Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danar Permana
"Penelitian ini memanfaatkan kemampuan zeolit alam Lampung sebagai bonding agent (bahan pengikat) melalui proses flotasi untuk mengangkat limbah amonia ke permukaan. Pada penelitian ini ditambahkan beberapa bahan-bahan kimia berupa koagulan Polyaluminium chloride (PAC) dan surfaktan Sodium Lauril Sulfat (SLS) . Penelitian ini dilakukan dengan variasi pH 6, 10 dan 11, dosis PAC (0 g/L dan 0,13 g/L), dosis SLS (0,2 g/L, 0,4 g/L, 0,6 g/L, dan 0,8 g/L). Berdasarkan hasil penelitian, persentase pemisahan amonia tertinggi adalah 95,33 % pada kondisi pH 6, dosis SLS 0,8 g/L dan dosis PAC 0,13 g/L. Pengaruh penambahan SLS terbukti dapat meningkatkan persentase pemisahan yang dihasilkan.

This research uses Zeolit Alam Lampung as a bonding agent through flotation process to lift ammonia to the surface. Surfactant Sodium Lauril Sulfat (SLS) and coagulant Polyaluminium chloride (PAC) was added to this process. Flotation process was variated in pH (6, 10 and 11), PAC (0 g/L; 0,13 g/L) and SLS (0,2 g/L; 0,4 g/L; 0,6 g/L, and 0,8 g/L). Based on this research, the highest ammonia separation presentation is 95,33%. This result was reached in pH 6 when SLS concentration 0,8 g/L and PAC concentration 0,13 g/L. The effect of addition SLS has made the ammonia separation presentation increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Setiawan
"Penggabungan metode Flotasi dan Filtrasi dapat menjadi metode alternatif yang efektif untuk mengolah limbah cair yang mengandung logam berat seperti besi, tembaga dan nikel. Partikel-partikel yang tak dapat dipisahkan oleh proses Flotasi dapat dipisahkan melalui proses Filtrasi. Begitu juga dengan masalah fouling membrane pada proses Filtrasi dapat diatasi dengan adanya diffuser berupa pengaliran campuran udara dan ozon di sekitar membran yang berasal dari proses Flotasi.
Sebagai langkah awal dari penggabungan metode tersebut, akan dibandingkan kinerja dari proses Flotasi-Filtrasi dengan proses Flotasi dan proses Filtrasi saja. Proses ini akan berlangsung secara kontinyu. Untuk membandingkan hasil dari proses ini digunakan limbah sintetik besi sebagai limbah standarnya. Data yang akan dibandingkan berupa konsentrasi akhir dari limbah logam. Persentase pemisahan logam yang besar menunjukan kinerja proses yang lebih baik.
Setelah teruji metode penggabungan ini lebih efektif maka akan dicari kondisi optimum prosesnya yaitu berupa laju alir udara. Dengan kondisi optimum tersebut dilakukan proses pemisahan untuk limbah logam besi, tembaga dan nikel dengan variasi konsentrasi untuk setiap logam. Masing-masing logam diolah secara tunggal, tidak dalam bentuk campuran logam. Dengan begitu dapat dilihat efektifitas kinerja proses ini dalam memisahkan limbah logam berat.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa metode Flotasi-Filtrasi lebih baik dibandingkan metode Flotasi atau metode Filtrasi saja. Persentase pemisahan metode Flotasi-Filtrasi, Flotasi dan Filtrasi sebesar 94,736 %; 87,92 % dan 88,106 % . Laju alir udara optimum dari proses ini yaitu pada saat lajunya sebesar 100 L/jam. Dan efektifitas pemisahan logam besi, tembaga dan nikel dicapai pada saat konsentrasinya sebesar 100 mg/L untuk logam Fe dan 50 mg/L untuk logam Cu dan Ni.

The merging between the Flotation method with Filtration method can be the alternative method which treats the liquid waste'which contains heavy metal such as iron, copper, and nickel'effectively. Some particles cannot be separated on Flotation process. Instead, they can be separated by using the Filtration process. So do with the fouling membrane problems. They can handled with the existence of diffuser which using the flow of mixture air and ozone on the surround of the membrane that comes from Flotation.
For the first step, the performance of the Flotation-Filtration method will be compared with Flotation-only method and Filtration-only method'those methods will occurs continuously. To compare the results of these processes, iron synthetic waste is used as standard waste. The comparison data is the last concentration of the metal waste. The bigger percentage of separation of metal, the better performance of the process.
After being tested, the merging method is proven more effective than the others. Therefore, the optimum processes condition'i.e. air flow rate'will be searched. With this optimum condition, the separation process for heavy metal waste'such as iron, copper, and nickel'with the concentration variation for each metal. Each metal will be treated as singular metal'not as a mixture. Therefore, the affectivity of the process performance to separate heavy metal waste can be seen.
The result of this research shows that the Flotation-Filtration method is better than the Flotation-only method and Filtration-only method. The percentages of separations using the Flotation-Filtration, Flotation-only, and Filtration-only are 94,736 %; 87,92 %; and 88,106 %, respectively. The optimum air flow rate is 100 Littre per Hour, with the affectivity of the separation is 100 mg/L for Fe and 50 mg/L for Cu and Ni.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nirmala Sari
"Flotasi-filtrasi merupakan metode penyisihan limbah logam berat dan anorganik, yang sangat potensial untuk digunakan pada proses industri ataupun pada industri pengolahan limbah cair. Metode ini merupakan gabungan antara proses flotasi dan filtrasi. Proses flotasi-filtrasi saat ini telah digunakan dalam berbagai industri pada proses pengolahan limbah logam berat dan anorganik. Namun, proses yang ada masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah kebutuhan akan bahan pengikat yang dapat dengan efektif mengikat partikel-partikel limbah. Oleh karena itu, sebagai solusi yang ditawarkan, dalam penelitian ke depan akan dilakukan proses flotasifiltrasi menggunakan zeolit alam sebagai bahan pengikat untuk mengurangi kadar limbah logam berat (Fe, Cu, dan Ni) dalam campuran limbah logam berat dan limbah anorganik (NH3). Zeolit alam dipilih sebagai bahan pengikat karena distribusi diameter dari pori-pori medianya cukup selektif untuk melakukan proses penyisihan berdasarkan perbedaan ukuran, bentuk, dan polaritas dari molekul yang disaring. Keuntungan lainnya adalah zeolit alam tersedia dalam jumlah yang berlimpah di Indonesia, sehingga harganya lebih murah.
Dalam penelitian ini telah dilakukan preparasi bahan pengikat, uji produktivitas ozonator, pembuatan limbah sintetik, penambahan bahan-bahan kimia, dan proses flotasi-filtrasi. Untuk proses flotasi-filtrasi variasi yang telah dilakukan adalah variasi pH awal limbah logam berat, variasi konsentrasi awal amonia dalam limbah campuran logam berat dan anorganik dan variasi pH awal limbah campuran logam berat dan amonia. Dari hasil analisa sampel diketahui bahwa, pH awal optimum dalam pengolahan limbah logam berat adalah 8, konsentrasi awal optimum amonia dalam pengolahan campuran limbah logam berat dan amonia adalah 40 mg/L, dan pH awal optimum dalam pengolahan campuran limbah logam berat dengan amonia adalah 9.

Flotation-filtration is a method to separate heavy metals and anorganic on wastewater. This method combines the advantages of both flotation and membrane separation. Nowadays, flotation-filtration process has been used in many industrial process, especially in wastewater treatment section. But, it still need alternative bonding agent that can improve the effectiveness of this process. Hence, this research used natural Lampung zeolite as alternative bonding agent, to eliminates heavy metals (Fe, Cu, and Ni) in wastewater that contains heavy metal (Fe, Cu, Ni) and anorganic (NH3) compounds. The pores of natural lampung zeolite are selective to bond with waste molecules, based on size and polarity of waste molecules. It is also easy to get, because the amount of natural lampung zeolite are abundant.
This research consist of zeolite preparation, ozonator productivity test, make synthetic waste, chemical add, and flotation-filtration process. There 3 variation made in flotation-filtration process. First, variation of pH in processing heavy metals waste. Second, variation of ammonia concentration in processing mixed heavy metals and ammonia waste. And third, variation of pH in processing mixed heavy metals and ammonia waste. In result, the optimum pH in processing heavy metals waste is 8. The optimum concentration of ammonia in processing mixed heavy metals and ammonia waste is 40 mg/L. And the optimum pH in in processing mixed heavy metals and ammonia waste is 9.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Fatwa Triardianto
"Flotasi telah lama digunakan sebagai proses separasi logam-logam berat dari air limbah.biasanya pada proses ini digunakan oksigen sebagai difusernya. Akan tetapi, pada penelitian ini digunakan campuran udara-ozon sebagai ifusernnya. Dengan ditambahkan ozon yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan oksigen, proses kinerja proses flotasi diharapkan akan meningkat. Pada proses flotasi diperlukan beberapa bahan kimia tambahan, diantaranya surfaktan dan koagulan. Oleh karena itu perlu diketahui berapa dosis yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Pada proses flotasi ini digunakan tiga jenis limbah, yaitu limbah besi, limbah tembaga, dan limbah nikel. Pertama-tama air limbah yang dibuat dari garamnya dicampur dengan zeolit yang berfungsi sebagai bahan pengikat, Sodium Lauril Sulfat (SLS) sebagai surfaktan, NaOH sebagai pengatur pH, dan Polyaluminum chloride (PAC) sebagai koagulan. Kemudian limbah yang telah dicampur dimasukkan ke dalam tangki flotasi. Campuran udara-ozon sebagai difuser dialirkan sehingga dapat mengangkat limbah logam ke permukaan sehingga dapat dipisahkan dari air. Sebelum proses flotasi dilakukan, persiapan-persiapan yang dilakukan adalah preparasi zeolit dengan pemanasan dan karakterisasinya dengan uji analisis BET, serta uji produktivitas ozonator dengan metode iodometri. Sampel yang diambil dianalisis kandungan logamnya, pH, DO, dan CODnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penambahan dosis PAC dan SLS dapat meningkatkan persentase pemisahan logam dari air limbah hingga mencapai diatas 95%. Akan tetapi kenaikan tersebut memiliki kondisi optimum. Dosis PAC optimum untuk tembaga dan besi adalah 0,133 g/L sedangkan untuk nikel adalah 0,067 g/L. Dosis optimum SLS untuk ketiga logam tersebut adalah 0,4 g/L. Dengan dosis PAC dan SLS optimum didapat persentase pemisahan logam besi sebesar 99,67%, sedangkan persentase pemisahan logam tembaga sebesar 89.39%, dan persentase pemisahan logam nikel sebesar 99,15%.

Flotation has been use for separation heavy metals from wastewater for many years. In convencional flotation, oxygen is used as diffuser. But in this research, ozon-air mixed is used as diffuser. By adding ozon which has advantage over oxygen, the efectivness of the process may increase. Flotation process need some chemical agent, such as coagulant and surfactant. Because of that, important to know how much its needed to get the optimum result.
On this research is used three kind of metal as a wastewater, that is: iron, copper, an nickle. The first step of this experiment is mix the wastewater with zeolit as a bonding agent, Sodium Lauryl Sulfate (SLS) as a surfactant, NaOH as a pH adjuster, and Polyaluminum chloride (PAC) as a coagulant. After that, the mixed wastewater is put on the flotation tank. Ozone-air diffuser is flowed from the bottom of the tank to make the bubble which pushed the flok up so it can be remove from the water. Before the flotation process, the thing that should do is preparation and caracterisation of bonding agent, sng ozonator productivity test. The analysis for the sampel is metal contens, pH, DO, and COD.
The result is by using PAC and SLS, the efficiency of the process is increase up to 95 %. But ther is an optimum point. For iron and copper, the optimum dosage of PAC is 0.133 g/L, and for nickel is 0.067 g/L. The optimum dosage of SLS for each of three metal is 0.4 g/L. With this optimum dosage, iron removal persentage is 99.67%,, copper removal persentage is 89.39%, an nickle removal persentage is 99.15%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah Isky Farida
"Penelitian ini memanfaatkan kemampuan Zeolit Alam Lampung sebagai bonding agent (bahan pengikat) dalam proses flotasi udara dengan menentukan perlakuan awal zeolit alam yang tepat agar pengikatan amonia dengan metode flotasi yang terjadi optimal, serta menentukan ukuran dan dosis zeolit alam yang tepat untuk memperoleh hasil flotasi yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai jenis variasi aktivasi yang dilakukan pada Zeolit Alam Lampung diperoleh hasil bahwa luas permukaan pori terbesar dimiliki oleh ZAL yaitu 82,36mm.
Hasil flotasi udara menggunakan berbagai jenis variasi zeolit diperoleh data hasil analisis % pemisahan amonia terbesar dimiliki oleh ZAL yaitu 93,817, begitu pula dengan hasil analisa parameter-parameter kimia dan fisika lainnya sebagai parameter pendukung pada baku mutu limbah cair seperti (COD,DO dan pH) diperoleh data pengukuran dengan hasil terbaik dimiliki oleh ZAL.
Dari hasil variasi ukuran diperoleh hasil % pemisahan amonia terbesar oleh ZAL yaitu pada ukuran partikel 1,7mm juga untuk uji parameter lainnya untuk baku mutu limbah cair. Hasil variasi Dosis diperoleh hasil % pemisahan amonia terbesar oleh ZAL pada dosis 6gr/L juga untuk uji parameter lainnya untuk baku mutu limbah cair.pengaruh penambahan SLS dengan dosis 0,4gr/L terbukti dapat meningkatkan persentasi pemisahan amonia yang dihasilkan.

The focus of this study is the ability of Natural Zeolite Lampung as a bonding agent in air flotation process which determine the right preparation to optimize ammonia bonding using flotation method, and determine the size and dosage of natural zeolite to get the optimal result of flotation. Refer to the earlier research of some activation variant for Natural Zeolite Lampung that the biggest pore surface area of Natural Zeolite Lampung was 82,3mm.
The analysis result of air flotation using some variant of zeolite is the Natural Zeolite Lampung highest percentage of separation was 93,817, and also the result of other chemical and physical variable as variable support for the waste liquid standard like COD, DO, and pH, the best analysis result is Natural Zeolite Lampung.
For the size variant, highest percentage result of ammonia separation by using Natural Zeolite Lampung is for the particle size of 1,7mm and the same result also for the other variable test of waste liquid standard. The highest percentage result for dosage variant of ammonia separation using Natural Zeolite Lampung is at dosage 6gr/L and the same result also for the other variable test of waste liquid standard. Adding 0,4 gr/L SLS could raise the percentage of ammonia separation result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52000
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linggar Anindita
"Limbah cair industri tahu biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan. Kandungan COD dan TSS pada limbah cair tahu melebihi ambang batas yang maksimal yang ditentukan oleh pemerintah. Metode ozonasi dan adsorpsi diketahui mampu mendegradasi kandungan senyawa organik dan anorganik pada limbah cair secara efektif. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kinerja pengolahan limbah cair industri tahu dengan metode ozonasi, adsorpsi dengan zeolit alam lampung ZAL, dan kombinasi keduanya. Sampel akan dialiri ke dalam kolom unggun diam yang diisi oleh zeolit dan dialirkan ozon dengan waktu 60 menit dan 120 menit. Efektivitas metode ini dievaluasi dari angka COD dan TSS yang terdegradasi dengan memvariasikan dosis ozon dan jumlah zeolit alam 50 g, 75 g, dan 100 g. Hasil terbaik dicapai menggunakan kombinasi metode ozonasi dan adsorpsi menggunakan 100 g zeolit dan dosis ozon sebesar 155,1 mg/jam yang menghasilkan penyisihan COD dan TSS sebesar 253 mg/L dan 29 mg/L.

Tofu industrial wastewater is usually disposed directly without undergo waste treatment that would endanger the environment. The number of COD and TSS in tofu industrial wastewater is exceed maximum number of COD and TSS number that determined by government. Ozonation and adsorption method are well known method that able to degrade organic and inorganic compounds in wastewater effectively. In this research, the removal of COD and TSS in tofu industrial wastewater was examined by ozonation method, adsorption method using zeolit alam lampung, and combination of them. The sample is passed into the packed bed column containing zeolite and using ozone in 60 minutes and 120 minutes. The method effectiveness was evaluated by COD and TSS degradation with variation of the dosage of ozone and amount of natural zeolite 50 g, 75 g, and 100 g . The best result is achieved when using combination of ozonation and adsorption with 100 g zeolite and dosage of ozone of 155.1 mg h that produced 253 mg L and 29 mg L removal of COD and TSS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nur Arifah
"Danau Kenanga merupakan salah satu dari enam danau UI yang berperan sebagai daerah resapan air. Namun danau ini telah tercemar oleh berbagai jenis sampah organik dan anorganik, sedimen, residu pestisida, dan kontaminan lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas air. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses pengolahan air Danau Kenanga dengan menerapkan metode Hybrid Ozonation-Coagulation (HOC), dengan fokus pada variasi pH dan dosis koagulan. Metode HOC diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penghilangan polutan organik dan memastikan air memenuhi baku mutu kesehatan lingkungan. Analisis parameter seperti kandungan logam besi, mangan, pH, Total Dissolved Solid (TDS), total koliform, dan jumlah lumpur dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas HOC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HOC merupakan metode yang paling efektif dibandingkan metode koagulasi dan ozonasi dalam pengolahan air Danau Kenanga dengan persentase perubahan TDS sebesar 18,18% dan persentase penyisihan kekeruhan sebesar 93,7%, logam Fe 84,75%, total coliform 99,69% , nilai logam Mn sebesar 0,1 mg/L, jumlah lumpur yang terakumulasi sebesar 1,4708 g pada pH 8 dan dosis koagulan Fe sebesar 50 ppm.

Lake Kenanga is one of the six UI lakes which acts as a water catchment area. However, this lake has been polluted by various types of organic and inorganic waste, sediment, pesticide residues, and other contaminants, which can reduce water quality. Therefore, this research aims to optimize the Lake Kenanga water treatment process by applying the Hybrid Ozonation-Coagulation (HOC) method, with a focus on variations in pH and coagulant dosage. The HOC method is expected to increase the efficiency of removing organic pollutants and ensure that water meets environmental health quality standards. Analysis of parameters such as iron metal content, manganese, pH, Total Dissolved Solid (TDS), total coliform, and amount of sludge was carried out to evaluate the effectiveness of HOC. The results of the research show that HOC is the most effective method compared to coagulation and ozonation methods for treating Kenanga Lake water with a TDS change percentage of 18.18% and a turbidity removal percentage of 93.7%, Fe metal 84.75%, total coliform 99.69%, and the Mn metal value is 0.1 mg/L at pH 8 and the Fe coagulant dose is 50 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Puspita Hukman
"Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah dari industri-industri logam dan petrokimia mengandung campuran logam-logam berat diantaranya besi, tembaga, dan nikel dan juga senyawa-senyawa organik salah satunya adalah fenol. Proses pengolahan limbah logam berat yang sedang berkembang adalah proses flotasi. Flotasi merupakan metode pengolahan limbah logam berat yang efektif karena proses yang mudah dan cepat. Diperlukan kondisi operasi optimum proses flotasi dalam pengolahan limbah buangan industri yang mengandung berbagai komponen logam dan senyawa organik agar proses pengolahan limbah berlangsung optimal.
Penelitian ini menggunakan proses flotasi ozon untuk memisahkan campuran logam berat dari limbah sintetik. Pada penelitian ini digunakan zeolit sebagai bahan pengikat, surfaktan jenis SLS (Sodium Lauryl Sulfat) sebagai kolektor dan PAC (PolyAluminium Chloride) yang berfungsi sebagai koagulan. Pada penelitian ini dilakukan proses flotasi untuk memisahkan campuran logam dan campuran logam dengan kehadiran fenol. Untuk pemisahan campuran logam tanpa kehadiran fenol dilakukan dua variasi yaitu variasi pH awal pengadukan dan konsentrasi PAC. Untuk pemisahan campuran logam dengan kehadiran fenol dilakukan tiga variasi yaitu variasi waktu flotasi, dosis zeolit, dan konsentrasi fenol yang ditambahkan.
Dari hasil penelitian didapatkan pH awal pencampuran optimum adalah pH 7 dan konsentrasi PAC optimum sebesar 0,067 g/L untuk proses pengolahan campuran logam besi, tembaga dengan konsentrasi masing-masing logam 40 mg/L Pada kondisi operasi flotasi yang optimal yaitu pH awal 7, jumlah surfaktan 0,4 gr/L, PAC 0,067 gr/L, zeolit 2gr/L dan waktu flotasi selama 25 menit untuk pengolahan limbah campuran logam didapatkan % pemisahan logam yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pemisahan limbah campuran logam dengan kehadiran fenol. Hasil yang didapat untuk persentase pemisahan logam tanpa kehadiran fenol untuk logam besi, tembaga, dan nikel masing-masing sebesar 99,25%; 99,19%; 68,18%, sedangkan untuk pengolahan limbah campuran logam dan fenol %pemisahan yang didapat adalah: 98,25%; 98,80%; 55,04%. Selain mempengaruhi % pemisahan logam kehadiran fenol juga mempengaruhi parameter kualitas air yang lain. Kehadiran fenol akan meningkatkan nilai COD, dan menurunkan nilai pH dan DO air hasil proses flotasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Kurnia
"Air bersih menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Air bemih merupakan hasil olahan dari air baku yang awalnya tercemar. Proses pengolahan dilakukan untuk menghila.ngka.n kandungan bahan-bahan kimia yang berbahaya, partikel-partikel padat yang terkandung dalam air, dan mikroba yang dapat membahayakan kesehatan jika terkonsumsi Salah satu proses dalam pengolahan air bersih ialah dengan menggunakan membran mikrofilltrasi. Membran pada proses ini sangat rentan terhadap fouling, Sehingga air umpan yang akan memasuki proses harus diberi pralalalan berupa koagulasi.
Metode untuk meningkatkan efelctifitas koagulasi adalah dengan menambahkan bahan bantu koagulan (coagulant-aids). Sedangkan kondisi pH air umpan turut mempengaruhi keberhasilan proses koagulasi itu sendiri dan akhimya juga berpengaruh terhadap kinerja membran mikrofiltrasi.
Pada penelitian ini dilakukan variasi perbandingan dosis (perbandingan berat) antara koagulan dan bahan bantu koagulan, yaitu perbandingan dosis 1:0, 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5. Sedangkan variasi kondisi pH air umpan yang akan dilakukan adalah kondisi pH air umpan sekitar 5, 7, dan 9. Dari variasi tersebut, akan ditentukan perbandingan dosis dan pH optimal untuk koagulasi. Koagulan yang digunakan adalah ferrous sulfat (FeSO4.7H2O) dengan dosis 70 ppm, sedangkan bahan bantu koagulannya adalah zeolit alam Lampung.
Dari hasil penelitian variasi perbandingan dosis didapatkan bahwa untuk perbandingan dosis 1:4, pensentase keefektifan koagulasi dapat mencapai 60,76 % untuk penyisihan (removal) TDS dan 67,57 % untuk penyisihan COD-nya.
Untuk variasi kondisi pH air umpan didapatkan bahwa untuk kondisi pH air umpan sama dengan 9, persentase keefektifan koagulasi dapat mencapai 71% untuk penyisihan (removal) TDS dan 51,22 % untuk penyisihan COD-nya. Fluks per-meat yang diperoleh sebesar 0,0186 m3fm2.jam. Persentase penyisihan TDS dan COD dalam proses mikrofiltrasinya ialah 65,09% dan 42,5%. Untuk perbandingan dosis 1:4, persentase adsorpsi zeolit untuk Iogam Ca dapat mencapai 9,3% dan logam Mg mencapai 13,33%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifudin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>