Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ichsan Kamil
"Indonesia memiliki cadangan gas alam masih cukup tinggi. Namun kualitas gas alam yang diproduksi saat ini masih kurang baik karena pengaruh kandungan gas non-hidrokarbon yang menjadi gas polutan yang terkandung dalam gas alam, seperti H2S, SO2, SO3, RSH dan lain-lain. Tingginya kandungan gas sulfur tersebut dapat menurunkan daya bakar gas alam, selain itu dapat merusak sarana yang terkait dengan pengolahan gas alam dan merusak sarana yang menggunakan gas alam sebagai bahan bakar serta emisinya dapat mencemari lingkungan. Salah satu solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan bakteri pereduksi sulfur untuk mereduksi kandungan sulfur dalam gas alam. Jenis bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa sulfur untuk menghasilkan energi. Bakteri sulfur dapat menyimpan dan atau menggunakan sulfur elemental atau komponen organik sulfur untuk metabolisme selnya.
Dalam penelitian ini bakteri pendegradasi sulfur yang digunakan adalah Thiobacillus thioparus. Dan senyawa sulfur yang digunakan adalah Natrium thiosulfat, Na2S203 dengan konsentrasi 200, 400, dan 600 ppm. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat ketahanan bakteri Thiobacillus thioparus terhadap variasi konsentrasi senyawa sulfur secara umum mengalami lag fase pada 12 jam pertama, lalu mengalami fase eksponensial dimana pertumbuhan bakteri sangat cepat selama 30 atau 36 jam dan mengalami penurunan populasi pada jam ke-54. Dan laju degradasi sulfur oleh bakteri Thiobacillus thioparus semakin besar konsentrasi substrat, maka laju degradasi akan semakin besar hingga mencapai nilai maksimum, dan kemudian menurun dengan bertambahnya konsentrasi substrat.

Indonesia have natural gas reserve still high enough. But the quality of produced natural gas in this time still unfavourable because obstetrical influence of non-hidrokarbon gas becoming polutan gas which implied in natural gas, like H2S, SO2, SO3, RSH and etc. Obstetrical height of the sulphur gas can degrade energy burn natural gas, besides can destroy medium which related to processing of natural gas and destroy medium using natural gas upon which burn and also its emission can contaminate environment. One of the best solutions to overcome this problem by using sulphur reducing bacteria to reducing sulphur content in natural gas. this bacteria type can oxidize sulphur compound to yield energi. Sulphur bacteria earn save and or use elemental sulphur or organic component of sulphur for the metabolism of cell.
In this research the sulfur reducer bacteria which used is Thiobacillus thioparus. And sulfur compound which used is Natrium thiosulfat, N2S2O3 with consentration 200, 400, 600 ppm. Pursuant to result of research, mount Thiobacillus thioparus bacteria resilience to sulphur compound concentration variation in general experience of phase lag at 12 first hour, then experience of eksponensial phase where growth bacterium very quickly during 30 or 36 hour and experience of degradation population at hour of 54. And fast of sulphur degradasi by ever greater Thiobacillus thioparus bacterium of substrat concentration, hence accelerateing degradasi will be ever greater till reach maximum, and then decrease by increasing substrat concentration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49666
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Adriana
"Senyawa belerang merupakan salah satu jenis senyawa
nonhidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi. Senyawa
belerang dapat membawa dampak negatif, bila masih terkandung
dalam minyak bumi. Dampak negatif tersebut antara lain: hujan
asam, korosi, dan gangguan terhadap kesehatan manusia.
Hidrodesulfurisasi merupakan teknik desulfurisasi yang
telah biasa dilakukan, namun teknik ini hanya dapat
berlangsung apabila tersedia energi (panas dan tekanan) yang
tinggi. Biodesulfurisasi merupakan teknik desulfurisasi baru
yang sekarang sedang dikembangkan yang diharapkan dapat
diterapkan dengan lebih baik, efisien, ramah lingkungan, dan
menguntungkan dibandingkan teknik Hidrodesulfurisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar
belerang yang terkandung dalam. Iranian Crude Oil dengan
menggunakan teknik biodesulfurisasi. Bakteri yang digunakan
adalah Thiobacillus thioparus dan Thiobacillus neapolitanus.
Kondisi optimum dari teknik biodesulfurisasi ditentukan untuk
meningkatkan aktivitas bakteri memetabolisme senyawa belerang,
sehingga dapat memperbesar persentase penurunan kandungan
belerang dalam minyak bumi Hasil persentase penurunan kandungan belerang dalam minyak
bumi berkisar antara 1,35%-11,74%. Penurunan kandungan
belerang juga terjadi pada media yaitu berkisar antara 4,90%-
22,34%. Pemberian aerasi secara simultan dalam jumlah ± 5
L/menit dapat meningkatkan penurunan kandurigan belerang baik
dalam minyak bumi maupun dalam. media dibandingkan dengan
perlakuan aerasi lain (penggojokan dan pengadukan). Pemberian
komponen nutrisi tambahan (N dan P dari NH 4NO3 dan (NH4)2HPO4)
sebanyak 1% (b/v) ke dalam media dapat meningkatkan persentase
penurunan kandungan belerang dalam. media dari 4,90% menjadi
9,42% (Thiobacillus neapolitanus) dan dari 18,57% menjadi
22,34% (Thiobacillus thi pparus). Sedangkan persentase
penurunan kandungan belerang dalam minyak bumi meningkat dari
5,08% menjadi 11,74% (Thiobacillus thioparus) dan dari 1,35%
sampai 6,88% (Thiobacillus neapolitanus). Dengan memperpanjang
waktu inkubasi dapat meningkatkan persentase penurunan
kandungan belerang, waktu inkubasi yang digunakan hanya selama
2 hari (48 jam). Data di atas menunjukkan bahwa Thiobacillus
thi pparus dan Thiobacillus neapolitanus cukup potensial untuk
melakukan biodesulfurisasi pada minyak bumi. Pemberian kondisi
yang paling optimum untuk proses biodesulfurisasi akan
meningkatkan persentase penurunan kandungan belerang. Hasilhasil
yang didapat dari penelitian ini hanya merupakan satu
langkah dari serangkaian studi guna menyempurnakan teknik
biodesulfurisasi. Penyempurnaan tersebut diperlukan agar
biodesulfurisasi dapat diterapkan sama baiknya dengan
hidrodesulfurisasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Maulidyasti F.
"Gas H2S merupakan gas berbahaya yang banyak dihasilkan oleh sebagian besar proses industri seperti kilang petrokimia, proses pengolahan air limbah, industri makanan, industri manufaktur pulp dan kertas, serta dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Gas H2S memiliki karakteristik bau yang sangat menyengat dan bila terhirup oleh saluran pernafasan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar industry membuang limbah gas yang mengandung H2S diambang batas aman, seperti limbah gas industri pulp dan kertas yang memiliki konsentrasi H2S sebesar 18,1 ppm ataupun seperti limbah gas industri karet remah yang mengandung konsentrasi H2S sebesar 12 ppm. Sedangkan kandungan gas H2S yang dibuang ke udara bebas tidak boleh melebihi dari batas aman yang diperbolehkan di udara, yaitu 10 ppm.
Salah satu metode yang terbukti lebih efisien dibandingkan metode-metode konvensional untuk mereduksi kandungan H2S adalah dengan biofilter. Sistem biofiltrasi ini sendiri secara luas telah digunakan untuk mereduksi gas polutan pada berbagai industri dan memperoleh sambutan yang baik di banyak negara. Hal ini dikarenakan biofiltrasi memiliki kelebihan utama yaitu biaya perawatan dan operasional yang rendah, serta efisiensi proses yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari biofilter yang menggunakan zeolit alam sebagai bahan pengisi biofilter yang diinokulasikan dengan bakteri Thiobacillus thioparus, melalui uji degradasi selama 24 jam. Pengujian dilakukan dengan menguji adsorbansi dari zeolit alam Lampung dengan menggunakan kontaminan Na2S2O3 1 M dan gas H2S dengan konsentrasi 32,674 ppm. Keduanya dilakukan dengan laju alir 8,46 L/jam. Kemudian dilakukan uji degradasi dengan menggunakan zeolit yang diinokulasi oleh bakteri Thiobacillus thioparus dengan kondisi operasi yang sama.
Analisis dilakukan dengan titrasi Iodometri untuk mengetahui persentase reduksi dari proses degradasi yang telah dilakukan. Hasil dari penelitian ini adalah zeolit alam Lampung dapat digunakan sebagai media immobilisasi bakteri Thiobacillus thioparus. Terjadi peningkatan degradasi H2S dengan penggunaan zeolit yang diinokulasi oleh bakteri Thobacillus thioparus, yaitu peningkatan persentase reduksi H2S sebesar 33,54 %, persentase reduksi H2S maksimal mencapai 98,87 % dan terjadi peningkatan nilai kapasitas penghilangan sulfur yaitu dari 1,25 - 1,43 g-S/kg zeolit kering menjadi sebesar 8,23 - 8,79 g-S/kg zeolit kering.

H2S is a dangerous gas which produced by most industrial process like petrochemical plant, waste water treatment facilities, food industrial, pulp and paper manufactur, and also from emission of fossil fuel combustion. H2S have a characteristic odour which is very sting and if breathed by human exhalation in high concentration can cause death. Most of industry generated the gas waste that contain H2S out of the safe environmental level. Like pulp and paper industrial gas waste containing H2S concentration at 18,1 ppm and or like crumb rubber industry gas waste containing H2S concentration at 12 ppm. While the regulation of H2S gas content into the air may not exceed from 10 ppm.
One of the proven method that more efficient compared to conventional method to reduce H2S content is with biofilter. This biofiltration system have been used widely in many country to reduce polutan gas at various industry. This matter because of biofiltrasi have especial advantages that is low cost for operational and treatment expense, and also high process efficiency.
This research is conducted to know the effectiveness of biofilter using natural zeolite as biofilter filler which inoculated with Thiobacillus thioparus bacterium, from degradation test during 24 hour operation. Examination conducted with adsorbtion test to natural zeolite by using Na2S2O3 1M and H2S gas with concentration 32,674 ppm. Both are execute with same flow rate 8,46 L/hour. Next step is degradation test by using zeolite which inoculated with Thiobacillus thioparus bacterium with same operation condition.
Analysis are using Iodometri titration to know the percentage reduce from degradation process which have been done. The result of this research is natural zeolite can be used as Thiobacillus thioparus inoculated medium. The percentage reduce of H2S are significantly increase with usage of zeolite which inoculated with Thobacillus thioparus bacterium, that is make-up equal to 33,54 %, maximal percentage reduce of H2S reach 98,87 % and have a significant point increase of sulphur removal capacity that is from 1,25 - 1,43 g-S / kg dry zeolite increase to 8,23 - 8,79 g-S / kg dry zeolite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49668
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kasandika Ganiarsa
"ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi cadangan sulfur yang besar namun belum dimanfaatkan dengan baik karena penguasaan teknologi yang minim. Teknologi komersial produksi sulfur dari cadangan alamnya yang paling sering digunakan adalah proses Frasch yang menggunakan continuous steam sehingga membutuhkan dana operasional, modal, serta penguasaan teknologi yang tinggi. Proses pemurnian sulfur secara batch dalam steam autoclave merupakan alternatif yang dapat menggantikan proses Frasch. Tetapi, penelitian yang ada menunjukan yield sulfur hasil pemurnian belum maksimal, yaitu hanya 80% pada kondisi maksimalnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini gas CO2 akan diinjeksikan ke dalam autoclave sebelum sistem dipanaskan. Gas CO2 berfungsi untuk meningkatkan kalor yang ditransfer ke batuan sulfur, sehingga menyebabkan lebih banyak sulfur yang dapat terlelehkan dan terpisahkan dari pengotornya. Selain itu, gas CO2 juga dapat meningkatkan suhu batuan sulfur sebelum dilelehkan oleh steam. Gas CO2 yang digunakan adalah sebesar 10, 20, dan 30 psi. Rasio volume air terhadap padatan yang digunakan adalah sebesar 4, 7, dan 10 ml/g serta waktu pemanasan yang digunakan adalah selama 2, 4, dan 6 menit pada suhu 140oC dan menggunakan saringan 50 mesh. Pada penelitian ini, terbukti bahwa preinjeksi gas CO2 dapat meningkatkan yield sulfur hingga menjadi 90% pada kondisi yang sama ketika tidak ada gas CO2. Tetapi di sisi lain, keberadaan CO2 juga menurunkan tingkat kemurnian sulfur hasil pemurnian.

ABSTRACT
Indonesia has enormous sulfur reserve potential that hasn?t been utilized to its maximum due to lack of technology mastery. Frasch process is the major commercial technology to produce sulfur from its natural ore, but the use of continual steam needs high investment and operational cost as well as advanced technology. Sulfur purification in batch in steam autoclave is an alternative to Frasch process. However, recent research show that the process yield is only 72% in its optimum condition and 80% in its maximum. Therefore, in this research, CO2 gas is preinjected to autoclave before the system heating process is started. CO2 gas is used to enhance the heat transferred to the natural sulfur ore, hence more sulfur will be melted and separated from its residues. CO2 gas is also capable of raising the ore temperature before it?s melted by the steam. In this research, CO2 gas is used in 10, 20, and 30 psi. The ratio of water and ore is 4 ml/g, 7 ml/g, and 10 ml/g while the heating time is 2, 4, and 6 minutes under the condition of 140oC and 50 mesh filter. This research conclude that CO2 preinjection enhance the sulfur yield in to 90% in the same process without CO2 gas present. But on the other hand, CO2 gas decrease sulfur purity percentage."
2016
S64491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Wijayanto
"ABSTRAK
Proses enamelling yang ada di PT. Wijaya Karya Industri Energi adalah proses pelapisan bagian dalam tangki pemanas air dengan lapisan enamel yaitu sejenis lapisan keramik yang bertujuan untuk melindungi tangki dari korosi. Pada proses pelapisan ini, cairan kental enamel yang menempel pada tangki bagian dalam dipanaskan bersama-sama dalam tungku dengan suhu berkisar 780oC hingga 850oC yang bertujuan meleburkan enamel hingga membentuk ikatan yang kuat antara enamel dan besi.
Dengan prinsip konservasi energi, gas buang yang dihasilkan dari pembakaran masih mempunyai energi kalor yang tinggi dan bisa dimanfaatkan kembali sebagai preheating dengan metode Flue Gas Recirculating (FGR). Energi kalor dari gas buang tersebut diinjeksikan kembali ke dalam tungku dan diharapkan akan mengurangi pemakaian bahan bakar gas alam. Tujuan yang ingin dicapai pada tesis ini adalah untuk mendapatkan manfaat dari sejumlah bahan bakar gas alam yang bisa dihemat penggunaannya yang pada akhirnya akan mengurangi biaya produksi khususnya energi yang digunakan.
Sebagai kesimpulannya, metode pengontrol partikel debu yang tepat bila dibandingkan dengan penghematan biaya yang didapatkan adalah cyclone karena nilai NPV-nya lebih besar dari nol dan nilai IRR-nya lebih besar dari MARR yang diasumsikan 6,75%

ABSTRACT
Enamelling process in PT. Wijaya Karya Industri Energi is the process of inside coating of the water heater tank with enamel material that is kind of a ceramic material to prevent the tank from corrosion. At this coating process, a viscous liquid of enamel attach the inside of the tank are fired together in a furnace with the rank of temperatures from 780oC to 850° C that have aims to melt the enamel to produces a strong bond between the enamel and iron.
With the principle of energy conservation, the flue gas that produced from burning still have a high calorific energy and can be used again as preheating with methode named Flue Gas Recirculating (FGR) . This calorific energy will be reinjected into furnace and hoped will reduce the consumption of natural gas. The aim of this thesis is to obtain benefit from amount of natural gas that can be saved and finally will reduce production cost especially natural gas consumption.
As the conclusion, the precise of methode for dust controlling if compared with saving cost is cyclone because its NPV is greater than zero and its IRR is greater than assumed MARR approximately 6,75%."
2016
T44757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandhi Alamsyah
"ABSTRAK
Sulfur merupakan salah satu komoditi utama dalam berbagai industri kimia, seperti industri asam sulfat, kosmetik, dan farmasi. Saat ini, Indonesia masih mengimpor sulfur. Padahal, Indonesia memiliki deposit sulfur alam yang besar. Proses pemurnian sulfur komersil saat ini memiliki biaya operasional yang besar karena harus menginjeksikan steam kontinu dan instalasi peralatan yang mahal. Pada penelitian sebelumnya dilakukan modifikasi proses produksi sulfur menggunakan autoclave dengan sistem batch untuk mereduksi biaya operasional dan dapat dilakukan pada skala kecil. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses ini dapat memurnikan batuan dengan kemurnian tinggi tetapi dengan yield yang kurang optimum. Pada penelitian ini dilakukan injeksi gas nitrogen ke dalam sistem untuk meningkatkan transfer kalor ke batuan sulfur sehingga memperbesar yield sulfur yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimum untuk proses pemurnian adalah pada suhu 140oC, rasio volume air/massa batuan sebesar 10 ml/g, tekanan gas nitrogen sebesar 30 psi, dan lama waktu injeksi 6 menit. Yield dan kemurnian yang didapatkan masing-masing sebesar 82,8% dan 99,72%.

ABSTRACT
Sulfur is one of the main commodities in various industrial chemicals, such as sulfuric acid industry, cosmetics, and pharmaceuticals. Currently, Indonesia is still importing sulfur. In fact, Indonesia has a large deposit of natural sulfur. Commercial sulfur production process has a significant operational cost due to must inject steam continuously and expensive equipment installations. Based on the research, the modification of sulfur production process using autoclave with batch systems can reduce operational costs and can be implemented on a small scale. The study concluded that this process can purify rocks with high purity but with less optimum yield. In this research, nitrogen gas will be injected into the system to increase the yield of sulfur. Based on the research results, the optimum conditions for the production process is at temperature of 140oC, ratio of water volume/ores mass of 10 ml/g, injected pressure of 30 psi, and the duration of injection of 6 minutes. Yield and purity were obtained respectively by 82.8% and 99.72%."
2016
S63733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Amanda
"Indonesia merupakan negera kepulauan yang dilewati oleh jalur gunung api dunia (ring of fire), sehingga menjadi pemilik sekitar 40% potensi panas bumi dunia. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif yang dilakukan dengan studi kepustakaan. Adapun penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan panas bumi sebagai energi terbarukan yang dapat menurunkan emisi gas rumah kaca. Penelitian ini terfokus pada penganalisisisan sejumlah peraturan terkait serta melihat efektivitas metode Clean Development Mechanism (CDM) yang dijalankan di Indonesia. CDM merupakan metode yang dapat dijalankan negara berkembang untuk melaksanakan proyek pengurangan emisi. Pada akhirnya, terlihat bahwa penggunaan panas bumi sebagai energi terbarukan mendatangkan manfaat berupa turunnya emisi gas rumah kaca di Indonesia dengan jumlah yang fantastis.

Indonesia is an archipelagic state, which passed by world?s volcanic line (ring of fire), thus becoming the owner of approximately 40% of the world?s geothermal potential. This research uses normative juridical method, which is done with literature studies. This research studies about the utilization of geothermal as a renewable energy, which can reduce the greenhouses gas emissions. This research focused on analyzing a number of regulations along with looking on Clean Development Mechanism (CDM) method that is executed in Indonesia. CDM is a method that can be run by developing countries to implement emission reduction projects. In the end, it appears that using geothermal as a renewable energy brings benefits in the form of decrease in greenhouse gas emissions in Indonesia with a fantastic amount."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S65158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Athaya Khanza Kamilia
"
Penyimpanan dan transportasi gas alam merupakan tantangan utama dalam mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. Adsorbed Natural Gas (ANG) adalah suatu metode potensial untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan gas alam. Pada penelitian ini, digunakan adsorben dari limbah botol polietilena tereftalat (PET) sebagai potensi pemanfaatan limbah plastik dalam sumber energi terbarukan. Pembuatan karbon aktif dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pre-treatment bahan baku, karbonisasi, aktivasi kimia dengan KOH 4 M, dan aktivasi fisika dengan aliran gas N2. Karbon aktif yang diperoleh kemudian dimodifikasi melalui proses impregnasi logam NiO dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2% untuk mengetahui kemampuannya sebagai adsorben. Berdasarkan karakterisasi melalui metode uji bilangan iodin, SEM, dan EDS, diketahui bahwa sampel karbon aktif yang terimpregnasi NiO 2% menunjukan hasil terbaik dengan luas permukaan 997,65 m2/g. Kemudian, dilakukan uji kapasitas adsorpsi dan desorpsi gas alam pada sampel nonimpregnasi dan sampel terimpregnasi untuk mengetahui peningkatan kapasitas penyimpanan gas alam. Kapasitas adsorpsi gas alam terbesar didapatkan oleh karbon aktif terimpregnasi NiO 2% pada suhu 28 oC dan tekanan 9 bar yang mampu mencapai 138,9 g/kg.

Storage and transportation of natural gas has become a major challenge in optimizing the use of renewable energy. Adsorbed Natural Gas (ANG) is a potential method to increase natural gas storage capacity. In this research, adsorbents from waste polyethylene terephthalate (PET) bottles were used as a potential of plastic waste as a renewable energy source. The preparation of activated carbon is carried out through several stages, namely pre-treatment of raw materials, carbonization, chemical activation with KOH 4 M, and physical activation with N2 gas flow. The activated carbon obtained was then modified through a NiO metal impregnation process with varying concentrations of 0.5%, 1% and 2% to determine its ability as an adsorbent. Based on characterization using the iodine number test method, SEM, and EDS, it is known that the activated carbon sample impregnated with 2% NiO showed the best results with a surface area of 997,65 m2/g. Then, natural gas adsorption and desorption capacity tests were carried out on non- impregnated samples and impregnated samples to determine the increase in natural gas storage capacity. The largest natural gas adsorption capacity was obtained by 2% NiO impregnated activated carbon at a temperature of 28 oC and a pressure of 9 bar which was able to reach 138,9 g/kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanda Vionita
"Salah satu upaya mengatasi permasalahan pola pemakaian listrik yang besar pada waktu beban puncak adalah menyimpan gas ke dalam bejana berupa Compressed Natural Gas (CNG). Penelitian ini mengkaji kelayakan teknis dan keekonomian dari pemanfaatan CNG untuk kebutuhan beban puncak yang mulai dan akan terus digunakan di Indonesia. Tahapan kajian meliputi simulasi, desain teknis, serta perhitungan keekonomian terhadap kapasitas pembangkit 50, 100, dan 200 MW. CNG skid yang dibutuhkan untuk menyimpan gas pada kapasitas tersebut berturut-turut sejumlah 17, 31, dan 61 skid dengan biaya kompresi minimal sebesar $3,95, $3,44, $3,05 per MMBtu. Korelasi antara kapasitas dengan investasi CNG plant adalah CostB=CostA(CapB/CapA)0,80.

To overcome enormous electrical power consumption pattern at peak hours, natural gas is saved in storage as Compressed Natural Gas (CNG). This study examines technical and economical feasibility of CNG peaker which has began and will continue to be developed in Indonesia. Stages include simulation, technical design, and economic calculation for 50, 100, and 200 MW capacity. CNG skid required to store gas in capacity order is 17, 31, and 61 skid with minimum compression fee $ 3.95, $ 3.44, $ 3.05 per MMBtu. Plant capacity and capital investment comply with CostB=CostA(CapB/CapA)0,80 correlation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>