caused by Ischemic Heart Disease and stroke. Additionally, the total hospital admissions and emergency room visit were 2.626 and 26.000 respectively. Estimated chronic bronchitis, asthma attacks, and acute bronchitis for children were 3.075, 320.852, and 19.544 respectively. Lastly, there were 20,25 million days of respiratory symptom, and 1,72 million of work loss days. Simultaneously, the PM 2,5 exposure caused the economic loss of IDR 24,35 trillion, which is 0,86% of DKI Jakarta Gross Domestic Regional Product (GDRP) in 2019. The result of this study would provide a guidance for governments to design and implement the transportation sector-specific policies, which is the largest contributor to air pollution in DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>